Suami Misterius - Bab 475 Kepercayaan yang Datang Terlambat

Kondisi Saras terlalu serius sehingga dia mulai terengah-engah setelah mengobrol sebentar.

Dia menyentuh hatinya dengan satu tangan, wajahnya pucat, kelihatan sangat tidak nyaman. Tetapi dia memaksakan diri untuk memasang senyuman.

" Tante Yang, apakah Anda baik-baik saja? Perlukah aku mendatangkan dokter?" Hyesang bertanya dengan cemas.

Saras menggelengkan kepala, terengah-engah, lanjut berkata, "Pada saat itu, Ahyon menaiki pesawat dengan air mata berlinangan. Selama setahun, hubungan kami sangat kaku. Kemudian, aku menemukan bahwa dia sangat bekerja keras dalam akademis, beberapa tahun kemudian, dia akhirnya memenangkan kesempatan untuk pulang negeri.

Setelah dia pulang negeri, dia tahu bahwa kamu berpacaran dengan Risma, dia menangis diam-diam.

Kemudian, aku tidak tahu kenapa kalian bisa bersama. Namun, pasangan ibu dan anak di Keluarga Mirah selalu mengatakan bahwa dia adalah pihak ketiga, kata-kata mereka sangat tidak enak didengar. Ahyon menaggung tekanan besar untuk bersamamu."

Hyesang agak mengernyit, tatapan suram.

"Setelah itu…..." Belum selesai berkata, Saras seperti teringat sesuatu, tatapannya tiba-tiba menjadi sangat menyedihkan. "Lupakan saja, jangan mengungkit masalah masa lalu lagi."

Saras tidak ingin mengungkit perihal kecelakaan mobil saat itu lagi. Kecelakaan mobil itu hampir menghancurkan kehidupan Ahyon, membuatnya hidup seperti mayat yang berjalan.

Hyesang salah paham, dia mengira bahwa perihal yang tidak ingin diungkit Saras adalah masalah antara Ahyon dan Ahad.

Tentu saja, dia lebih enggan untuk menyebut Ahad. Tanpa Ahad, dia dan Ahyon tidak akan berpisah.

“Ibumu, apakah dia baik-baik saja?” Saras bertanya dengan hangat, mengganti topik pembicaraan.

"Yah.” Hyesang mengangguk sebagai jawaban.

Saras tersenyum, "Pada masa sekolah, hubungan kami sangat baik. Kemudian, ketika aku pergi ke luar negeri, aku tidak lagi berkontak dengannya selama bertahun-tahun, perasaan kami pun perlahan memudar."

“Ibuku sering menyebut Anda.” Selesai bicara, Hyesang menambahkan dengan ragu, “Juga sering menyebut Ahyon.”

Saras tersenyum. Dia adalah orang yang transparan, bagaimana mungkin tidak mengerti maksud Hyesang.

Sesuai usia Hyesang, latar belakang keluarga, dan bakat yang luar biasa, seharusnya dia sudah menikahi seorang istri dan memiliki anak. Tapi dia malah belum menikah, mungkin belum bisa melepaskan Ahyon.

Dulu, dia memiliki hubungan yang baik dengan Tary Cut. Tary Cut pernah berkata dengan setengah bercanda dan setengah serius bahwa ia ingin Hyesang menikahi Ahyon. Tapi kini, Ahyon pernah mengalami hal seperti itu... Tary agaknya bakal menolak untuk menjadikan Ahyon sebagai menantu perempuannya.

Mungkin inilah yang dinamakan takdir. Hyesang merupakan pria yang baik, tetapi sayangnya dia tidak ditakdirkan untuk bersama dengan Ahyon, terus-menerus melewatkan satu sama lain.

Keduanya mengobrol sampai langit di luar bertahap-tahap menjadi cerah.

Wajah Saras mengekspresikan rasa kantuk, setelah menguap beberapa kali, dia berkata, “Tampaknya aku telah menyulitkanmu untuk mendengarkanku begitu lama. Kamu harus berangkat kerja, pulanglah lebih awal."

“Baiklah.” Hyesang mengangguk, setelah Saras berbaring di ranjang dan berselimut, barulah dia meninggalkan bangsal.

Hyesang berjalan keluar dari bangsal, tidak dalam mood yang baik.

Saras termasuk orang yang berpartisipasi dalam pertumbuhannya, Hyesang juga cukup mengenal Saras. Saras merupakan wanita yang berkemauan keras, juga orang yang pintar dan cakap.

Saras seharusnya mengetahui niatnya, tetapi sepanjang obrolan, Saras sama sekali tidak mengungkit masalahnya dengan Ahyon. Jangan-jangan, bahkan Saras juga tidak optimis terhadap masa depannya dan Ahyon ?

Hyesang merasa semakin jengkel. Dia berdiri di depan lift dan mengeluarkan sekotak rokok dan korek api dari saku jasnya. Dia menyalakan sebatang rokok dan mengisap dalam-dalam sebanyak dua kali.

Sebatang rokok terbakar lebih dari setengah, lift tiba-tiba terbuka. Ahyon keluar dari lift, ketika melihat Hyesang, matanya jelas terlintas secerca kekagetan. Namun, setelah kaget, dia kembali bersikap acuh tak acuh, memandangnya dengan cuek.

Setelah tatapan Ahyon menetap sebentar padanya, dia tidak bermaksud menyapanya, seolah-olah Hyesang hanyalah orang asing.

Dia mengambil langkah dan hendak melaluinya begitu saja.

Namun, saat dia melewati sisi Hyesang, Hyesang tiba-tiba mengulurkan tangan dan meraih lengannya.

Hyesang menarik erat lengannya hingga dia merasa kesakitan. Ahyon mengerutkan kening tanpa sadar, agak mengangkat kepala dan memandang ke arahnya.

"Tante baru saja istirahat, sebaiknya kamu tidak mengganggunya sekarang." Ujar Hyesang.

“Aku tahu.” Sahut Ahyon, berusaha melepaskan tangannya dan pergi. Namun, Hyesang masih saja memegang erat tangannya.

Ahyon mulai kesal, memelototinya, " Hyesang, apa yang kamu inginkan?"

Dibandingkan dengan kemarahan Ahyon, ekspresi wajah Hyesang sangat tenang, bahkan nada pun tenang tak bergelombang, "Aku ingin memulai kembali dari nol denganmu."

Ahyon mengerutkan kening dan menatapnya. Setelah keheningan singkat, senyuman dingin terpasang di bibir, penuh hinaan.

"Sekretaris Sutedja benar-benar hebat dalam membuat lelucon. Mulai kembali dari nol? Apakah kamu tidak keberatan jika aku selingkuh darimu?"

Kata-kata Ahyon membuat raut muka Hyesang memburuk. Tubuhnya yang tinggi sekadar bergetar, tetapi segera kembali normal.

Dia masih terlihat tenang, menatapnya dengan seksama, nada suara terdengar sangat serius.

"Aku tahu bahwa kamu bukan orang seperti itu. Ahyon, tidak peduli apa hubungan antara kamu dan Ahad, selama kamu mengatakan tidak, aku percaya kamu."

Sebenarnya, kalimat ini ingin dikatakannya begitu kejadian itu terjadi. Sayangnya, Ahyon tidak memberinya kesempatan. Dia menghilang dari dunianya lagi selama tiga tahun penuh.

Bagi Ahyon, ketika dia mendengar kalimat ini, dia hampir gagal mengendalikan dorongan untuk menangis.

Salah satu tangannya digenggam erat oleh Hyesang, sementara tangan lain yang tergantung di sisinya mengepal erat, kuku mencengkeram kulit putih dan lembut di telapak tangan, tapi dia sama sekali tidak merasakan rasa sakit.

Dia bertahan dan bertahan, barulah air mata tertahankan olehnya, tidak mengalir keluar dari mata.

Jika dia mengatakan kata-kata ini kepadanya pada awalnya, dirinya pasti akan sangat senang, tidak sabar untuk segera menikah dengannya dan melahirkan selusin anak untuknya.

Namun, kepercayaannya ini datang terlambat. Begitu telat hingga segala sesuatu tidak akan pernah bisa dipulihkan lagi.

Seketika, Hyesang dan Ahyon memasuki keadaan tegang.

Akhirnya, perawat yang lewat memecahkan ketegangan, "Nona 谢, dokter meminta Anda pergi ke kantornya."

“Oh, aku akan segera pergi.” Respons Ahyon, lalu menghempaskan tangan dengan kuat.

Tak berdaya, Hyesang hanya bisa melepaskannya, menatap sosoknya yang menjauh dengan cepat.

Selanjutnya, ponsel Hyesang berdering, sekretaris melaporkan kepadanya jadwal sepanjang hari.

Sebagai pemimpin di Kota A, banyak kesibukan yang harus dikerjakan Hyesang setiap hari. Setelah menutup telepon, dia berjalan ke lift.

Mobil Hyesang sudah menunggu di pintu masuk depan rumah sakit. Audi A8 hitam dengan plat nomor pemerintah kota.

Sekretaris berdiri di samping mobil, melihatnya menuruni tangga, sekretaris menarik pintu dengan hormat, mempersilakan Hyesang masuk ke dalam mobil.

Hyesang naik ke mobil. Setelah mobil melaju, dia mengeluarkan ponsel dan menelepon balik ke Rudy.

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu