Someday Unexpected Love - Bab 230 Sudah Mulai Ada Hasil (1)

Benar-benar adalah seorang pria muda yang polos dan baik, dua tiga kata sudah membuat dia mengira adalah benar.

Helena melanjutkan kesal dan makan, pandangan mata terus berhenti dibagian Dennil Du sana dan tidak bergerak sama sekali, tiba-tiba berkata satu kata: “asisten Niko, menurut kamu palsu akan berubah menjadi kenyataan tidak?”

“Ah? Palsu apa yang menjadi kenyataan?”

Tangan asisten Niko kebetulan sedang pegang satu paha ayam dan gigit dengan seru, tiba-tiba mendengar pertanyaan ini, sangat lama tidak bereaksi kembali.

“Contohnya kamu sekarang hanya ada satu paha ayam, tetapi kamu membayangkan dalam mangkok kamu masih ada satu, jika begitu apakah bisa tiba-tiba, benar-benar muncul satu lagi?”

Asisten Niko menelan ludah, dengan jujur berkata: “Nyonya, aku tidak mengerti……”

“Sudahlah, berkata kepada orang yang tidak mengerti.”

Dia benar-benar sudah kehilangan nafsu makan, dengan kesal dan sumpek berdiri, membawa piring makan bersiap-siap pergi, saat sebelum pergi, masih tidak lupa marah asisten Niko satu kata: “kamu benar-benar bodoh!”

Sore hari, Helena membawa sebuah laporan bersiap-siap mencari Dennil Du meneliti sebentar, dia sudah kebiasaan masuk keruang kantor dia tidak mengetuk pintu, jadi, juga tidak pernah merasa begini ada yang salah.

Pintu sekali terdorong buka, dia hampir tidak terkontrol dan menyerbu kesana, siang hari dua orang yang menempel makan bersama, saat ini, ternyata masih menempel bersama, Venti Cheng itu berterus terang duduk diatas paha dia, tempat itu adalah milik dia seorang diri, benar-benar sudah mau gila!

Jika disaat ini tidak marah, Venti Cheng itu pasti akan mengira istri sah ini benar-benar sangat payah, dan rencana Dennil Du juga ada kemungkinan ketahuan, karena tidak ada seorang wanita pada saat melihat suami sendiri sedang bersama dengan wanita lain, masih bisa berpura-pura tidak melihat dan bisa menganggap tidak ada masalah.

“Kalian sedang melakukan apa?” dia maju kedepan dengan kasar membuang laporan yang didalam tangan keatas meja.

Perkataan adalah sengaja bilang, tetapi marah adalah benaran marah.

Venti Cheng ada sedikit tidak enak hati, dia merapikan rambut panjang yang dibagian kening, dengan suara pelan berkata: “aku keluar dulu.”

Dia membalikkan badan mau pergi, Dennil Du malah langsung menarik tangan dia: “tidak perlu.”

Dia mengarahkan pandangan mata terhadap Helena yang diseberang, dengan pandangan mata yang dingin menegur: “siapa yang membiarkan kamu masuk tidak mengetuk pintu?”

“Aku adalah istri kamu apakah aku masih perlu ketuk pintu!”

“Disini adalah perusahaan, didalam perusahaan tidak ada hubungan pribadi, meskipun masuk keruang kantor siapapun, ketuk pintu adalah semacam sopan santun juga adalah semacam budidaya diri, masalah ini kamu bisa belajar sebentar dengan kepala petugas Cheng!”

Helena sangat marah, sangat berusaha untuk bersabar, dalam hati dia terus membaca pengajaran Dennil Du: “masalah kecil tidak bersabar akan mengacaukan masalah besar……”

“Yang aku sekarang permasalahan adalah kalian barusan sedang melakukan apa? Masalah ketuk pintu sementara waktu tidak bicara!”

“Tidak apa-apa.” Dia dengan remeh menjawab.

“Aku sudah melihatnya, apakah kalian masih tidak mengaku?” dia selesai bicara, sangat marah maju kedepan menangkap kerah baju Venti Cheng, memakai tenaga mendorong, mendorong dia hingga jatuh kebawah lantai, Dennil Du sangat sakit hati memapah dia bangun, menegur dan memarahi Helena dengan sangat parah: “kamu ini sebagai wanita benar-benar sudah semakin keterlaluan! dikarenakan kamu saat ribut begitu tidak masuk akal, aku baru merasa tidak bisa hidup lagi bersama kamu, jika kamu bisa ada setengah kelembutan dan perhatian seperti Venti Cheng, dalam mata aku juga tidak perlu sedikitpun tidak ada kamu!”

“Jangan membandingkan aku dengan wanita rubah ini, dia tidak pantas!”

Dennis Du dengan suara dingin: “dia tidak pantas? Kamu yang tidak pantas baru benar, dia jauh lebih baik dibandingkan kamu!”

Helena membalikkan badan, dua mata muncul kekesalan, dengan sangat sengsara berteriak didalam hati: “oh Tuhan, tolonglah aku, benar-benar sudah mau gila, jika begini terus, pelaku belum mencari keluar, aku akan mati gara-gara sangat kesal……”

Tenang, tenanglah, diam, dia menarik nafas dengan dalam, berusaha mengatur suasana hati, pada saat membalikkan badan lagi, dalam mata mengeluarkan air mata berkata: “dia lebih baik dibandingkan aku, jika begitu kamu ceraikan aku dan menikahi dia saja!”

Selesai teriak, dengan langkah kaki yang cepat lari keluar, sepanjang jalan menyerbu keruang kantor sendiri, menutup pintu, bertiarap diatas sofa menangis hingga tidak bisa mengontrol diri, meskipun dalam hati dia mengerti ini hanya sebuah perencanaan, tetapi dalam hati masih merasa sangat kesal, dia mengakui hati dia sangat sempit, dia seseorang yang pelit, dia tidak cukup berlapang dada, tetapi ini semua, apakah bukan penyakit setiap wanita……

Menangis sangat lama, akhirnya baru selesai mengeluarkan semua kesal didalam hati, dia pergi ke toilet mencuci muka, pada saat pulang, terus melanjutkan menaruh semua energi diatas pekerjaan.

Pada saat sudah mau pulang kerja, pintu ruang kantor terdorong buka, dia pelan-pelan melihat keatas, melirik sekilas adalah Dennil Du, kemudian menarik kembali pandangan matanya.

“Sudah marah?”

Novel Terkait

Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu