Suami Misterius - Bab 511 Diserobot

“Kalau bukan karena aku yang tiba-tiba datang, apakah kamu berencana untuk membiarkannya menginap disini?” Ramzez berkata dengan santai, namun tatapannya yang dalam dan tajam tertuju lurus kearah Ahyon.

Ahyon tetap berdiri didepan jendela dan termenung, seolah sama sekali tidak mendengar apa yang ia katakan.

Tiba-tiba Ramzez menarik tirai gorden dan menutupi pandangan Ahyon.

“Kalau kamu berencana rujuk kembali dengannya, tidak ada salahnya. Apa yang terjadi terdahulu sama sekali tidak perlu kamu anggap sebagai beban, kecelakaan yang terjadi padamu, bukan dia yang menyebabkannya langsung, tapi dia sudah seharusnya bertanggungjawab.”

Setelah Ahyon mendengarnya, hanya meliriknya dengan datar, namun tetap tidak bicara.

Alis Ramzez agak mengkerut, mulai tidak sabar dengan sikapnya yang sama sekali tidak tergesa-gesa, “Hyesang belakangan ini cukup sering ke rumah sakit, dia berbakti didepan ibu, apa tujuannya kita sudah tahu pasti. Aku melihat sikap ibu juga sudah mulai melunak, sebaiknya kamu harus mempersiapkan mental, kalau ibu memintamu menikah dengannya, apakah kamu punya kemampuan untuk menolaknya?”

Tangan yang terkulai disamping tubuh Ahyon perlahan mengetat, setelah terdiam sesaat, ia berkata pada Ramzez dengan singkat, “Urusanku kamu tidak perlu ikut campur.”

Ramzez mendengus lalu kembali duduk di sofa, mengangkat satu kakinya sambil berkata dengan sikap yang sama.

“Kak, jadi orang tidak boleh tidak memiliki keegoisan sama sekali, dia tidak tahu apapun, juga tidak bisa menguraikan semua kebaikanmu. Kamu egois lah sedikit, pikirkan dirimu sesekali, menikah dengan Hyesang, maka kehidupanmu pasti akan menjadi lebih baik.

Ibu sudah tidak akan bisa bertahan lama lagi, aku juga tidak mungkin menjagamu selamanya, kamu tetap membutuhkan seorang pria untuk menemanimu melalui hidup. Kalau memang harus mencari, kenapa tidak mencari pria yang kamu cintai……..”

“Bukankah besok kamu masih harus menghadiri pesta pertunangan, istirahatlah. Aku sudah lelah.” Ahyon memotong ucapannya dengan nada yang lembut namun tegas, lalu berbalik kembali ke kamarnya.

……

Disaat bersamaan, Rudy dan Clara sedang mendiskusikan tentang pesta pertunangan Gevin.

“Apakah kita harus muncul? Hubungan kita sudah rusak, namun tetap harus berpura-pura baik, munafik sekali.” Clara duduk diatas ranjang sambil mengeluh memeluk selimut.

Dia sekarang sama sekali tidak ingin menginjakkan kakinya dirumah itu lagi, setiap kali melihat mereka rasanya merinding.

Ketika dulu Revaldo mengurus perusahaan dengan sangat kacau, sedikit kepintarannya mungkin hanya dimanfaatkan olehnya untuk menjebak dan mempergunakan cara licik pada orang lain.

Rudy tersenyum dengan tidak berdaya, “Apa daya, dihadapan orang luar, pertunjukkan yang begitu munafik ini tetap harus diselesaikan.”

“Keluarga Sutedja kalian benar-benar penuh dengan artis kelas atas.” Clara bergumam.

Setelah Rudy mendengarnya, tiba-tiba tubuhnya mendekat dan menatapnya dengan tatapan yang begitu tajam, tatapannya begitu panas, “Uhm, episode berikutnya adalah adegan ranjang.”

Setelah mengatakannya, ia hampir tidak memberikan Clara kesempatan untuk berpikir terlebih dahulu, ia langsung menerkamnya sampai terjatuh di ranjang. Keduanya berciuman dan berpelukan dengan begitu panas, suasana ruangan seketika berubah menjadi begitu penuh aura kasmaran.

Tentu saja Rudy tidak terlalu lama kali ini, karena besok adalah hari pertunangan Rudy. Jarang-jarang mereka berkumpul bersama, suami istri Revaldo tidak akan melewatkan kesempatan untuk membalas dan menyerang mereka.

Pada harinya, Clara bangun pagi tidak seperti biasanya.

Sebagai Nyonya Sutedja yang memiliki kedudukkan dibawah Nalan Vi, dia tidak boleh datang terlambat, kalau tidak Nalan Vi pasti akan mulai heboh lagi.

Status Clara sekarang sebagai senior Gevin di keluarga Sutedja, sehingga dandanannya tidak bisa terlalu glamour, harus lebih tegas sesuai status.

Ketika Rudy melihatnya, alisnya agak mengkerut, “Tidak terlalu cocok denganmu.”

“Istrimu ini memang sudah cantik sejak lahir, kalau tidak dandan jelekan sedikit, bagaimana kalau nanti aku menjadi pusat perhatian disana.”Clara berkata dengan nakal sambil menggandeng tangannya berjalan keluar.

Pesta pertunangan Gevin diadakan di sebuah hotel yang berada dibawah kepemilikkan Sutedja Group, sangat ramai dan mewah, hampir semua orang terkenal di Kota A tiba, meskipun tidak datang langsung, paling tidak mengutus perwakilannya untuk membawakan bingkisan.

Awalnya Rudy dan Clara berniat masuk ke acara dengan tenang, namun Tuan muda keempat Keluarga Sutedja terlalu bersinar, asalkan ia muncul, ia akan menjadi pusat perhatian dimana pun ia berada.

Namun ini tidaklah heran, karena Rudy merupakan pemilik Sutedja Group sampai saat ini, statusnya begitu tinggi. Orang yang ingin menjilatnya menumpuk bagaikan gunung.

Setiap kali Rudy bertemu dengan rekan bisnis juga selalu begitu lancar, diwajah tampannya selalu terpampang ekspresi datar yang membuat orang merasa berjarak dengannya namun tetap terlihat santun, membuatnya terlihat bagaikan laut dalam yang tidak pernah terukur seberapa dalamnya, selamanya tidak pernah bisa diterka.

Clara juga dikepung oleh beberapa nyonya kaya raya, ia tersenyum sampai bibirnya hampir kaku.

Untungnya acara dimulai tidak lama setelah kedatangan mereka, seluruh tamu undangan menduduki tempat duduk masing-masing.

Ini merupakan pertama kalinya Clara bertemu dengan calon istri Gevin, Marsha Li . Wajah Marsha Li sedang saja, bentuk wajah yang bulat dengan mata yang panjang, memiliki perpaduan wajah yang cukup cantik namun tidak menonjol. Untungnya memiliki wibawa yang lumayan, ada keangkuhan dalam setiap gesturnya. Dengar-dengar Nona Li ini cukup hebat, setelah kembali dari kuliahnya diluar langsung membantu ayahnya mengurus perusahaan.

Prosesi pertunangan berjalan sangat lancar, kedua calon mempelai meminum anggur pasangan, lalu bertukar cincin. Hanya saja, tidak ada ekspresi diwajah Gevin sama sekali, diwajahnya tertulis jelas ketidakpuasannya.

Clara merasa pertunangan ini sangat aneh, jelas sekali Gevin tidak bersedia, namun kenapa orang Keluarga Sutedja memaksanya menikahi wanita yang tidak Gevin suka. Dan kalau orang Keluarga Li tidak buta, seharusnya mereka bisa melihat ketidakpuasan Gevin terhadap perjodohan ini, sesuatu yang didapatkan dengan paksaan tidak akan berakhir manis, kenapa Keluarga Li memaksakan diri seperti itu?

Setelah prosesi acara pertunangan, berdasarkan tradisi, seluruh anggota keluarga Sutedja harus kembali ke mansion Keluarga Sutedja untuk makan bersama.

Mulai mulai acara, Rudy langsug pergi dengan tergesa-gesa sambil mengatakan ‘ada urusan kantor’, Clara melihat ekspresi wajahnya yang terlihat tegang tahu kalau masalah yang dihadapinya pastilah bukan masalah kecil.

Berkurang Rudy, Clara merasa semakin canggung. Dia duduk dengan diam disamping Nyonya Sutedja sambil sibuk memakan makanannya.

Marsha merupakan anggota baru di acara ini, sikapnya terlihat begitu penurut dan santun, ia menuangkan teh kepada semua orang yang ada di ruang makan.

Setelah dia mengambilkan sepotong lauk untuk nenek Sutedja, nenek Sutedja langsung membungkuskan sebuah angpao yang besar sambil tersenyum lebar, berikutnya adalah Arima, kemudian pasangan suami istri Revaldo, semua yang mereka berikan sama sekali tidak terlihat kecil.

Seketika Clara tercengang, reaksi pertamanya adalah : Ini hanya sisa dari permainan nenek Sutedja waktu itu, ketika dia dan Rudy menikah, yang diberikan nenek Sutedja jauh melampaui ini.

Tentu saja Nyonya Sutedja bisa melihat ini semua, setelah Marsha selesai bersulang dengan semuanya, Nyonya Sutedja berkata dengan senyum palsu, “Sungguh tidak kreatif.”

Marsha berpura-pura tidak mengerti, senyum diwajahnya tetap tidak berubah.

Nyonya Sutedja cukup salut dengan kehebatan menahan dirinya, “nenek sangat pintar memilih, istri Gevin ini sungguh lumayan.”

Setelah Nyonya Sutedja memujinya, ia mengeluarkan sebuah kotak perhiasan dari dalam tasnya, didalamnya ada satu set perhiasan yang terbuat dari batu ruby merah, harganya sungguh sangat mengejutkan.

Akhirnya nenek Sutedja baru mengangguk dengan puas, menantunya ini, meskipun lidahnya sangat tajam, namun sangat tahu aturan.

Awalnya suasana lumayan, namun Viona malah melemparkan satu kata, “Dulu Clara juga calon istri yang dipilih oleh nenek buyut, siapa yang menyangka malah diserobot oleh Paman kecil duluan.”

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu