Suami Misterius - Bab 1142 Betapa Dia Mencintaimu

Pada saat ini, Keyra dan Dina sudah kembali ke hotel.

Keyra merasa sangat lelah, lelah secara fisik maupun mental. Dia langsung berbaring di tempat tidur dan menarik selimut sampai ke ujung kepalanya.

Saat ini, Keyra hanya ingin tidur dengan tenang dan tidak memikirkan apapun.

Namun, Dina duduk di samping tempat tidur dan terus berbicara.

“ Begitu tiba di Kota H, langsung ada seorang pahlawan yang menyelamatkan seorang gadis cantik, benar-benar sangat romantis. Melakukan tanpa berkata apapun, Tuan muda Sanusi hanya terlihat dingin, tetapi sebenarnya dia sangat perhatian. ” Dina menarik selimut dari wajah Keyra dan berkata : “ Key, sebenarnya bagaimana dengan perkembangan kalian? Apakah dia pernah menciummu? Bagian mana yang sudah pernah disentuhnya? ”

“ Dina, menyingkirlah. Apakah yang ada di pikiranmu hanya wanita dan pria bajingan! ” Keyra menutupi wajahnya dengan selimut dan berkata dengan marah di dalam selimut.

“ Antara wanita dan pria, hormonlah yang mulai menarik satu sama lain. Tidak peduli hubungan seperti apa itu, pasti akan berakhir dengan kejadian di kasur. Pria akan melindungi wanita yang pernah ditidurinya. Dia melindungimu tanpa memperdulikan apapun, dan kamu mengatakan bahwa dia tidak pernah menyentuhmu? Aku tidak percaya. ”

Sebelum Dina selesai berbicara, Keyra menarik selimut dari wajahnya, lalu bangkit dan duduk di tempat tidurnya sambil menatap Dina dan kemudian bertanya : “ Apakah dia terluka parah? ”

“ Omong kosong! Coba kamu dipukul dengan sekop! Untungnya hanya terkena pundaknya. Jika terkena belakang kepalanya, mungkin dia sekarang sudah koma. ” Dina mengedipkan matanya dan menatap Keyra.

“ Key, menurutmu seberapa cinta dia padamu, dia bahkan melindungimu dengan tubuhnya. ”

“ Kamu terlalu banyak berpikir, dia sudah menolakku. ” Keyra memegang pipi di tangannya sambil mengerutkan keningnya. Dia masih khawatir dengan cedera di pundak Alfy.

“ Bukan aku yang terlalu banyak berpikir, tetapi kamu yang bodoh. Kita dapat mengetahui seorang pria menyukaimu atau tidak, bukan dari apa yang dikatakannya, tetapi melihat bagaimana cara dia memperlakukanmu. Ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa ucapan itu palsu, tetapi apa yang dilihat itu kenyataan. ” Setelah selesai berbicara, Dina menepuk keningnya dan berkata : “ Dasar. Kamu memiliki sepasang mata yang besar tetapi masih saja tidak bisa melihatnya. ”

Keyra memegang pipinya dengan tangannya dan menyipitkan matanya yang indah. Benaknya dipenuhi dengan bayangan saat Alfy muncul di hadapannya dan kemudian melindunginya dalam pelukannya.

Pikiran Keyra semakin kacau dan dia berusaha untuk tidak memikirkannya lagi. Dia membuka selimutnya, lalu melompat turun dari tempat tidur dan kemudian mengenakan mantel dan bersiap untuk keluar.

“ Pergi untuk mencari Alfy? Ini baru benar. Dia telah menyelamatkanmu, jika diingat kembali, benar-benar sangat romantis. ”

Keyra tidak memperdulikannya. Dia membuka kopernya, lalu mengeluarkan sepasang sepatu flat, kemudian mengenakannya dan keluar dengan membawa tasnya.

Dina bergegas menyusulnya.

Mereka berdua keluar hotel dan di seberang hotel ada sebuah toko buah.

Keyra membeli dua keranjang buah dan menyerahkan satu keranjangnya ke Dina, lalu berkata : “ Coba cari tahu di mana hotel yang ditinggali Alfy, dan kemudian bantu aku untuk mengirimkan buah ini untuknya. ”

“ Kenapa kamu tidak pergi sendiri? ” Dina menatapnya dengan heran.

“ Dia jelas-jelas sudah menolakku. Jika aku kesana dan ditolak lagi, maka aku akan sangat malu. Kamu saja yang pergi dan bantu aku untuk memberikannya padanya. ” Keyra menyerahkan sekeranjang buah kepada Dina dan berkata dengan serius.

Dina mengambil keranjang buah itu dan mengangguk tanpa daya. Kemudian dia bertanya : “ Aku pergi untuk mengunjungi Tuan muda Sanusi untukmu, lalu kemana kamu akan pergi? ”

“ Aku akan pergi menemui keluarga pekerja yang meninggal itu. Kita akan makan malam bersama nanti malam. ” Setelah selesai berbicara, Keyra mengambil sekeranjang buah lagi, lalu berbalik dan mengulurkan tangannya untuk menghentikkan taksi dan kemudian pergi.

Sepengatahuannya, Zaenal pekerja yang meninggal itu, adalah pekerja dari luar kota yang datang ke Kota H untuk bekerja. Mereka sekeluarga tinggal di rumah kontrakan di dekat lokasi konstruksi. Tempat tinggalnya sedikit pedalaman sehingga sulit untuk menemukannya.

Keyra berjalan sambil menanyakan alamatnya dan akhirnya dia pun menemukan tempat tinggal mereka.

Tangganya sangat gelap, lorong dipenuhi dengan barang dan kedap suara juga kurang. Terdengar sangat berisik, suara tangisan dan teriakan bercampur menjadi satu.

Keyra memegang pengangan tangga dan akhirnya sampai ke lantai lima dengan sedikit terengah-engah.

Dia melihat nomor pintu satu per satu dan akhirnya berhenti di depan sebuah kamar dan mengetuknya.

Setelah mengetuk untuk waktu yang lama, pintu pun dibuka. Wanita yang menangis di lokasi konstruksi berdiri di depan pintu dan memandang keluar sambil tercengang.

Keyra tersenyum ramah, lalu berkata : “ Kak, saya adalah pengacara yang diundang kapten Rulli untukmu. Saya bertanggung jawab untuk berkoordinasi dengan Brendon Construction. Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan, bolehkah saya masuk? ”

Wanita itu tidak berbicara dan hanya berbalik memasuki rumah, tetapi dia membiarkan pintu itu terbuka untuk Keyra.

Keyra masuk dengan membawa sekeranjang buah dan kotak mainan.

Kontrakan itu sangat kecil, seluruh ruangan kurang dari lima belas meter persegi. Karena jendelanya sangat kecil, jadi cahayanya juga sedikit redup.

Tempat tidur diletakkan di satu sisi ruangan, dan di sisi lain terdapat foto hitam putih digantung di dinding. Pria di dalam foto tersebut terlihat muda dan baik, itu seharunya adalah Zaenal .

Ada sofa sepanjang satu meter di tengah ruangan dan seorang gadis kecil dengan kuncir sedang duduk di sofa. Ketika dia melihat orang asing masuk, dia langsung masuk ke dalam pelukan ibunya dengan ketakutan. Dia terlihat seperti seekor rusa yang ketakutan.

Wanita itu memeluk putrinya dengan erat dan berkata : “ Tadi pagi ada yang mengetuk untuk mengirimkan paket. Nina membawa masuk kotak itu. Rasa ingin tahu anak kecil begitu besar sehingga dia pun membukanya. Ketika dia membukanya, seekor kelinci yang dipenuhi darah jatuh dari dalam kotak. Nina ketakutan dan belum mengatakan sepatah katapun sepanjang hari. . . ”

Sebelum wanita itu selesai berbicara, dia pun mulai terisak dan menangis.

Keyra juga merasa sedih. Dia memberikan boneka yang dibelinya dalam perjalanan kepada anak itu, lalu berkata sambil tersenyum : “ Apakah kamu menyukainya? Ini untukmu. ”

Anak itu memalingkan kepalanya dan bersembunyi di pelukan ibunya. Sepasang mata menatap ke boneka itu tetapi dia tidak berani menerimanya.

Keyra sangat sabar. Dia mengeluarkan boneka itu dari kotak, lalu memegang tangannya dan dengan nada boneka berkata kepada Nina : “ Halo, aku Barbie. Kamu Nina , bukan? Aku ingin berteman denganmu, apakah kamu bersedia menjadi temanku? ”

Nina melihat boneka Barbie yang cantik itu, lalu memandang Keyra dan mengangguk dengan takut-takut.

Keyra mengambil kesempatan ini untuk memberikannya boneka itu. Nina mengulurkan tangan untuk mengambil boneka itu dan kemudian memeluknya dengan erat.

Keyra tersenyum dan mengelus kepala Nina , sepertinya Nina tidak menolak.

“ Nina , bibi memberikanmu boneka Barbie, bukankah kamu seharusnya berterima kasih. Kamu harus berterima kasih ketika menerima hadiah, itu baru merupakan anak baik yang sopan. ”

Nina ragu sejenak dan kemudian berkata : “ Terima kasih. ”

Wanita itu memeluk anaknya dan air matanya pun menetes, lalu berkata : “ Dalam beberapa hari adalah hari ulang tahunnya. Zaenal menjanjikan Nina untuk membelikannya kue ulang tahun dan boneka yang cantik. Dia juga berjanji padaku bahwa setelah menabung uang yang cukup, kami akan kembali ke kampung halaman untuk membangun rumah. . . Sekarang, dia telah pergi dan meninggalkan kami. Bagaimana dengan kehidupan kami di masa depan. Brendon Construction benar-benar telah menindas kami. Dia hanya membayar kami gaji tiga bulan. Ketika kami sudah tidak sanggup lagi, aku akan membawa anakku untuk mencari Zaenal . . . ”

Wanita itu terus menangis dan Keyra pun ingin memberikannya tisu. Dia melihat ke sekeliling tetapi dia tidak melihat kotak tisu.

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu