Mr Huo’s Sweetpie - Bab 33 Kamu Rela Aku Mau

Setelah Adeline duduk, dia benar-benar mulai membereskan barang-barangnya.

James melangkahkan kakinya dan berjalan kehadapan meja kerja Adeline, dan sambil berdiri sambil melihat Adeline membereskan barangnya.

"Adeline, mengapa kamu menerima misi yang tidak bisa diselesaikan itu?" James mendengarnya tadi pagi dan langsung tiba-tiba datang kesini.

Tidak disangka bahwa ternyata hasilnya tetap tidak bisa diubah, berdasarkan tingkat kepedulian Adeline terhadap perusahaannya, dia tidak mungkin tidak tahu bahwa ini adalah sebuah jebakan.

Adeline menghentikan gerakan ditangannya, "Tuan Muda kedua, kamu sedang memperhatikan aku?"

"Adeline, disini tidak ada orang lain, kamu juga tidak perlu sok-sokan." James mengerutkan keningnya.

Adeline melanjutkan gerakan ditangannya, "Mungkin saja karna aku lelah."

James menatapi Adeline, dia tertawa, "Kenapa? Tidak mau menjadi maniac kerja lagi?"

"Iya!" Adeline menganggukkan kepalanya, "Dan sekarang sepertinya tidak ada yang perlu dirindukan lagi."

Meskipun Adeline terlihat santai, namun sebenarnya didalam hatinya sangatlah sedih, bagaimnaapun juga dia mengingkari janji terhadap ibunya.

James tidak lanjut berkata, sebenarnya ada banyak yang ingin dia pertanyakan, namun sekarang tidaklah cocok untuk bertanya.

Barang Adeline tidaklah banyak, dengan cepat dia sudah selesai membereskannya.

James melirik kearah Adeline memeluk sebuah kotak kecil, awalnya dia ingin mengulurkan tangan untuk membantunya, namun terakhir dia tidak melakukannya.

Abigail dengan senangnya kemari untuk melihat Adeline yang kasihan, ketika melihat Adeline sudah selesai beres-beres, dia menahan didepan pintu, "Adeline, ayah menyuruhku datang melihat apakah kamu membawa pergi dokumen rahasia perusahaan atau tidak."

Adeline meliriknya sejenak lalu berkata, "Kalau begitu kamu masuk untuk periksa saja."

"Tentu saja!"

Abigail masuk dengan mengenakan sepatu hak tinggi, baru saja ingin membongkar kotak yang sudah diberesin oleh Adeline, dia melirik ada orang lain didalam kamar.

Ketika dia melihat jelas siapakah orang itu, hatinya kaget, sikap tadi dirinya terhadap Adeline, apakah sudah terlihat oleh dia semua?

"James, aku......kamu......." Abigail ingin menjelaskan kepada James.

Hanya saja James meliriknya dan membuat Abigail berhenti dan memanggilnya kakak ipar.

Namun dimatanya sudah penuh dengan air mata dan penuh perasaan tidak bersalah, James sudah lumayan lama tidak pergi mencarinya.

Dari gerakan serta ekspresi mereka, Adeline juga bisa menebak sesuatu, meskipun dia lamban dibidang perasaan, namun kondisi dihadapannya ini seolah juga sangatlah jelas, dia bukanlah orang buta, dia tidak mungkin tidak mengerti hubungan mereka.

Adeline kembali mengambil kotaknya sendiri, "Aku kasih waktu dan tempat untuk kalian, kalian mengobrol saja."

James mengerutkan keningnya, Adeline sunguh murah hati! Disaat ini ternyata akan mengatakan hal seperti itu.

Adeline tidak mempedulikan tatapan James, "Aku pergi dulu."

"Adeline, kakek menyuruhku membawamu pulang." James mengasal sebuah alasan.

Adeline berhenti, "Kalau begitu aku turun untuk tunggu kamu, kalian mengobrol dulu saja."

James melihat Adeline benar-benar pergi, James terlihat tidak sneang, apa maksud sikap Adeline?

"James, dia sudah pergi." Kata Abigail dengan sedih.

James menjawab, "Apa yang ingin kamu lakukan?"

"James, apakah kamu benar-benar tidak mengerti? Aku tulus terhadap dirimu, jika kamu sudah bercerai dengan Adeline, mengapa sampai sekarang masih tidak mau mempublikasikannya?" KAta Abigail sambil menangis, "Kamu begini, aku sampai bingung harus bagaimana."

Saat ini James benar-benar sudah bosan dengan Abigail, "Abigail, hal-hal ini memang adalah hal yang biasa saja, kamu rela dan aku mau! Untuk apa begitu serius?"

"Apa katamu?" wajah Abigail pucat, "Kamu rela aku mau?"

"Bukankah memang begitu?" James tersenyum, "Bukankah antara lelaki dan wanita memang begini? Jangan-jangan kamu kira aku akan memberikanmu nama kan? Jika semua wanita seperti kamu dan butuh aku bertanggung jawab, menurutmu apakah masih seru tidak?"

Ekspresi Abigail semakin pucat, ternyata dirinya juga merupakan salah satu dari sekian banyak wanita yang dimiliki oleh JAmes, jadi dia bercerai dengan Adeline bukan karena dirinya?

Karena masih belum putus asa, Abigail terus bertanya, "Kalau begitu mengapa kamu bercerai dengan Adeline?"

"Aku bisa bercerai dengannya tentu saja bisa juga kembali menikah dengannya lagi." Kata James dengan santai.

"Jadi kamu sama sekali bukan karena mencintaiku?"

"Abigail, darimana kepercayaan dirimu sehingga membuatmu yakin bahwa aku mencintaimu? Kita hanya punya transaksi dibadan saja, begini saja bilangnya, itu memang kebutuhan fisik."

Abigail merapatkan tangannya, "James Yun, kamu ini adalah bajingan!"

"Abigail, kamu sudah sebesai ini, jangan jangan tidak tahu hal beginian? Kakakmu lebih pintar daripada kamu, dia mengerti untuk berpura-pura bodoh!" seusai berkata, James langsung pergi.

Abigail berputar dan berkata terhadap sosok belakang James, "Karena dia adalah orang bodoh! Dia sama sekali tidak akan pergi merebut!"

James menghentikan langkahnya, "Aku tidak berharap mendengar perkataan seperti ini untuk kedua kalinya lagi."

James datang keparkiran, namun dia tidak melihat Adeline, dia mengeluarkan hp dan menelepon Adeline, namun Adeline menonaktifkan teleponnya.

James dengan marahnya menyetir mobilnya pergi.

10 menit yang lalu, Nelson sudah membawa Adeline pergi.

Adeline awalnya menolak untuk naik, namun terakhir mendapatkan telepon dari Thiago, barulah dia naik kemobil.

Diatas mobil, karena kemarin bergadang, Adeline tertidur.

Nelson mengantar Adeline kembali ke villa.

"Nyonya, sudah sampai."

Adeline mendengar suara lalu membuka matanya, setelah yakin telah tiba dirumah, dia berkata, "Terima kasih!"

Melihat Adeline yang akan turun, Nelson memberikan teleponnya kepada Adeline, "Nyonya, ini telepon Tuan Huo."

Adeline mengulurkan tangan untuk menerima telepon Nelson, dan menganggukkan kepalanya barulah menjawab, "Halo....."

"Sudah sampai?"

"Iya!" Adeline menganggukkan kepalanya, "Mengapa kamu tidak menelepon hpku?"

"Hpmu sedang dinonaktifkan."

Mendengar perkataan Thiago, Adeline mengeluarkan hpnya, memang benar sedang nonaktif, "Sudah tidak ada baterai."

"Istirahatlah dengan baik dirumah, jangan peduli dengan hal lain lagi." kata Thiago, "Aku akan segera kembali."

"Iya!" Adeline merasa terharu.

"Urusan lainnya tunggu aku balik baru aku uruskan."

"Baik!" Perkataan Thiago membuat Adeline tenang.

Setelah selesai menelepon, Adeline memberikan hp kepada Nelson lagi, "Terima kasih!"

"Tidak perlu sungkan, Nyonya." Nelson juga terlihat sedikit malu.

Adeline setelah pulang, dia mandi, dan pergi tidur, dia tidak tahu apa yang terjadi diluar sana.

Entah apa yang membongkar bahwa Adeline dipecat oleh Felix, oleh karena ini ada banyak mitra kerjasama yang ingin memutuskan kontrak dengan Senco Corp.

Ada banyak orang yang memutuskan untuk bekerasama dengan Senco Corp karena percaya dengan kemampuan Adeline, sekarang Adeline sudah tidak ada, jadi juga sudah tidak perlu lagi bekerja sama.

Felix sama sekali tiadk menyangka bahwa memecat Adeline akan membawakan akibat seperti ini, disaat dirinya tengah panik dan bingung, kabar Abigail bunuh diri dirumah juga terdengar.

Ketika Felix tiba dirumah sakit, untung saja Abigail terselamatkan.

Mendengar bahwa Abigail tidak apa-apa, barulah Felix lega dan bertanya, "Ada apa yang terjadi?"

Chyntia menjawab, "Karena James."

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu