Someday Unexpected Love - Bab 97 Kecangguhan Lima Orang (1)

Helena He melirik Dennil Du yang disamping, tatapan mata terpaku pada wanita yang ingin pergi, tatapan mata kelihatan sangat sakit, mungkin karena ada alasan tertentu, hanya bisa bertahan untuk diam.

“Michelle, kalau sudah datang, ikutan main saja.”

Dia menahan rasa sedih dalam hati, mengatakan kata yang berlawanan dengan hati, dia jelas tahu maksud dari Sean Ou, tapi tidak bisa berpura-pura untuk tidak menghiraukan, karena kondisi seperti ini, membuat dia rasa sendiri seperti wanita yang jahat, merampok barang yang bukan milik dia.

Selain mempertinggalkannya, dia tiada pilihan yang lebih bagus, dia tidak mungkin menarik Dennil du untuk pergi, kalau begini semua orang bisa mengira dia terlalu kekanak-kanakan.

“Yah, kamu lihat Helena juga suruh kamu tinggal, kamu jangan pergi, lagian kita semua adalah teman.”

Sikap antusias Sean Ou sudah dirasakan dengan Helena He, dia sekarang meninggalkan Michelle Yang, seperti malam itu dia mengundangkan sendiri pergi ke pesta dia begitu tulus dan tekad,

“Baiklah….”

Melihat Sean Ou menarik dia tidak lepas, Michelle Yang dengan sulit mengangguk kepala, pandangan mata tidak sadar melirik kearah Dennil Du.

Helena He begitu tidak berdaya naik ke atas perahu yang awalnya begitu berharpa, saat dia menginjak, dia sudah tahu tamasya kali ini sudah dihancur oleh Sean Ou.

Koper sudah dimasukan dalam kamar, dia duduk di tepi kasur dengan galau, Dennil Du masih diluar, Michelle juga ada, walau berada di satu kota, sudah siap sedia suatu saat pasti bertemu, hati tetep ada sesuatu kapas yang membuntuhkannya, membuntuh hingga panik. Dia membereskan kopernya, kemudian keluar dari kamar, permukaan kapal ini terlihat sangat besar dan megah, selain ada beberapa kamar, juga ad restoran, dalam ruang bola biliar.

Rencananya ingin keluar mencari Dennil Di, tapi melihat dia sedang mengobrol sesuatu dengan Michelle Yang, akhirnya berputar arah, berjalan kearah lain.

Laut yang luas, angin laut bertiup sepoi-sepoi.

Rambut panjang tertiup terbang, mood juga seperti angin tertiup menjadi kacau, karena tahu Dennil Du seberapa cinta, jadi bisa begitu tidak tahu bertindak.

Dia tidak ada rasa keamanan.

Sean Ou berjalan kemari, dengan nada yang asyik berkata: “Ih, kok berlarian sendiri kesini?”

Helena tiada mood baik melirik dia sekilas, terus mengalih pandangan kearah permukaan laut yang luas: “Seseorang ada seseorang punya kebahagiaan.”

“Jangan-jangan…’, dia sengaja menunjuk kearah Dennil Du: “Kamu melihat Kak Dennil bersama dengan Michelle, jadi rasa hati tidak nyaman kah?

He.., Helena He tersenyum dingin, bertatapan dengan dia: “Sean, kamu benaran kekanak-kanakan, waktu itu menipu aku kerumah kamu, hanya untuk aku melihat adegan Dennil bersama dengan Michelle, sekarang sengaja mengundang Michelle datang, bukannya hanya demi aku untuk melihat adegan ini kah? Aku begitu berusaha hal yang konyol ini, bukannya suruh aku berkata hati aku tidak nyaman, kamu baru merasa pikiran kamu tidak sia-sia?”

“Ya ampun, lihat kata-kata kamu begitu kasihan, sebenarnya kamu ganti posisi, kalau kamu yakin rasa Kak Dennil pada kamu, kamu tidak akan peduli bagaimanapun aku bertindak, betul kan? Terbaliknya, menurut kamu tiada kepercayaan diri padanya, jadi begitu pakai nada penuh emosi berkata dengan aku kan?”

Helena He melihat Sean Ou begitu bangga sekali, jelas-jelas hati sangat kesal, tapi hanya bisa menahan dan beritahu pada diri sendiri, aku tidak marah, aku tidak marah, aku tidak marah.

“Kamu salah, aku percaya dengan suami aku, jadi bertingkah laku lah terus”

Dia berbalik pergi, datang ketempat Dennil Du duduk tadi, tapi dia sudah tidak ada disana lagi.

Dengan bengong melihat kursi yang kosong itu, tiba-tiba ada rasa semacam ingin menangis, kenapa dia tidak mencarinya? Kenapa bersama dengan Michelle menghilang?

“Jangan bengong lagi, mereka pergi ke ruang biliar main biliar.”

Sean Ou berjalan melewati di depannya, kelihatan hanya teguran yang berbaik hati tapi sebenarnya ada bermaksud lain.

Saat ini jika dia mengejer kesana, bukannya tepat sekali masuk jebakan Sean Ou, dia menarik kursi dengan santainya duduk, terus menikmati pandangan indah laut.

Diluar dugaan dia adalah, tidak duduk berapa lama, Michelle Yang datang dihadapan dia.

“Bolehkah aku duduk?”, kata dia dengan pelan bertanya pada Helena He.

Helena He terkejut dan mengangkat kepala, dengan santai berkata:”Tentu boleh, jika tidak duduk, emang harus berdiri berbicara dengan aku.”

Dalam hati tertawa pahit, padahal begitu tidak tenang, tapi masih ada niat bercanda dengan musuh cintanya.

“Helena, maaf, aku tinggal disini, kamu pasti tidak senang kan?”

Michelle yang menunduk kepala, kedua tangan tidak tahu taruh dikaki mana, terkadang-kadang jari tangan bergores-gores di celana.

Helena He melihat dia demikian, hatinya sangat sedikit kacau, dengan pelan berkata: “Michelle, yang perlu minta maaf adalah aku, kamu begini bisa ingin membuat aku jadi sedikit malu kah?”

“Bukan, bukan, kamu salah paham, aku ngaku kalau aku sedih, tapi aku tidak pernah menggerutu pada kamu, kita berdua sesama adalah wanita, wanita seharusnya tidak saling menyulitkan wanita….

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu