Someday Unexpected Love - Bab 26 Mabuk (2)

Ketika terbangun dipagi hari, melihat kamar tamu yang terletak disamping telah kosong, dia juga tidak terlalu memikirkannya, tadi dia mandi terlebih dahulu sebelum keluar, dengan samar dia mengingat potongan kejadian kemarin malam, sepertinya dia telah menarik seseorang masuk kedalam pelukannya, tapi siapa?

Demi membuktikan jika itu hanyalah khayalannya saja, jadi dia menelepon Helena He untuk memastikannya, diwaktu ini, setelah mendengar jawabannya, dia langsung merasa sangat canggung……

Maaf, aku…….

Aku mengerti, jika bukan karena wanita yang bernana Michelle, kamu tidak akan minum sebanyak itu.

Apa? Dia bertanya dengan terkejut, aku membicarakannya?

Ya, kamu bahkan mengira jika aku adalah dirinya, memelukku dan menyuruhku untuk jangan pergi.

Dennil Du mengerutkan keningnya dengan kesal, bertanya dengan rasa bersalah: Kemudian?

Kemudian…… sudah tidak ada.

Tidak ada? Dia seperti tidak mengerti dengan maksudnya, kemudian berucap mengingatkannya: Bukankah tadi kamu bilang aku melakukan hal yang seharusnya tidak kulakukan?

Apa dengan kamu yang memelukku dan menganggapku sebagai wanita lain, bukan termasuk hal yang tidak seharusnya kamu lakukan?

……Ini juga termasuk hal yang tidak seharusnya dilakukan?

Datanglah kerumahku malam ini. Setelah sadar dari keterkejutannya, Dennil Du segera memerintah.

Helena He tercengang, bertanya dengan bingung: Untuk apa?

Untuk memberitahumu, bagaimana sebenarnya hal yang tidak seharusnya dilakukan itu.

……. Akhirnya giliran dia yang tidak dapat berkata apapun.

Ketika dia tercengang, pria itu bersiap untuk menutup teleponnya: Sudah dulu, aku sudah tiba di kantor, sampai jumpa.

Tunggu sebentar. Helena He kembali sadar, berucap dengan terburu-buru: Bagaimana dengan masalah mengenai kebohongan tentang aku hamil? Rekan kerjaku telah merasa aneh karena aku masih bekerja!

Nanti kita bicarakan lagi. Dia menutup telepon dengan terburu-buru, kesabarannya sudah mulai menipis.

Apakah tanggal pernikahan kita sudah dipastikan? Disetiap pertanyaan orang lain yang merasa penasaran, dia selalu tidak tahu jawabannya.

Nanti malam datanglah ke rumahku, kita bicarakan disana.

Dennil Du memutuskan sambungan telepon, Helena He berteriak pada handphonenya dengan kesal: Aku bahkan belum menyetujuinya, punya hak apa kamu membuat keputusan seenaknya?!

Ternyata sama saja, satu persatu merasa dirinyalah yang paling berhak.

Pukul tiga siang, dia menerima pesan dari Dennil Du: Tunggulah dirumahku malam ini, kita akan membahasnya.

Dia akui jika dia adalah orang yang jujur, jika dia menyuruhnya untuk menunggu, maka dia akan benar-benar menunggunya, walaupun tadi pagi pria itu memerintahnya dengan seenaknya.

Setelah tiba dirumah Dennil Du, karena melihat mobilnya tidak terparkir didepan rumahnya, dia kira pria itu belum kembali, siapa yang mengira setelah setengah jam kemudian, tiba-tiba handphonenya berdering.

Halo, kenapa kamu belum datang? Dia bertanya dengan bingung.

Helena He mengerutkan alisnya: Siapa yang belum datang? Aku sudah menunggumu dari tadi!

Apa, dimana kamu?

Memangnya kamu dimana?! Dengan kesal dia menatap langsung kearah pintu utama.

Aku tentu saja dirumah.

Dennil Du telah membuka pintu berjalan keluar, sambil memegang handphonenya dia melihat kesekelilingnya, apa kamu benar-benar datang? Kenapa aku tidak melihatmu?

Dennil Du, aku disini. Helena He menutup teleponnya, kemudian menggerakkan lengannya dengan sekuat tenaga.

Sepersekian detik mereka saling bertukar tatapan, kemudian Dennil Du terdiam, dia benar-benar tidak dapat berkata apapun, karena ternyata Helena He duduk disisi kiri anak tangga rumahnya, yang tingginya sekitar 5 meter, dan tempat yang dia duduki sekitar 3 meter, sama dengan seperti dia tergantung ditengah langit.

Kamu...... Bagaimana bisa kamu duduk diatas sana? Dia menatapnya dengan terkejut.

Cih—— Helena He sambil merangkak turun, sambil mengeluh: Tentu saja menunggumu, jika duduk ditempat yang tinggi maka aku bisa melihat lebih jauh, aku ingin melihat kapan kamu yang sibuk itu akan tiba!

Aku sudah kembali dari tadi, apa kamu tidak bisa menekan bel? Dia naik memegang tangga.

Helena He dengan gesit melompat kebawah, menepuk debu yang ada ditangannya, berucap dengan kesal: Bagaimana aku tahu jika kamu dirumah? Aku tidak melihat mobilmu didepan pintu.

Mobilku masuk bengkel. Dia menjelaskan, kemudian menunjuk kearah pintu: Masuklah.

Setelah tiba diruang tamu, dia menyajikan segelas jus, Helena He menggenggam gelas yang berisi cairan kuning itu, bertanya dengan serius: Kita akan membahas soal tanggal pernikahan lebih dulu, atau membahas tentang kehamilan lebih dulu?

Pernikahan akan ditetapkan dibulan ini tanggal sembilan belas.

Tanggal sembilan belas?

Apa tidak terlalu cepat, itu hanya tinggal dua minggu lagi.

Dennil Du tersenyum malas: Dibandingkan pembicaraan sebelumnya yang akan menikah tujuh hari lagi, ini sudah diundur lebih lama.

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu