Someday Unexpected Love - Bab 45 Reruntuhan Misterius (2)

Dia bangkit berdiri hingga air mengalir turun dari tubuhnya, kemudian melilitkan sebuah handuk ke tubuhnya, biasanya setelah mandi dia langsung mengenakan baju tidurnya, namun malam ini dia memberanikan diri untuk memilik mengenakan handuk saja, dia hanya ingin membuktikan apakah yang diucapkan Dennil Du itu benar.

Keluar dari kamar mandi, Dennil Du sedang bermalas-malasan diatas sofa sambil melihat majalah, mendengar suara langkah kaki, dia mengalihkan pandangannya dari majalah, seketika matanya membelalak terkejut......

Helena, kenapa kamu berpakaian seperti ini?

Memangnya kenapa dengan pakaianku? Helena bertanya kembali dengan sengaja.

Kemana baju tidurmu? Dennil Du menelan ludahnya.

Malam ini aku tidak ingin mengenakan baju tidur, apa tidak boleh aku berpakaian seperti ini? Dia sedikit menurunkan handuk yang melilit tubuhnya dengan sengaja.

Segera mengalihkan pandangannya dari tubuh Helena, Dennil Du mengingatkan dengan tegas: Aku seorang pria! Secara tidak langsung, apa kamu ingin menguji batas kesabaranku?

Tidak apa-apa, aku juga bukan wanita yang bisa membuatmu kehilangan kendali, jika aku bertelanjang pun, kamu juga tidak akan tertarik padaku.

Helena He mengangkat tinggi dagunya, dan kembali menegakkan punggungnya hingga dadanya terlihat maju kedepan.

Akhirnya Dennil Du mengerti mengapa dia tiba-tiba berpakaian seperti ini, ternyata untuk balas dendam atas ucapannya tadi.

Menyadari hal ini, tanpa bisa ditahan dia tertawa, kembali mengalihkan tatapannya pada tubuh Helena He, memandangnya dari atas kepala hingga ke ujung kaki kemudia mengejeknya: Apa yang kamu katakan memang benar, aku tidak tertarik dengan tubuhmu yang seperti itu, wanita yang pernah berhubungan denganku ukuran dadanya paling kecil adalah 36D, kamu ukuran berapa? Apakah A?

Helena He merasa malu dan kesal dengan ejekannya, sekuat tenaga dia menahan amarahnya berjalan hingga kehadapan Dennil Du, mendekatkan kedua wajah mereka kemudian bertanya: Apakah kamu benar-benar setenang ini sekarang?

Mengangkat wajahnya menggoda membuat Dennil Du sedikit kehilangan kendali, namun dia tetap berusaha untuk tetap tenang dan mendorong Helena He: Iya, aku sangat tenang, dengan jarak sedekat ini seharusnya kamu dapat melihatnya dengan jelas.

Mungkin Helena He melakukan aksi seberani ini juga sudah melewati batasnya, namun bagi Dennil Du menghadapi wanita yang belum pernah ditemuinya, dia tetap dapat mengendalikannya......

Helena He dengan kesal duduk diatas sofa, berucap dengan raut kekalahan: Ternyata aku benar-benar wanita yang tidak bisa membuatmu kehilangan kendali, aku membencimu Dennil, kamu membuatku merasa sangat gagal!

Dia kembali memasuki kamar mandi, kemudian keluar dengan mengenakan baju tidurnya, tanpa menatap Dennil Du dia langsung berjalan keluar kamar.

Kamu mau kemana? Dennil Du bertanya dengan bingung.

Jalan-jalan!

Terdengar suara pintu yang ditutup dengan keras, akhirnya dia bisa bernafas dengan lega.

Baru jalan beberapa langkah disepanjang jalan kecil yang terdapat ditaman, Dennil Du muncul mengikutinya: Untuk apa jalan-jalan ditengah malam seperti ini?

Aku senang!

Kembali melanjutkan jalannya, Dennil Du mengalah: Baiklah, untuk membuatmu lebih senang, aku akan menemanimu hingga kamu merasa tidak senang.

Mereka berdua berjalan cukup lama dijalan kecil itu, hingga tiba disebuah tempat yang terpencil, Dennil Du menghentikan langkahnya: Kita kembali saja.

Helena He yang sangat tidak dapat diajak bekerja sama berucap: Aku akan tetap berjalan-jalan, kamu kembalilah sendiri, untuk apa kamu memperdulikanku!

Aku sedang tidak bercanda, didepan sana adalah area keluarga Du yang tidak boleh didatangi.

Tidak boleh didatangi? Helena He mendengus: Kamu membohongiku? Pasti kamu terlalu sering menonton drama kan?

Dia bersikeras tetap melanjutkan langkahnya, Dennil Du segera menghentikannya, dengan sekali tarikan Dennil Du menggendong Helena He dibahunya, sambil berjalan berputar kembali kerumah sambil memberinya pelajaran: Apakah ibumu tidak pernah mengajarimu untuk bersikap menurut? Memangnya aku mengijinkanmu untuk tidak menurutiku!

Dia memukul bokong Helena He, membuatnya merasa sangat kesal......

Setelah kembali ke kamar, Helena He menggigit bahunya sekuat tenaga, membuat tubuh Dennil Du kesakitan, kedua orang itu kehilangan keseimbangan hingga terjatuh diatas sofa.

Berani-beraninya kamu memukul bokongku, memangnya aku mengijinkanmu untuk memukul bokongku! Helena He membalikkan tubuhnya mencekik leher Dennil Du, dia pikir dengan posisi seperti ini maka dia dapat mengendalikannya, namun siapa sangka ketika Dennil Du membalikkan posisinya, Helena He dari mengendalikan berubah menjadi dikendalikan.

Dennil Du mencengkram kedua lengannya, menatapnya yang berada dibawah tubuhnya, menakutinya dengan pelan: Berani kamu bergerak sekali lagi, percaya atau tidak aku akan menghukummu?

Hukum saja, aku tidak takut! Helena He teringat dengan ucapannya yang sebelumnya, dia bahkan tidak perduli dengan ancamannya.

Kamu yakin tidak akan menyesal? Walaupun kamu bukan seleraku, tapi jika aku marah, aku tidak akan memperdulikan apapun......

Tatapan matanya tiba-tiba berubah menjadi menakutkan, Helena He akui jika dia menjadi ragu, baiklah, aku tidak akan bergerak, lepaskan aku.

Dennil Du melepaskan tangannya, berbaring diatas sofa dengan lelah, dia menggunakan tangannya sebagai bantal, berucap dengan pelan: Tadi aku tidak membohongimu, didepan jalan itu adalah reruntuhan rumah keluarga Du yang dulu, kebakaran yang terjadi sepuluh tahun yang lalu, tidak hanya merusak wajah kakak dan membuatnya menjadi gila, tapi juga mengubur nenekku hidup-hidup, jadi sejak saat itu kakek memerintahkan pada semua orang untuk tidak memasuki area itu.

Raut wajah Dennil Du terlihat sangat serius, dia kembali berucap:

Nenekku adalah seorang wanita yang sangat kuat, dia yang tidak mengetahui apapun mulai membangun usaha keluarga Du, kakek yang seorang pejabat, tidak pernah membicarakan soal usaha keluarga, namun dia selalu sangat mendukung usaha nenek, mereka berdua juga saling mencintai.

Helena He seketika menganggukkan kepala, namun merasa aneh diwaktu bersamaan, orang yang sudah meninggal itu adalah kenyataan, namun mengapa memerintahkan orang untuk tidak boleh memasuki area itu?

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu