Suami Misterius - Bab 1085 Maksudnya Mau Janjian Kencan Dengannya?

“Mama memberimu hadiah ulang tahun ini untuk menebus yang kemarin. Jangan marah pada mama, ya?” Bujuk Susana.

“Oh.” jawab Diana dengan acuh tak acuh.

Sejak kecil hingga dewasa, Daria selalu merebut barang-barangnya, Susana tidak pernah berani marah atau membelanya, jadi Susana hanya bisa diam-diam memberikan gantinya kepada Diana di belakang mereka.

Susana sangat dermawan dan tidak pelit, kekayaannya sangat besar. Selama bertahun-tahun laci di bawah meja rias Diana dipenuhi berbagai jenis perhiasan. Hanya saja dia tidak terlalu suka berdandan. Hanya beberapa perhiasaan saja yang dia suka pakai.

Selain itu, Diana tidak pernah ingin memperdebatkan semua ini, dia hanya ingin mamanya membela dirinya saja.

“Aku sudah membuat janji dengan Vivi untuk pergi berbelanja hari ini,” gumam Diana.

“Em, musim akan segera berganti, belilah lebih banyak pakaian. Seorang gadis harus selalu berdandan cantik dan berpakaian indah. Diane ku sudah dewasa dan cukup dewasa juga untuk jatuh cinta dan pacaran.” Kata Susana sambil tersenyum. Lalu, dia mengambil kartu banknya dan memberikan pada Diana.

Kata ‘pacaran' ini membuat Diana sedikit tersipu malu. Dia membenamkan kepalanya sambil makan dan tidak mengatakan apa-apa.

"Malu ya? Apa Diane ku ini sudah punya pasangan pacar ya?" tanya Susana sambil tersenyum, "Jika memang sudah ada, kamu bisa membawanya kemari. Mama akan membantumu menilainya.”

"Sementara ini bukan. Setelah hubungan kami sudah pasti, aku akan membiarkan kalian bertemu.” kata Diana dengan wajah kecilnya yang terkubur di depan mangkuk bubur.

Susana tertegun sejenak, lalu ada senyuman di sudut matanya. Putrinya ini benar-benar sudah dewasa.

Susana tersenyum saat melihat Diana makan, matanya penuh kelembutan sebagai seorang ibu. Setelah itu, seorang pelayan mengetuk pintu kamar, lalu masuk dan berkata kepada Susana, "Nyonya, taman di lantai bawah sudah selesai didekorasi dan beberapa teman Nona Daria sudah datang ke sini."

"Baiklah, aku mengerti." Susana berdiri dan menepuk pundak Diana, "Mama turun dulu untuk menjamu para tamu, kamu bersikap baik ya."

Diana tidak bicara, hanya melihat Susana keluar dari kamar. Dia terus menundukkan kepalanya untuk makan, tapi entah kenapa makanannya tidak ada rasanya.

Setelah makan, dia mengambil kunci mobil dan keluar.

Pada hari biasa, koridor sangat sepi. Tapi hari ini tampak begitu ramai dengan hiruk pikuk. Para pelayan kesana-kemari sangat sibuk sekali, terkadang dia bertemu wajah yang akrab, tapi juga ada yang tidak dikenalnya. Harusnya, mereka semua adalah tamu yang diundang oleh Daria.

Mobil Diana diparkir di garasi, dia ingin mengambilnya jadi dia harus melewati taman.

Saat ini, di taman sudah sangat ramai sekali, sudah banyak tamu yang datang, tidak peduli pria dan wanita. Para prianya mengenakan jas yang rapi, yang wanita berdandan cantik. Orang-orang berdiri bergerumbul dan mengobrol berpasang-pasangan. Masing-masing tidak saling kenalpun, setelah ini pasti bisa bicara dan mengobrol bersama.

Setiap tahun selalu seperti ini, hampir tidak ada yang baru.

Diana selalu merasa kalau pesta ulang tahun Daria lebih seperti pesta perjodohan. Banyak dari para tamu yang akhirnya jadi pasangan setelah mengikuti pesta ini.

Begitu dia memasuki taman dan menginjak tanah rerumputan hijau, dia mendengar beberapa gadis berkumpul dan saling bergosip.

Diana tidak memiliki kebiasaan menguping orang lain. Tapi suara mereka ini benar-benar tidak kecil. Dia tidak tuli, jadi meskipun dia tidak ingin mendengarnya, tetap saja bisa mendengar semua percakapan mereka.

A berkata, "Apa kalian baru saja melihatnya, Desta, Tuan muda Sunarya datang kesini dan mengikuti pesta Daria, ini benar-benar memberi harga diri besar untuk Daria."

B dengan bodohnya berkata, "Aku melihatnya, Tuan muda Sunarya sangat tampan sekali. Aku bisa hamil langsung hanya dengan sekali melihatnya."

C dengan bercanda berkata, "Cobalah jika kamu hamil dan lihat apakah tuan muda Sunarya akan menerimamu."

Beberapa gadis tertawa sebentar, lalu berkata, "Kudengar tuan muda Sunarya sangat dingin dan jarang menghadiri jamuan makan ataupun pesta apapun. Apalagi, pesta ulang tahun seperti ini. Dia bisa hadir di pesta ulang tahun Daria ini, apa mereka berdua ada apa-apa ya?"

C tertawa dan berkata dengan penuh ketertarikan, "Daria adalah yang terbaik dalam memikat pria, mungkin mereka berdua benar-benar ada hubungan khusus.”

B bertanya dengan bingungnya, "Bukankah Daria sedang berkencan dengan Tuan Chen?"

C mengejek dan berkata pada B dengan sedikit menertawakan, "Apa keluarga Chenghar dan tuan muda Sunarya itu bisa sebanding? Orang bodoh saja juga akan memilih tuan muda Sunarya."

A pun berkata dengan rasa iri dan cemburu, "Daria benar-benar beruntung sekali ya. Dia yang selalu ingin jadi pusat perhatian dan akan marah kalau tidak terpenuhi keinginannya, seolah tidak ada kesadaran kalau dia ini anak dari hubungan gelap. Sekarang, malah memikat tuan muda Sunarya, itu lebih hebat sekali.”

***

Langkah kaki Diana sedikit terhenti. Dia tidak tertarik dengan gosip mereka tapi satu-satunya yang sangat membuatnya penasaran adalah Desta. Dia ternyata datang?

Diana berjalan ke rerumputan hijau di taman, lalu berkeliling. Baru setelah itu dia melihat sosok Desta.

Desta bersandar ke samping pilar, mengenakan celana panjang sederhana dengan setelan kasual. Meskipun sederhana dan kasual, tapi sangat cocok dengan karakternya. Dia hanya berdiri di sana, tapi sangat menarik perhatian seolah tubuhnya memancarkan cahaya yang benderang.

Sedangkan, Calming berdiri beberapa langkah jauhnya darinya, bercanda, bermain dan mengobrol dengan beberapa wanita cantik.

Tidak tahu apa karena merasakan atau apa, Desta tiba-tiba mengangkat kepalanya melihat ke arah Diana. Diana belum sempat menarik pandangannya darinya. Mata mereka pun bertemu, mata Desta yang begitu dalam, muncul senyum tipis dan sedikit kelembutan di wajahnya.

Lalu, Diana melihat Desta mengambil ponselnya. Kemudian, ponselnya sendiri yang ada di saku celananya tiba-tiba berdering.

Dia menjawab panggilan itu. Di sisi lain telepon, terdengar suara Desta yang bagus seperti bass ganda, "Mau keluar?"

“Iya, ini juga bukan ulang tahunku, jadi aku ingin menghindari pesta ini.” jawab Diana sambil tersenyum. Tapi ada sedikit ketidakberdayaan dalam nada suaranya.

"Aku akan menunggumu di luar pintu," kata Desta lagi.

Desta ini, maksudnya mengajak janjian kencan dengannya?

Diana melengkungkan sudut bibirnya samar, lalu mengiyakan, “Baiklah.”

Begitu menutup telepon, Dia mempercepat langkah kakinya. Dia berniat mengambil mobilnya lalu berkencan keluar bersama Desta.

Namun, dalam perjalanan satu-satunya dari taman menuju garasi, Daria dan beberapa temannya sedang asik mengobrol dan bercanda.

“Daria, jujur saja, kapan kamu dan tuan muda Sunarya saling tertarik? Pandai juga menyembunyikan ini ya.” tanya seorang sambil tersenyum menggodanya.

Daria menjawab dengan ekspresi malu-malu, "Tidak seperti yang kamu pikirkan. Terakhir kali, di kebun binatang, tuan muda Sunarya menyelamatkanku saja.”

“Oh, pangeran menyelamatkan puteri nih ceritanya. Wah ini namanya sudah memberikan seluruh hati dong.” kata wanita itu lagi.

"Aduh, sudah sudah sudah, kalian jangan menggodaku lagi deh. Aku benar-benar tidak ada hubungan apa-apa dengan tuan muda Sunarya.” Kata Daria dengan wajah memerah malu.

Semakin Daria seperti ini, sepertinya semakin membuat orang salah paham.

Namun, mereka tidak melanjutkan topik ini lagi. Salah satu gadis jangkung berkata dengan irinya, "Daria, pesta ulang tahunmu semakin lama semakin megah saja. Aku sangat iri padamu. Selama ibu tiriku tidak memarahiku satu hari saja, Aku merasa sangat bersyukur dan pasti berterima kasih kepada langit dan bumi."

Gadis ini juga merupakan anak haram, baru dibawa pulang saat sudah dewasa. Kelihatannya memang menunggu dia sudah besar, baru bisa dinikahkan dan mendapatkan keuntungan untuk keluarganya.

Pada situasi biasa dan normal, situasi anak haram biasanya tidak terlalu baik. Situasi seperti Daria ini benar-benar jarang ada.

“Tante Susana sangat baik padaku, mungkin karena dia merasa bersalah,” kata Daria sambil tersenyum, terlihat sangat bijaksana.

Gadis-gadis lain jelas mengerti apa yang dia maksud. Seorang gadis yang agak gemuk menepuk bahu gadis jangkung itu dan tertawa, "Pantaskah situasimu kamu bandingkan dengan Daria. Orang tua Daria saling mencintai satu sama lain, mereka seperti Liang Shanbo dan Zhu Yingtai yang dipaksa untuk berpisah. Siapa juga yang tidak tahu kalau istri tuan Jay sekarang itu memaksa tuan Jay nikah dengan cara mengancam memanfaatkan anak dalam kandungannya. Benar-benar tidak tahu malu.”

"Benar sekali, dengan tidak malunya merangkak di ranjang pria dan tanpa malunya juga memaksakan pernikahan dan memutuskan sepasang kekasih yang benar-benar saling mencintai, orang ketiga seperti inilah yang lebih sangat murahan dan tidak tahu malu.” tambah gadis yang lain.

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu