Someday Unexpected Love - Bab 171 Rahasia Besar (1)

"Jangan-jangan kalian semua adalah keturunan dari tentara ya?" Helena He sangat terkejut.

"Tentu saja bukan, hanya setengah dari kami adalah keturunan tentara, lainnya, adalah pindahan dari tempat lain, hanya saja mereka juga menghargai prestasi leluhur, sama seperti kami yang menjaga keputusan."

"O, ternyata seperti itu." Helena He tersenyum, dan melanjutkan langkahnya ke depan.

Setelah berjalan selama setengah jam, mereka berjalan kembali ke rumah, di tengah-tengah perjalanan, Helena He juga mendapatkan sedikit pengetahuan tentang sejarah para nelayan.

Kembali ke rumah pelayan, dia menemukan terdapat 6-7 panggilan tidak terjawab, semuanya adalah panggilan dari Dennil Du, dia merasa lelah dan menepuk dahinya, barusan keluar kenapa lupa membawa hp.

Dia menelpon Dennil Du, baru berbunyi 2 kali, panggilannya langsung terputus, dia merasa sangat curiga kemudian menelponnya lagi, memanggil beberapa kali, tetap saja tidak dapat terhubung, akhirnya Helena He berjalan keluar dari kamar dengan perasaan kesal, dia bertanya pada Febri, "Apakah kalian memiliki telepon umum?"

"Tidak ada." Febri menggelengkan kepala, dan menjelaskan, "Kami juga tidak berhubungan dengan dunia luar, juga tidak memiliki teman dari dunia luar, jadi kami tidak memerlukan telepon..."

"Lalu kenapa aku membawa hp tidak dapat menelpon?"

"Mungkin karena sinyalnya jelek, angin disini sangatlah besar, dan juga memiliki jarak dengan dunia luar, jadi menelpon ataupun mengirim pesan bukanlah hal yang bagus, dulu sering ada beberapa wisatawan datang kemari dan tinggal beberapa hari, hp mereka juga sama sering tidak mendapatkan sinyal."

Helena He menganggukkan kepala, seketika dia seperti merasakan telah kembali ke masa purba.....

Febri melihat wajah Helena He yang panik, langsung menghiburnya, "Tidak perlu khawatir, bukanlah setiap hari tidak ada sinyal, hanya kadang saja, malam ini angin sedikit besar, besok matahari terbit, angin pasti akan berhenti, sinyal juga akan bagus."

Sepertinya juga hanya bisa seperti ini, Helena He dengan terdiam kembali ke kamar, tengah malam, dia bertemu Dennil Du dalam mimpinya, Dennil Du berkata padanya, "Cepat kembali."

Pagi hari, Helena He terganggu oleh suaraorang berbicara dari luar, dia bangkit dan melihat ke arah luar jendela, ternyata para nelayan telah memulai untuk menangkap ikan, wanita pria, tua muda, semuanya bersama-sama menuju ke arah pantai, tangan mereka membawa peralatan untuk menangkap ikan, sangatlah ramai.

Helena He segera berganti pakaian, sikat gigi, kemudian mengambil kamera dan berlari hingga ke tepi pantai, dan memotret para nelayan, dia ingin menjadikan pagi hari yang indah ini, dan juga para nelayan yang bekerja keras ini sebagai sebuah peringatan.

Selama pagi hari, Helena He sibuk di tepi pantai, dan lupa menelpon Dennil Du, saat hingga tiba siang hari, cuaca lagi-lagi berubah, turun hujan lebat, sinyal lagi-lagi terputus......

Karena faktor cuaca, para nelayan pun tidak dapat pergi keluar, dan akhirnya hanya dapat berdiam di dalam rumah dan berbincang-bincang, Febri mengambil sebuah album foto, dia datang ke kamar Helena He, tersenyum dan berkata, "Helena, bosan ya, aku beri kamu lihat foto-foto."

"Oke." Helena He menerimanya dengan rasa penuh tertarik.

Dengan berhati-hati Helena He membuka album foto, di dalam album foto itu meskipun semuanya sangat asing, akan tetapi senyum yang terdapat di wajah mereka tetap terlihat familiar, sepertinya semua orang disini memiliki senyuman yang sama.

"Apakah ini semua adalah orang-orang di desa ini?"

"Iya."

"Kalian sepertinya sangat suka foto bersama-sama ya....." Helena He melihat foto mereka bersama-sama sepertinya selang 2 tahun sekali.

"Iya, kami orang desa ini sangat menyukai bersama-sama, sama seperti keluarga."

Helena He membuka hingga halaman terakhir, tetap saja foto seluruh orang desa, , dia merasa santai dan bosan, kemudian dia mengamati setiap para nelayan, foto itu hanya berukuran 7 inci, 30-40 orang foto bersama-sama, memperlihatkan jelas sangatlah sesak, wajah-wajah mereka bahkan hampir saja tidak terlihat jelas.

Helena He berbaring di atas kasur, dari kiri ke kanan, dia mengamati perlahan-lahan, saat pandangannya tertuju pada sebuah wajah yang terdapat pada barisan kedua dari sebelah kanan, dia langsung duduk, kemudian dia mengamatinya dengan teliti, pasti dia salah melihat.....

Bagaimana mungkin itu dia?

Helena He terkejut dan menutup mulutnya, kemudian membawa foto hingga ke depan jendela, dia sekali lagi mengamati wajah yang familiar itu, benar-benar........ Michelle Yang.

"Febri, siapa wanita ini?"

Dia bergegas memutar tubuhnya, dan bertanya pada wanita yang sedang merajut baju hangat.

Febri meletakkan baju hangat di samping, kemudian mengambil foto itu, dia mengamati foto itu, dan menjawab ringan, "Ini adalah menantu dari Paman Lucky, Dian."

Dian?

Helena He sangat curiga apakah matanya itu sudah rabun? Atau Michelle Yang memiliki saudara kembar.....

"Apakah kamu bisa membawaku untuk bertemu dengannya?" Helena He bertanya padanya.

Febri menghelakan nafas, "Tidak dapat bertemu lagi, dia telah pergi."

"Pergi?"

Helena He terkejut, "Apakah maksudmu pergi itu adalah meninggal?"

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu