Someday Unexpected Love - Bab 156 Pergi Meninggalkan Keluarga Du (1)

Tiga surat perceraian, satu pun tidak tertinggal, semuanya sudah ditanda tangan.

Saat dia memberikan pen ke tangan dia, jari tangannya gemetar sangat lama, Helena He tiga huruf sangat gampang untuk ditulis, dari sd sampai kuliah, sampai kerja, sudah bertahun-tahun, tanda tangan nama sendiri sudah tidak bisa terhitung, malah tidak pernah seperti sekarang ini, berharap diri sendiri lupa, tiga huruf itu bagaimana tulisnya.

Suara tangisan Dudu yang lemas seperti ada dan tidak ada melayang diatas langit, suara Michelle Yang mendesak bergema ditelinga, suara detak jantung Dennil Du bergema didalam hati, masih ada suara angin, suara klakson kendaraan yang sedang macet, semua suara, semuanya bergema didalam otak, bercampur-aduk menjadi satu, mengikat dia hingga tidak bisa bernafas, sampai dia selesai tanda tangan namanya, dalam otak baru kosong, disekitar akhirnya baru bisa tenang, seluruhnya, akhirnya baru bisa melepaskan diri.

Dia, akhirnya juga terjatuh, semua alasan yang menopang dia tetap kuat, juga sudah tidak ada lagi.

Dennil Du sangat sakit hati mengendong dia bangun, kehidupan selama tiga puluh tahun, tidak karena cinta dan putus asa, tidak karena kasih sayang dan patah hati, malah disaat ini, hatinya kecewa dan putus asa.

Mendapatkan satu dunia, belum tentu bisa mendapatkan dia, kalah satu dunia, malah pasti akan kalahkan dia.

Michelle Yang mencapai tujuan dia, ikan dia tidak mati dan jaringnya juga tidak sobek, tetapi dari sekarang juga, sudah tidak bisa membuat seorang lelaki dalam hatinya masih ada dia.

Dalam ruang tamu keluarga Du, suasananya tetap berat seperti semula, bahkan dibandingkan dengan kapanpun, lebih berat lagi.

Michelle Yang menggendong Dudu, disamping menaruh sebuah koper yang besar, mulai dari hari ini, dia sudah mau pindah kedalam rumah ini, menggantikan posisi Helena.

Tuan tua Du duduk diatas kursi roda didorong kemari oleh pembantu, dia tanpa ekspresi berhenti dihadapan Michelle Yang, disaat keadaan semua orang belum ada reaksi apapun, mengangkat tangan langsung menampar dia, tenaganya sangat kuat, setengah wajah Michelle Yang yang putih, tiba-tiba muncul lima sirik jari.

Kejadian hari ini, dia sudah tahu.

Mengambil cucu aku menukar semua kemauan yang kamu inginkan, Michelle Yang, kamu benar-benar membuat orang merasa sangat kotor!

Aku tidak kotor! Aku tidak kotor! Michelle Yang bergairah berdiri, wajahnya langsung putih seperti selembar kertas putih, Helena melihat dia tidak bisa kontrol, ketawa dingin, ternyata, dia juga takut orang lain mengatakan dia kotor.

Setelah tuan tua Du memukul dia, kemudian balik kearah Helena lagi, dengan sakit hati berkata: terlalu tidak adil bagi kamu.

Helena tidak ada semangat berkata: tidak merasa tidak adil. Karena kenyataannya, dia benar-benar merasa sangat tidak adil, sangat tidak adil.

Dengan murung berdiri, dia ke lantai atas membereskan koper, tempat seseorang hanya ada sebanyak itu, ada orang yang mau masuk, ada beberapa orang, terpaksa harus pergi meninggalkan.

Dennil Du mengikuti dia naik kelantai atas, Helena tahu dia sudah datang, tetapi malah tidak membalikkan kepala, dia tidak berkata apa-apa membereskan baju didalam lemari, selain pakaian yang dibawa sebelum menikah, pakaian setelah menikah yang diberikan oleh Dennil Du kepada dia, dia satu pun tidak membawa pergi.

Bukan barang dia, dia tidak akan merindukan, yang dia rindukan, juga sama saja tidak bisa dibawa pergi……

Helena, apakah kamu akan membenci aku?

Dennil Du berjalan sampai kebelakang dia, dengan suara kecil bertanya.

Masalah sampai sekarang, benci atau tidak benci memangnya kenapa? Bukankah kita sudah bercerai.

Dia sangat lama tidak berbicara, melihat dia membereskan barang milik dia, hingga dia selesai membereskan semuanya, dia baru bilang satu kata: kelak, jaga diri sendiri dengan baik.

Helena sangat sedih, air mata berputar didalam mata, dia mengangguk kepala: sudah tahu.

Tangannya memegang koper, barang yang dia bawa pergi benar-benar sangat sedikit, tanpa ekspresi jalan melewati dari samping dia, malah ditarik oleh dia: Helena, terlalu tidak adil bagi kamu.

Sebenarnya bisa berlaku adil terhadap aku.

Suara dia tersedu-sedan, berusaha menahan air mata jatuh, dengan tegar memakai tangan melap kering: jika kamu menggunakan cara hukum merebut anak kemari, kita mungkin tidak harus bercerai!

Aku tahu, tetapi ada satu hal kamu malah tidak tahu.

Masalah apa?

Michelle Yang, tiga tahun lalu, mungkin tidak naik pesawat, karena aku menyuruh orang mengecek sangat lama, juga tidak mendapat hasil catatan penerbangan dia hari itu.

Helena dengan terkejut menatap dia: jika begitu mengapa kamu tidak membongkar kebohongan dia?

Aku sekarang bertanya dia, apakah dia akan bicara? Membiarkan dia tinggal disini, mungkin bisa mendapatkan hasil, apakah tahun itu dia benar-benar naik pesawat, jika tidak naik pesawat, tiga tahun ini, dia sudah pergi kemana? Masalah anak, bagaimana terjadi lagi?

Jadi maksud kamu, demi mengecek kebenaran, sampai aku juga bisa dikorbankan?

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu