Suami Misterius - Bab 1221 Perasaan Seperti Selir Tercinta Yang Ditempatkan Di Rumah Indah

Keyra membuka pintu, baru saja mau menyuruh pergi Dina, agar tidak memengaruhi dia dan pria idamannya telepon dalam waktu lama, namun, begitu pintu terbuka, saat dia melihat orang yang ada di luar pintu, di dalam mata indahnya penuh kejutan dan tercengang.

Tangan yang memegang ponsel perlahan diturunkan, mengetuk pintu sekali sambil tersenyum “Apakah aku membuka pintu dengan cara yang salah, kenapa malah melihat Tuan Muda Sanusi, pintu ini juga bukan pintu antar-jemput ruang waktu.”

Alfy juga menggoyangkan ponsel, tatapan hangat dan penuh senyuman “Key, caramu menyambutku juga sangat spesial.”

Tatapannya yang penuh kelembutan tertuju padanya, saat ini, Keyra hanya mengenakan handuk mandi, rambut panjang yang basah terurai, wajah sedikit tersipu, dari ujung kepala sampai ujung kaki basah, penampilannya sangat memikat.

“Apakah tidak mempersilahkanku masuk?” Alfy tersenyum sambil bertanya.

Keyra memiringkan tubuh, mempersilahkan dia masuk.

Alfy melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar, dari belakang terdengar suara pintu tertutup.

Saat pintu ditutup, lengan Alfy sudah merangkul pinggang rampingnya, sekalian menekannya di salah satu sisi dinding.

Punggung Keyra menempel di dinding, di depannya ada dada hangat.

Saling berpelukan intim, tiba-tiba Keyra merasa udara di sekeliling juga mulai ikut terasa panas. Dia sedikit menundukkan mata, tidak terlalu berani melihat matanya, pipi terasa agak panas bertanya “Kamu, kamu kenapa ke sini?”

“Bukankah tadi di telepon sudah mengatakannya, aku sangat merindukanmu, sangat rindu, rindu hingga hatiku ikut sakit.” Alfy memegang tangannya, ditekan ke dadanya sendiri.

Dibatasi pakaian tipis, Keyra dengan jelas bisa merasakan detak jantungnya yang stabil dan kuat di bawah telapak tangannya. Dan hati sendirinya dari awal sudah tidak karuan.

“Oh.” Keyra mengiyakan, lalu tersipu malu hingga tidak bisa mengatakan apa-apa, pada saat ini, bahkan nafas juga tidak karuan.

Ada keheningan sesaat antara satu sama lain, Alfy mengulurkan dua jari rampingnya, mengangkat dagu Keyra.

Keyra dipaksa untuk mengangkat kepala dan saling bertatapan dengannya. Di dalam mata gelapnya, dihiasi sedikit senyuman jahat yang mempesona. Senyuman itu perlahan berubah menjadi dalam dan hangat, dia menundukkan kepala, langsung mencium bibirnya.

Ciuman panas dan bergairah, dari depan pintu kamar berlanjut sampai ke dalam kamar tidur.

Kemudian, keduanya terbaring di atas ranjang besar yang empuk……

Saat pertama kali, Alfy terus berusaha lebih menahan diri. Kemudian, karena Erwin tiba-tiba masuk rumah sakit, selanjutnya, Keyra melakukan perjalanan bisnis lagi.

Alfy merindukannya, sangking rindunya hati juga terasa sakit. Dia bekerja lembur selama beberapa hari berturut-turut hingga larut malam, baru bisa meluangkan waktu untuk datang ke kota A mencarinya.

Pertama kali merasakan nafsu, ditambah usia muda yang bergairah dan kuat, begitu Alfy bertemu dengannya, di dalam benak hanya ada dirinya. Faktanya, dia juga melakukan hal yang sama.

Berbeda dengan pertama kali yang lebih menahan diri, Alfy yang sekarang memiliki permintaan kuat, Keyra juga berusaha bekerja sama.

Setelah selesai, Keyra sudah kelelahan bahkan tidak ingin bergerak lagi, mandi juga Alfy yang menggendongnya.

Tapi hal yang barusan jelas belum memuaskannya. Di dalam kamar mandi, dia tetap mengganggunya lagi, Keyra sangat lelah, walau sedikit menolak tetap melakukannya sekali lagi.

Setelah mereka berdua selesai melakukannya, lalu mandi dan kembali ke kamar tidur, Keyra kelelahan dan ngantuk, begitu terbaring di ranjang langsung ketiduran.

Keduanya bahkan belum sempat mengucapkan kata-kata yang hangat.

Pertama kalinya Keyra merasakan, bercinta bisa membantu kualitas tidur. Dia tidur dengan nyenyak, bahkan tertidur hingga keesok siangnya.

Keyra membuka mata, pandangan pertama langsung melihat wajah tampan Alfy.

Dia berbaring di sampingnya, telapak tangan menahan kepala, menatapnya dengan senyuman hangat “Sudah bangun?”

“Ya.” Keyra menggunakan tangan untuk mengucek matanya, perlahan bangun dari tempat tidur, merasa seluruh tubuh sangat nyeri, tidak ada tenaga.

Keyra melihat keluar jendela, sinar matahari di luar jendela sangat cerah, tidak bisa melihat jam berapa. “Jam berapa?” Dia bertanya.

“Sudah jam 13.00.” Alfy melihat jam tangan lalu menjawab.

“Sudah jam 13.00?” Spontan rasa kantuk Keyra hilang semua “Kenapa Dina tidak ke sini untuk membangunkanku, hari ini aku masih ada pekerjaan!”

Keyra selesai bicara, membuka selimut di tubuhnya dan langsung mau turun dari ranjang, tapi begitu selimut dibuka, dia baru sadar, dirinya bahkan……tidak mengenakan pakaian.

Wajahnya memerah, menarik kembali selimut untuk membungkus tubuhnya.

Alfy menaikan alis, wajah menunjukkan sedikit senyuman jahat yang mempesona, nada bicara yang lembut, berbicara tanpa tergesa-gesa: “Tadi pagi Dina ke sini, aku memberitahu dia, kamu sedang tidur. Dia berkata padaku: klien telah dibebaskan dengan jaminan bersyarat di rumah, sore baru bertemu juga sama saja, biarkan kamu tidur lebih lama.”

Keyra mendengarnya, seketika daun telinga memerah, menarik selimut dan langsung menutupi kepalanya.

Pagi-pagi, Alfy muncul di kamarnya, masih terang-terangan memberi tahu orang lain apa yang mereka lakukan tadi malam.

Alfy tahu dia sedang merasa malu, mengulurkan tangan menarik selimut yang menutup wajahnya, dengan memanjakan mengelus kepalanya.

“Kita sudah dewasa, sama-sama belum menikah, kenapa perlu merasa malu.” Alfy selesai bicara, lalu mengulurkan tangan meremas pipinya, sambil tersenyum berkata: “Kenapa begitu mudah merasa malu.”

Keyra tersenyum manis, menyingkirkan tangannya. Setelah merapikan rambut panjang yang agak berantakan, lalu mengenakan pakaian dan turun dari tempat tidur.

Alfy telah memesan layanan kamar, sarapan yang bervariasi dan penuh rasa.

Keyra sedang makan bubur menggunakan sendok, Alfy duduk di hadapannya, mengambilkan sayur untuknya, sambil bertanya “Aku dengar, katanya bibi berasal dari kota A.”

“Benar. Ibuku berasal dari kota A. Ayahku juga dibesarkan di kota ini, termasuk berasal dari kota A juga. Dulu, ketika Bibi Wulan masih hidup, setiap liburan musim panas dan liburan musim dingin, ibu akan membawaku dan kakak main di sini, masakan Bibi Wulan sangat enak sekali. Kemudian, Bibi Wulan meninggal, kami juga sangat jarang ke sini lagi.” Keyra menjawab.

“Kalau begitu seharusnya keluarga Sunarya masih properti di sini, kenapa kamu harus tinggal di hotel.” Alfy sedikit bingung mengatakannya.

Keyra mengangkat bahunya dengan pelan, sambil tersenyum menjawab: “Hampir semua rumahku yang ada di sini kosong, hanya saja, biasa ada pekerja paruh waktu yang ke sana untuk membersihkan. Tinggal di sana juga tidak terlalu nyaman. Hotel ini juga merupakan properti yang berada di bawah naungan keluarga Sunarya, aku tinggal di sini, ada makanan dan minuman, keamanan juga terjamin.”

Selama beberapa tahun ini, Desta secara bertahap mengambil alih bisnis keluarga, hampir setiap kota memiliki hotel yang diinvestasikan oleh keluarga Sunarya. Keyra melakukan perjalanan bisnis, hampir selalu tinggal di hotel sendiri.

Alfy paham dan mengangguk, menggunakan sumpit mengambil sayur untuknya.

Keyra sambil makan lanjut mengatakan: “Kamu pergi hari ini? Atau?”

“Aku akan tinggal beberapa hari ini kota A.” Alfy menjawab.

Keyra mendengarnya, segera tersenyum lebar “Kalau begitu tunggu aku luangkan waktu, bawa kamu berkeliling. Kita pergi lihat di mana tempat ibuku dibesarkan dan pergi ke rumah yang pernah ditinggali oleh ayah, ibu dan kakakku dulu, keluargaku memiliki sebuah Vila Marina, pemandangan di sana indah sekali.”

“Baiklah, kalau begitu pengacara Sunarya secepat mungkin selesaikan pekerjaanmu, aku akan menunggumu.” Alfy sedikit bercanda mengatakannya.

Selesai makan, Keyra hanya mencuci muka dan berdandan sederhana, mengenakan pakaian profesionalnya, mengambil tas kerjanya bersiap untuk berangkat.

Alfy merangkul pinggangnya dari belakang, menciumnya lagi sejenak.

“Jangan main-main lagi, kamu sudah merusak dandananku.” Keyra sambil tersenyum mendorongnya, terkekeh mencubit dagunya “Patuh ya, tunggu aku pulang.”

Alfy mendengarnya, tidak tahan untuk tertawa. Dia memiliki semacam perasaan seperti selir tercinta yang ditempatkan di rumah indah oleh nona Sunarya.

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu