Suami Misterius - Bab 61 Kamu Buta

Setelah masuk dalam kelompok syuting, sudah hampir tiga bulan dia tidak kembali, sedangkan bagi seorang bayi, setiap hari terdapat perubahan yang besar, jadi jangankan katakan untuk waktu tiga bulan.

Namun, si kecil gelisah di dalam pelukan lengan lembut Ibunya, tubuh kecil itu menggeliat dan melambaikan sepasang tangan kecil yang gemuk, berteriak pada Rudy, "Pa pa pa..."

“Wilson sudah bisa memanggil papa?” Clara terkejut, dia memeluk Wilson, wajahnya ditempelkan ke wajah kecil Wilson, membujuknya, “Wilson, panggil Mama, panggil Mama.”

Clara telah membujuknya untuk waktu yang lama, dan mengajarinya untuk waktu yang lama, si kecil malah membuat gelembung ludah, hanya mengeluarkan suara "Blub blub blub" dari mulutnya.

Clara pura-pura marah dan menusuk kepala kecil Wilson dengan ujung jarinya, "Penjahat kecil, apakah kamu sengaja, menyuruhmu memanggil Mama, kamu malah memanggil Papa.”

“Dia masih belum bisa memanggil Mama.” Rudy menjawab.

“Kenapa?” Clara bertanya dengan bingung.

“Kamu terus tidak ada, mau suruh dia memanggil siapa?” Rudy berbicara dengan suara yang rendah dan stabil.

Clara mendengarkan dan mengangguk setuju, "Iya juga ya, jika kamu berani memberikan Ibu tiri untuk anak aku ketika aku pergi, lihat bagaimana aku akan membereskanmu."

Ketika Clara mengatakan ini, dia tidak berpikir secara mendalam, dalam pengertiannya, Ibu tiri tidak ada yang baik. Misalnya, Ibu tiri di dalam kisah Cinderella, dan untuk contoh lain, Rina yang bermulut manis. Clara ingin mengungkapkan niatnya bahwa dia tidak ingin Wilson dilecehkan oleh Ibu tirinya.

Namun, pembicara tidak bermaksud memberi hati, tetapi pendengar menangkap arti lain.

Ketika Rudy mendengar kata-kata itu, menatap Clara, matanya yang suram membuat orang lain sulit untuk menebak emosinya. Hanya sudut bibir yang tertekuk, dengan sedikit sinis.

“Kamu tidak membiarkanku mencarikan Wilson Ibu tiri, karena ingin menikah denganku? Atau membuatku menjadi bujangan seumur hidupku?”

Clara menatapnya dengan tatapan kosong, bahkan tidak bisa berkata-kata.

Dia berpikir, topik pembicaraan ini benar-benar tidak cocok untuk dilanjutkan.

Untungnya, Rudy tidak bermaksud untuk terus bertanya. Dia dengan elegan menggulung ujung bajunya dan menjulurkan tangannya untuk mengambil teko teh di atas meja di depannya.

Teh panas perlahan-lahan dituangkan ke dalam cangkir teh, dan aroma teh manis perlahan-lahan melayang ke udara bersama dengan kabut putih. Dan alis pria dingin itu disembunyikan dalam kabut, membuat orang lain tidak dapat melihatnya dengan jelas.

Clara memeluk anaknya, berdiri dengan canggung di tempat semula. Pada saat ini, dia menyesal karena dia baru saja berbicara tanpa berpikir.

Ada keheningan singkat di antara satu sama lain.

Rudy bersandar di sofa dengan sedikit bermalas-malasan sambil minum teh, bahkan ketika dia tidak berbicara, tetap membuat orang lain merasakan keberadaannya.

Clara merasa seolah-olah udara di sekitarnya akan membeku, ada perasaan sulit bernafas.

Dia terdiam di tempat semula, tidak berdiri, juga bukan duduk.

Untungnya, setelah Rudy meletakkan cangkir tehnya, berdiri dari sofa.

“Aku pergi sebentar, kamu temani Wilson.”

Setelah Rudy pergi, Clara baru bisa merasa lega.

Clara duduk diatas karpet wol lembut didepan jendela ruang tamu, memeluk Wilson sambil menceritakan sebuah kisah untuknya.

Wlson adalah pria yang aktif, setelah mendengarkan sebentar, dia sudah tidak bisa duduk diam lagi, dia menggunakan tangan dan kakinya untuk memanjat mainan mobilnya.

Clara menemaninya bermain mobil, Sus Rani tersenyum melihatnya, “Bocah besar dan bocah kecil, bisa-bisanya bermain bersama.”

Menjelang malam, Wilson mandi, kemudian minum susu sampai kenyang, baru saja jam 7 lewat, dia sudah tertidur.

Clara tadinya berencana untuk pergi setelah Wilson tidur, tetapi Tuhan berencana lain, menjelang malam, hujan turun dengan deras dan membuat gelap.

“Sudah akhir musim gugur, bagaimana mungkin hujan masih turun dengan sederas ini?” Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengeluh.

“Dalam cuaca seperti ini, tidak aman untuk mengemudi, jadi lebih baik tidak usah pulang.” Sus Rani berkata kepada Clara.

Clara menganggukkan kepalanya, “Malam ini aku temani Wlson tidur, Sus Rani, mala mini kamu istirahatlah dengan baik.”

Sus Rani tersenyum, meskipun tidak membantah, tetapi didalam matanya, Clara adalah seorang anak kecil yang juga masih membutuhkan perawatan dari orang lain, bagaimana mungkin bisa merawat Wilson dengan baik. Setiap sekitar jam dua tengah malam, Wilson terbangun untuk minum susu, Clara pasti tidak mengetahui dengan jelas, Wilson minum berapa mili susu, menggunakan berapa sendok susu.

“Baiklah, kamu temani dulu Wilson, kamu baru memanggilku ketika dia terbangun. Aku tidur disebelah. Kata Sus Rani.

Clara tidur di kamar anak, dia berbaring di kasur untuk satu orang, kasur bayi milik Wilson berada tepat disebelahnya.

Si kecil tertidur nyenyak, pipinya yang gemuk, bibir merahnya, dan tidurnya polos tanpa resiko bahaya.

Clara menatapnya dengan tenang, dan tersenyum tanpa sadar.

Ruangan itu sangat sunyi, rasanya sampai udara pun terasa sunyi.

Namun, langit di luar jendela menampilkan kilat yang mencolok dari waktu ke waktu, dan suara hujan sangat bising.

Clara membolak-balikkan tubuhnya, tidak bisa tidur, dan hanya duduk.

Clara melirik lelaki kecil di boks itu, dia tidur dengan sangat nyenyak sampai tidak mengubah posisi tidurnya.

Clara memindahkan selimut dengan lembut untuk anak itu, kemudian berjalan keluar ruangan dengan perlahan, berjalan kedapur untuk menuangkan segelas air.

Dia berjalan menuruni tangga dengan perlahan, dan ketika dia melewati ruang tamu, dia menemukan bahwa lampu dinding masih menyala di ruang tamu.

Clara mengira Sus Rani lupa mematikan, berjalan ke sana dan menemukan, Rudy sedang berbaring diatas sofa kulit berwana hitam disana.

Dia mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam yang sangat formal, dasi bergaris-garis biru itu sobek dan terpelintir, kancing-kancing baju itu berserakan di dadanya, dan dada berototnya itu menjulang.

Tangan kanannya bersandar di dahinya, dan sepasang alis pedang yang tampan semakin dalam. Tampaknya tidur nyenyak, tapi terasa udara dingin yang kuat di sekitarnya.

Di udara, ada bau alkohol.

Clara berpikir dalam hati: orang ini pasti minum kebanyakan, kemudian tertidur di sofa setelah kembali ke rumah.

“Hujan deras, pergi keluar untuk minum alcohol. Mengapa tidak membuatmu minum sampai mati.” Clara bergumam, berkata dengan kesal.

Segera, dia berlari ke atas dengan cepat dan memeluk selimut tebal.

Clara memeluk selimut dan berjongkok di sofa.

Dalam bayangan cahaya redup, fitur wajah pria yang gentle, dia tidak bisa menahan perasaannya, dengan gen yang baik dari pria ini, Wilson anaknya pasti seorang anak laki-laki yang tampan ketika dia dewasa.

Dia membuka selimut dan dengan lembut menutupi tubuh Rudy. Baru saja akan bangkit dan pergi, pergelangan tangannya dipegang erat-erat, lalu ada sentakan keras, dan dia bersandar ke sofa.

Tubuh bagian atas Clara menabrak dinding daging yang kokoh, dia mendongak, melihat wajah pria yang membesar, sepasang mata yang hitam seperti tinta, dalam sedalam lautan, matanya jernih, tidak terlihat mabuk, juga tidak seperti baru saja sadar dari tidur.

Dia menatapnya dalam-dalam, pusaran di matanya seperti ingin menyedot orang.

“Apa yang kamu lakukan?” Dia bertanya dengan suara yang berat, mungkin karena dia minum alkohol, jadi suaranya serak.

Clara menggerakkan pergelangan tangannya yang sakit dan menjawab dengan tidak menyenangkan: "Kamu buta, tidak melihatku menutupi kamu dengan selimut!"

Rudy mengulum bibir tipisnya dengan ringan, masih menatapnya sejenak, sorot matanya membuat orang merasa seperti di tusuk jantungnya.

“Peduli denganku?” Dia tersenyum dengan bibir tipis yang tegas, ada senyum jahat di sudut bibirnya.

Pipi Clara memerah, berjuang untuk turun dari atas tubuhnya, "Jangan narsis, aku takut kamu masuk angin sehingga menulari Wilson... huh..."

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu