My Tough Bodyguard - Bab 102 9 Kilo Arak Putih!

Melihat tampang Robert yang menderita, Darwin tidak kaget tapi malah senang, karena dia tahu ini pasti karena alkoholnya sudah naik.

Sebenarnya Darwin juga sudah hampir tidak kuat, tapi hanya karena ingin membuat Robert mabuk, barulah dia terus bertahan saja.

Tapi saat ini kesempatan sudah tiba, Darwin bergegas mengangkat gelas dan berkata, "Robert, waktu kita di kuliahan, ada begitu hal tidak mengenakan diantara kita, tapi setelah malam ini, jangan ungkit lagi masalah dulu, setelah minum arak ini, semua peristiwa masa lalu dibiarkan begitu saja, bagaimana?"

Namun yang tidak dilihat oleh Darwin adalah Robert terlihat tersenyum, dia berusaha mengelengkan kepalanya, badannya sudah goyang kesana kemari, jika bukan karena Jessy yang jeli dan lincah, dia menopang Robert, mungkin saja Robert tidak bisa berdiri dengan baik.

"Jangan minum lagi!" bisik Jessy kepadanya.

Robert melihat Jessy yang berada disampingnya, dia sedikit terkejut, badannya goyang adalah kesengajaannya, awalnya dia mengira orang yang akan datang menopangnya adalah Vanessa, namun tidak disangka malah adalah Jessy yang berjarak lebih jauh.

Vanessa masih ingin menyuruh orang lain untuk membantu Robert minum, dia berbalik dan melihat kebelakang namun malah tersenyum.

Gerald, Fedrick dan Yulianto sudah tertidur, malam ini mereka minum terlalu banyak, baru saja duduk sebentar saja alkohol sudah naik dan membuat mereka mengantuk.

"Bagaimana ini!"

Vanessa panik, dan berkata kepada Robert, "Robert, kamu tidak boleh minum lagi, biarkan aku saja yang meminum gelas ini!"

"Bagaimana boleh!"

Sebelum Robert berkata, Darwin sudah mengatakannya, ketika dia melihat wanita yang disukainya memegang tangan Robert, dia marah dan semakin yakin untuk membuat Robert mabuk, melihat vaness yang ingin berusaha membantu Robert, dia tentu saja tidak akan bersedia.

Faktanya, Robert juga tidak perlu orang lain membantunya minum, dia tersenyum dan memberikan sebuah tatapan tenang saja kepada Vanessa.

Jika orang lain melihatnya, ini seperti senyuman bodoh dari orang yang sudah mabuk, tapi bagi Vanessa, ini adalah tatapan yang tenang.

vanessa tercengang, sebuah pemikiran muncul dibenaknya-----

Jangan-jangan Robert masih saja belum mabuk?!!

Pemikiran ini sangatlah gila, ini membuat Vanessa tidak berani percaya, orang normal tidak mungkin bisa minum sebanyak itu----

Oh iya!

Berapa banyak arak yang diminum oleh Robert malam ini?

Orang-orang sibuk menyuruhnya minum, dan Vanessa dan lainnya juga hanya perhatian dengan kondisi Robert saja, mereka melupakan ada berapa banyak yang sudah diminum Robert, hanya saja mereka merasa gelas Robert terus saja penuh malam ini.

Namun sekali dipikir ulang, Vanessa melihat kearah tempat duduk Robert.

Sekali dilihat langsung membuat wajah Vanessa pucat, dia langsung mengeluarkan teleponnya dan menelepon ambulan.

Sebelah sini adalah pertempuran terakhir antara Darwin dan Robert, dan sudah memasuki bagian klimaks, mereka berdua mengangkat gelas dan meminumnya.

Darwin minum setengah kilo lebih arak namun dia masih sadar, gerakannya juga tergolong baik, oleh karena itu dia merasa dirinya masih bisa minum, namun ketika arak sampai dimulutnya dan mencium bau itu, hampir saja membuatnya muntah.

bau alkohol ini, membuat lambungnya terasa tidak enak, Darwin mengerti, sekali menghabiskan gelas ini, dia pasti akan terjatuh.

Tapi sudah sampai saat ini, dia juga tidak bisa mundur, Darwin hanya bisa bertaruh, Robert sudah minum begitu banyak malam ini dan sekarang alkoholnya juga sudah naik, dia bertaruh bahwa Robert akan terjatuh lebih awal dibandingkan dengan dirinya sendiri, dengan begitu dirinya masih ada sedikit kehormatan.

Setelah minum araknya, Darwin main trik lagi, dia memasukkan arak kedalam mulutnya namun tidak ditelannya, dan menatapi Robert.

Robert juga menirunya dan juga tidak menelannya, mulutnya terlihat besar dan tatapannya penuh dengan sindiran.

Melihatnya begini, Darwin mengerti bahwa dia tidak bisa mengelak, jika dia tidak minum, Robert tidak akan melepaskan dirinya, dengan terpaksa, dia hanya bisa menelannya meskipun tidak ikhlas dan marah.

Namun karena dia menelan terlalu cepat, dan membuatnya keselek, dia batuk dan membuat alkohol diperutnya naik, itu membuatnya setengah berlutut dilantai.

Sebelum dia tidak sadar diri, dia melirik kearah tempat duduk Robert, ketika dia melihat botol kosong, dia kaget, otaknya muncul sebuah angka

18 botol!!

Astaga, Robert ini, malam ini minum 9 kilo arak putih!!

..........

Restoran Dragon Valley, lobby.

Sudah sangat malam, para pelanggan berpergian, seluruh lobby sangatlah kosong, jika bukan karena didalam ruangan masih ada pelanggan, para karyawan restoran juga seharusnya pulang kerja.

Manager Lobby Max Feng, melihat jam tangannya, sudah jam satu subuh, hanya ada sedikit pelangan yang akan minum hingga jam segini, dia sudah sedikit tidak sabaran, istrinya masih menunggunya dirumah, jika pulang terlalu malam, pasti akan menimbulkan kecurigaan dan akan bertengkar lagi.

Jika digantikan dengan pelanggan biasa, Max pasti sudah menyuruh pelayan untuk mendesak mereka, tapi pelanggan malam ini sedikit berbeda, satunya adalah Tuan Muda dari Perusahaan Besar Zhao, astunya lagi adalah pewaris keluarga Gerald, pihak manapun itu, bukanlah kekuatan yang bisa ditandingi oleh Max maupun restoran Dragon Valley.

Dengan terpaksa, dia hanya bisa menyuruh seorang pelayan yang menunggu didepan ruangan, sekali ada kabar dia bisa langsung mengetahuinya.

"Gawat, gawat! Manager Feng, mereka mabuk!" Pelayan yang menjaga didepan ruangan berlari kemari dengan nafas terengah-engah.

"Hmm? ada apa?" Max mengerutkan keningnya, sambil berkata, dia bangkit, sebagai manager, dia paling takut bertemu dengan keadaan semua orang mabuk dan tidak ada yang membayar, biasanya akan sangat lama baru dibayar."

"Masih ada beberapa yang sadar, tapi kebanyakan sudah mabuk, didalam sana ada yang bernama Robert, dia hebat sekali, semua orang menyuruhnya minum, dia sendiri bisa membuat banyak orang mabuk, setidaknya ada 20 orang, dan dia masih belum terjatuh, tapi setelah minum begitu banyak dia seharusnya harus masuk rumah sakit, jika tidak dia akan keracuanan alkohol." kata pelayan itu.

"Boleh, kamu atur dulu ambulannya." Max menganggukkan kepalanya dan berpesan kepada pelayan yang lain.

"Baik." pelayan itu langsung mengeluarkan telepon dan menghubungi rumah sakit, restoran mewah seperti ini sering saja ada orang yang mabuk, mengenai kejadian harus pergi kerumah sakit, mereka sudah biasa.

"Oh iya, Robert itu minum berapa botol?" tanya Max.

"18 botol."

"Boleh juga dia, 18 botol beer, dia sendiri sudah menghabiskan satu setengah kotak, jika aku yang minum, palingan juga 5 atau 6 botol saja." Max terlihat memuju=inya, dia tidak melihat billnya, mendengar 18 botol, dia langsung mengira adalah beer, dia tidak berpikir bahwa itu adalah arak putih.

"Hmm, manager Feng...........bukan beer, tapi adalah arak putih........" jelas pelayan itu.

"Apa?!" Mendengar bahwa yang dihabiskan Robert adalah arak putih, senyuman diwajah Max langsung memudar, beberapa pelayan lain disampingnya juga ikut terpaku.

18 botol arak putih?

Duh, bukankah itu 9 kilo arak putih!

"Mengapa kamu tidak mengatakannya dari awal!" Max melotot pelayan itu, apa itu 9 kilo arak putih, 9 kilo air putih saja bisa membuat orang kekenyangan, apalagi 9 kilo arak putih!

Itu adalah arak putih!

Dan Max tahu bahwa arak putih didalam restoran itu adalah arak lokal, 53%, sungguh tinggi sekali kandungan alkoholnya, dia minum setengah botol saja sudah akan tertidur seharian, apalagi 18 botol!

"Aku.......aku kira kamu tahu!" kata pelayan itu.

Saat ini tidak ada gunanya menyalahkan, Max berkata kepada pelayan yang sedang menelepon, "Cepat! Suruh rumah sakit segera persiapkan ambulan!" Seusai berkata, dia mempercepat langkahnya menuju ke ruangan, dia berdoa dalam hati, agar pelanggan bernama Robert ini tidka apa-apa.

Pelayan yang lain juga kaget dan mengikuti langkah Max menuju keruangan, mereka ingin melihat tampang lelaki yang bisa meminum 9 kilo arak putih ini!

Sekali masuk kedalam ruangan, orang-orang mencium bau alkohol yang tajam, ada beberapa yang tidak bisa minum malah hampir muntah sekali masuk kedalam.

Didalam ruangan sangatlah berantakan, dimana-mana adalah muntahan, ada 30 lebih orang yang terbaring dilantai dan mabuk, dan tidak sadar diri, semuanya mabuk, Max menutup hidungnya dan berjalan kedepan.

Disebuah sudut dia melihat Robert, dan saat ini Robert masih memegang gelas dan berkata, ingin minum lagi.

Disamping Robert ada dua orang wanita, salah satunya memakai rok putih yang cantik, dia terus mengerutkan keningnya dan tidak membiarkannya minum.

Jika pada biasanya, Max mungkin masih akan melirik wanita cantik itu, tapi saat ini dia sudah tidak bernafsu melihatnya lagi, melainkan melirik kearah Robert, dia berkata, "Tuan Robert, apakah kamu baik-baik saja?"

"Dia sudah mabuk, cepat panggil ambulan!" kata Jessy kepada Max.

"Sudah dipanggil, ambulan tengah berada dijalan." Max menghapus keringatnya, berbicara dengan wanita cantik ini membuatnya tertekan.

Saat ini, Gerald kemari dan membayar billnya, dia minum satu kilo arak malam ini, lalu dia tertidur, untung saja dia juga lumayan hebat minum arak, sekali dipanggil Vanessa, dia langsung bangun.

Awalnya yang seharusnya membayar bill adalah Darwin, namun dia sudah tidak sadar diri, Gerald tidak ingin restoran tidak enakan, lalu membayarnya, lagipula dia tidak kekurangan uang.

"Minum....minum lagi......" Robert masih saja berteriak.

"Sudahlah, orangnya sudah mabuk dibuatmu, kamu jangan minum lagi!" Kata Vanessa.

"Apa, Darwin sudah mabuk?" Mendengar perkataan Vanessa, Robert membuka matanya dan bertanya.

Melihat Robert yang langsung sadar, semua orang kaget, awalnya orang yang masih mabuk tiba-tiba terasa sadar, sungguh membuat orang kaget.

"I, iya." kata Gerald dengan gagap.

"Oh, bagaimana dengan yang lain?" tanya Robert dengan sadar lagi.

"Juga sudah mabuk semua karenamu." jawab Gerald.

"Baiklah kalau begitu." Robert menganggukkan kepalanya, dia mengoyangkan kepalanya, dan mengelus wajahnya lalu mengelus matanya, adegan selanjutnya membuat semua orang kaget!

Terlihat Robert yang awalnya sudah lemas, tiba-tiba berdiri tegak dan menepuk tangan Vanessa untuk mengisyaratkannya lepas.

Vanessa melongo melihatnya, tangannya tanpa sadar melepaskannya.

Dan didalam tatapan kaget semua orang, dia berjalan dengan lurus kearah meja dan meletakkan gelas serta arak ditangannya diatas meja, lalu mengeluarkan sebatang rokok dari saku bajunya, dan menyalakannya.

"Huft"

Robert menghempaskan asap rokok, ekspresinya sungguh santai.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu