Suami Misterius - Bab 1345 Perjanjian Pranikah

Nyonya Maveris meletakkan sarang burung walet, mematikan gas di atas kompor, berbalik dan memandang Mahen, lalu menjawab “Aku adalah ibunya, bagaimana mungkin tidak tahu. Ketika Diva lahir, dokter memberitahuku, Diva memiliki celah di jantungnya, tapi masalahnya tidak terlalu besar, dia sangat sehat sejak kecil."

“Namun, sangat bahaya bagi penderita penyakit jantung untuk hamil, apakah kamu tidak khawatir?” Mahen bertanya lagi.

Nyonya Maveris menghela nafas dan berkata "Diva adalah anakku, aku tentu akan khawatir. Namun, penyakit ini tidak seserius yang kamu pikirkan. Neneknya Diva, bibi dan aku, semuanya memiliki penyakit jantung. Nenekku melahirkan lima anak, tiga laki-laki dan dua perempuan, semuanya sangat sehat. Empat di antaranya tidak memiliki penyakit jantung keturunan. Neneknya Diva melahirkan enam anak, tiga laki-laki dan tiga perempuan, hanya aku dan bibinya Diva terpengaruh secara genetik. Bibinya Diva melahirkan dua anak laki-laki, semua anak-anaknya sehat. Hanya aku ketika melahirkan Diva agak sulit, tapi akhirnya juga selamat. Buyutnya Diva, nenek dan bibinya semua memiliki masalah jantung, tetapi tidak satupun dari mereka yang meninggal lebih awal karena penyakit jantung."

Setelah selesai berkata, Nyonya Maveris mengulurkan tangannya, menepuk lengan Mahen, tersenyum dan berkata "Jangan menakut-nakuti dirimu sendiri, dokter tidak menyarankan Diva untuk tidak memiliki anak ini, ini membuktikan bahwa tidak terlalu bahaya. Penambahan seseorang ke dalam keluarga adalah peristiwa yang membahagiakan, kamu selalu memasang wajah suram sepanjang hari benar-benar terlalu menyebalkan."

Nyonya Maveris tersenyum dan membawa sup sarang burung walet ke lantai atas.

Di dalam kamar tidur, begitu melihat sup sarang burung walet, Diva langsung mengerutkan kening. Sebelumnya dia tidak pernah pilih-pilih makanan, tapi setelah hamil, selera makannya sepertinya berubah.

Mencium bau sarang burung walet, entah kenapa Diva merasa bau amis, tapi tetap memaksa diri meminumnya. Selama itu baik untuk anak, dia bisa memaksakan diri memakannya.

Setelah selesai minum sarang burung walet, Nyonya Maveris mengambil keluar mangkuk kosong itu dan begitu dia keluar, langsung melihat Mahen masuk.

“Diva sedang melihat ponsel, pergilah menemaninya, jangan biarkan dia terlalu sering melihat ponsel, tidak baik untuk matanya.” Nyonya Maveris memperingatkan.

Mahen mengangguk dan masuk ke kamar, dia melihat Diva duduk di ranjang, dia kelihatannya tidak nyaman, wajahnya pucat, telapak tangannya memegang dadanya.

Setiap kali Diva memaksa diri memakan sesuatu yang tidak ingin dia makan, dia akan merasa tidak nyaman.

Mahen mengerutkan kening dan merasa tertekan, dia berjalan ke samping meja, menuangkan segelas air hangat dan menyerahkan padanya.

Diva mengambil gelas air, tapi hanya memegangnya di tangan dan tidak meminumnya. Ketika merasa tidak nyaman, dia hanya dapat menahannya, tidak bisa makan atau minum apapun, meskipun minum air hanya akan membuatnya merasa semakin tidak nyaman.

Ujung jari Diva yang dingin menempel di gelas, air hangat membuatnya merasa sangat nyaman.

Mahen duduk di tepi ranjang, melihatnya tidak minum, dia bercanda dengan santai "Mengapa kamu tidak minum, takut aku akan meracunimu?"

Setelah mendengar ini, Diva mengangkat kepala dan menatapnya, dia tersenyum menjawab "Ya, bagaimana kalau Tuan muda kedua mengaborsikan anakku, setelah aku tidak sadar diri?"

“Diva, kamu menonton terlalu banyak serial TV.” Mahen menatapnya dengan hangat.

Ketika baru saja mengetahui Diva memiliki penyakit jantung dan kehamilan mungkin akan membawakan bahaya, Mahen memang pernah berpikir, betapa baiknya kalau tidak ada anak ini atau anak ini bisa menghilang sendiri.

Tapi, kalau memintanya memingsankan Diva dan melakukan aborsi, Mahen tidak mungkin bisa melakukan hal semacam ini.

Pergaulannya bersama Diva tidak terlalu lama, meskipun tidak cukup memahaminya, tapi setidaknya tahu karakternya. Kalau dia melakukan hal semacam ini, jangankan mencintainya, mungkin Diva akan membencinya sampai mati.

Diva merasa perutnya sudah membaik, dia meminum seteguk air dan mengangkat sudut bibirnya, berkata "Sebelumnya, ibuku selalu mengatakan diriku keras kepala. Sejak kecil, aku selalu bersikeras melakukan apapun yang aku inginkan, meskipun akan terluka ataupun berdarah. Baik terhadap Shinee Movie, maupun anak dalam perutku. Aku pasti akan melahirkannya."

"Ya." Mahen menjawab "Tidak melahirkan, emangnya kamu ingin selalu menyimpannya di dalam perutmu."

Diva tersenyum lembut dan menyentuh perutnya dengan lembut.

“Nanti siang aku akan keluar, ada beberapa hal yang harus ditangani, sebentar lagi mungkin akan ada tamu yang datang, kamu harus melayaninya.” Mahen berkata.

Diva mengangguk dan tidak menanyakan siapa tamunya. Dia adalah orang pintar, dia bisa menebak sesuatu di dalam hatinya.

Setelah Mahen pergi, Diva mengemas dirinya, bagaimana pun juga harus bertemu pengunjung asing, tidak boleh terlalu sembarangan, agar tidak membuat orang merasa tidak dihormati.

Awalnya Diva menyangka Mahen meminta pengacara datang untuk membicarakan tentang perjanjian pranikah.

Berdasarkan statusnya, sebuah pernikahan tidak hanya tentang cinta, tetapi akan melibatkan semua aspek. Oleh karena itu "perjanjian pranikah" sangat diperlukan.

Namun, Diva tidak menyangka bahwa orang yang datang bukanlah pengacara perusahaan Mahen, melainkan sepupunya, Keyra Sunarya, Nona dari keluarga Sunarya.

Keyra mengenakan pakaian profesional dan membawa tas kerja, dia seharusnya datang dari firma hukum.

Diva melayani Keyra dengan sopan, kemudian nyonya Maveris membuat teh susu, memotong buah dan melayani Keyra dengan ramah.

“Bibi, kita akan segera menjadi sekeluarga, kamu tidak perlu begitu sopan.” Keyra mengambil teh susu dan berkata sambil tersenyum.

Nyonya Maveris tersenyum dan mengangguk, lalu kembali ke kamar, membiarkan Diva dan Keyra membicarakan urusan serius.

Keyra duduk di sofa ruang tamu yang nyaman, meminum teh susu dengan santai, menatap Diva dan sambil tersenyum.

Diva duduk di sana dengan tenang dan sangat sabar.

Keyra tidak terburu-buru membahas topik pembicaraan, dia meminum teh susu dan berkata sambil tersenyum "Teh susu yang dibuat oleh bibi benar-benar enak."

“Ibuku suka membuat cemilan, kalau kamu suka, aku bisa memintanya mencatat caranya untukmu.” Diva berkata

"Kalau begitu terima kasih kakak ipar kedua." Keyra tersenyum berkata "Aku tidak menyangka kamu akan menjadi kakak iparku."

“Aku juga tidak menduga.” Diva menjawab, suaranya tetap terdengar tenang, tapi ada cahaya lembut di matanya yang cerah.

Keyra meletakkan cangkir teh susu, kemudian mengambil tas di sampingnya, mengeluarkan dokumen dan menyerahkannya pada Diva. "Kakak kedua memintaku mengantarkan (Perjanjian Pranikah) padamu, kamu bisa melihatnya dulu."

Diva mengambil dokumen itu, dokumennya sangat tebal, tapi isinya hanya beberapa halaman. Sisanya adalah lampiran. Mungkin karena Mahen memiliki terlalu banyak properti, jadi lampirannya tebal.

Tuan muda kedua menguasai pasar modal, yang paling banyak dia miliki adalah uang. Selain itu, Mahen sangat pandai berinvestasi, industri yang diinvestasikan dalam beberapa tahun ini tidak dapat diperhitungkan.

Setelah menyerahkan dokumen pada Diva, dia tersenyum berkata “Kakak kedua sangat bangga sejak kecil, tanpa terduga akan terpesona oleh seseorang. Dia sangat peduli padamu, dia khawatir kalau pengacara datang akan terlihat terlalu resmi, jadi memintaku datang. Kita adalah saudara, jadi kalau kakak ipar merasa keberatan dengan persyaratan di atas, boleh mengungkitnya.”

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu