Suami Misterius - Bab 1029 Hanya Ingin Melekat Di Sisinya

Seperti biasanya, Aldio menjinjing mainan dan beranjak ke dalam rumah, setelah menyapa Clara, dia langsung duduk santai di samping Honey.

“Aduh, kebetulan sekali, kamu juga ada ya.”

Aldio tersenyum dan berkata.

“Iya, kebetulan sekali.”

Honey menjawab dengan gaya kesal.

Pada saat ini, Rudy menggandeng tangan Wilson sambil berjalan turun tangga, Aldio juga melambaikan tangan untuk menyapanya, “Halo, bos.”

Rudy melirik dirinya dengan tatapan datar, “Sepertinya kamu waktu dekat ini sangat santai.”

“Tidak ada, aku lumayan sibuk, hari ini hanya mencari kesempatan di kesempitan.”

Aldio langsung menjawabnya.

Kapanpun juga, tidak boleh membiarkan bos merasa dirimu sangat santai, jika tidak demikian, hanya akan membawa dua hasil akhir, pertamanya adalah menambah pekerjaan, keduanya adalah dipecat.

Sus Rani telah meletakkan makanan ke atas meja, sudah hampir dingin apabila tidak menyantap lagi.

“Makanlah.”

Rudy selesai berkata, langsung menggandeng tangan Wilson dan masuk ke ruang makan dengan terlebih dahulu.

Rudy duduk di tempat utama, sementara sampingnya adalah Clara.

Honey duduk di samping Clara, Aldio adalah orang yang masuk terakhir ke dalam ruang makan, sehingga hanya bisa duduk di tempat kosong yang berada di samping Wilson.

Dia langsung duduk di tempat yang kosong, kebetulan berada di hadapan Honey.

Sus Rani menyerahkan sumpit kepadanya.

“Terima kasih Sus Rani.”

Aldio mengulur tangan untuk menerima piring dan sumpit, lalu mengambil beberapa sayur dengan sumpitnya.

Keadaan di atas meja makan sangat sunyi, pada dasarnya semuanya sedang menunduk kepala dan makan.

Gaya makan sekeluarga Rudy terkesan elegan, hanya menyisakan suara bersentuhan antara sumpit dan piring.

Honey mengambil sendok dan minum sup, meskipun menyadari bahwa ada sebuah tatapan tajam yang sedang melototnya, namun dia tetap saja mengabaikannya.

Honey tidak ingin melayani dirinya, namun Aldio jelasnya bukan orang yang penurut.

Saat ini Honey sedang meminum sup, sementara di bawah meja, kaki panjang Aldio dengan wajarnya mengulur ke bawah rok Honey, Honey tidak kepikiran bahwa Aldio akan begitu berani, sehingga langsung terkejut dan menjatuhkan sendok di tangannya.

Sendok terjatuh ke lantai dan menimbulkan suara yang nyaring, Clara dengan refleksnya menunduk kepala dan melihat sendok yang berada di bawah kakinya.

Clara membungkuk pinggang dan ingin mengambilnya, namun Honey malah menjerit kaget dan menghalanginya :”Tidak perlu, tidak perlu, aku ambil sendiri.”

Clara menatapnya dengan tatapan bengong, dalam seketika itu tidak bisa bereaksi apapun.

“Makan.”

Rudy menunduk kepala dan mengambilkan sepotong daging ayam ke dalam piring Clara.

Setelah itu, Rudy mengangkat mata dan melirik Aldio, tatapannya membawa jejak peringatan.

Aldio menggerakkan pundak dengan gaya santai, seolah-olah semua ini tidak berhubungan apapun dengan dirinya.

Honey membungkuk pinggang untuk mengambil sendok, sekalian mencubit kuat pada bagian paha Aldio.

Aldio yang merasa kesakitan langsung menyimpan kakinya, lalu menatap Honey dengan reaksi kasihan.

Honey mengangkat alis dengan gaya menantang, lalu melototnya dengan tatapan kejam.

Aldio mengambilkan sepotong daging ikan ke dalam piring Honey.

“Makan yang banyak, kamu waktu dekat ini sepertinya agak kurusan.”

Pada saat Aldio sedang mengatakan kata kurus, matanya malah terus melotot pada bagian dada Honey, Honey yang merasa emosi langsung menendang kuat pada kakinya.

Aldio mendesah kesakitan, Wilson yang duduk di sampingnya juga menoleh menatapnya, lalu bertanya dengan tampang perhatian :”Paman Aldio, kamu kenapa ? Tidak enak badan ya ?”

“Enak sekali, sangat enak.”

Aldio tersenyum dan mengangkat alisnya.

“Kalau begitu kenapa kamu tidak mau makan ?”

“Buat apa terus menatap tante Honey ?”

Wilson bertanya lagi, seolah-olah siap mendengarkan nasihat.

“Ini namanya kelezatan kecantikan, budak kecil, kamu akan mengerti kalau sudah dewasa nanti.”

Aldio menjawabnya.

“Aldio, kamu jangan mengajari yang tidak benar kepada anakku.”

Clara melototinya dengan reaksi tidak senang.

Acara makan malam ini berlangsung dengan keadaan heboh.

Setelah selesai makan, Honey berpamitan pergi, Aldio juga pulang bersamanya.

Mereka berdua masuk ke dalam lift secara bergiliran, kali ini mereka tidak meluangkan jarak yang jauh lagi, Aldio malahan terus menempel di tubuh Honey.

“Aldio, jangan menempel di tubuhku, kamu tidak bertulang ya !”

Honey berusaha mendorongnya, namun dikarenakan tidak berhasil mendorong tubuh Aldio, sehingga emosinya langsung meledak seketika.

Aldio terus mengikuti Honey dari lift hingga ke dalam mobil.

Honey duduk di kursi pengemudi, ketika dia masih belum sempat mengunci pintu mobilnya lagi, Aldio sudah duduk stabil di tempat samping kursi pengemudi.

“Aldio, cepat turun sekarang !”

Honey berkata dengan nada emosi.

“Tidak mau.”

Aldio menurunkan sandaran kursi, kedua tangannya menahan di belakang kepala, lalu menjawab dengan gaya dan nada yang santai.

Honey sama sekali tidak berdaya terhadapnya, tidak mungkin juga melapor polisi untuk menangkap dirinya.

“Aldio, kamu sebenarnya mau apa ?”

Honey melototkan kedua matanya yang bulat dan cantik, lalu bertanya dengan nada emosi.

“Kamu sudah berjanji akan mempertimbangkan hubungan kita, sudah selesai berpikir ?”

Aldio bertanya.

“Belum.”

Honey berkata.

“Kalau begitu masih mau berpikir berapa lama lagi ? Tidak mungkin berpikir seumur hidupkan ?”

Aldio terus menatapnya, lalu berkata lagi, “Sambung atau tidak, susah mengambil keputusan ya ?”

“Bagi dirimu, meskipun sambung lagi juga bisa putus lagi, makanya tidak perlu berpikir dengan teliti.

Tetapi bagi diriku, bersama seorang lelaki adalah masalah yang melibatkan seumur hidupku, tentu saja harus pikir baik-baik.

Kalau kamu tidak sanggup menanti, aku sekarang sudah bisa menjawabmu…” “Sudah, aku mengerti.”

Aldio langsung memutuskan pembicaraannya.

Dia mengetahui bahwa jawaban Honey pada saat ini bukan jawaban yang diinginkan dirinya.

“Kamu boleh pelan-pelan berpikir, menghadapimu, aku selalu sabar.”

Honey mengerut bibir dan mengangguk, “Kamu sekarang sudah boleh turun dari mobilkan.”

“Aku barusan belum kenyang, kita pergi makan lagi ya.”

Aldio berkata, reaksi wajahnya sangat kasihan.

“Siapa suruh kamu tadi tidak mau makan di rumah Clara. Bukannya bilang sudah ada kelezatan kecantikan ya !”

“Pernyataan kelezatan kecantikan tidak ada salahnya, lagi pula kecantikanmu juga tidak mengenyangkan.”

Aldio menjawab sembarangan.

“Aldio, apa maksudmu !”

Honey langsung emosi meledak, “Kamu jangan merasa kalau aku tidak mengerti dengan maksudmu ya, kamu merasa aku jelek kan ? Kalau begitu kamu cari saja yang cantik.”

“Nona cantik tidak cocok dijadikan istri, kamu sudah cocok.”

Aldio langsung berkata.

“Jadi kamu tetap saja merasa aku jelek kan ?”

Aldio :”…..Aku yang jelek !”

Memang tidak boleh menyinggung makhluk seperti wanita.

“Kamu turun sekarang, hari ini aku tidak ada waktu untuk makan bersamamu, besok baru bahas.”

Honey berkata padanya dengan gaya emosi.

“Jangan. Besok bukan ulang tahunku.”

Aldio berkata dengan wajah kasihan.

Honey mengerut bibir sambil menatapnya, setelah mempertimbangkan bahwa lelaki ini sedang berulang tahun, Honey menyalakan mesin mobil dengan gaya terpaksa, lalu sekalian bertanya : “Kamu mau makan apa ?”

“Terserah, kamu yang pilih saja.”

Aldio menjawab.

“Kalau begitu makan masakan barat saja, aku tahu ada satu restoran barat yang enak.”

Honey memutarkan stering mobil, mobilnya perlahan-lahan berkendara keluar dari kawasan rumah Clara.

Tidak sampai waktu setengah jam, mobilnya telah tiba di bawah sebuah restoran.

Honey memarkir mobilnya di basement, mereka berdua naik ke lantai atas dengan menggunakan lift.

Honey tidak pernah berkunjung di akhir pekan, sehingga tidak kepikiran bahwa harus menunggu tempat lagi.

“Maaf, aku tidak menyangka akan begitu ramai. Seharusnya memesan tempat dulu.”

Honey berkata dengan nada yang sedikit kesal.

“Tidak apa-apa, aku malam ini juga tidak ada jadwal yang lain.”

Aldio menjawab dengan pengertian.

Lagi pula dia hanya sekedar ingin melekat di sisi Honey, sehingga tidak peduli di mana tempatnya.

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu