Suami Misterius - Bab 1030 Kasihan Padaku Ya !

Mereka berdua duduk di samping untuk menanti tempat kosong, Honey sedang memegang ponselnya sambil menjelajah situs, Aldio sedang menopang pipi dengan satu tangannya, matanya terus menatap pada wajah Honey dan tersenyum bagaikan orang yang baru jatuh cinta.

Honey malas melayaninya, lagi pula saat ini dia telah melakukan penyamaran dengan mengenakan topi dan kacamata hitam, sehingga tidak berkenan dilihat olehnya.

“Tuan, nona, silakan ke sini.”

Pelayan berjalan menghampiri mereka, setelah memeriksa nomor antrean, pelayan langsung mempersilakan mereka agar masuk ke area makan.

Aldio dan Honey berjalan mengikuti di belakang pelayan tersebut, lalu naik ke lantai atas dan tiba di depan pintu sebuah ruangan.

Tamu sebelumnya baru saja bersiap-siap untuk pergi, saat ini dua pelayan wanita sedang membereskan meja.

Aldio dan Honey hanya bisa berdiri di luar pintu untuk menanti, setelah itu tamu di dalam ruangan juga berjalan keluar.

Tamu di dalam terdiri dari seorang pria dan seorang wanita, kelihatannya sudah berusia tiga puluhan dandanan di wajah wanita tersebut sangat memesonakan, pakaian di tubuhnya juga sangat mewah.

Pada saat wanita tersebut melalui sisi Aldio, dia menghentikan langkahnya dengan refleks dan tersenyum merona.

“Aldio, kenapa kamu bisa di sini ?”

Aldio mengangkat mata dan melirik wanita tersebut dengan tatapan datar, lalu juga berkata dengan nada yang datar, “Di depan pintu restoran ini tidak ada pemberitahuan yang melarang kunjunganku, kenapa aku tidak boleh di sini ?”

“Oh, aku tidak bermaksud seperti itu.”

Wanita tersebut tetap saja tersenyum merona, sama sekali tidak merasa canggung, tatapannya berkeliaran pada tubuh Honey dan menilai Honey dari ujung ke ujung, setelah itu bertanya :”Pacar baru ?”

“Lama.”

Aldio menjawabnya, lalu menatap pria di samping wanita tersebut dengan tatapan datar, “Asisten baru ?”

“Yang lama juga, ayahmu sudah tahu.”

Wanita tersebut mengangkat alis sambil menjawabnya.

Aldio tidak bereaksi apapun.

Wanita tersebut juga tidak mendapatkan kemenangan.

“Sudahlah, tidak mau mengganggu kalian lagi, selamat menikmati.”

Setelah selesai berkata, wanita tersebut menerima jaket dari tangan pria dan mengenakan pada pundak sendiri, lalu menggerakkan pinggang kecilnya sambil berjalan ke arah tangga.

Pria tersebut membungkuk pinggang kepada Aldio dengan gaya sopan dan wajah yang membawa senyuman, setelah itu buru-buru mengejar ke arah wanita barusan.

Pada saat ini, ruangan telah selesai dirapikan, pelayan mempersilakan Aldio dan Honey untuk duduk di tempat.

Honey duduk di kursi yang lembut, lalu menerima menu makanan dari tangan pelayan, setelah itu bertanya dengan gaya sembarangan, “Mantan pacar ?”

Aldio tidak berbicara, matanya terus menatap ke arah luar jendela.

Di luar jendela adalah sebuah jalan yang ramai, sepanjang jalannya terpenuhi dengan lampu yang berwarna-warni, kesannya sangat bertolak belakang dengan emosional dirinya yang sedang murung.

Honey mengangkat mata dan melirik sekilas pada wajahnya, dia tidak lanjut bertanya lagi, malahan memesan makanan dengan reaksi serius, setelah selesai memesan, tidak lupa juga bertanya kepada Aldio, “Kamu masih perlu pesan yang lain ?”

“Tidak ada, kamu atur saja.”

Aldio menarik sudut bibirnya dan berkata.

Honey menutup buku menu dan mengembalikan kepada pelayan.

Pelayan mengambil buku menu dan pergi meninggalkan ruangan.

Pintu ruangan tertutup kembali, Aldio menyimpan tatapannya dan berkata dengan nada datar :”Ibu tiri.”

“Apa ?”

Setelah mendengar kata-kata Aldio yang muncul secara tiba-tiba, otak pemikiran Honey masih belum sempat menyadari kembali.

“Wanita itu adalah ibu tiriku.”

Aldio berkata lagi, nada bicaranya penuh dengan kesan sindiran.

“Ya ?”

Honey jelasnya sangat kaget, “Bagaimana bibi merawat kecantikannya ? Kelihatannya hanya berumur tiga puluhan.”

“Bibi ?

Dengan umurnya di saat ini, kamu bahkan boleh memanggil kakak.”

Aldio tetap saja berkata dengan nada menyindir dan bahkan menjadi semakin dingin.

Tatapan matanya juga sangat dalam.

“Pada saat aku berusia lima tahun, bisnis ayahku mengalami kegagalan, ibuku melarikan diri bersama orang kaya.

Ayahku khawatir kalau aku akan bersedih hati, sehingga tidak pernah menikah lagi.

Setelah itu, aku juga sudah dewasa, aku merasa ayahku kasihan sekali kalau kesepian terus, makanya menasihati dia untuk menikah lagi.

Ayahku memang sangat perhatian, tidak lama kemudian dia sudah menikahi seorang wanita yang hanya besar beberapa tahun saja dariku.

Pada saat wanita itu baru menikah dengan ayahku, dia masih berhati-hati dalam bertindak, namun setelah dia melahirkan seorang anak laki-laki untuk ayahku, kepribadian aslinya sudah terpapar keluar, dua matanya terus melotot pada harta kekayaan keluarga Vosh yang tidak seberapa itu.

Awalnya aku sedang pelatihan di kantor ayahku setelah wisuda, tetapi wanita itu malah bertengkar dengan ayahku pada setiap harinya dan sengaja bermesraan dengan asisten pria, sehingga ayahku masuk ke rumah sakit karena terlalu emosi.

Setelah itu, aku meninggalkan perusahaan dan juga berpindah keluar dari rumah keluarga Vosh.

Apabila dipikirkan lagi, aku sudah lama sekali tidak menjenguk ayahku, terakhir kalinya bahkan di tahun lalu.

Meskipun Aldio berkata dengan nada tidak peduli, namun Honey yang mendengarnya merasa sedih dan ingin menangis.

Honey kepikiran dengan ketika dirinya masih kecil, dia merajuk dengan ibunya dan tidak ingin berbicara dengan ibunya.

Alhasil, kebetulan saat itu Nyonya Verome sedang syuting film di luar, Honey menyangka bahwa ibunya telah meninggalkannya, sehingga setiap malamnya diam-diam menangis di dalam selimut.

Setelah dua bulan kemudian, Nyonya Verome telah selesai syuting dan kembali ke rumah, sejak saat itu Honey tidak berani merajuk dengan ibunya lagi.

Dia tidak ingin menjadi anak yang kehilangan ibu.

Akan tetapi, Aldio sudah kehilangan ibunya ketika baru saja berusia lima tahun.

Betapa kasihannya.

Aldio menatap Honey yang bereaksi ingin menangis, sehingga mengulur jari untuk mengelus ujung hidungnya, lalu berkata dengan gaya santai dan tidak peduli.

“Buat apa begitu menatapku ? Kasihan padaku ya !”

Mata Honey tetap kemerahan, namun dia tidak menjawab apapun.

Aldio dengan refleksnya mengeluarkan sebungkus rokok dari saku bajunya, lalu menyalakan rokok dan berkata dengan nada santai.

“Saat masih kecil aku tidak pengertian, tidak tahu kalau ibuku sebenarnya telah melarikan diri bersama lelaki lain, sehingga terus menangis dan ribut di setiap harinya, saat itu bisnis ayahku baru saja mengalami kegagalan, ditambah lagi istrinya melarikan diri dengan pria lainnya, suasana hatinya tentu saja tidak baik, aku juga sering dipukuli. Setelah itu, aku terus dihina oleh wanita itu dan anaknya, sehingga berpindah keluar dari rumah yang pernah aku tinggal selama dua puluhan tahun, aku juga pernah merasa sedih. Tetapi aku orangnya pelupa, mengenai kejadian yang tidak menyenangkan itu, aku sudah melupakannya.”

“Iya, bagus juga kalau lupa. Apalagi di saat ulang tahun, jangan memikirkan masalah yang tidak menyenangkan lagi.”

Honey berkata.

Setelah selesai berkata, pelayan mengetuk pintu dan masuk ke dalam, setelah itu meletakkan lauk dan anggur pada atas meja dan bahkan juga ada dessert.

Honey membuka botol anggur dan menuangkan anggur ke dalam gelas, setelah itu mengangkat gelasnya ke hadapan Aldio, “Selamat ulang tahun.”

Aldio menopang pipi, lalu sedikit memejamkan mata dan menatapnya dengan tatapan dalam, setelah itu berkata dengan wajah yang penuh senyuman :”Hari ini bukan ulang tahunku, Honey, kamu salah ingat.”

“Bukannya kamu sendiri yang bilang kalau hari ini adalah hari ulang tahunmu ya ?”

Honey bertanya dengan reaksi kebingungan.

“Aku bilangnya besok bukan ulang tahunku. Tetapi aku tidak bilang kalau hari ini adalah hari ulang tahunku.”

Aldio menjawabnya.

Honey sedikit emosi, jelasnya Aldio memang sengaja mengelirukan dirinya.

“Aldio, dasar pembohong !”

Honey meletakkan gelas anggur, dia langsung mengambil tas dan jaketnya, lalu bersiap-siap untuk berjalan ke arah luar ruangan.

Namun ketika tangannya masih belum sempat menyentuh pegangan pintu, Aldio sudah memeluknya dari belakang.

“Baiklah, aku yang salah, seharusnya tidak boleh membohongimu. Tetapi kalau aku tidak berkata demikian, kamu tidak akan mau makan bersamaku.”

Aldio mengeluh ringan dan berkata : “Suasana hatiku tidak baik, kamu temani aku makan dulu, setelah itu aku baru mengantarmu pulang ke rumah.”

Suara dirinya rendah dan serak, membawa sedikit nada tidak berdaya dan kesedihan yang dalam.

Hati Honey menjadi lembut seketika, sehingga menyetujui permintaannya.

Akan tetapi ketika Aldio menuangkan anggur untuknya, Honey sama sekali tidak menyentuhnya lagi,

“Aku bawa mobil, tidak bisa minum bersamamu. Kamu juga jangan banyak minum, alkohol merusak kesehatan.”

Honey berkata dengan reaksi serius.

Aldio tersenyum keceplosan, seharusnya dia tidak boleh jujur dengan secepat ini.

Namun kebohongan seperti ini terlalu mudah ketahuan, bagaimanapun dirinya juga tidak mungkin merayakan ulang tahun yang salah secara terus menerus.

Honey tidak minum anggurnya, sehingga pada akhirnya Aldio malah memabukkan diri sendiri.

Setelah restoran tersebut akan tutup, Honey membawa Aldio berjalan keluar dari restoran dengan susah payah, lalu juga menghabiskan tenaga yang sangat besar untuk memasukkan Aldio ke dalam mobilnya.

Novel Terkait

Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu