Suami Misterius - Bab 1080 Aku Selalu Ada Di Sini

Desta mengerutkan kening, melirik Vivi, sama sekali tidak berniat menghabiskan tenaga menjelaskan kepada orang mabuk.

Desta berjalan ke sisi Diana dan memperlambat gerakannya, dengan ringan dan lembut menggendongnya.

Diana bersandar di dada Desta, bulu matanya yang tebal dan panjang sedikit bergerak, kemudian membuka mata dan menatap Desta.

“Apa kamu ingin membawaku pulang?” Diana menggerakkan bibirnya dan berkata.

"Um." Desta menjawab.

Setelah mendengarkannya, Diana mengangkat sudut bibirnya, tiba-tiba tersenyum sinis, tetapi air mata mengalir dari sudut matanya.

“Desta, apakah kita masih bisa kembali?” Diana berbisik.

Sepasang alis pedang Desta yang indah berkerut, tampaknya ada pusaran air tanpa dasar di mata hitamnya. "Bicaralah di rumah."

Setelah selesai berbicara, Desta memeluk Diana, kemudian berbalik dan pergi.

Di depan bar, hanya tersisa Vivi dan Calming.

Calming bersandar malas di depan bar, jarinya yang ramping mengetukkan atas meja dengan ringan "Kakak besar Rey, anda memiliki tubuh yang gemuk, jadi aku tidak perlu lagi menggendong, cepatlah bergegas, jalanlah sendiri beberapa langkah, mobil parkir di depan bar. "

“Siapa yang kamu katakan gemuk, matamu sudah rabun.” Vivi memelototinya, berdiri dari posisinya dengan sempoyongan, lalu berjalan keluar dari bar.

Calming mengantarnya kembali ke hotel, dua blok jauhnya, dalam sekejap mata sudah sampai.

Di pintu hotel, Vivi dengan sopan menolak untuk di antar naik ke atas, tetapi Calming masih bersikeras ingin mengantarnya ke depan pintu kamar.

"Terima kasih, kembalilah." Vivi menghalangi pintu kamar. Jelas, Calming tidak akan pergi, Vivi tidak akan masuk ke dalam.

Calming berdiri di hadapannya dengan lengan menyilang di depan dada, sambil menatap pintu yang tertutup dengan tersenyum dan berkata: "Buat apa menghalangi pintu, minggir, aku ingin masuk dan melihat anak baptisku."

Setelah mendengarkan, kepala Vivi berdengung, jelas-jelas setengah mabuk, tetapi dalam sekejap langsung sadar.

"Kamu, kamu sudah mengetahuinya? Bagaimana dengan Desta? Apakah juga sudah tahu?"

"Desta tidak tahu untuk saat ini. Sebelum aku sempat melaporkannya, aku sudah langsung keluar menjemput kalian. Benar-benar mabuk tepat pada waktunya." Calming berkata dengan malas.

Vivi mengulurkan tangan memegang dahinya, tiba-tiba merasa masalah ini sedikit merepotkan. Seandainya jika Desta dan Diane tidak berhubungan satu sama lain lagi, maka akan ada pertempuran dalam merebut seorang putra dan akan ada beberapa tuntutan hukum.

Tapi saat berpikir kembali, Vivi menjadi sangat marah. Desta waktu itu dengan sangat tegas menandatangani prosedur aborsi dan memaksa Diane untuk menggugurkan anak itu. Apakah tidak malu jika saat ini datang untuk memperjuangkan hak asuh Gungun.

"Lapor? Apa yang bisa kamu laporkan? Apakah kamu berani memberitahu kepada Desta bagaimana Diane menghabiskan tiga tahun terakhir di luar negeri secara terperinci? Paling banyak yang bisa kamu katakan pada Desta hanyalah, selamat ya, kamu sudah mempunyai seorang putra. Mantan istrimu mengambil risiko dan melahirkan anak itu. "

Nada suara Vivi penuh dengan ironi dan sinis "Kata 'resiko' mudah diucapkan, tapi bagi Diane, penderitaan macam apa yang dia alami, apakah Desta bisa memahaminya? Dia tidak tahu sama sekali."

Setelah Vivi selesai berbicara, dengan sangat natural mengeluarkan kartu kamar dan membuka pintu, segera setelah pintu akan ditutup, Calming menggulurkan tangan dan menahannya.

"Anak baptisku..."

“Sudah tidur, jangan bangunkan dia. Jika kamu ingin melihat anak, buatlah janji sebelumnya.” Vivi selesai berbicara, mendorong lengannya menjauh, dengan suara pintu yang keras, pintu langsung tertutup di depan Calming.

...

Di sisi lain, Desta dan Diana kembali ke Villa daerah Gebang.

Setelah memasuki pintu, Desta mencari piyama yang bersih dan memberikannya padanya "Pergi mandi dulu."

Diana diam, mengambil pakaian itu dan berjalan ke kamar mandi.

Desta sedang mendidihkan air di dapur, bersiap membuatkan teh untuknya, Saat kantong teh diletakkan di cangkir, Desta mendengar suara mencicit dari kamar mandi.

Desta berjalan cepat ke kamar mandi, mengetuk pintu dengan keras "Diane, ada apa?"

Tidak ada tanggapan di dalam, Desta langsung mengambil kunci cadangan dan membuka pintu.

Di dalam kamar mandi, Diane berdiri di depan wastafel, dengan rambut basah menutupi pinggangnya. Di bawah kakinya, botol serta toples perlengkapan mandi dan produk perawatan kulit jatuh berserakan. Botol plastik masih dalam kondisi baik, botol kaca yang jatuh, pecah dan berserakan di lantai.

Benda-benda ini awalnya ditempatkan di wastafel. Jika tidak sengaja menjatuhkannya, tidak mungkin semuanya jatuh pada saat bersamaan. Jelas, Diana yang menjatuhkan semuanya.

Diana jarang marah, tapi itu tidak berarti Diana tidak memiliki temperamen buruk.

Desta hanya sedikit mengernyit, tatapan matanya tidak menyalahkan, tetapi Desta lebih terlihat tidak berdaya dan khawatir "Apakah kamu terluka?"

Desta melangkah melewati pecahan yang berserakan di lantai, berjalan ke sisi Diana dan menggendongnya, kemudian keluar dari kamar mandi, kembali ke ruang tamu.

Desta dengan hati-hati menggendongnya ke sofa, kemudian setengah berlutut di depannya dan memeriksa apakah Diana terluka oleh pecahan kaca.

Tidak ada luka di tubuh Diana, jadi Desta merasa sedikit lega.

“Duduklah di sini dengan patuh, jangan bergerak, aku akan memberimu teh.” Setelah Desta selesai berbicara dan hendak berdiri, kemudian menyadari bahwa Diana terus menarik lengannya.

"Aku tidak mabuk," Diana berkata, dengan sepasang mata yang indah, tapi tidak ada cahaya dalam kegelapan dan air mata terus mengalir dari matanya.

“Apakah kepalamu sakit setelah mabuk?” Desta memegangi wajah Diana dengan telapak tangan dan dengan lembut menyeka air mata dari pipi Diana dengan jari-jarinya yang panjang.

Namun, Diana sedikit lepas kendali dan mendorong Desta dan sedikit berteriak "Aku tidak mabuk, aku tidak mabuk!"

Setelah selesai berteriak, Diana meringkuk badannya, bersandar di sofa dan menangis dengan gemetar.

"Aku tidak mabuk, aku hanya terlalu merasa bahwa diriku benar dan terlalu berkuasa. Aku kira, asalkan aku kembali, aku bisa kembali ke sisimu kapan saja. Aku kira, selama aku berbalik melihat ke belakang, kamu pasti berdiri di belakangku... tetapi itu hanya angan-anganku saja.

Selama tiga tahun, hanya aku yang masih berdiri di tempat dan kamu tidak lagi di sana. "

“Diane.” Mata cemberut Desta perlahan berubah warna, di dalam matanya penuh dengan belas kasihan. Desta memeluk Diana dengan lembut, dahi nya menyentuh dahi Diana.

"Aku selalu ada di sini. Diane, jangan berpikir yang tidak-tidak, tidurlah dengan patuh. Aku bisa menjelaskan masalah Megan."

Emosi Diana sedikit tenang dan mengangguk dengan air mata berlinang. Tapi tangan Diana masih memegangi pakaian di dada Desta, lalu berbisik "Desta, apakah kamu masih mencintaiku? Desta, apakah kamu jatuh cinta dengan orang lain?"

"Cinta. Tidak ada orang lain." Desta menatap mata Diana dan menjawab dengan sangat serius.

Diana mungkin kelelahan dan karena efek alkohol membuat dirinya cepat tertidur.

Desta dengan lembut menarik selimut menutupinya. Kemudian, duduk di tepi tempat tidur, mengawasinya dengan tenang.

Desta memegangi dahi Diana dengan satu tangannya. Tidak tahu apakah mabuk juga bisa menular, Desta merasa dirinya juga sedikit mabuk, pikirannya terus berbalik. Dan itu semua adalah masa lalu mereka.

...

Desta masih ingat hari itu, dirinya juga bertemu dengan Diana di bar.

Diana mengenakan kemeja kelelawar, rok kulit hitam, rambut panjang, riasan cantik dan menari di lantai dansa bersama banyak orang.

Diana memutar pinggang lembutnya, seperti ular air, cantik, centil dan sangat mempesona.

Seorang pria bersandar di dekatnya, mengambil kesempatan untuk menari, sesekali dan dengan sengaja menggosok tubuhnya pada tubuh Diana, tetapi Diana tidak menyadarinya.

Ujung jari Desta menjepit gelas anggur tiba-tiba menegang dan akhirnya, tidak tahan melihatnya, kemudian Desta meletakkan gelas anggur dan berjalan ke lantai dansa, langsung ke arah sisi Diana, lalu mengulurkan tangan dan meraih pergelangan tangan Diana.

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu