Pengantin Baruku - Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
Raut wajah Nicholas Lu merosot lagi, dia memegang tangan Jenifer Wen dan melemparkannya ke dalam mobil.
"Minta maaf hanya untuk melarikan diri dariku dan pergi keluar untuk bersatu kembali dengan Galvin?"
"Jenifer, demi untuk dirinya juga anak di dalam perutmu, kamu benar-benar murah hati."
Kemarahan Nicholas Lu menjadi lebih dalam, wanita itu bahkan menundukkan kepalanya untuk pria lain.
Karena itu, dia tidak membiarkan mereka melakukannya.
Jenifer Wen merasa tidak berdaya ketika melihatnya tidak mendengarkan penjelasannya, tetapi kemudian, tidak peduli apapun yang dia katakan, Nicholas Lu tidak lagi menghiraukannya.
Mobil itu berhenti dengan cepat.
"Turun."
Jenifer Wen awalnya tidak ingin turun, tetapi melihat tatapan mengancam dari pria itu yang cenderung akan menggunakan langkah-langkah koersif, dia pun hanya bisa menurut.
Setelah keluar dari mobil, dia baru menyadari bahwa ini adalah apartemen kelas atas di pusat kota. Karena harganya yang mahal, maka yang tinggal di dalamnya adalah orang-orang dengan pendapatan tinggi.
"Untuk apa kamu membawaku ke sini?"
Jenifer Wen tidak tahu apa yang ingin dilakukan oleh Nicholas Lu.
“Mulai hari ini, kamu akan tinggal di sini.” Nicholas Lu mengambil sebuah kunci dan melemparkannya ke tangannya, “Jangan biarkan aku melihat siapapun yang tidak seharusnya muncul di sini.”
Jenifer Wen tidak ingin mengambil kunci itu sama sekali. Lantas, apakah Nicholas Lu berencana untuk mengontrol hidupnya? Namun, mereka sudah tidak memiliki hubungan lagi.
Bahkan jika masih adalah suami-istri, juga tidak ada cara untuk memantau tindakan satu sama lain dari jarak jauh.
"Nicholas, kamu..."
"Kamu boleh memilih untuk kembali ke rumah sakit atau rumah keluarga Lu. Jangan mengira setelah kita bercerai, aku akan melupakan apa yang pernah kamu lakukan."
Nicholas Lu meliriknya dan tidak ada ruang untuk negosiasi dalam kata-katanya.
Jenifer Wen berpikir sejenak. Mungkin lebih baik untuk tinggal di sini, jadi dia hanya bisa setuju dengan enggan.
“Dimanakah barang-barangku?” Setelah memikirkannya, dia teringat dengan barang-barangnya lagi.
Nicholas Lu menunjuk ke sebuah koper yang tergeletak di sudut, Jenifer Wen meliriknya dan tidak berkata apa-apa.
"Ingat untuk pergi ke perusahaan besok."
Nicholas Lu melihat Jenifer Wen yang telah menerima takdirnya pun ekspresinya sedikit rileks, lalu memerintah.
Jenifer Wen mengerutkan kening. Bukankah dia sudah mengundurkan diri?
Namun, ketika membahas tentang pekerjaan, pekerjaan yang baru dicarinya semuanya diganggu oleh Nicholas Lu. Dia menghilang selama beberapa hari setelah wawancara, tentu saja tidak ada perusahaan yang menginginkan karyawan seperti itu.
"Kamu belum mengalihkan pekerjaanmu, sudah langsung pergi saja. Apakah menurutmu perusahaan Lu itu tempat sembarangan?"
Nicholas Lu menggunakan 'pengalihan' itu untuk menekannya.
Jenifer Wen berpikir sejenak. Hal yang biasanya dia lakukan paling banyak adalah membersihkan, paling banyak membuatkan kopi untuk Nicholas Lu dan menjalankan tugas untuk Jordy An. Apa yang perlu dialihkan untuk pekerjaan sejenis ini?
"Baiklah kalau begitu. Lalu kapan aku bisa mengundurkan diri?"
Jenifer Wen juga malas terlibat dengan Nicholas Lu.
"Sampai aku puas."
Setelah Nicholas Lu selesai berbicara, Jenifer Wen benar-benar tidak bisa berkata-kata.
Sepertinya jika pria itu tidak senang, maka dia tidak akan bisa meninggalkan perusahaan Lu.
Namun, karena Nicholas Lu tidak memaksanya untuk menggugurkan anaknya, Jenifer Wen juga tidak peduli tentang hal ini lagi.
Dia tidak percaya bahwa Nicholas Lu akan tetap berada di sisinya. Mungkinkah dia masih berniat untuk memberikan cuti melahirkan dan membayarnya?
...
Hari berikutnya.
Jenifer Wen bangun pagi-pagi sekali, selesai mandi, dan naik bus ke perusahaan Lu.
Daerah tempat dia berada ini sangatlah bagus dan sangatlah nyaman untuk segala hal, jauh lebih baik daripada apartemen kecil dengan satu kamar tidur yang disewanya sendiri.
Kadang-kadang, dia benar-benar tidak memahami Nicholas Lu, seperti hal rumah ini. Dia jelas seharusnya sangat membencinya, tetapi yang dia lakukan malah adalah membantunya.
Akan tetapi, Jenifer Wen juga terlalu malas untuk berpikir terlalu banyak, dia keluar untuk sarapan dan menepuk perutnya yang masih datar, "Ibu sudah akan bekerja, kamu harus lebih patuh, jangan membuat masalah."
...
Jenifer Wen naik bus ke perusahaan Lu dan hendak menggesek kartunya untuk masuk ke dalam. Tiba-tiba, terdengar suara dari pintu.
"Biarkanlah aku masuk, aku kenal bos kalian."
"Sudah kubilang aku mengenalnya, apakah kalian tidak mengerti? Setelah aku masuk ke perusahaan, aku akan menjadi orang pertama yang membereskan kalian."
Suara wanita itu sangat tidak sungkan dan bangga, Jenifer Wen lalu mengerutkan kening dan memandang pembicara itu.
Alis Jenifer Wen mengerutkan kening. Orang ini terlihat agak familiar.
Namun, dia sudah akan terlambat, jadi dia pun tidak melihatnya lagi.
Sheila Liu berada di depan pintu, seorang gadis yang sama sekali tidak takut dengan beberapa penjaga keamanan.
Dibandingkan dengan dandanan bersahaja yang dulu dia miliki, dia sekarang tampaknya telah berubah total.
Pakaian di sekujur tubuhnya telah menjadi merek-merek mahal. Rambutnya diwarnai dengan warna coklat modis dan memiliki gelombang besar. Dia terlihat sedikit lebih dewasa dan cantik dari penampilannya sebelumnya.
Setelah terakhir kali Nicholas Lu memberinya sejumlah uang, Sheila Liu pun terpana oleh 'kue' yang jatuh dari langit ini, lalu dia menghamburkan uang itu. Segala macam barang mewah yang dulunya tidak berani dibelinya, semuanya sudah tinggal separuh.
Kecepatan menghamburkan uang ini membuatnya tersadar.
Pemikiran yang pernah berlalu itu sekali lagi muncul.
Daripada hanya duduk-duduk dengan uang 1 juta Yuan ini, lebih baik dia pergi menggait pria itu. Dia sudah mencari tahu, pria yang mencarinya hari itu adalah Nicholas Lu di kota J, yaitu pria yang paling diminati oleh para wanita di kota J, pewaris dari keluarga Lu.
Jika dia bisa menikah dengannya, atau menjadi kekasihnya dan mempunyai anak dengannya, maka uangnya pasti akan benar-benar tidak ada habisnya di masa depan.
Oleh karena itu, dia sudah berdandan pagi-pagi sekali dan kemudian naik taksi untuk sampai ke sini, untuk mendapatkan posisi di perusahaan Lu, lalu perlahan-lahan membina hubungan dengan Nicholas Lu.
Tanpa diduga, para petugas keamanan ini tidak mengizinkannya masuk.
Sheila Liu berdebat dengan petugas keamanan beberapa saat, memikirkannya, dan mengeluarkan ponselnya, "Kalian tunggulah. Jika nanti tuan Lu turun, kalian semua harus meminta maaf kepadaku."
Setelah berbicara, dia menekan nomor yang ditinggalkan Nicholas Lu padanya.
Nicholas Lu sedang berada di kantornya dan menunggu kedatangan Jenifer Wen. Dia mengerutkan kening ketika melihat nomor asing.
Hanya segelintir orang yang tahu nomor pribadinya.
"Siapa?"
Suara dingin pria itu keluar dari gagang telepon.
"Ini aku..." Suara Sheila Liu sedih, seperti diintimidasi.
Nicholas Lu bahkan lebih tidak sabaran, "Siapa kamu?"
Sheila Liu bagaikan disambar petir. Dia mengira bahwa Nicholas Lu sangat lembut padanya hari itu, pria itu pasti akan sangat mengingatnya, tetapi dia tidak menyangka bahwa pria itu bahkan tidak dapat mengingat suaranya.
"Aku Sheila, yaitu... gadis di Hotel Mingsheng itu."
Sheila Liu takut teleponnya akan ditutup, jadi dia buru-buru menjelaskan maksudnya.
Baru saat itulah Nicholas Lu mengingat siapa dia, yaitu wanita yang tidur dengannya hari itu. Dia memang memberikan nomor teleponnya padanya, memintanya untuk meneleponnya setelah dia memikirkannya.
“Apa yang kamu inginkan?” Nicholas Lu bertanya lugas tanpa berbicara yang tidak masuk akal.
“Aku ingin bekerja di perusahaan Lu.” Sheila Liu takut Nicholas Lu akan curiga. “Sangat sulit untuk mencari pekerjaan sekarang. Perguruan tinggiku biasa-biasa saja dan aku juga tidak punya koneksi apa-apa... Aku juga tidak mempunyai jalan lain, apakah itu akan menyusahkanmu?"
Novel Terkait
Gaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangMy Lady Boss
George1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaPenyucian Pernikahan
Glen ValoraCinta Yang Dalam
Kim YongyiKing Of Red Sea
Hideo TakashiPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang