Suami Misterius - Bab 616 Lalat Jantan Juga Tidak Berani Terlalu Mendekatiku

Clara tertindih oleh tubuh Rudy, dia mengedipkan sepasang bola mata yang berbinar-binar, lalu menatapnya dengan tampang polos, setelah itu baru memperlihatkan ekspresi kaget yang berlebihan.

“Sayang, untung saja kamu cepat tangkap, kalau rusak tertendang, bagaimana kita menambah anak perempuan lagi.”

“Kamu baru tahu ya !”

Rudy melototnya dengan tatapan tidak berdaya.

“Sayang, kita bahas baik-baik ya, kamu bangun dulu boleh, aku sudah sesak nafas karenamu.”

Wajah Clara menjadi merah karena sesak nafas.

Rudy sedikit menggeser tubuh sendiri, namun tidak benar-benar melepaskannya.

“Sebelum bahas baik-baik, cium dulu.

Demi berjumpa denganmu, aku sengaja tolak dua ajakan entertain penting, rasanya malam ini harus lembur dan tidak bisa tidur lagi, kamu tidak merasa kasihan ya ?”

“Kasihan sekali, sini belai dulu.”

Clara tertawa terbahak-bahak, tangannya kecilnya sedang mengelus di bagian dada Rudy.

Rudy malah balik menangkap tangannya, “Ingin membujuk aku, harus ganti tempat lain.

Jantungku lebih tabah dalam menerima tekanan, tubuhku lebih lemah.”

“Rudy, kamu mesum sekali !”

Wajah Clara telah panas kemerahan, dia menarik kembali tangan yang sudah merasa panas.

“Jangan begitu kasar bahasanya, kata mesum untuk lelaki yang menggoda istri orang lain.

Aku menggoda istri sendiri, hukum negara mendukung, Undang-Undang juga mengizinkan.”

Rudy selesai berkata, menunduk kepala dan mengecup ringan pada bibirnya.

Setelah selesai kecupan ringan, dia langsung memperdalam ciuman ini.

Awalnya Clara masih mau bekerja sama, namun sepertinya tuan Sutedja semakin keterlaluan, bahkan mengulurkan tangan untuk membuka bajunya.

“Rudy, kamu jangan keterlaluan, aku besok pagi masih perlu syuting, kerah seragam sekolah begitu rendah, kamu membuat leherku berbekas seperti ini, aku besok bagaimana syuting di depan kamera !”

Clara memberontak dengan kedua kaki dan tangannya, namun tentu saja tidak bisa berhasil juga.

Untung saja, Rudy masih perlu lembur lagi pada malam ini, sehingga tidak terus berlangsung pada langkah terakhir, jika tidak, dengan tenaga CEO Sutedja ini, pastinya harus berperang semalaman juga.

Apabila dirinya tidak sanggup bangun di besok paginya, maka akan betapa segan dan malu pada besoknya.

Setelah Rudy puas mencium, akhirnya rela juga untuk melepaskan Clara.

Clara langsung berguling turun dari kasur, dia berdiri di hadapan meja dandan, bercermin untuk membereskan rambutnya.

Setelah itu, dia menutup rapat baju sendiri.

Rudy juga sangat menjaga perasaannya, kali ini sama sekali tidak ada bekas ciuman pada lehernya, malahan beralih pada bagian dadanya, bekas yang samar dan jelas, mesranya membuat dia juga malu melihatnya.

Clara merapikan baju sendiri dan menoleh ke arah Rudy.

Rudy tetap duduk di samping kasur, kerah kemejanya sedikit terbuka, lalu menatap Clara dengan gaya santai.

“Kenapa kamu tidak pulang, malam ini tidak perlu lembur ya ?”

Clara membuka mulut sudah langsung mengusirnya.

Rudy berdiri dari kasur dengan gerakan santai, dia berjalan ke hadapan Clara, jarinya mencubit ringan pada bagian dagunya dan berkata, “Begitu buru-buru mengusir aku, kelihatannya pelayanan aku belum memuaskan, atau aku lembur di lain hari saja, hari ini bisa fokus melayani istriku yang tercinta…”

“Tidak perlu lagi !”

Clara mencegahnya dengan panik, bahkan tangannya juga sudah membungkam pada mulut Rudy.

Rudy balik menangkap tangannya, lalu menarik dia ke dalam pelukan sendiri.

Rudy meletakkan dagu pada pundak Clara, gaya berdirinya sangat mesra, tidak seperti rasa mesra pada barusan, malahan lebih terkesan kelembutan dan kehangatan yang tenang.

“Masih bisa temani dirimu sepuluh menit saja, sepuluh menit lagi, supir akan menungguku di depan hotel.

Satu minggu belakangnya, aku mungkin akan lebih sibuk, kamu sendirian baik-baik ya, tahu kan ?”

“Wewenang tuan Sutedja begitu besar, aku mana berani tidak baik.

Hari pertama masuk tim syuting, kamu langsung datang dengan terang-terangan, rasanya mulai besok pagi, di antara seluruh tim syuting ini, bahkan lalat jantan juga tidak berani terlalu mendekatiku.”

Clara mencibir bibir merahnya, dia berkata dengan kesan serius, lalu bercanda dan nada tidak terima.

Rudy tersenyum keceplosan, lalu mengelus kepalanya dengan sikap memanjakan.

Dia hanya memeluk Clara dengan sejenak saja sudah langsung melepaskannya, tatapannya membawa kesan merindukan dan tidak tega.

Setelah itu, Clara yang mengantar Rudy keluar dari hotel, dan melihat Rudy masuk ke dalam mobil, ketika mobil perlahan-lahan berkendara jauh, dia baru berbalik badan dan masuk ke dalam hotel.

Sementara di dalam mobilnya, tatapan Rudy terus melekat pada kaca spion, sampai bayangan Clara hilang total di dalam pandangannya, dia baru rela menyimpan kembali pandangannya.

Mobil Mercedes hitam berkendara di atas jalan yang datar, kemampuan supir ini sangat hebat, membawa mobil dengan cepat dan datar.

Rudy duduk di kursi belakang, menunduk kepala dan fokus membaca dokumennya.

Ketika dia membuka lembaran baru, tiba-tiba supir mengerem mobilnya, mobil bergetar hebat membuat tubuh Rudy juga hampir jatuh ke depan, hampir berbenturan pada jendela mobil di sampingnya.

“Kenapa ?”

Rudy sedikit mengerut alis, suaranya sangat tidak senang.

“Maaf, CEO Sutedja, tiba-tiba ada seorang wanita yang muncul di depan mobil, untung saja sempat menginjak rem, kalau tidak hasilnya akan parah sekali.”

Supir sudah berkeringat dingin karenanya.

“Turun lihat kondisi, usahakan selesai langsung, jangan menunda waktu.”

Rudy melirik jam tangan dan berkata, sama sekali tidak ada maksud untuk turun dari mobilnya.

Supir buru-buru mengangguk, mendorong pintunya dan turun dari mobil.

Di depan mobil Mercedes hitam, Elanos meringkuk badannya, dikarenakan kulit kakinya yang luka tergores di lantai, membuat dia kesakitan dan terus mengerutkan alisnya.

Ketika mendengar suara pintu mobil terbuka, dia langsung menatap dengan mata yang bergenang, alhasil, ternyata hanya supir Rudy saja.

“Nona, kamu ada masalah ?”

Supir berjalan menghampirinya, lalu menilai dia dari ujung ke ujung, setelah itu baru bernafas lega.

Jelasnya Elanos tidak luka berat, bahkan tidak ada luka yang menampakkan darah.

“Menurutmu aku bermasalah atau tidak ! Kulit kaki juga sudah terluka, sakit sekali.”

Elanos berkata dengan emosi.

“Maaf, kamu tiba-tiba muncul di tengah jalan, aku benaran tidak nampak.

Atau begini saja, aku kasih kamu uang dua juta, kamu pergi ke rumah sakit untuk mengobati lukamu saja.”

Sikap supir sangat baik, jelasnya ingin cepat menyelesaikan masalah.

Luka goresan pada kulit Elanos sama sekali tidak perlu ke rumah sakit lagi, hanya perlu membeli obat biasa dan plester di apotek saja sudah cukup mengobati lukanya.

Uang dua juta ini jelasnya ingin membeli penyelesaian.

Namun Elanos bukan orang yang gampang teratasi hanya dengan uang dua juta ini, dia terus menjerit kesakitan dan mengeluarkan permintaannya, “Kaki aku terlalu sakit, sama sekali tidak bisa bergerak, kalian antar aku ke rumah sakit saja, aku mau periksa dengan teliti, siapa tahu tulangku sudah retak juga, kalian harus bertanggung jawab padaku.”

Pada saat Elanos sedang berbicara, tatapannya terus melirik ke arah mobil.

Reaksi wajah supir menjadi suram, karena dirinya sama sekali tidak bisa mengambil keputusannya.

Dikarenakan mobil CEO Sutedja tidak pernah membawa wanita selain nyonya Sutedja.

Supir berbalik badan dan berjalan menghampiri mobil, lalu konfirmasi dengan Rudy melalui jendela mobil.

Rudy sedikit memejamkan matanya, wajah yang tampan memperlihatkan ekspresi datar dan dingin.

“Kasih aku kunci mobilnya, aku bawa mobil pulang ke kantor.

Kamu naik taksi antar dia ke rumah sakit.”

Rudy selesai berkata sudah turun dari mobilnya, ketika melewati hadapan Elanos, Rudy sama sekali tidak menatapnya, dia langsung membuka pintu mobil dan duduk ke kursi pengemudi.

Mobil mulai menyala kembali, Rudy memegang stering dan menginjak gas, mobilnya langsung bergerak dengan laju.

CEO Sutedja yang begitu cerdik, mana mungkin tidak tahu maksud dan pemikiran wanita seperti Elanos.

Dengan status kedudukan Rudy, Elanos bukan wanita pertama yang datang mendekatinya, tentu saja juga bukan wanita yang terakhir juga.

Cara penyelesaian Rudy adalah jangan melayani mereka.

Dalam menghadapi wanita yang tidak berhubungan, dia sama sekali malas untuk menghabiskan waktu dan tenaganya.

Asalkan tidak memberikan respons apapun kepada mereka, para wanita tersebut akan mengalah dan mundur sendirinya.

Bagaimanapun kejadian seperti ini pastinya juga harus melibatkan kedua belah pihak, lelaki yang mengkhianati pernikahan dan selingkuh dengan orang lain, selain dikarenakan godaan yang diberikan pelakor di luar, alasan paling pentingnya juga dikarenakan ketabahan dirinya yang lemah.

Sementara Rudy yang cukup tabah tentunya tidak perlu khawatir dengan godaan apapun.

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu