Mendadak Kaya Raya - Bab 73 Pisau Yang Tajam

73

"Bos Madog, apa maksudmu?" Wajah Tio sudah menjadi pucat, dia sama sekali tidak tahu masalah sebesar apa yang dirinya telah buat.

"Kalau Desta tidak mengetahui masalah ini, sementara adik Vero mau memaafkan kamu, kamu tinggal membayar sejumlah harga untuk menghibur adik Vero, maka hal ini bisa diselesaikan dengan mudah, tetapi kalau Desta sudah mengetahui hal ini, maka aku tidak bisa mengontrol sebesar apa konsekuensi yang kamu akan terima, Desta sangat melindungi dia" Madog berkata.

"Desta? Aku tidak pernah mendengar nama ini..." Tio merasa frustrasi.

"Sudah, jangan berkata hal tidak berguna lagi. Berdoa saja" Madog berkata dengan tidak sabar.

"Bos Madog, anda harus menyelamati saya. Saya begitu setia kepada anda, tidak pernah lupa menghormati kamu" Tio mulai meminta tolong.

Jelas, Madog juga malas menghiraunya, kalau masalah lain masih bisa diselesaikan, Desta adalah orang Grup Diamond Blink yang Madog ingin bekerja sama dengannya, tentu saja dia tidak bisa melawan Desta sekarang.

Kalau ingin berjalan lancar di daerah Sanbaku, tentu saja harus menjalin hubungan baik dengan perusahaan terkemuka daerah ini.

Awalnya Madog memikir seharusnya sangat susah untuk berinteraksi dengan Grup Diamond Blink, tetapi karena Desta Madog sekarang sudah terikat satu dengan Grup Diamond Blink.

Karena takut Desta tidak menemukan ruangan ini, Madog menelpon kepada Desta secara pribadi dan memberi tahu dia masalah Vero sudah aman, kemudian Madog juga melaporkan posisi dia berada sekarang dan meminta Desta untuk segera membawa Vero pergi dari sini, tempat seperti ini tidak cocok untuk Vero seorang gadis.

10 menit kemudian, Desta baru tiba di Hotel Mariot, dia langsung menunju ke lantai 5 dan bergegas pergi ke ruangan Madog mereka. Setelah masuk, Desta melihat Vero duduk di dalam, selain pipinya terlihat agak bengkak, dia terlihat baik-baik saja.

Desta langsung memeluk Vero.

Ini adalah pertama kali Desta berinteraksi dengan Vero dalam jarak sedekat ini, waktu mendengar Vero diculik tadi, Desta mengakui bahwa dia benar-benar merasa takut ada apa yang terjadi kepada Vero. Desta takut masalah yang akan membuat dia menyesal selamanya akan terjadi, kali ini adalah pertama kali Desta merasakan perasaan takut dan panik seperti ini. Pada saat yang sama dia juga menyalahkan dirinya tidak melindungi Vero dengan baik, kalau bukan Madog di sini, dalam waktu belasan menit, apa yang akan terjadi? Apakah Vero bisa melarikan diri dari sampah-sampah ini?

"Apakah kamu baik-baik saja? Ada luka dimana saja?" Desta mengelus pipi kanan Vero yang jelas terlihat bengkak, Vero yang merasa kesakitan pun mundur ke belakang secara refleks.

"Tidak, aku tidak apa-apa, untungnya adalah bang Madog tadi" Vero menggelengkan kepalanya dengan wajah memerah yang malu.

Sementara Tio berdiri di samping dan melihat kepada Desta dengan wajah yang tidak enak. Pria ini terlihat sangat biasa, kalau bukan kata-kata Madog tadi, Tio akan mengira Desta adalah pelayan hotel atau orang miskin yang bukan apa-apa.

Tetapi sekarang, mau seberapa biasa Desta terlihat pun, Tio harus bersikap sopan kepadanya.

"Dia menampar wajahmu ya?" Desta menunjuk kepada Tio sambil memegang bahu Vero.

Vero menggerakkan bibirnya, tidak berkata apa pun.

Melihat reaksi Vero, Desta sudah memiliki jawaban.

"Orang tuamu di mana? Aku antar kamu pergi sana dulu" Desta berkata.

"Mereka di ruangan 517" Vero berkata.

"Madog, kamu mengawas dia dengan baik. Aku mengantar Vero ke sana dulu, nanti langsung kembali ke sini" Desta memerintah sebelum mengantar Vero ke ruangan 517.

Di dalam ruangan, Gito terlihat sangat cemas dan khawatir, sementara orang lain berbicara dengan santai, seolah-olah bagi mereka Vero dibawa pergi itu bukan masalah yang pantas merasa sedih ataupun cemas. Setelah masuk ke dalam ruangan dan melihat adegan ini, hati Vero pun terasa agak masam, Desta mengelus tangannya dan memberi kode tidak perlu peduli kepadanya.

"Eh? Vero, sudah selesai ya? Oh tidak, kenapa kamu pulang begitu cepat?" Liani bertanya dengan kaget.

"Desta? Kamu buat apa di sini? Siapa yang menyuruh kamu datang? Tempat ini adalah hotel bintang 5, kamu tidak memikirkan identitas ya? Pelayan membiarkan kamu masuk begitu saja? Dasar orang miskin"

Liani berkata dengan masam.

Kalau dulu, Desta terlalu malas untuk mempedulikan orang yang tidak berotak seperti ini, tetapi sekarang emosional Desta sedang memuncak.

"Aku sarankan kamu pergi ke rumah sakit ahli otak, pemeriksaan seperti ini tidak akan memakan banyak biaya juga. Kamu saja tidak bisa menyadari identitas kamu sendiri, siapa yang memberi kamu kepercayaan diri uuntuk mendefinisikan identitas orang lain? Orang yang tidak memiliki pengetahuan diri seperti kamu baru benar-benar menakutkan"

"Kamu bilang apa?" Liani berdiri dan mau menampar Desta, Desta menangkap tangannya dan tenaga besar Desta membuat tangan Liani merasa kesakitan seolah-olah tulangnya mau patah.

"Lebih baik jangan selalu mencoba memprovokasi aku" Desta melemparkan tangan Liani, Liani mundur beberapa langkah dan jatuh di atas meja. Dia melirik kepada Desta dengan mata memerah seperti darah.

Sejak kapan sampah ini menjadi begitu kuat?

Pada saat ini, Vina, Andre Guo, Wulan dan bahkan Gito membuka mulut mereka dengan terkejut. Sampah yang dulunya selalu penurut ini sekarang telah berani bersikap emosi? Terakhir kali dia bersikap emosi adalah waktu pembatalan perjanjian pernikahan di acara ulang tahun pemimpin keluarga Chen.

Kali itu Vina sama sekali tidak peduli, dia merasa sangat senang bisa melepaskan diri dari sampah ini, buat apa peduli dengan emosi sampah?

Tetapi kali ini, sampah ini marah karena Vero, benar-benar sangat langkah. Apaan ini? Sedang akting untuk siapa?

"Pelayan! Pelayan di mana? Hotel bintang 5 apaan ini membiarkan orang miskin masuk ke sini? Usir dia keluar! Apakah kalian masih mau bekerja? Atau kalian sudah tidak menginginkan uang kami?" Liani berteriak ke arah luar ruangan, "Orang seperti ini juga bisa masuk ke sini? Kalau kalian tidak ingin bekerja, mendingan langsung tutup saja!"

Mendengar teriakan Liani yang tidak masuk akal, wajah Gito dan Wulan dipenuhi oleh perasaan malu, tetapi mereka tetap tidak bisa mengatakan apa-apa karena Liani sedang berada di puncak emosi sekarang.

"Vero, kamu temani orang tua kamu dulu di sini. Aku menyelesaikan masalah sana sebentar, siap itu aku baru datang menjemput kamu"

Desta memegang tangan Vero dan meninggalkan ruangan tanpa peduli seberapa besar kemarahan Liani. Kemudian Desta pun kembali ke ruangan Madog mereka berada.

Pada saat ini, Tio sudah terlihat sangat berbeda dari tadi, dia berdiri dengan ketakutan. Pacarnya juga menundukkan kepalanya tanpa berani bersuara.

"Aku sudah mencari tahu tadi, Tio ini benar-benar patut di hukum, dia berani memprovokasi Tuan Desta seperti itu" Madog menghampiri Desta dengan senyuman.

"Siapa yang memukul Vero?" Desta bertanya dengan ekspresi datar.

"Dua-duanya, dia dan pacarnya memukul Vero, aku sudah bertanya kepada mereka tadi" Madog berkata.

"Dua-duanya? Sepertinya Boss Madog lumayan dekat dengan orang ini ya?"

"Kalau dia dekat dengan kamu... aku juga tidak akan bersikap kelewatan. Satu orang satu jari saja, ambilkan pisaunya ke sini" Desta melambaikan tangannya kepada Madog dengan tatapan dingin dan meminta Madog untuk mengambilkan pisau buah di atas meja.

Novel Terkait

Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu