Pernikahan Kontrak - Bab 18 Wanita Milik Wilson Zhou Lagian Kenapa?

"Bicaranya aja enak di dengar.” Nanda Lim mendengarnya, ekspresi mukanya jelas terlihat kaku, lalu dia mencibir, bertatapan dingin kearah Joyce An.

Awalnya, para nona-nona dan nyonya yang kaya, kiranya Joyce An akan menutup-nutup, mengarang-ngarang kataan bohong gitu, demikian mereka masih bisa mencari kesempatan untuk mengejek dia, tapi Joyce An bicara begitu terus terang, untuk sementara waktu, malahan menjadi sunyi tiada suara pun, tidak tahu mau berkata apa lagi.

Tak lama, mendengar Yohanna Yu dengan suara acuh tak acuh berkataL “Adek ipar mengatakannya benaran hal romatis ya, tetapi yah, aku masih mengenal tingkah laku adek kedua kita, wanita yang disampingnya beneran tidak dapat dihitung jari lagi, aku tidak percaya dia bisa karena jodoh baru menikah denganmu, pasti ada alasan lainnya kan? Lagian adek ipar juga beneran pinter memilih mobil, mobil apa yang gak bagus, malahan mau naik mobilnya adek kedua, ini bukannya agak terlalu kebetulan?”

Yohanna Yu sangat agresif melihat Joyce An, serasa kalau tidak mempermalukannya dia bakalan merasa tidak nyaman.

Joyce An mengangkat bahu: "Kakak ipar, kamu jangan tidak percaya, emang ada hal yang kebetulan begini, kalau kalian merasa aku sengaja naik mobil, juga terserah kalian, aku si terserah saja. Adapun Wilson bisa menikah denganku adakah alasan lainnya, itu aku benaran gak tahu, kalau enggak kakak ipar boleh menanya dengan Wilson?”

Dalam sejenak, Yohanna Yu dibuat Joyce An jadi bisu perkataan, hanya bisa dengan kejam menatap kearahnya..

Dari pandangan pertama hingga sampai perubahan Jocye An yang sekarang, dia merasakan firasat buruk di hatinya, sekarang, ketika berkenalan dengannya, benaran membikinnya semakin benci, terutama melihat wajah yang cantiknya itu, walaupun ada tercampur hal yang lain, tapi wajah begini benaran menarik pusat perhatian orang, membuat dia sebagai wanita pun juga iri padanya.

Yohanna Yu menggigit giginya, heng…, toh masih ada banyak kesempatan untuk membalas dendam ke wanita ini, liat aja nanti.

Kepikiran sampai sini, wajah indahnya Yohanna Yu mengait dan mencibir ,lalu berbalik, memgoyangkan pinggang tipis bagai ular itu jalan berarah ke bar.

Sekalian mengambil segelas bir anggur merah, taruh di bibir merah yang seksi itu dan menyesapnya.

Pada saat ini, Eric Li berjalan ke hadapannya, belajar gerakan Yohanna Yu, menuangkan segelas bir anggur merah, tapi dia meletakan cangkir birnya di bibir, malahan mengoyangkan cairan merah dalam cangkir gelas itu, sambila menatap Joyce An dalam kerumunan orang yang tidak jauh darinya. sudut mulut diikuti dengan senyum yang tidak jelas.

“Kenapa, benaran tertarik dengan wanita itu?” Yohanna Yu memandangin Eric Li, kemudian berdengus, “Aku tadi sudah memberitahukanmu, dia wanitanya Wilson Zhou.”

“Aku tahu.” Eric Li tidak karena peringatan Yohanna Yu tidak meninggalkan pandangan pada wanita itu, malahan bertambah jadi, dengan pandangan yang penuh serakah beralih ke kaki putihnya Joyce An, “Tetapi, kalau gitu kenapa? Siapapun tidak tahu kalau Wilson Zhou adalah sampah yang guna, di perusahaan Finansial Zhou tiada kekuasaan sama sekali, hanyalah cangkang kosong. Lagian dia tidak pernah kekurangan seorang wanita di sekitarnya, juga gak pernah melihat dia dengan wanita siapapun beneran jatuh cinta, meskipun menyentuh wanita emang mau bagaimana? "

"He, Eric Li, aku benaran tidak tahu apa kamu tertarik dari Joyce An, sekarang emang kelihatan sangat cantik, tapi…” Yohanna Yu menyipitkan mata, menyindir berkata, “Kebanyakan wanita semua bergantung pada penampilan make up yang unik untuk menarik perhatian pria, Cihcih, dia lepas make up gak tahu wajahnya bakalan sejelek kayak apa, kamu tidak takut kah?”

“tidak ada apa-apa, lagian tutup lampu semua sama ” Eric Li menyipitkan mata, megatakan hal yang tidak enak didengar.

Yohanna Yu mendengus: “Kalian lelaki benar-benar bajingan.” Selesai berkata, dengan tidak ramahnya melotot kearah Eric Li, terus berbalik badan ingin pergi.

Namun, dia ditarik kembali oleh Eric Li: "Kakak Sepupuku, jangan buru-buru, pergi dulu, ada hal yang ingin keberitahukan mu."

Yohanna Yu sedikit bingung sambil mengerutkan kening, tapi belum dia lanjut bertanya, Eric Li langsung berbisik sesuatu di telinganya.

"Apa ?!" Yohanna Yu kaget. "Eric Li, ini bukannya terlalu….”

“Tidak masalah kak, Wilson termasuk barang apa, kita masih takut dengannya?” Eric Li mencibir bibirnya.

Yohanna Yu beragu-ragu sejenak, setelah beberapa saat, wajahnya akhirnya melayang olesan yang dingin, dengan dingin berkata: "Itu terserah kamu saja, tapi ingat jangan memperbesar masalah.”

Pada saat ini Joyce An sedang duduk sendirian di samping meja, para Nona-nona itu melihat Yohanna Yu makan hati, lagian dari Jocye An juga serasa gak ada bahan peledak untuk digali, mereka pun tidak memperdulikannya lagi, masing masing mulai ngobrol dan minum sendiri, topik pembicaraan tak lepas dari selebritis, dan beragam barang mewah.

Joyce An dengarnya sangat bosan, terus dia asal berkeliling di Villa sendirian, walaupun kelihatan sangat kesepian, tapi dibandingin di ejek oleh para nona-nona selebritis itu lebih bagus.

Dia duduk di kursi panjang sebentar, lalu bangkit dan berjalan menuju taman bunga di belakang.

Taman itu cerah dan terlihat seperti padang rumput hijau, cahaya matahari melompat turun dari celah di antara cabang-cabang, membuat hati membawa rasa bikin orang lega dan segar.

Joyce An menghirup napas dalam-dalam, duduk di samping atas rumput

Saat ini yang lain sedang berkumpul dalam Villa, disini malahan gak ada satu orang pun, membuat hati Joyce An yang awalnya jengkel menjadi agak sedikit tenang.

Dia menarik-narik bibirnya, memberi sendiri satu jempol punya senyuman, sejujurnya, menurutnya ekspresi hari ini sangat bagus, siapa tahu dia tadi benaran sangat gugup di dalam sekelompok wanita yang tidak berpikiran baik, ini pertama kalinya dia sendiri menghadapi adegan seperti itu, ekspresi benaran diluar jangkauannya, saat pulang harus pamer kepada Wilson Zhou.

Tapi begitu pikiran ini muncul, Joyce An menggelengkan kepalanya lagi. Dia benar-benar aneh. Kenapa sendiri harus ingin pamer ke Wilson Zhou?

Baru kepikiran sampai sini, satu gelas yang terisi minuman warnai warni itu muncul dihadapannya.

“Nona An, minuman ini dipersiapkan secara khusus untukmu.” Orang yang berbicara dengannya adalah lelaki berpakaian pelayan.

Joyce An sedikit terkejut menunjuk ke hidungnya: "memberikan padaku kah?"

Yohanna Yu mana mungkin sebaik itu membatunya menyiapkan dia hidangan sore?

Pelayan itu mengangguk, "Yah, Koki spesial buat menurut jumlah orang yang datang hari ini, jadi semua orang memilikinya."

Oh, ternyata begitu.

Joyce An menarik-narik bibirnya, karena orangnya sudah datang mengantarkannya, dia juga tidak punya alasan untuk menolak, jadi dia mengucapkan terima kasih dan mengambil minumannya.

Namun, dia tidak memiliki nafsu makan untuk saat ini, meletakan minumannya disamping.

Pelayan melihat Joyce An tidak makan, lanjut berkata: “Nona An, kamu boleh mencoba merasakannya, benaran enak rasanya.”

Joyce An terasa aneh melihat lelaki ini sekilas, bukannya ini agak terlalu berlebihan ramahnya?

Tetapi merasa pasrah, pandangan lelaki itu melihat sendiri terlalu panas, Joyce An dengan terpaksa meneguk minuman itu, memujinya: "Yah, rasanya sangat enak."

Pelayan itu memandangi Joyce An minum minuman itu, tersenyum puas, baru berbalik dan meninggalkan taman.

Setelah pelayan pergi, An mendengus kecil, "Ini pelayan yang sungguh aneh."

Pada saat yang sama, pria yang berpakaian pelayan tadi berjalan menuju dalam kamar berhenti didepan jendela, dengan hormat pada lelaki yang berhadapan didepan jendela berkata: “Tuan muda, saya sudah memberinya minuman sesuai dengan instruksi Anda.”

“Yah, sangat bagus.” Lelaki itu tersenyum dan mengangkat senyum puas di wajahnya.

Pelayan melihat Joyce An tidak makan, lanjut berkata: “Nona An, kamu boleh mencoba merasakannya, benaran enak rasanya.”

Joyce An terasa aneh melihat lelaki ini sekilas, bukannya ini agak terlalu berlebihan ramahnya?

Tetapi merasa pasrah, pandangan lelaki itu melihat sendiri terlalu panas, Joyce An dengan terpaksa meneguk minuman itu, memujinya: "Yah, rasanya sangat enak."

Pelayan itu memandangi Joyce An minum minuman itu, tersenyum puas, baru berbalik dan meninggalkan taman.

Setelah pelayan pergi, Joyce mendengus kecil, "Ini pelayan yang sungguh aneh."

Pada saat yang sama, pria yang berpakaian pelayan tadi berjalan menuju dalam kamar berhenti didepan jendela, dengan hormat pada lelaki yang berhadapan didepan jendela berkata: “Tuan muda, saya sudah memberinya minuman sesuai dengan instruksi Anda.”

“Yah, sangat bagus.” Lelaki itu tersenyum dan mengangkat senyum puas di wajahnya.

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu