Pengantin Baruku - Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
Memikirkan hal ini, kuku Sheila Liu tertanam di telapak tangannya, meninggalkan bekas yang dalam satu per satu, dan dia melihat ke sudut dimana Jenifer Wen berada dengan acuh tak acuh.
Tidak lama setelah Nicholas Lu menghubungi orang-orang di luar, staf pemeliharaan segera tiba. Nicholas Lu terjebak di dalam lift, jadi tentu saja dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Jika perbaikannya lambat, mereka pasti akan dihukum.
Jadi, tidak butuh waktu lama untuk memperbaiki liftnya.
Lampu perlahan menyala. Nicholas Lu melirik ke Jenifer Wen yang berada di pojok. Mungkin karena terkejut, raut wajahnya sangat pucat dan bibir merahnya memudar, sedangkan tangannya melindungi perutnya erat-erat dengan ekspresi gugup.
Apakah dia begitu peduli pada anak ini?
Nicholas Lu tiba-tiba menjadi tak terkatakan. Dia melirik kedua wanita ini, tetapi tetap mempertahankan sikapnya, "Kalian keluarlah dulu."
Jenifer Wen mengangguk dan hendak berjalan keluar, tetapi kakinya tiba-tiba melemas sehingga dirinya hampir jatuh ke bawah. Untungnya Nicholas Lu memiliki mata dan tangan yang cepat, dia segera membantunya berdiri.
"Terima kasih, aku tidak melihat jalan tadi."
Dengan tergesa-gesa, Jenifer Wen mengucapkan terima kasih. Mungkin karena anak itu, dia tidak mampu menahan badai seperti biasanya lagi, bahkan jika lampu elevator yang hanya padam, itu juga membuatnya merasa gugup.
Namun, Jenifer Wen juga sedikit terkejut karena Nicholas Lu bahkan mengulurkan tangannya untuk membantunya. Bukankah pria itu membenci anak di dalam perutnya?
“Hati-hati.” Nicholas Lu merasa kesal. Ini hanyalah tindakan bawah sadarnya dan dia baru menyadari betapa anehnya itu ketika dia bereaksi.
Spesies liar seperti itu jika tiada ya tiada saja, apa hubungannya dengan dirinya?
Sheila Liu melihat arus bawah yang mengalir diantara kedua orang itu, dan dia memahami sesuatu di dalam hatinya.
Tidak ingin melihat Nicholas Lu memapah Jenifer Wen lagi, jadi Sheila Liu mengeluarkan senyum antusias, "Karena Jenifer tidak enakan badan, kalau begitu biarkan aku saja yang memapahnya. Direktur Lu, jangan khawatir."
Setelah itu, dia berjalan pergi dan membantu Jenifer Wen untuk pergi dari sini.
Jenifer Wen sedikit terkejut dengan antusiasme dari Sheila Liu saat ini, namun karena syok barusan, perutnya terasa sedikit sakit dan seluruh dirinya sangat tidak nyaman, jadi dia pun tidak menolak.
"Kulihat tuan Lu sepertinya sangat peduli padamu."
Sheila Liu membuka mulutnya secara tidak sengaja, hatinya asam.
"Tidak, hanya saja... dia mungkin melihat raut wajahku sangat buruk, jadi dia takut terjadi sesuatu padaku. Bagaimanapun, jika seseorang memiliki masalah di perusahaan, maka itu tidak akan terdengar bagus."
Jenifer Wen segera menyangkalnya karena takut akan ada yang salah paham.
Sheila Liu tidak berbicara dan membantu Jenifer Wen, "Ada banyak sekali hal yang tidak kumengerti sebelumnya, jadi aku masih meminta nasihat darimu di masa depan."
Jenifer Wen mengangguk ketika melihatnya bersikap sopan.
...
Sejak itu, Sheila Liu akan pergi mencari Jenifer Wen ketika sedang tidak ada kerjaan.
Karena Jenifer Wen paling tahu bagaimana rasanya dikucilkan di tempat kerja, jadi dia tidak ragu-ragu untuk membantu Sheila Liu beradaptasi dengan pekerjaannya.
Bagaimanapun, dia juga adalah seorang mahasiswi miskin yang membutuhkan program studi kerja. Jenifer Wen selalu berbaik hati terhadap orang-orang yang berada dalam situasi sulit seperti dirinya sendiri.
Keduanya segera menjadi akrab.
Pada hari Jumat, setelah pulang kerja, Jenifer Wen baru hendak pergi, tetapi Sheila Liu tiba-tiba meraih lengannya dan berkata, “Jenifer, kamu telah banyak membantuku dalam hal pekerjaan akhir-akhir ini, dan aku juga tidak tahu bagaimana harus berterima kasih. Orang tuaku ingin mengundangmu datang ke rumah untuk makan bersama, tidak tahu apakah kamu punya waktu kosong hari ini?"
Jenifer Wen ragu-ragu sejenak.
"Hanya datang ke rumahku untuk makan bersama, semuanya anggota keluargaku."
Setelah mendengar perkataan Sheila Liu, Jenifer Wen juga sungkan untuk menolak.
"Baiklah, tidak perlu terlalu merepotkan."
Jenifer Wen menelepon Nicholas Lu dan menjelaskan situasinya, lalu mengikuti Sheila Liu pulang ke rumah keluarga Liu.
Keluarga Liu yang terdiri dari empat orang tinggal di sebuah komunitas yang sangat biasa, rumahnya tidak besar.
Namun, ada perasaan seperti berada di rumah sendiri, perasaan sederhana inilah yang membuat Jenifer Wen merasa sedikit rileks.
Begitu masuk, Jenifer Wen mendapat sambutan yang hangat karena mereka mengetahui bahwa senior yang telah membantu putri mereka itu datang ke rumah sebagai tamu. Mereka bangun pagi-pagi sekali dan mengumpulkan sebuah meja besar berisi makanan, juga menunggunya datang.
Kakak Sheila Liu, Steve Liu, menatap Jenifer Wen beberapa kali, sampai ketika Jenifer Wen mengangkat kepalanya dan tersenyum sopan padanya, dia baru tersadar dan wajahnya menjadi memerah.
Dia berumur 27 tahun di tahun ini dan belum mempunyai pacar. Begitu Jenifer Wen masuk, dia merasa bahwa wanita itu benar-benar cantik, tidak secantik para wanita yang biasanya dia lihat.
Sejak mengetahui tentang kehamilannya, Jenifer Wen sudah berhenti merias wajah dan bahkan tidak mengaplikasikan lipstik, namun mungkin karena nafsu makannya yang baik selama hamil dan dia yang memperhatikan nutrisi yang seimbang, kulitnya pun lebih terhidrasi daripada sebelumnya.
Makan malam itu begitu harmonis, kecuali untuk Jenifer Wen yang tidak bisa minum bir, ini adalah sedikit kegembiraan keluarga.
Setelah makan, Steve Liu secara misterius menarik Sheila Liu masuk ke kamarnya dan menanyakan tentang Jenifer Wen.
"Apakah kamu tertarik padanya?"
Sheila Liu berpikir sejenak dan merasa bahwa ini akan membawa keuntungan baginya untuk menjodohkan kedua orang ini. Selama periode ini, dia mencoba untuk mendekati Jenifer Wen terutama untuk menemukan pegangannya suatu hari, lalu membunuhnya dengan satu pukulan.
Namun, Jenifer Wen sangat berhati-hati dalam melakukan sesuatu. Dia biasanya langsung pulang setelah bekerja, jadi dia benar-benar tidak menemukan kekurangan apapun.
Jika Jenifer Wen berhasil didapatkan oleh kakaknya, tidak hanya dia tidak perlu khawatir tentang apa yang terjadi padanya dan Nicholas Lu, dia juga tidak harus mengambil risiko untuk melakukan hal-hal buruk. Bagaimanapun juga, Jenifer Wen sangat baik padanya, jadi jika dia ingin mencelakakannya, dia pasti juga akan merasa sedikit terganggu dalam hati nuraninya.
"Dia sepertinya masih lajang, dia adalah pekerja bersih-bersih di perusahaan kami. Jika kamu menyukainya, aku akan membantumu mengejarnya."
Mendengar Jenifer Wen mengatakan pekerja bersih-bersih, kerinduan di hati Steve Liu pun menghilang. Melihat temperamen bicaranya, dia masih mengira bahwa wanita itu adalah wanita kaya dan cantik.
Tetapi setelah memikirkan wajah cantik dan sosok tubuh langsing Jenifer Wen, dia merasa itu juga bisa diterima.
"Kalau begitu, kamu harus membantuku. Jika nantinya dia menjadi kakak iparmu, aku pasti akan memberimu sebuah amplop merah besar."
Sheila Liu dengan senang hati setuju.
Jenifer Wen berbicara dengan orang tua Liu di luar sebentar, lalu bangkit berdiri dan mengucapkan selamat tinggal. Sheila Liu dengan cepat berkata, "Biarkan saja kakakku mengantarmu pulang, dia punya mobil. Tidak mudah untuk naik taksi sekarang."
Jenifer Wen awalnya ingin menolak, tetapi keluarga Liu bersikeras sehingga dia hanya bisa setuju.
Steve Liu mengemudikan mobil untuk mengantarkan Jenifer Wen pulang, memamerkan bahwa dia sekarang adalah pemimpin tim dari sebuah perusahaan besar, juga memamerkan bahwa mobil ini baru dibelinya tidak lama.
Jenifer Wen merasa tidak bisa berkata-kata di dalam hatinya, tetapi dia masih menjawab dengan lemah, berharap agar segera tiba di rumah.
Akhirnya, mobil pun berhenti. Steve Liu melihat ke tempat parkir ini dan terlalu terkejut untuk berbicara, "Kamu tinggal di sini?"
Jenifer Wen tidak ingin membicarakan hal semacam ini, "Aku hanya tinggal di sini untuk sementara."
Setelah mengatakan itu, dia mengucapkan terima kasih dan pergi. Steve Liu menatap punggungnya dengan mata yang rumit. Jangankan membeli rumah di sini, bahkan menyewanya sebulan saja tidak terjangkau untuk orang biasa. Jenifer Wen seorang bersih-bersih di perusahaan Lu, tinggal di sini?
Dia tidak mungkin dinafkahi oleh seseorang, kan?
Jenifer Wen tidak tahu apa yang dipikirkannya, dia naik ke atas dan membuka pintu, hanya untuk menemukan bahwa bertambah satu orang lagi di dalam rumah.
Novel Terkait
Love at First Sight
Laura VanessaPengantin Baruku
FebiMy Goddes
Riski saputroYour Ignorance
YayaSomeday Unexpected Love
AlexanderLove Is A War Zone
Qing QingPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang