Perjalanan Selingkuh - Bab 22 Anak Siapa?

Bab 22 Anak Siapa?


Aku tidak berani melihat wajah David. Aku melihat ibu mertuaku mengambil sehelas hasil test laboratorium dan meletakkannya di atas meja, di sana tertulis hamil 4 minggu...


Suasana sangat buruk, dan tertekan. Lalu David membalikkan meja, dengan suara marahnya yang menusuk telingaku:"Linda, anak siapa yang ada di dalam kandunganmu?"


Respon dari David membuat ayah dan ibu mertuaku terkejut. Reaksi pertamaku adalah melindungi perutku dan melangkah mundur, bubur yang masih panas menumpahi kakiku.


David menatap mataku yang memerah, dan berjalan perlahan-lahan ke arahku.


Pada saat seperti ini, bagaikan seorang monster yang memilih mangsanya untuk di makan, berbahaya, aku selangkah demi selangkah melangkah mundur, menatapnya dengan waspada, mulutnya gemetar terdiam.


Belakangku adalah pintu, aku tahu ini adalah situasi yanng sangat buruk, saat aku berbalik badan untuk berlari kabur, David menjambak rambutku, dengan sekuat tenaga, Ia membuat diriku terjatuh di lantai.


Awalnya aku melindungi anak di dalam perutku, tindakanku ini membuat David semakin marah. Ia mengambil sebuah kursi dan melemparkannya padaku.


Reaksi pertamaku adalah membalikkan badanku, melindungi perutku.


Punggungku terasa sakit, kepalaku pun terkena pukulan kursi itu. Aku merasa sangat pusing.


Aku melihat ibu dan ayah mertua dari kejauhan, aku mengulurkan tanganku:"Tolong aku, tolong anakku..."


Wajah ibu mertuaku sangat marah dan menatapku:"Katakan, anak di dalam perutmu itu anak siapa?"


David menginjakku, dan berjongkok lalu bertanya padaku:"Katakan, dengan siapa kamu melakukan ini?"


Aku menggelengkan kepala, ada sesuatu yang menetes dari kepalaku, aku tidak tahu apakah itu darah atau keringat.


"David, anakmu dengan Ling Ling, aku tidak campur tangan, demi anak kita yang sudah meninggal, kamu membahayakan anak yang di dalam perutku."


Demi anak yang ada di dalam kandunganku, aku hanya dapat memohon-mohon pada David.


Aku sudah tidak dapat menahan kesedihanku lagi semenjak anakku meninggal, kalau terjadi lagi aku bisa-bisa menjadi gila.


"Hah! Mengandung anak dari orang lain masih ingin anakku mengampunimu, dasar kamu wanita murahan." ibu mertuaku dengan wajah marah menatapku, dan langsung menamparku."


Ibu mertuaku sudah lama tinggal di kampung halaman, tenaganya sangat besar, tamparan ini membuat telingaku terngiang-ngiang.


Tatapanku menjadi kabur.


Kalau tidak ada anak di dalam perutku, aku dapat berdiri untuk bertengkar dengan mereka, tetapi aku tidak bisa sekarang, aku hanya ingin melindungi anak di dalam perutku, dan dengan menunjukkan kelemahanku, aku berharap mereka dapat melepaskanku.


David menarik rambutku dan memaksaku untuk menatapnya, dengan tatapannya yang gelap:"Linda, kalau kamu tidak memberitahuku siapa pria itu hari ini, aku akan membunuhmu di sini." setelah itu Ia menginjak jariku dengan kuatnya.


Tanganku yang sakit merobek jantung dan paru-paruku, tulang jari-jari tanganku terasa seperti akan putus.


"Ayo kita masuk dulu, biar anak muda menyelesaikan masalah mereka sendiri."


Aku mendengar ibu dan ayah mertua mengatakannya, lalu saat mereka kembali ke kamarnya, berkata kepada David:"Jangan memukul orang hingga meninggal."


Setelah mengatakannya, terdengar suara tutupan pintu.


David tidak ada lagi rasa segan-segan, Ia seperti sedang menyalurkan kemarahannya karena aku telah mengkhianatinya, memukulku layaknya karung pasir. Pada awalnya aku masih bisa melindungi perutku, tetapi pada akhirnya David menendang perutku, aku dapat merasakan anak yang ada di dalam perutku tidak dapat bertahan, darah hangat mengalir di kakiku.


Kepergian dari anak ini, membuatku menjadi gila, aku terluka parah dan tidak dapat berdiri. Aku langsung menggigit kaki David, dengan sekuat tenaga, aku menggigitnya, kebencian ini bagaikan angin topan yang mengikis kewarasanku.


David berteriak  kesakitan, mennggunakan kain pel memukul tanganku dengan sekuat tenaganya.


Ibu dan ayah mertua mendengarnya, membuka pintu kamar. Ibu mertuaku melihat aku sedang menggigit kaki David, langung marah besar, menggunakan kepalan tangannya memukul kepalaku.


Terakhir, tatapanku menjadi gelap, aku pingsan.


Aku tersadar di rumah sakit. Hari itu adalah hari ke 3 setelah perkelahian itu terjadi, saat aku membuka mataku, aku melihat Steven sedang berada di sebelahku.


Ia terlihat sedikit kurus, aku tidak tahu apakah karena masalahku Ia menjadi seperti ini? Sejujurnya, ada kemungkinan seperti itu di pikiranku membuat hatiku menjadi hangat.


Steven melihatku sadarkan diri, wajahnya terlihat terkejut, dan bertanya padaku:"Di bagian mana kamu merasa tidak nyaman?"


Sejujurnya, seluruh tubuhku terasa sakit, tapi aku tidak ingin membuatnya khawatir, aku berusaha menggerakan mulutku berkata:"tidak apa-apa."


Setelah itu, aku teringat kegilaan David, aku langsung memegang tangannya, dengan khawatir bertanya padanya:"Apakah David mengetahui kamu berada di sini?"


Pada awalnya aku tidak memperdulikannya memaksa Steven terlibat dalam masalah ini, mungkin karena pada saat itu tidak ada cinta, sehingga aku tidak memikirkan konsekuensinya. Tetapi sekarang, aku jatuh cinta pada Steven, tidak ingin membuatnya menanggung hal yang buruk.

Jika hubungan ku dengan Steven terekspos, akan membuat reputasinya memburuk, ini membuat, aku meninggalpun, aku tidak akan memberitahu Steven.


Mungkin karena kekhawatiran di wajahku terlalu terlihat jelas, Steven memegang tanganku dan menenangkanku, tatapannya menunjukkan cahaya dan suaranya yang dingin:"mereka ditahan di kantor polisi."


Ditahan kantor polisi? Aku sangat penasaran apa yang terjadi setelah aku pingsan.


"Di rumahmu terdengar banyak aktivitas  yang membuat tetangga-tetangga curiga, sehingga tetangga melapor polisi."


"Kamu tidak sadarkan diri selama 3 hari, aku meminta pihak rumah sakit memindahkanmu ke ruangan intnensif. Masalahku datang kesini, selain Adit dan sahabatmu Sisi tidak ada yang tahu."


Tanpa perlu aku bertanya, Steven mengetahui apa yang ingin aku tanyakan, Ia memberitahu semua hal yang Ia ketahui kepadaku.


Aku baru mengetahui, polisi melihatku terluka sangat parah, sekujur tubuhku berdarah, lalu langsung mengantarku ke rumah sakit. Setelah itu membawa David serta orang tuanya untuk menjelaskan apa yang telah terjadi. Karena melihat aku yang terluka parah, tidak hanya keguguran, ada satu tulang rusukku yang patah, dan gegar otak tingkat sedang, polisi menahannya, sedangkan ibu dan ayah mertuaku  karena sudah berumur di perkenankan pulang setelah menjawab beberapa pertanyaan.


David dihukum, pada akhirnya berdasarkan keputusanku, diselesaikan secara damai atau berdasarkan jalur hukum.


"Aku ingin bercerai." Begitu mengingat anakku yang dengan mudahnya meninggalkanku, aku sangat teramat membenci David, bagaimana mungkin bisa damai.


"Baik, tidak peduli bagaimana keputusanmu, aku akan membantumu."


Mendengar perkataan Steven, aku melihatnya:"Aku ingin membalas dendam kepadanya, ada suatu hal yang butuh bantuanmu."


"Katakan---"

Novel Terkait

That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu