Suami Misterius - Bab 614 Lebih Mirip Hanya Berkumpul Untuk Hidup Bersama

Elanos menahan amarah dan pulang ke rumahnya, tangannya sedang menjinjing hadiah untuk anggota keluarganya.

Dia ikut berperan dalam film 《 Satu Kali Saja 》, meskipun sebagai wanita pemeran ketiga, namun bayaran untuk peran ini sudah sangat besar bagi Elanos.

Dia sengaja ke mall dan mencari baju untuk ibunya, membeli sepasang sepatu kulit untuk abangnya, dan juga membeli kaos anak-anak untuk Bobo.

Akhirnya dia memilih sebuah kalung emas untuk dirinya.

Dia sudah lama menginginkan kalung tersebut, akan tetapi dikarenakan harganya yang terlalu tinggi, sehingga dia tidak tega membelinya, ketika dia baru mendapatkan bayaran untuk peran ini, dia sudah beranjak membelinya dengan tanpa kesabaran lagi.

Milan masih menertawai dirinya yang berwawasan sempit, katanya setelah dirinya menjadi terkenal, akan merasa segan apabila memakai kalung emas murahan seperti ini.

Berbagai artis tingkat satu dan artis yang sedang naik daun, semuanya mengenakan permata mutiara, lagi pula, tidak perlu mereka yang bayar sendirinya, karena sampai saat nantinya banyak toko permata yang akan turut sponsor.

Ketika Elanos membeli kalung tersebut, kebetulan toko emas sedang mengadakan acara, sehingga memberikan sebuah kotak musik sebagai suvenir perayaan.

Bahan dari souvenir ini sangat biasa, dengan kotak musik yang berbentuk piano, Elanos juga tidak tertarik sama sekali.

Setelah dia sampai ke rumah Rugos, dia membagikan masing-masing hadiahnya, setelah itu baru melemparkan kotak musik tersebut pada Rahma.

Dia tersenyum dan berkata :”Kakak ipar, aku dengar dari abang, kamu dulu sangat hebat bermain piano ya, hampir masuk universitas musik lagi. Kotak musik ini untuk kamu ya.”

Rahma tersenyum sopan, lalu menjawab, “Terima kasih.”

Elanos bisa memberikan hadiah padanya, bagaikan matahari terbit dari barat.

Akan tetapi, ketika Rahma kembali ke kamar sendiri dan membuka kotak musik tersebut, dia melihat tulisan perayaan pembukaan lima tahun di toko emas pada belakang kotak musik tersebut, rasanya dia ingin tersenyum sinis.

Ini pertama kalinya dia melihat orang memberikan hadiah dengan menggunakan souvenir toko.

Didikan keluarga Rugos memang pantas dirisaukan, oleh sebab itu, dia harus bekerja keras dan mengantar Bobo sekolah di luar negeri, melepaskan Bobo dari keluarga Rugos yang miskin dan tidak terdidik ini.

Rahma meletakkan kotak musik piano ke atas meja dengan sembarangan, lalu menekan tombol nyala, musik yang berputar adalah musik lagu 《 Heaven Sky 》, Rahma masih ingat bahwa, lagu utuh yang dia mainkan dengan piano pada pertama kalinya adalah lagu Heaven Sky ini.

Pada saat itu dia hanya berumur belasan, dia mengikuti guru les untuk belajar piano.

Bahkan guru tersebut juga mengatakan bahwa dirinya sangat berbakat dalam segi ini.

Hanya saja, Habil bersikeras melarang dirinya masuk ke universitas musik dan nekat memerintahkan dirinya untuk belajar ilmu management, Habil berharap ke depannya dia dapat mengelola perusahaan dan bisa membawa kebanggaan untuk keluarganya.

Setelah Rahma masuk sekolah menengah, Habil bahkan menyuruh orang untuk membawa pergi piano di rumahnya, lalu menggantikan ruang piano menjadi ruang belajar, dia menyuruh Rahma untuk rajin belajar agar bisa masuk universitas unggul dan belajar MBA.

Rahma hanya bisa bertemu dengan piano tercinta ketika belajar pelajaran kesenian pada setiap minggunya.

Pernah sekali ketika pulang sekolah, dia menyadari bahwa ruang kelas musik tidak terkunci, sehingga diam-diam menyelinap masuk ke dalamnya.

Dia memainkan beberapa lagu dengan sepuas hatinya, sampai hari perlahan-lahan menjadi gelap, dia baru tega beranjak pergi.

Ketika Rahma menutupi piano dan ingin diam-diam menyelinap pulang, baru menyadari ada seorang anak laki-laki yang sedang berdiri di depan pintu kelas ini, kedua tangan anak laki-laki ini sedang memeluk dada dan menyandar di ambang pintu, kelihatannya sudah berdiri untuk waktu yang sangat lama.

“Santos, kenapa kamu bisa di sini ?”

Rahma mengepal erat tangannya, lalu bertanya dengan nada panik.

“Guru suruh aku membersihkan kelas.”

Santos berkata dengan nada datar.

Pada saat itu Santos adalah ketua OSIS di sekolah, dia sangat terkenal di sekolah, penampilannya tinggi dan tampan, prestasi belajarnya juga sangat tinggi, sehingga setiap kali ujian dia akan mendapatkan juara satu di kelasnya, dan juga mendapatkan juara dalam lomba berlari di sekolahnya.

Apabila dia memakai seragam olahraga dan berlari di atas jalurnya, sekelilingnya akan terpenuhi dengan teriakan gadis kecil,.

Saat itu Rahma hanya seorang gadis belasan tahun yang baru mengenal cinta, ketika melihat anak laki-laki yang unggul seperti ini, tentu saja akan merasa tersipu.

Lagi pula, saat ini dia tertangkap basah ketika menyelinap ke kelas musik bagai pencuri, bagaimana anak laki-laki ini akan menilai dirinya ?

Rahma menunduk kepalanya, reaksinya sangat canggung dan panik.

Hanya saja, Santos malah tersenyum dan berkata :”Lumayan enak di dengar, kenapa tidak lanjut bermain lagi ?”

“Aku sudah harus pulang.”

Rahma menunduk dan berkata dengan suara kecil.

“Kejadian hari ini, kamu tidak akan kasih tahu guru kan ?”

“Meskipun aku tidak ada kebiasaan mengadu sama guru, tetapi Rahma, diam-diam menyelinap masuk bukan tingkah yang baik, besok masuk saja dengan terus terang.”

Santos selesai berkata, meletakkan kunci kelas musik dengan sembarang pada meja.

Rahma menatap kunci di atas meja dengan hati yang senang gembira.

“Terima kasih.”

“Tidak perlu terima kasih lagi, ingat sekalian membersihkan kelas.”

Santos selesai bicara langsung berbalik badan dan pergi.

Beberapa hari setelah kejadian ini, Rahma akan bermain piano selama satu jam di dalam kelas ini, sementara pada setiap kalinya, Santos akan datang mendengar lagu yang dimainkan dirinya, setelah itu membersihkan kelas bersamanya.

Dengan cepatnya hubungan mereka berkembang dari teman biasa menjadi sahabat dekat.

Apabila Rahma tidak mengerti dengan tugas sekolahnya, dia akan bertanya pada Santos.

Kadang kalanya, apabila Rahma bermain piano sampai terlalu malam, Santos juga akan mengantar dia pulang ke rumahnya.

Pernah sekali, ketika Santos mengantar Rahma pulang ke rumahnya, kebetulan bertemu dengan Rendi yang pulang dari tempat kerjanya.

Rendi melihat anak perempuannya pulang bersama seorang anak laki-laki dan bergandengan tangan, reaksi wajahnya sangat serius.

Dia menilai Santos dengan tanpa jejak, anak ini memiliki penampilan menonjol dan berpakaian rapi, namun melihat celana jeans yang menjadi putih karena terus mencuci, dan juga sepatu olahraga yang sedikit rusak, jelasnya mencerminkan bahwa latar belakang keluarga anak ini kurang mampu.

“Apa kabar paman, namaku Santos, teman sekelas Rahma.”

Santos menyapa Rendi dengan reaksi tenang.

Rendi hanya menjawabnya dengan nada datar, setelah basa basi dengan sopan, dia langsung membawa Rahma pulang ke rumahnya.

Setelah pulang ke rumahnya, Rendi Mirah marah besar kepada Rahma.

Rahma bahkan bertengkar dengan ayahnya karena kejadian ini.

Dia merasa Santos hanya memiliki latar belakang keluarga yang kurang mampu saja, sementara hal ini bukan kesalahan Santos juga, bagaimanapun manusia tidak bisa memilih kelahirannya.

Rahma merasa Santos pintar, rajin dan berambisi, ke depannya dia pasti bisa menjadi orang yang sukses.

Namun Rendi adalah pengusaha yang cerdik, dia merasa tatapan Santos terpenuhi dengan rasa minder dan berhati liar.

Orang yang memiliki tatapan seperti ini, tingkah lakunya sangat ekstrim, bahkan akan bertindak jahat demi mencapai tujuannya.

Rendi memperingatkan kepada Rahma untuk memutuskan hubungan dengan Santos, bahkan memindahkan Rahma ke sekolah lainnya.

Dalam waktu lama setelah kejadian ini, dia tidak bertemu lagi dengan Santos.

Cinta pertama dirinya berakhir dengan begitu saja.

Untung saja, saat itu dirinya belum terjerumus ke dalam hubungan ini, perasaan dirinya dan Santos hanya sekedar cinta monyet, meskipun perpisahan mereka sangat menyedihkan, namun masih belum mencapai batas sengsara.

Setelah itu, Rahma berhasil masuk universitas, namun Rendi tetap saja tidak mengizinkan dirinya pacaran.

Setelah semua ini, dia baru mengetahui dari mulut ibunya, ternyata keluarga Mirah dan keluarga Sutedja akan melakukan relasi pernikahan.

Setelah dia wisuda dari universitas, di depan persetujuan dan pengakuan orang tua kedua belah pihak, dia mulai pacaran dengan Rudy dan juga bertunangan dengannya.

Rudy bahkan bisa dikatakan sebagai pacar dan tunangan yang sempurna.

Dia tampan dan perhatian, bakat dan latar belakang keluarganya juga sangat unggul, sifatnya juga sangat bertanggung jawab.

Pada saat Rahma pacaran bersama Rudy Sutdja, dia juga ada rasa suka dan senang dengan hal ini.

Demi Rudy, dia berusaha menjadi seorang wanita yang sempurna, dan juga menjaga pola hidupnya bagaikan ibu rumah tangga yang teliti, dia bahkan berusaha mempererat hubungan Rudy dengan anggota keluarga Sutedja lainnya.

Akan tetapi, sifat Rudy sangat dingin dan suram, dan selalu memperlakukan dirinya dengan reaksi datar.

Rahma sering merasa bahwa, mereka sama sekali tidak persis dengan orang yang sedang berpacaran, malahan lebih mirip hanya berkumpul untuk hidup bersama.

Novel Terkait

Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu