Suami Misterius - Bab 230 Segera Menyingkirkan

“Apa lagi yang kamu tahu?” Lengan Rudy melingkari pinggang Clara dari belakang, dan ada napas yang kuat, dewasa, dan maskulin dalam napasnya.

Clara pun bersandar di dada Rudy, begitu lembut bagaikan tak bertulang, dia pun menjawab dengan santai, “Keluarga Sutedja adalah kepala dari keempat keluarga terpandang, jadi mana mungkin semudah itu menyelidiki mereka. Jika ada hal yang Keluarga Sutedja tidak ingin orang lain tahu, maka kemampuan Miko pasti tidak akan bisa menyelidikinya. Tapi, tuan muda keempat yang punya hak mutlak dari seluruh Sutedja Group, jelas kalau Gevin dan ayahnya ingin sekali segera menyingkirkannya.”

“Segera menyingkirkan?” Rudy tertawa dingin dan mengulangi kedua kata ini. Tubuhnya memancarkan aura dingin yang aneh, dia memicingkan mata hitamnya yang penuh gejolak bahaya dan kekejaman.

“Clara, kamu tidak tahu apa sebenarnya yang namanya segera menyingkirkan.”

Pada awalnya, Revaldo sudah menggunakan segala cara yang dia bisa untuk memberi pukulan dan tekanan ke Rudy, tapi tidak menemukan kesempatan untuk melakukannya. Akhirnya dia pun menyerang ke wanita, membuat Mirah tidak bisa kembali hidup normal lagi dan merusak reputasinya. Arima demi menghentikan pembalasan dendam ini, menggunakan semua relasi yang dia miliki untuk mengirimnya ke Pasukan Perdamaian. Lalu menyuruhnya untuk mengerjakan tugas terbahaya. Tujuannya, tidak ingin dia kembali dengan selamat.

Inilah kerabat dekat Rudy, dan inilah baru yang dinamakan segera menyingkirkan. Sedangkan semua hal ini, Rudy berharap seumur hidup ini Clara tidak perlu memahami itu.

“Cepat segera kembalikan lagi kontrak saham itu. Ingat kalau sifat Gevin itu sedikit cukup ekstrim. Tidak akan ada untungnya banyak terlibat dengan dia.” Ucap Rudy di samping telinganya dengan dagunya menempel di atas kepala Clara.

Clara mengangkat dagunya untuk melihatnya lalu tersenyum dan berkata, “Seperti kamu tahu semuanya saja.”

“Setidaknya, aku lebih memahami Tuan muda keempat daripada kamu.” Jawab Rudy.

Clara tidak banyak bertanya, terhadap tuan muda keempat, dia hanya sebatas penasaran saja. Baginya, tuan muda keempat adalah orang yang jauh dan berbeda dengannya. Tidak akan mungkin ada keterikatan atau keterlibatan apapun dengannya. Jadi, paham atau tidaknya, Clara tidak terlalu memedulikan.

Clara bersandar santai di dada Rudy. Karena cukup bosan, dia pun memain—mainkan jemari Rudy yang panjang, rapi dan indah itu Tangan pria itu sungguh bersih dan ramping, garis turangnya begitu jelas dan kuat. Bahkan tangan saja begitu indahnya, benar-benar membuat orang iri saja.

Tiada siapapun yang bicara, keduanya hanya saling bersandar dan melekat dalam diam, kehangatan meemenuhi kamar itu.

“Clara, jika urusan keluarga Santoso sudah selesai, apa kamu bersedia ganti lingkungan kehidupan yang baru?” tanya Rudy tiba-tiba, suara yang hangat, memikat terdengar begitu dalam.

“Em?” Clara memandangnya dengan ekspresi wajah sedikit terkejut. Kemudian, baru menyadari apa yang ditanyakannya.

Clara cukup serius memikirkan ini sejenak, tidak terpikirkan jawaban yang terlalu yakin. Tapi dia juga tidak bingung, tersenyum dan menjawab, “Ganti dengan lingkungan baru juga bukanlah hal yang buruk, selama kamu dan Wilson di sampingku, dimanapun adalah sebuah rumah untukku.”

Mendengar ini, hati Rudy jadi hangat, dan tanpa sadar dia pun menundukkan kepalanya lagi dan mencium Clara lagi.

Lengan Clara perlahan merabai dada Rudy, keduanya sedang berciuman seolah tidak ingin terlepas. Lalu tiba-tiba pintu kamar dibuka dari luar oleh seseorang sehingga terdapat celah kecil di sana, lalu masukkah kepala mungil berambut hitam dengan wajah imut dan polos memandang ke ayah dan ibunya yang sedang berpelukan. “Ibu, ayah, Wilson juga mau dipeluk.”

Wajah Clara memerah tersipu malu mendorong Rudy, lalu dia pun menggendong Wilson dari kantai.

Wilson masuk ke gendongan ibunya, lalu tangan kecilnya dilingkarkan ke leher ibunya dan satu tangannya lagi diulurkan untuk merangkul ayahnya.

“Aku mau cium cium.” Kata Wilson dengan suara kekanak-kanakannya sambil memanyunkan bibirnya lalu mencium dengan sekuat tenaga di bibir Clara.

Rudy mengerutkan keningnya ketika memandang Clara yang saat itu dicium anaknya sampai wajahnya memerah dan saling berdekatan dengan si kecil itu. Hanya saja, tanpa menunggu dia mengatakan apa-apa,kepala Wilson tiba-tiba maju ke arahnya dan mencium wajah Rudy dengan bibir kecil yang penuh air liur, sampai membuat wajah Rudy penuh air liurnya.

Ekspresi Rudy penuh rasa jijik dan mendorong kepala kecil berambut hitam itu, “Kenapa masih belum tidur?”

“Mau dininabobokan Ayah.” Wilson mengulurkan kedua tangan gembulnya lalu minta dipeluk oleh Rudy.

Rudy pun menggendong Wilson ke kamarnya, Sus Rani sudah menyiapkan dan merapikan tempat tidur Wilson.

“Wilson Cuma mau dininabobokan ayahnya saja. Benar-benar tidak bisa apa-apa dengannya.” Jawab Sus Rani rendah hati.

Rudy mengangguk, “Kamu istirahatlah dulu.”

Setelah Sus Rani meninggalkan kamar, Rudy mematikan seluruh lampu kamar dan hanya meninggalkan satu lampu malam kecil yang redup.

Dia menggendong Wilson ke ranjang kecilnya lalu mengambil beberapa buku dongeng sebelum tidur.

“Wilson mau mendengar dongeng apa? Hansel and Gretel?” tanya Rudy.

Wilson menggelengkan kepalanya. Sejak duduk di ranjang kecilnya, tangan mungil Wilson terus membolak-balik rak buku yang ada di ujung ranjangnya. Pada akhirnya mengambil satu buku berjudul Alibaba dan empat puluh pencuri, lalu memberikannya ke Rudy.

“Mau cerita ini.”

Rudy membuka buku dongeng itu dan mulai membacakannya.

“Dahulu kala, ada dua saudara lelaki yang tinggal di sebuah kota di Persia. Kakak laki-lakinya adalah Gosem dan dia sangat kaya. Adik laki-lakinya bernama Alibaba, miskin tapi baik hati. Suatu hari, Alibaba naik gunung untuk menebang kayu, lalu bertemu dengan sekelompok bandit... "

Suara Rudy yang rendah dan memikat di malam yang sunyi itu, terdengar semerdu Kontrabas. Awalnya Wilson membuka mata besarnya yang penuh dengan rasa keingintahuan ingin mendengarkan ayahnya bercerita. Tetapi ketika dia mendengarkan, kelopak matanya mulai terasa berat. Setelah selesai membaca satu buku dongeng, si kecil itu sudah tertidur dengan lelap.

Anak kecil saat tidur adalah saat terlucunya, wajah mungil yang bulat dengan bibir merah yang memanyun, bulu mata panjang menutup tirai matanya. Wajah tidur yang begitu polos dan imut, memiliki samar bayangan ibunya.

Rudy dengan hati-hati menyelimutinya, membungkuk lalu mengecup wajah Wilson. Kemudian, keluar dengan melangkah pelan-pelan dari kamar Wilson.

Rudy kembali ke kamar utama, Clara sudah tertidur.

Tubuh mungil Clara meringkuh bersembunyi di dalam selimut dan hanya memperlihatkan wajah mungil putih yang indah, sudut bibir yang sedikit melengkung, wajah tidur yang diam dan lembut, benar-benar mirip sekali dengan Wilson.

Rudy juga sama menyelimuti Clara dengan baik lalu dia pergi mandi ke kamar mandi. Lalu, berbaring di samping Clara, lengannya diselipkan dan melingkar ke pinggang Clara, lalu dia pun memejamkan mata dan tidur.

*

Ketika tidak ada pekerjaan, Clara suka sekali tidur lama, terlebih karena kemarin malam disiksa seperti itu.

Setiap kali setelah mereka berdua bermain-main di ranjang, malam itu pun Clara akan tidur dengan sangat lelap dan manis. Ternyata memang benar olahraga bisa membantu tidur dengan biak, apalagi olah raga di atas ranjang.

Begitu tertidur, Clara bangun di hari berikutnya siang hari. Terbangun karena alarm yang berisik.

Sore ini, dia ada dua syuting pengambilan film, jadi tidak bisa melanjutkan bermalas-malasan di ranjang.

Clara duduk di ranjang lalu mengangkat kedua lengannya, dan merilekskan pingganya. Lalu, dia pun turun dari ranjang dan pergi mandi.

Selesai dia mandi, dia berdiri di depan kaca kamar mandi. Dia mengerutkan keningnya ketika ada bekas ciuman warna ungu di lehernya. Dia sore ini harus memakai pakaian film, jika bekas ciuman ini tidak bisa ditutupi maka jelas akan sangat memalukan.

Clara mengoleskan bedak yang sangat tebal di lehernya, memaksa untuk menutupi bekas ciuman itu. Hanya saja, dia jadinya harus menghabiskan banyak waktu untuk itu.

Clara ganti baju lalu turun terburu-buru. Yang sangat dia tidak sangka, dia melihat Rudy yang mengenakan baju rumah dan sedang duduk membaca koran di ruang tamu.

“Hari ini tidak perlu pergi bekerja di perusahaan tas kulit?” tanya Clara.

Novel Terkait

Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu