Someday Unexpected Love - Bab 167 Kebenaran Anak Sudah Muncul (2)

Ibu Yang melihat dia sudah menyetujui, lalu dengan sangat senang buru-buru ke pasar, bersiap-siap membeli lebih banyak sayuran, membalas putri dan menantu.

Setelah Helena pulang kerja tiba dirumah, melihat ibu sedang sibuk didalam dapur, dengan aneh bertanya: ibu, kamu memasak begitu banyak sayuran untuk apa?

Malam ini ada tamu spesial mau datang.

Siapa?

Kamu tebak……

Aku mana tahu! Rumah mereka sejak dia ada ingatan, hantu pun tidak pernah masuk.

Menantu mau datang.

Menantu?

Helena mengerutkan kening, tidak senang menyalahkan ibu: ibu, kamu jangan setiap hari memanggil orang menantu, aku dan dia sudah bercerai, kamu memanggil dia begini apa bisa didengar.

Tetapi Dennil masih memanggil aku ibu.

……

Dennil Du sebelum pergi ke keluarga He, pulang kerumah mengganti baju dulu, Michelle Yang sengaja sembarangan bertanya: apakah malam hari tidak makan dirumah?

Iya.

Kapan pulangnya?

Dia dengan bermaksud melihat dia sekilas: lihat kondisi.

Oh, jika begitu hati-hati menyetir mobil.

Sudah tahu.

Dennil Du keluar pintu rumah, segera menyetir mobil pergi, dia berputar sekali disekitar, malah tidak salah duga mundur kembali lagi. Mobil berhenti ditempat yang gelap, menatap pintu dalam rumah, setelah itu, Michelle Yang keluar dari dalam, dengan ekspresi wajah yang gelisah melihat kiri kanan, dengan langkah yang cepat lari ke tempat yang sepi dan gelap……

Mengeluarkan hp, dia menelepon hp Helena, berbunyi beberapa kali, dia mengangkat: Hallo?

Helena, aku tiba-tiba ada urusan, kamu bilang dengan ibu kamu aku tidak jadi makan kesana.

Baik. Dia menyetujui, dalam hati malah ada sedikit sedih dan kecewa.

Setelah mematikan telepon, Dennil Du menyalakan mobil mengejar kearah menghilangnya Michelle Yang, melihat dia naik kesebuah taxi, dia buru-buru ikut dibelakang, menjaga jarak hampir seratus kilometer.

Setelah setengah jam kemudian, mobilnya berhenti, Dennil Du mengangkat bola mata melihat, sebuah restoran yang tidak begitu terkenal, dia melihat-lihat sekitar lagi, kurang lebih sudah sampai dipeluaran kota, Michelle Yang datang ketempat begitu tersembunyi, kelihatannya, pasti ada masalah yang tidak bisa diketahui orang.

Setelah tunggu dia masuk, dia baru turun mobil, kemudian mencari sebuah tempat yang pojok, dari jauh mengamati gerakan dia.

Setelah sepuluh menit kemudian, dihadapan Michelle Yang berjalan kemari seorang laki-laki, Dennil Du dengan teliti melihat, tiba-tiba, gelas ditangan hampir digenggam pecah……

Tidak salah duga adalah begini. Dia sangat marah berkata satu kata, berdiri pergi meninggalkan restoran itu.

Setelah pulang kerumah, Dennil Du manapun tidak pergi, dengan tenang duduk didalam ruang membaca, menunggu Michelle Yang pulang.

Jam setengah sepuluh, Michelle Yang sudah pulang, dia dengan canggung mengetuk pintu ruang membaca, melihat mobilnya berhenti dipintu luar, langsung tahu Dennil Du sudah pulang.

Dennil, begitu cepat sudah pulang?

Iya. Dia tanpa ekspresi mengetik keyboard komputer.

Oh iya, aku barusan ke supermarket keliling-keliling.

Apakah aku ada tanya kamu pergi kemana? Dennil Du mengangkat bola matanya, pandangan mata sangat dingin dan tajam.

Michelle Yang ketakutan oleh pandangan dia, menekankan lagi: aku hanya sembarangan bicara saja.

Kelak pergi kemana tidak perlu melaporkan ke aku, meskipun hanya sembarangan bilang juga tidak perlu, karena, bagi aku tidak penting.

Pandangan Dennil Du yang kejam menjadi dingin, dia adalah seorang yang sangat bisa bertahan, biasanya masalah yang belum pasti, tidak akan dengan gampang membocorkan.

Baiklah, aku sudah mau sibuk, kamu pergi melihat anak.

Dia melambai-lambaikan tangan, Michelle Yang lalu keluar dari ruang membaca, dalam hati dia tiba-tiba muncul ketakutan, selalu merasa, pandangan Dennil Du ada maksud lain.

Sangat cepat, ketidak tenangan dia ini mendapat kepastian, senja lima hari kemudian, Dennil Du pulangnya sangat awal, sama seperti biasa dengan ekspresi yang dingin, pada saat makan malam juga tidak ada yang aneh, sampai makan malam selesai, dia baru kesamping Michelle Yang dengan dingin berkata satu kata: datang ke ruang membaca aku sebentar.

Hati Michelle Yang bergetar sekali, tidak tahu dia tiba-tiba membiarkan dia ke ruang membaca dia ada urusan apa, kepikiran beberapa hari ini dalam hati tidak tenang, dia keberanian untuk berdiri saja juga hampir tidak ada……

Tetapi melarikan diri bagaimana pun, yang seharusnya dihadapi juga harus menghadapi, dengan kaku membangun, dia pelan-pelan naik kelantai atas, langkah kakinya berhenti didepan pintu ruang membaca, tidak tahan menghibur diri sendiri, jangan takut, jangan khawatir, tidak akan ada masalah!

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu