My Charming Wife - Bab 188 Ulang tahun (2)

“Benar, dari wajahnya sudah kelihatan dia orang yang suka bohong.” Ujar Wenny, padahal dulu dia tidak berpikir seperti itu.

“Kelak harus lebih hati-hati lagi, meskipun ada perusahaan Qin di belakang, tapi tetap harus menjaga diri.” kata Clara.

Wenny mengangguk, “Sekarang aku akan lebih hati-hati, tidak akan seperti dulu lagi, tenang saja.”

Wenny juga bukan orang bodoh, dulu dia ikut keluar dengan Harry karena terlalu percaya padanya, merasa dia tidak akan berani bertindak kurang ajar, tapi siapa yang tahu……

Saat Wayne pulang semua orang sudah berkumpul, makanan juga sudah selesai dimasak, semua adalah masakan mewah, dan Claudius membuka botol anggur merah.

“Kak, akhirnya kamu pulang juga, cuma tinggal kamu saja.”

Wayne sedikit terkejut, dia kira hanya Claudius dan Elviana yang datang, “Iya.”

Wenny lanjut berkata, “Hari ini kakak ipar ulang tahun, kamu sudah siapkan kado apa untuk kakak ipar?"

Mereka semua tadi sudah memberikan kado pada Clara.

Wayne tercengang, kebingungan terlintas di matanya, sambil menatap Clara, “Kamu ulang tahun hari ini?”

Dengan terkekeh Clara menjawab : “Iya.”

Wayne dengan kernyitan di alis, “Kamu tidak bilang padaku.”

Dia sungguh tidak tahu hari ini adalah ulang tahun Clara, hingga dia juga tidak menyiapkan kado untuknya.

“Aku tidak enak untuk mengatakannya.” Masa harus katakan padanya bahwa aku ulang tahun, kalau kamu ingat untuk menyiapkan kado untukku, akan merasa canggung. Meskipun dia cukup ingin sekali menerima kado dari Wayne.

Wenny sedikit terkejut, “Kamu tidak tahu kakak ipar ulang tahun hari ini, artinya kamu juga tidak menyiapkan kado untuknya?”

“Um.”

Wenny segera berkata : “Kak, kamu tidak boleh seperti ini.”

Untung saja masih istri sendiri, bagaimanapun juga apa tidak takut kakak ipar menjadi tidak senang? Wenny segera melihat ekspresi wajah Clara, di wajahnya masih ada senyum, tidak marah.

“Tidak bilang, jadinya tidak ada kado.”

Selesai bicara Wayne beranjak masuk, tapi dia malah tidak mengatakan apapun pada Clara, langsung naik ke lantai atas.

Wenny mengerjapkan matanya, “Kakakku memang seperti itu sifatnya, kakak ipar, apa kamu merasa tidak senang?”

“Tidak kok, sudah biasa.” Sebenarnya meskipun dia tidak beritahu Wayne dia juga sudah bisa menebak Wayne tidak akan memberinya kado, jadi dia sama sekali tidak memiliki perasaan yang tidak senang, apalagi sekarang teman-temannya sudah datang, dia malah lebih senang lagi.

Elviana berkata : “Ini sudah waktunya mulai makan, mengapa suamimu naik ke atas?”

“Seperti biasa setelah pulang dia pasti pergi ganti baju dulu.” Jelas Clara.

“Baiklah, aku bantu di dapur dulu.”

Tidak lama kemudian banyak sekali makanan yang sudah dibawa keluar, bantuan dari Elviana juga cuma membawakan mangkok dan sumpit.

Bonita ikut turun bersama Wayne, melihat dia Clara bertanya, “Hari ini ulang tahunku, apa boleh minum-minum?”

“Boleh.”

“Yeah!” Clara senang sekali.

Waktu acara kumpul di departemen juga sudah pernah minum dua kali, hanya saja kalau Wayne yang menjamu dia tidak berani minum banyak, hari ini adalah di rumah bisa minum semaunya, minum hingga dia puas juga bukan masalah.

Semua satu per satu mulai duduk, Wenny segera menuntut pada Wayne, “Kak, Bonita bocah ini tidak ada kemajuan apa-apa selama di sini, nenek bilang dia dibawa kesini agar bisa mengubah sifatnya, tapi yang aku lihat sedikitpun tidak berubah. Kami datang ke sini juga dia tidak menyapa dan peduli sedikitpun, kamu harus baik-baik mendidiknya.”

Alis Bonita mengkerut dan melihat Wenny dengan tidak senang.

Wayne melirik pada Bonita, dan Bonita diam-diam menarik pandangan matanya.

Hal ini membuat Wenny tidak senang.

Wayne bersuara, “Sapa orang.”

Wenny segera menatap Bonita dengan mata penuh provokasi.

Bonita mengerutkan dahinya, sangat tidak bersedia. Lagipula dia tidak mengenal orang-orang ini, namun sekali dia berpaling dan melihat pandangan mata Wayne, Bonita dengan tida rela menyapa mereka, “Halo kakak-kakak semuanya, apa kabar.”

Wayne tidak begitu puas, tapi juga tidak mengatakan apa-apa.

Wenny melihat ke arah Clara, “Sudah kubilang dia takut pada kakakku, sulit untuk bergaul dengannya, apakah dia menindasmu di rumah?”

Seketika Bonita melotot pada Wenny, apa maksudnya dia susah diajak untuk bergaul, dia menindas Clara? Sebenarnya siapa yang menindas siapa?

Clara menggeleng, “Dia tidak menindas aku.”

“Cukup baik, aku kasih tahu kalau saja dia menindasmu, bilang saja pada kakakku, kakak bisa mengurusnya.”

Bonita meletakkan sumpitnya dengan keras, terlihat sangat marah.

“Marah, sudahlah tidak bicara lagi, tidak bicara lagi.”

Dia tidak bisa mengusik bocah ini, sudahlah.

Bonita membuka mulut dan berkata, “Aku tidak ingin makan!”

Sambil beranjak dan menuju lantai atas.

“Kembali!” panggil Clara.

Baru saja Wenny ingin mengatakan tidak ada gunanya memanggil dia kembali, dia hanya dengar bila kakakku yang panggil.

Namun masih belum dia ucapkan, Bonita dengan kesal berjalan kembali, Wenny mengerjap-ngerjapkan matanya, dia sungguh kembali.

Clara menatap Bonita, “Pegang sumpitnya, semua sudah selesai makan baru boleh pergi.”

“Aku tidak ingin makan.” Kata Bonita.

Tapi dasar Clara sang monster, teringat akan tindakannya membuat Bonita tidak ingin merasa rugi, terakhir yang menderita juga diri sendiri.

“Tidak ingin makan juga tetap harus makan.” Sekarang ini Clara tidak ingin memanjakan Bonita lagi, awalnya berpikir merasa tidak enak karena hubungan yang kurang akrab, tapi setelah masalah waktu itu sekarang dia tidak ingin berpikir banyak lagi.

Bonita dengan hati dongkol mengambil sumpit, menyumpit makanan, dan mengunyah dengan kesal, seolah-olah makanan itu adalah Clara, dia ingin sepotong demi sepotong memakan habis dia!

Wenny mengacungkan jempolnya pada Clara, “Kakak ipar, kamu memang hebat!”

Bisa membuat Bonita patuh padanya, sampai dewasa ini Bonita pernah patuh pada siapa? Selain Wayne yang bicara, kalau orang lain dia tidak pernah peduli, tidak hanya mereka, bahkan terhadap papa mamanya juga dengan sikap seperti ini. Tetapi dia begitu patuh pada Clara.

Kakak iparnya memang hebat.

“Kakak ipar, aku harus bersulang untukmu.”

Wenny segera mengangkat gelasnya.

Semuanya memang berencana untuk menginap di sini, jadi mereka tidak takut untuk mabuk hingga tidak bisa membawa mobil.

Clara juga mengangkat gelasnya, “Ayo.”

Bonita sedikit merasa putus asa, biasanya saat Clara sendiri dia sudah ditindas olehnya, sekarang datang begitu banyak orang, apakah malam ini dia masih bisa bebas?

Dia melihat dua orang yang sedang minum anggur.

Dia tidak bisa dengan terus terang untuk membalas Clara, tapi bukankah dengan minuman bisa membuat Clara mabuk?

Berpikir sampai di sini Bonita mengangkat gelasnya, dan berkata pada Clara : “Hari ini adalah ulang tahunmu, aku juga akan bersulang untukmu.”

Clara mengernyitkan dahinya, “Kamu masih sekolah.”

“Aku sudah kuliah, juga bukan anak kecil lagi, sudah boleh minum dari awal.”

Clara berpikir, sepertinya benar juga, dulu sewaktu mereka kuliah juga sering minum, jangankan kuliah, waktu lulus SMA setelah acara makan-makan juga minum anggur yang tidak sedikit.

Clara mengangguk, “Baiklah, ayo minum bersama, tapi kamu jangan minum terlalu banyak.”

“Aku bukan anak kecil lagi.”

Clara dan Bonita masing-masing minum segelas.

Kelvin berkata, “Kita semua cuma minum saja kurang seru, permainan tetap harus dimainkan.”

Lalu Elviana bertanya, “Kamu ingin bermain apa?”

Kelvin berpikir sebentar, “Bagi dua kelompok untuk bermain sut jari, bagaimana?”

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu