Suami Misterius - Bab 1169 Menguntungkan Orang Lain

Keyra mengangkat bahu dengan acuh tak acuh, “Sebenarnya, cacat wajah tidak terlalu pengaruh padaku. Selama tidak mengaca, aku juga tidak dapat melihat penampilanku sendiri. Asalkan kamu tidak merasa jijik saja.”

Ketika mengatakan kata terakhir, Keyra menopang pipinya, dan tersenyum memandangnya, dengan penampilan penuh godaan.

Alfy tertegun sejenak, kemudian tersenyum. “Sudah melihat di sepanjang jalan, apakah masih belum cukup?”

“Kamu sangat tampan.” Keyra mengedipkan matanya berkata.

Alfy tersenyum lembut, “Penampilan tampan hanyalah menguntungkan orang lain.”

Menggunakan kata-katanya untuk membantah dirinya, Alfy benar-benar cukup licik.

Tapi, Keyra adalah pengacara, Alfy tidak mungkin dapat memenangkannya.

Keyra mendekatinya lagi, dan tersenyum berkata: “Kalau begitu Tuan muda Sanusi harus banyakin menguntungkanku, sebaiknya menguntungkanku selamanya.”

Alfy: “......”

Alfy menghalangi matanya dengan tangan, menghentikan pandangan Keyra yang tertuju padanya. Kalau terus membiarkannya menggodainya, mungkin saja akan mengatakan hal-hal yang lebih canggung lagi.

Setelah menangani luka di pipinya, Alfy mengemas obat-obatan di atas meja dengan lincah. Dan bertanya dengan lembut: “Apa yang ingin kamu makan? Makanan Cina atau makanan barat, aku menyuruh mereka menyiapkannya.”

“Makanan Cina.” Keyra menjawab.

“Bisa makan pedas? Hidangan Hunan dari koki sini sangat enak.” Alfy bertanya.

Keyra mengangguk, dan mengedipkan mata menatapnya, lalu tersenyum berkata: “Oke, aku akan makan apapun yang kamu berikan padaku.”

Keyra benar-benar tidak pernah lupa menggodai pria idamannya.

Alfy: “.......”

Dia mengalihkan pandangannya, tidak memandang mata Keyra yang cerah.

Alfy memerintahkan pada koki, kemudian bertanya pada Keyra: “Butuh waktu untuk menyiapkan makanan, apakah kamu ingin putar-putar di sekeliling?”

“Ya.” Keyra mengangguk, dan memandang ke luar jendela, dia sembarang menunjuk dan bertanya: “Apakah itu lapangan golf?”

Alfy mengangguk. Belakang halaman rumah ada sebuah lapangan kosong, yang dirawat pekerja sepanjang tahun, dan kadang-kadang Alfy datang untuk bermain golf bersama teman-temannya.

“Tertarik?”

Keyra tersenyum mengangguk, Alfy menyangka dia sangat hebat. Tapi setelah berdiri di lapangan, dia baru tahu ternyata Nona Sunarya tidak pandai bermain golf sama sekali.

Alfy mengajarnya dengan sabar.

Dia berdiri di belakang Keyra, menjelaskan secara rinci bagaimana menggenggam dan mengayun tongkat golf. Karena Keyra tidak mengerti, Alfy harus melakukan kontak fisik untuk mengajarnya, dan mereka berdua berdiri semakin dekat.

“Jari-jari tangan kanan menggenggam tongkat golf, dan tongkat ditekan lurus, harus memegangnya seperti begini. Saat memegang tongkat dengan kedua tangan, keduanya harus dihubungkan menjadi satu......”

Alfy menjelaskannya dengan serius, tapi roh Keyra sudah melayang kemana-mana, hanya terdengar suara Alfy yang magnetik, tapi apa sebenarnya yang dia katakan, Keyra sama sekali tidak mendengarnya.

Alfy pertama kali begitu dekat dengannya, dia berdiri di belakangnya, tangan merangkulnya, dan mengajarinya bagaimana mengayunkan tongkat golf, posisi ini kebetulan memeluk seluruh tubuhnya dalam pelukannya, Keyra bahkan dapat mencium aroma tubuhnya yang segar.

Keyra merasa pusing, dan jantungnya berdebar kencang seolah-olah akan meloncat keluar.

“Ngertikah?” Saat ini, Alfy melepaskannya dan bertanya.

“Apa? Oh!” Keyra mengangguk dan menjawab.

“Kalau begitu kamu coba melakukannya.” Keyra berkata lagi.

“Oh.” Keyra mengangguk dan menjawab, kedua tangan memegang tongkat golf, dan mengayunnya dengan kuat. Posturnya lumayan bagus, tapi bolanya masih tetap berada di tempat.

Keyra: “......”

Alfy: “.......”

Keyra meletakkan tongkat golf, mengulurkan tangan menyentuh rambutnya, dan berkata dengan segan: “Mungkin sudah lapar, jadi pusing dan tidak berdaya, mari kita pergi makan.”

Alfy: “......”

Alfy tentu dapat melihat Keyra tidak konsen dalam bermain golf, dia mengangguk, lalu berbalik dan pergi.

Keyra segera mengikutinya. Langkahnya sangat besar, Keyra agak sulit mengikuti langkahnya, jadi mengulurkan tangan menarik tangannya, mencoba memperlambat langkahnya.

Terasa sentuhan lembut dan sejuk di telapak tangannya, Alfy menundukkan kepala, sudut bibirnya terangkat tanpa sadar, pada saat bersamaan, dia menggandeng tangannya dengan erat, dan berjalan meninggalkan lapangan golf.

Ketika kembali ke ruang makan, makanan sudah dihidangkan di atas meja, terlihat lezat. Tidak ada anggur merah di atas meja, hanya ada jus buah yang baru diperas.

Sering terjadi hal-hal yang tidak diinginkan setelah mabuk, Alfy selalu sangat menjaga diri, selama ada gadis di atas meja makan, dia tidak akan meminum alkohol.

Dan jus dapat menghilangkan rasa pedas, hidangan pedas paling cocok di makan bersama jus.

“Coba rasakan bagaimana rasanya?” Alfy mengambil sumpit, mengambil sepotong ikan pedas padanya. Potongan ikan yang dia berikan padanya adalah bagian belakang antara kepala dan insang, berada di sisi tempat sirip ikan, inilah bagian terbaik dari ikan, dan tidak ada tulang ikan.

Daging ikan masuk ke mulut, terasa lembut dan pedas, benar-benar enak.

Keduanya duduk berhadapan dan tidak banyak makan. Tujuan utama dalam pertama kali berkencan bukan makan, tapi menikmati perasaannya.

Alfy jarang berkata, kebanyakan Keyra yang berbicara, dan dia mendengarnya, terkadang mengangguk dan tersenyum.

Pengacara Sunarya mengetahui astronomi dan geografi, dia dapat menceritakannya selama tiga hari tiga malam tanpa mengulangi topik yang sama. Oleh karena itu, tidak peduli seberapa sedikit kata-kata yang dibicarakan Alfy, suasana antara keduanya tetap hangat.

Di saat Keyra menceritakan lelucon, tiba-tiba nada dering ponsel berdering merusak suasana.

Dia mengeluarkan ponsel, dan melihat panggilan telepon dari kakaknya, dia tidak berani tidak mengangkatnya.

“Maaf, aku mengangkat panggilan telepon dulu.” Keyra berdiri, mengambil ponsel, berjalan keluar dari ruang makan dan menjawab telepon.

Setelah panggilan telepon terhubung, langsung terdengar suara Desta yang rendah, “Sudah selesai sidang, mengapa masih belum kembali?”

Kebiasaan Keyra, setelah selesai sidang kalau tidak ada urusan mendesak, biasanya akan kembali ke rumah dan istirahat. Bagaimanapun sebuah persidangan bagaikan ujian seseorang secara menyeluruh, baik dari fisik maupun mental.

“Makan bersama teman di luar, aku akan kembali agak malam.” Keyra menjawab.

“Teman yang mana?” Desta bertanya lagi.

“Temanku, kamu tidak mengenal semuanya.” Keyra menjawab.

“Setidaknya aku kenal dengan Alfy.” Desta berkata.

“Kamu sudah tahu, mengapa masih bertanya?” Keyra bergumam.

“Makan di mana? Rumahnya?” Desta terus bertanya.

“Bukan, di vila.” Keyra menjawab dengan jujur.

“Segera kembali.” Desta memerintah dengan suara suram.

Semua orang tahu, vila keluarga Sanusi sama seperti rumah pribadi Alfy. Sekarang sudah berani membawa adiknya ke rumah, kalau Desta masih mengabaikannya, sebentar lagi akan langsung membawanya ke ranjang.

“Tidak.” Tapi Keyra malah menolaknya dengan tegas.

Dia dengan tidak mudah dapat berkencan dengan pria idaman, belum selesai makan, bagaimana mungkin dia mau kembali.

“Kamu yakin?

“Ya.” Keyra menjawab. Dia tidak percaya, Desta dapat melakukan sesuatu padanya.

“Kamu tidak kembali, aku akan pergi menjemputmu. Vila keluarga Sanusi tidak sulit menemukannya.” Desta berkata dengan santai.

Keyra: “.......”

“Sudahkah kamu selesai memikirkannya? Kembali sendiri, atau dijemput olehku?” Desta bertanya lagi.

“Aku kembali sendiri.” Keyra menggertakkan giginya berkata, dan berpikir dalam hati: Desta, kamu tunggu saja, aku kembali dan meminta ayah menghajarmu.

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu