Suami Misterius - Bab 466 Terjatuh Dari Tangga

“Pacaran ?” Yunita tersenyum sinis, berbalik menoleh ke arah Risma , “Nona Mirah sepertinya masih tidak tahu ya, aku sudah hamil tiga bulan lebih, seandainya kamu ingin langsung menjadi ibu tiri setelah menikah, aku tidak keberatan juga untuk memberikan anakku padamu.”

Ekspresi Risma sangat dingin, dia mengangkat dagunya sendiri, lalu menatap ibu dan anak keluarga Muray dengan tatapan angkuh. Namun gayanya sangat kacau berantakan, sudut bibirnya sudah memar, rambutnya sudah terurai berantakan, bagaikan burung merak yang telah dicabut bulunya, tidak ada modal untuk angkuh.

“Nalan Qi, ini tunangan kamu yang jadi artis itu ya. Memang kelahiran dari keluarga kecil, benar-benar tidak pernah terdidik.”

“Dia mana bisa dibandingkan sama kamu.” Nalan Qi mengambil kesempatan untuk menggenggam tangan Risma , sambil menyanjungnya.

Risma tersenyum sinis, lalu berbalik menoleh kepadanya dan berkata :”Kamu mau pacaran samaku kan ? Aku sekarang kasih satu kesempatan untukmu, kamu tampar wajahnya, tampar dengan sekuat tenaga, dan sekejam-kejamnya, kalau tampar sampai aku merasa puas. Aku akan setuju untuk pacaran denganmu. Sedangkan anak haram di dalam perutnya itu, kalau dia mau memberikan padaku, aku juga tidak keberatan menerimanya, tetapi nanti bakal mati atau hidup, aku tidak berani menjamin juga.”

Nalan Qi mendengar demikian, sedikit mengerutkan alisnya. Meskipun dia bukan lelaki yang sopan dan lembut, namun juga tidak ada kebiasaan memukul wanita, apalagi, memukul seorang wanita yang pernah tidur satu ranjang dengannya.

Akan tetapi dia juga sangat mengerti dengan sifat Risma , apabila kehilangan kesempatan ini, ke depannya jangan berharap bisa mendekatinya lagi.

Ekspresi wajah Nalan Qi tetap membawa keraguan, namun Yunita telah memundurkan langkahnya dengan refleks. Dia bahkan lebih mengerti Nalan Qi dibandingkan Nalan Qi sendiri, asalkan bisa mendapatkan imbalan dan keuntungan, tidak ada hal yang tidak boleh dilakukannya.

Bukti yang paling jelasnya adalah, sebelumnya Nalan Qi langsung memberikan dirinya kepada bapak tua yang bermarga Liu itu dengan tanpa ragu.

“Nalan Qi, kita sudah lama pacaran juga, meskipun tidak ada cinta lagi, namun masih ada perasaan juga kan, perutku sekarang masih mengandung anakmu, kamu benaran tega memukul aku ?”Yunita menatap Nalan Qi dengan air mata yang bergenang-genang, sambil menarik tangan Rina dengan tanpa sejak.

Nona keluarga Mirah bukan orang yang bisa dilawan oleh mereka, mereka akan menjadi pihak yang dirugikan apalagi terus menetap di tempat ini.

Rina melirik anak perempuannya dengan sekilas, sepertinya sudah mulai mengerti, dia langsung beranjak ke hadapan Risma , dan langsung berlutut padanya, “Nona Mirah , kamu terlahir mulia, kami yang hanya keluarga kecil tidak bisa sebanding denganmu. Tetapi anak perempuanku sekarang sudah hamil, tolonglah berbaik hati, melepaskan saja menantuku itu !”

Air mata Rina terus mengalir dan tangisannya juga sangat tragis, aktingnya memang terkesan sangat nyata. Di sekeliling mereka sudah dipenuhi dengan bisikan yang menyalahkan. Elaine juga ikut menambah apinya, “Ayo semuanya tolonglah ikut berkomentar, nona di salah satu empat keluarga besar, malahan mau jadi pelakor, merebut suami orang, terus masih tetap saja begitu angkuh, apa tidak tahu malu ya.”

“Kalian…” Bagaimanapun Risma juga orang yang berkedudukan, seandainya masalah ini terus diperbesar, bagaimana dia menghadapi orang luar. Lagi pula, ayahnya juga bukan orang yang bersifat sabar, sebelumnya pada saat kejadian Rahma Mirah berselingkuh, kakaknya bahkan langsung di usir keluar pintu oleh ayahnya, dan sampai memutuskan hubungan bapak dan anak. Risma tidak ingin mengikuti jejak Rahma Mirah.

“Nalan Qi, kamu memang pengecut, bahkan tidak ada keberanian untuk memukul seorang wanita. Aku kasih tahu kamu, selanjutnya jauhi dariku, kalau tidak, aku pasti menyuruh orang patahkan kakimu juga.”

Risma berkata dengan nada marah dan emosi, lalu melempar kata-katanya dengan nada tidak acuh, “Lelaki ini kalian ambil saja, aku sama sekali tidak tertarik.”

Dia selesai bicara, langsung beranjak langkahnya dan berjalan ke arah pintu lift. Namun Nalan Qi tidak ingin melepaskannya dengan begitu mudah, mereka berdua tetap saja saling tarik menarik. Sementara ibu dan anak keluarga Muray juga ikut terlibat.

Risma berjalan ke pintu lift dengan emosi dan gelisah, namun pintu lift tetap saja belum terbuka. Dia yang sudah tidak sabar akhirnya hanya bisa membuka pintu keluar darurat, dan langsung menginjak pada tangga.

“ Risma , Risma , kamu dengar penjelasan aku dulu….” Nalan Qi tetap saja tarik menarik dan tidak ingin melepaskannya.

“Nalan Qi, kamu tidak boleh meninggalkan Yunita, kalau kamu tidak menerimanya lagi, bagaimana dia sama anaknya bisa bertahan hidup.” Rina menarik sudut baju Nalan Qi, jelasnya ingin mengganggu dan menghancurkan hubungan Nalan Qi dan Risma .

“Abang ipar, apa baiknya juga wanita ini, dia mana bisa dibandingkan sama kakakku.” Elaine juga ikut meributkan masalah ini.

Yunita sebagai peran utamanya, hanya bisa terus mengikuti mereka.

Sekumpulan orang sedang tarik menarik di sekitar tangga, Risma semakin tidak sabar lagi, pipinya yang bengkak juga semakin sakit.

Dia mulai bertengkar lagi dengan Elaine, dan mulai berkelahi lagi.

Nalan Qi menyelip di antaranya dan melindungi Risma . Rina dan Yunita sedang menahan Risma agar Elaine dapat memukulnya.

Pada saat mereka saling dorong mendorong, mereka perlahan-lahan berjalan menghampiri tangga, Rina melihat tangga yang berada di belakang Yunita, berteriak nyaring untuk memberitahunya., “Yunita, awas tangga.”

Lebih mending kalau dia tidak berteriak, karena setelah dia selesai mengingatkannya, Risma langsung berpikir sejenak, lalu mencari kesempatan dan langsung mengulurkan tangan untuk mendorong Yunita dengan sekuatnya.

Tiba-tiba kaki Yunita kehilangan stabil, dan langsung terjatuh dengan tanpa waspada, seluruh tubuhnya jatuh terguling ke bawah tangga belasan pijakan itu, dan langsung berbenturan pada dinding yang kuat.

“Aduh ! Sakit !” Seluruh tubuh telah Yunita meringkuk jadi satu, dan menjerit kesakitan.

“Yunita !”

“Kakak !” Elaine dan Rina menjerit kekagetan, lalu berlari ke bawah tangga dengan panik.

Rina memeluk Yunita ke dalam pelukannya, setelah itu dia melihat rok Yunita yang telah berubah merah karena darah yang menembus, membuat suara Rina semakin gemetaran karena panik, “Yunita, Yunita, kamu baik-baik saja ?”

“Perut, perutku sakit sekali, cepat panggil ambulans.” Wajah Yunita menjadi pucat karena kesakitan, lalu berkata kepada Rina dengan susah payah.

“Ambulans, cepat panggil ambulans !” Rina berteriak kepada Nalan Qi.

Akan tetapi, di bawah tatapan Risma yang memaksakan itu, Nalan Qi sama sekali tidak berani bertindak.

Risma berdiri di atas tangga, sudut bibirnya masih mengaitkan senyuman sindir yang sombong, lalu menatap ibu dan anak keluarga Muray dengan gaya angkuh, akhirnya terlampias juga emosinya.

Akhirnya, Elaine yang mengeluarkan ponsel untuk menghubungi ambulans, setelah itu, Yunita di antar ke rumah sakit.

Setelah ambulans sampai di rumah sakit, dokter dan suster telah melakukan persiapan, mereka langsung mendorong Yunita ke ruang operasi.

Rina dan Elaine tertahan di luar pintu, Rina menarik lengan dokter, berkata dengan nada membawa tangisan, “Dokter, anak perempuanku sudah hamil tiga bulan, kalian, kalian harus menolong anak kandungannya.”

“Kami akan berusaha.” Dokter meninggalkan kalimat ini, dan buru-buru masuk ke ruang operasi.

Nalan Qi dan Risma juga ikut berkunjung ke rumah sakit, Risma tentu saja dengan tampang bersenang di atas kesusahan orang lain, lalu juga tidak lupa untuk menyindir, “Bagus juga kalau anaknya gugur, lagi pula Nalan Qi juga tidak mau mengakui anak ini.”

“Kamu bilang apa, dasar wanita jalang, pembunuh !”Elaine dan Risma hampir berkelahi di depan ruang operasi.

Operasi terus berlanjut hingga satu jam lebih, anak Yunita tetap saja tidak dapat diselamatkan, setelah melakukan operasi aborsi, Yunita telah dipindahkan ke ruang pasien biasa, meskipun orangnya telah sadar, namun suasana hatinya tetap saja sangat suram.

Dia berbaring rata di atas kasur pasien, sambil termenung dengan menatap plafon. Sedangkan di luar pintu pasien, lebih kurangnya dapat terdengar suara pertengkaran dan jeritan tangisan.Terutama suara tangisan Elaine, dapat terdengar secara jelas.

“Dasar wanita kejam, kamu mendorong kakakku ke bawah tangga, mencelakai anak kandungan di dalam perutnya. Aku mau cari pengacara untuk menuntut kamu, kamu siap-siap saja masuk penjara !”

Novel Terkait

Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu