Siswi Yang Lembut - Bab 56 Kebenaran

"Ha ha...."

Terlepas dari tekanan tangan Kenzi, Yuna menghela nafas dengan berat. Wajahnya yang sudah agak ungu perlahan kembali normal setelah dia bisa bernafas dengan lancar.

"Nyonya, kamu baik-baik saja?"

Mbok Inem memindahkan Kenzi dari jalan dan menolong Yuna, yang telah kehilangan tenaganya. Di tengah serangan batuk yang hebat, Yuna bersandar pada Mbok Inem untuk memulihkan kembali kekuatannya.

"Hah ...hah ... jangan khawatir ... Mbok Inem ... aku ... aku baik-baik saja ..."

Dia mencoba yang terbaik untuk menjaga suasana hatinya tetap tenang, tetapi rasa sakit yang tergambar di matanya tidak bisa menipu siapa pun.

"Nyonya, sepertinya profesor tahu tentang semuanya, apa yang akan kita lakukan sekarang?" Mbok Inem bertanya hati-hati, tetapi Yuna tidak menjawab dulu. Sebaliknya, dia duduk di sana dalam keadaan diam dan menatap Kenzi dengan terpesona.

Meskipun kekerasan Kenzi terhadap dirinya telah melebihi batas, tetapi dia tidak marah. Setelah sekian lama, dia tersenyum tak berdaya.

"Ini adalah pertama kalinya setelah ... sembilan tahun menikah ... dia kehilangan kesabaran ... dan amat sangat marah ..."

Dia mengencangkan gaun tidurnya dan menggelengkan kepalanya perlahan.

"Mbok Inem, ayo kita pindahkan Kenzi ke tempat tidur."

Dia berdiri agar dia bisa melancarkan nafasnya.

"Meskipun ada perubahan rencana, tapi tidak masalah. Nona Vania, akan lebih mudah ditangani nanti."

Yuna menyilangkan tangan di depan dadanya, dia terlihat seperti tahu apa yang akan di lakukan. Tetapi hanya dia sendiri yang tahu bahwa masalah ini bukanlah sesuatu yang bisa diselesaikan dengan mudah.

........

"Hah..."

Andra menghisap rokoknya dan menatap Vania dengan sedih.

"Ah ... sayang sekali masalah ini akan segera berakhir, sangat menyedihkan ... karena kita tidak akan bisa bertemu lagi setelah semuanya berakhir."

"Sebaiknya kau bersikap baik pada pacar cantikmu itu ... anggap saja aku sebagai gadis lain yang penuh gairah semalam karena mabuk."

Kata Vania sambil mengenakan pakaiannya.

"Eh ... sepertinya akan turun hujan. Menghadapi situasi yang membingungkan seperti ini, tidak bisakah kamu mengasihani aku kali ini saja?" Andra tidak menatapnya, dan berkata dengan serius, hanya saja kata-katanya penuh dengan permohonan.

"Hah ... dasar anak nakal, datanglah ke Prancis setelah semuanya berakhir dengan sukses, aku akan memberimu kelembutan yang tak terduga, tentu saja, asalkan kamu tidak memberi tahu pacarmu."

Andra dengan lembut menggelengkan kepalanya dan mematikan rokok di tangannya.

"Vania, kamu bukanlah seseorang yang suka berbicara omong kosong ketika kamu mabuk, kamu adalah angan - angan yang muncul di pikiran setiap kali hidup terasa sedih, mimpi indah penuh dengan fantasi tanpa akhir."

"He ... kamu benar-benar tahu bagaimana cara berbicara ..."

Vania tertawa, tetapi alih-alih bercumba lagi dengan Andra, dia berbalik dan meninggalkan hotel. Bagi dia, Andra hanyalah seekor anjing yang menjadi jalan menuju kesuksesan. Bahkan jika sesuatu terjadi padanya, dia hanya akan memperlakukannya sebagai pengganti dari seseorang, tentu saja hanya itu.

........

Langit semakin gelap.

Diiringi dengan beberapa sambaran petir hujan turun dengan deras.

Tiang telepon di kedua sisi jalan tampak kabur karena tertutup hujan, namun meskipun begitu, tiang tersebut masih berpendar dengan pancaran sinar yang terkesan kuno.

Rumah Kenzi dan Yuna.

Di bawah guyuran hujan lebat ada perasaan yang tidak bisa dijelaskan, Itu adalah perasaan sakit yang sangat menyentuh hati yang membuatnya ingin memegang dadanya.

"Profesor benar-benar berat, Nyonya."

Mbok Inem dan Yuna yang bekerja sama, merasa kesulitan membawa Kenzi ke tempat tidur. Mbok Inem, yang sudah jauh lebih tua, mau tidak mau menyuarakan sentimen itu.

"Artinya, setelah sekian lama menikah, berat badannya tidak banyak berubah." Yuna tertawa.

Dia merapikan tempat tidur agar Kenzi bisa berbaring dengan lebih nyaman.

"Mbok Inem, kenapa kamu tidak kembali ke tempat tidur dan istirahat, aku akan menjaga Kenzi."

"Oke, kalau begitu jangan sunkan untuk memanggilku jika Nyonya membutuhkan sesuatu."

Mbok Inem meninggalkan kamar tidur dan menutup pintu. Dengan suara pintu yang ditutup, hanya tersisa keheningan di dalam rumah ini.

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu