My Charming Wife - Bab 387. Apakah aku Terlalu Egois

"Hari ini datang mencari memang benar ada hal yang ingin kukatakan kepadamu." Yulius berkata.

"Katakanlah." Clara berkata.

Yulius berkata, "Hari ini mencarimu untuk membicarakan tentang Bonita, aku percaya kamu sebenarnya juga sudah bisa menebak."

Clara mengangguk, "Aku memang kira-kira sudah tahu."

Melihat Clara sudah berbicara seperti itu, Yulius pun tidak ragu-ragu lagi, dia langsung berkata: "Aku tahu, ibu Bonita memang telah melakukan hal yang sangat keterlaluan terhadapmu, dia tidak pantas dimaafkan, tapi Clara, Bonita tidak bersalah."

Clara meletakkan sumpitnya dan berkata dengan serius, "Sebenarnya aku juga tahu Bonita tidak bersalah."

Selama ini dia tahu.

Yulius berkata: "Kalau kamu tahu, mengapa....."

Clara berkata: "Mungkin karena hatiku tidak bisa menerima."

Yulius melihat Clara dengan tatapan bingung.

Clara berkata: "Mungkin juga aku sendiri yang bermasalah, aku benar-benar sangat menantikan kedatangan anak itu, tapi karena kesalahan Callie, aku kehilangan dia untuk selamanya, anak perempuannya adalah Bonita, Bonita baik-baik saja, bahkan sebelumnya ketika ada masalah dengan Bonita, suamiku mencarinya sampai ke dalam gunung, tapi bagaimana dengan anak perempuanku? Dia sudah tidak ada, oleh karena itu, aku tidak tahu harus bagaimana menghadapinya."

Clara benar-benar tidak tahu, akal sehatnya memberitahunya bahwa semua ini salah Callie, tidak ada hubungannya dengan Bonita, bahkan setelah dia tahu dia juga merasa sedih, tapi kapan dia pernah merasa senang?

Yulius menghela nafas, "Clara, maaf, aku menggantikan Bonita meminta maaf padamu."

Clara menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kamu tidak usah meminta maaf kepadaku, Bonita juga tidak perlu."

Yulius berkata: "Tapi apakah kamu tahu? Bonita benar-benar merasa sangat bersalah kepadamu, beberapa saat ini aku tidak pernah melihat dia gembira, sejujurnya, melihat dia seperti ini aku benar-benar sangat khawatir, oleh karena itu hari ini aku baru mengajakmu keluar secara diam-diam."

Clara tidak berbicara, dia tidak tahu harus menjawab apa, apakah ingin dia mengatakan dia bisa kembali seperti dulu, menganggap tidak pernah terjadi apapun dan terus berteman dengan Bonita?

Tidak mungkin.

Clara merasa dia tidak bisa.

Begitu melihat Bonita, dia langsung teringat dengan anaknya.

Mungkin, nanti saat dia dan Wayne Qin mempunyai seorang anak lagi, dia baru bisa berhubungan dengan Bonita seperti biasa lagi.

Yulius bertanya: "Kamu benar-benar tidak bisa memaafkan dia?"

Clara berkata: "Aku tidak tahu harus bagaimana menghadapinya, sebenarnya bukan masalah memaafkan atau tidak."

Dia tidak salah, juga tidak melakukan hal yang merugikan dia, jadi apa yang mau dimaafkan?

"Kalau begitu kamu.....bisa buat dia sedikit lebih lega?"

Clara melihat Yulius dengan pandangan bingung, "Bagaimana caranya?"

Erika tidak tahu Yulius hari ini mengajak mereka demi masalah ini, saat ini melihat suasana semakin muram, dia ingin mengatakan sesuatu, tapi sepertinya membantu siapapun tidak bagus, satu adalah teman baiknya selama bertahun-tahun, satu lagi adalah dewinya, dia juga tidak tahu harus mengatakan apa.

Setelah sekian lama Yulius baru berkata: "Bolehkah kamu memberitahu dia, semua hal ini tidak ada hubungannya dengan dia dan kamu tidak menyalahkan dia?"

Clara berkata: "Aku sudah memberitahu dia sebelumnya."

Sebelumnya saat Bonita terakhir kali datang ke Fairview Villa, Clara sudah pernah memberitahunya.

"Jadi, sudah bilang seperti itu dia tetap merasa tidak senang?" Yulius bertanya.

Clara tidak mengatakan apa-apa, dia sudah sangat lama tidak bertemu dengan Bonita, oleh karena itu saat Yulius berkata dia tidak senang, Clara juga benar-benar tidak tahu.

Yulius berkata: "Kalau begitu apakah kamu ada cara lain agar dia sedikit lebih senang?"

Clara mengerutkan keningnya, "Mungkin, tidak ada."

Setelah mengerti sebab akibat masalah ini, Erika tidak tahan dan berkata: "Clara juga tidak senang."

Kenapa tidak bilang ingin membuat Clara senang?

Yulius membeku kemudian melhat ke arah Clara, saat ini dia dia tiba-tiba baru sadar apa yang telah dia katakan.

"Clara, maaf, aku tidak memikirkan perasaanmu." Dia terus memikirkan kondisi Bonita akhir-akhir ini sangat buruk, dia hanya ingin membuat Bonita sedikit lebih senang, tapi saat ini dia baru ingat, yang paling terluka karena masalah ini adalah Clara, dia mengatakan hal seperti ini benar-benar keterlaluan.

Clara berkata: "Tidak apa-apa, tapi aku mungkin tidak bisa membantu apa yang kamu minta tadi."

Yulius menghela nafas, "Sebenarnya aku juga sudah bisa menebak kamu seharusnya tidak akan setuju, kalau aku jadi kamu, aku juga tidak akan setuju."

Dia hanya bermaksud mencoba.

Clara berkata: "Maaf."

Dia benar-benar tidak bisa membantu Yulius.

Erika berkata: "Clara, masalah ini bukan salahmu, kamu tidak usah minta maaf."

Yulius tiba-tiba berkata: "Sebenarnya, Bonita sangat menyukaimu, dulu dia pernah menceritakan cerita tentang kalian berdua, awal-awalnya dia sangat membencimu, merasa kamu sangat galak juga sangat menakutkan, kamu juga menghukumnya, menyuruhnya melakukan ini itu, tapi setelah berhubungan selama beberapa saat, dia berkata sebenarnya kamu adalah orang yang sangat baik."

"Saat kamu di jelek-jelekkan di berita, dia orang yang paling murka, dia tidak makan dan terus memegang ponselnya untuk bertengkar dengan orang-orang yang menjelek-jelekkanmu, aku menyuruhnya makan tapi dia tetap tidak mau melepas ponselnya." Yulius melihat ke arah Clara, "Dia juga ada menyaksikan live-mu, terus menerus memberikan komentar bagus, kalau ada yang menjelek-jelekkanmu, dia langsung memarahi orang itu."

Mendengar kata-kata Yulius, Clara merasa kaget, dia tidak tahu semua ini.

Yulius berkata: "Oleh karena itu, hari ini aku baru mencarimu, sebenarnya dia adalah seorang gadis yang sangat baik, kamu juga adalah gadis yang sangat baik, aku berharap kalian berdua bisa baik-baik saja."

Tangan Clara yang menggenggam gelas pun mengerat.

Yulius berkata: "Aku akan menasehati dia, Clara, aku berharap bisa melihat hari dimana kalian berbaikan."

Clara memaksakan diri tersenyum, "Iya."

Selesai makan-makan kali ini, suasana hati Clara sedikit berubah.

Dia tidak tahu ternyata di belakang Bonita telah melakukan begitu banyak hal untuknya.

Clara seorang diri menyetir pulang ke Fairview Villa.

Erika dan Yulius pulang belakangan.

Setelah Clara pergi Erika baru berkata kepada Yulius: "Kamu berbuat seperti ini tidak adil untuk Clara."

Yulius berkata: "Aku hanya ingin mereka berdua baik-baik saja, keadaan seperti sekarang ini tidak baik untuk siapapun, bukankah begitu?"

Erika berkata: "Tapi Clara adalah korbannya, bukan Bonita, kamu sengaja mengatakan semua itu karena kamu tahu Clara tidak tegaan, jadi menggunakan cara seperti ini adalah mundur demi maju."

Yulius menghela nafas: "Aku sudah tahu tidak bisa menyembunyikan hal ini dari kamu."

"Aku sekarang sudah percaya kamu benar-benar menyukai Bonita Zhou, tapi kamu seperti ini terhadap Clara, apakah benar bagus?" Erika mengerutkan keningnya.

Yulius berkata: "Aku juga tidak tahu, aku berbuat seperti ini, juga mungkin memberi mereka kesempatan untuk membuat pilihan lain, kamu merasa Clara terus seperti ini benar-benar senang? Hatinya tidak enak, kalau bisa melepaskan ganjalan di hati baru bagus."

Erika berkata: "Semoga saja seperti itu, kalau tahu kamu mentraktir kita makan demi hal ini, aku tidak akan membantumu mengajak Clara."

Sekarang dia merasa telah melakukan kesalahan terhadap dewinya.

Yulius berkata: "Maaf, lain kali aku traktir kamu dan kekasihmu."

Erika mendengus, "Lupakan, lain kali kamu datang makan di rumah Gary saja, dia sudah mau ulang tahun."

"Baik."

Saat Clara sampai di rumah, Wayne sudah sedang menunggunya, begitu Clara masuk rumah, dia langsung meletakkan majalah di tangannya dan berdiri, kemudian menuangkan segelas susu untuk Clara: "Sudah pulang?"

Clara berkata: "Iya, hari ini makan bersama Yulius dan Erika."

Wayne menyerahkan segelas susu itu ke Clara: "Minumlah."

Clara menerima gelas tersebut, pas dia merasa haus.

Selesai minum dia duduk di sofa dan berkata: "Kamu sudah makan?"

"Sudah, Bibi Huang baru saja pulang."

Clara melihat Wayne dengan lemah: "Suamiku, menurutmu apakah aku lumayan egois?"

"Tidak." Siapa yang berkata istrinya egois?

Clara memaksakan diri tersenyum, kemudian berkata: "Tapi aku merasa aku sedikit egois."

Wayne mengerutkan kening, "Yulius mengatakan apa saja kepadamu?"

Erika setiap hari di perusahaan, kalau mau mengatakan sesuatu kepada Clara tidak akan menunjukkannya sekarang, jadi Yulius pasti telah mengatakan sesuatu kepada Clara, begitu teringat hubungan Yulius dengan Bonita, Wayne kira-kira sudah bisa menebak.

Clara berkata: "Mengenai Bonita, dia berkata akhir-akhir ini suasana hati Bonita sangat tidak bagus, karena aku."

Wayne berkata: "Suasana hati kita juga tidak bagus."

"Aku tahu, tapi masalah ini kalau dibilang sebenarnya tidak ada hubungan dengannya, terlebih lagi, ibunya juga sudah dikirim ke luar negeri." kata Clara.

Wayne menatapi Clara, "Aku menghormati keputusanmu."

Clara berkata: "Sebenarnya juga bukan hanya masalah ini, masih ada dulu ketika aku masuk berita, Yulius memberitahuku, Bonita terus menerus membantuku beradu mulut dengan orang-orang di internet, apakah kamu tahu, saat itu, ketika aku mendengar hal ini aku merasa sangat tidak enak."

Sambil berbicara, Clara pun duduk tegak, dia melanjutkan: "Beberapa saat ini, aku berperilaku sangat tidak baik terhadap Bonita, kan? Ekspresiku jelek saat bertemu dia, tapi dia bisa-bisanya melakukan hal seperti ini demi aku, oleh karena itu, di perjalanan pulang aku terus berpikir, apakah benar aku terlalu egois."

Mata Wayne yang dalam melihat ke arah Clara, "Aku sangat yakin, kamu bukan egois, ini adalah hal yang normal, tapi Bonita juga termasuk terlibat padahal dia tidak salah."

Clara berkata: "Jadi, menurutmu, aku harus melakukan apa?"

Clara melihat Wayne dengan tatapan penuh harapan.

Wayne berkata: "Kamu tanya dirimu sendiri."

Clara melihat ke arah Wayne dengan tatapan sedih, "Suamiku, aku merasa ada saat dimana kamu benar-benar terlalu mengerti aku."

"Iya."

Istrinya sendiri, kalau dia tidak mengerti, siapa yang mengerti?

Clara menghela nafas, "Meskipun dalam hati masih merasa tidak rela, tapi, aku bukanlah orang yang tidak berlogika."

Wayne melihat istrinya dan berkata: "Kalau kamu tidak ingin, boleh pikirkan perlahan-lahan, tidak perlu membuat keputusan sekarang juga."

Clara berkata: "Beberapa hari ini aku juga tidak punya waktu luang."

Kerjaan di perusahaan begitu banyak.

"Baik."

Novel Terkait

Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu