Love Is A War Zone - Bab 1 Perceraian
Setelah menikah selama tiga tahun, ini adalah pertama kalinya dia kembali ke rumah.
"Bukankah itu yang kamu inginkan?" Pria itu mendengus dan memcampakkan diri padanya.
July Xu ingin mendorongnya tapi dia masih menahannya,dia hanya bisa menggigit bibir dan menanggung jarahannya.
Tidak masalah, beneran tidak masalah.
Bukankah dia sudah menunggu saat ini selama bertahun-tahun, rasa sakit ini bukanlah apa apa.
Pria itu berbalik untuk bangkit dari tempat tidur dan meninggalkan kamar.
Ketika James Mo masuk ke kamar lagi, dia langsung membuka lampu di ruangan tersebut.
Lampu yang menyilaukan menerangi matanya dan dia segera mengangkat tangannya untuk menghalangi cahaya itu. Ketika dia menyesuaikan diri dengan cahaya dan membuka matanya lagi, suara pria itu dengan tenang mengucapkan, "marilah kita bercerai."
July Xu tiba-tiba membeku, seolah darah di seluruh tubuhnya telah membeku, dengan tidak percaya menatapinya, "apa yang kamu katakan James?"
“Aku akan memberikan semua yang kamu inginkan, Rossy telah hamil, aku harus bertanggung jawab untuknya.” Wajahnya menunjukkan ekspresi keletihan, dan menatapnya dengan pandangan acuh tak acuh, dengan tatapan dingin menatap laci di samping meja tempat tidur. "setelah makan obat tanda tangani surat tersebut.”
Kakak Rossy sudah hamil? Itu anaknya?
July menoleh dan melihat ke arah tersebut.
Beberapa dokumen dengan tulisan huruf tebal dan besar yang bertulis "Perjanjian Perceraian" mulai terlihat.
Di sebelahnya ada segelas air dan pil merah muda yang pucat.
Hati yang barusan berdetak langsung ditusuk oleh kait besi tajam yang dingin, darah dagingnya yang kabur membuatnya sulit bernafas.
Sebatas orang yang turun ke neraka dari surga.
Kemaluan serta rasa kebingungan menyertai rasa sakitnya yang dalam.
July Xu bertanya dengan mata merah, "Mengapa James? Akulah istrimu, Mengapa kakakku mengandung anakmu?"
James dengan brutal mengaitkan bibirnya, mengangkat tangannya dan mencengkram dagunya,mengatakan, "July Xu kalau bukan karena kamu menjebak Rossy membiarkannya menderita, apa aku akan menikahimu? Dari hari pernikahan itu kamu seharusnya tahu apa cerita akhirmu! "
Dengan matanya penuh dengan rasa jijik dan kebencian, July mencibir, "James kamu sangat brutal."
"Dibandingkan dengan taktik gelapmu, aku melakukan ini hanyalah sebagai hadiah pengembalian!" James mengertakkan giginya dengan kekuatan mendorong mulutnya dan berkata "minum obat."
"Kamu pikir aku bersedia menikah denganmu, bukan karena keluargamu yang meminta pernikahan, aku tidak mungkin akan menikahimu!"
July berkata dengan penuh amarah, mengambil obatnya dan menelannya.
"Setelah baca tanda tangan, aku akan mengatur seseorang untuk datang dan mengambilnya besok." James meninggalkan kata yang dingin, berbalik dan melangkah pergi.
Mendengar suara kuncian pintu di luar, July melepaskan selimutnya turun dari ranjang dan berlari ke kamar mandi dengan kaki telanjang.
Setelah muntah yang memilukan, dia melihat pil yang barusan dia muntahi dengan wajahnya yang pucat tertawa.
Sangat indah sehingga membuat orang tidak berani untuk langsung melihatnya.
Setelah James pergi, July kembali insomnia.
Di ruangan tamu yang remang-remang, saat melihat perjanjian perceraian di meja, senyuman di wajahnya kembali putus asa.
Sudah tiga belas tahun! Perasaan menyedihkan ini seharusnya berakhir!
Dia sudah tahu bahwa dia tidak boleh jatuh cinta dengan James, pria yang telah luar biasa sejak kecil, cowok yang selalu kak Rossy sukai.
Jadi selama ini, cintanya hanyalah bertepuk sebelah tangan.
Karena dia tahu bahwa dia tidak layak untuk bersamanya, karena kakak cukup bermartabat dan berpendidikan tinggi jika dibandingkan dengannya.
Tetapi tiga tahun lalu, pada malam pernikahan James dan Rossy, Rossy diperkosa oleh sekelompok orang karena ingin menyelamatkannya.
Keluarga James secara alami tidak akan menyetujui seorang wanita yang telah dicemari dan mengusulkan untuk membatalkan pernikahan.
Tapi James malah mengulurkan tangannya padanya, "July, menikahlah denganku."
Saat melihat tatapan yang lembut dan dalam, hatinya tiba tiba terbuka.
Seperti yang diketahui semua orang, semua ini hanyalah balas dendamnya untuknya.
Sepuluh tahun cinta rahasia, pernikahan 3 tahun, dia tidak pernah bertukar mata dengannya.
Setelah menahannya sepanjang malam,air mata akhirnya jatuh dari kelopak mata.
July memegang pena dan menandatangani namanya sendiri pada perjanjian perceraian.
James memperlakukannya dengan baik memberikan rumah ini padanya juga kompensasi 10 juta padanya.
Ternyata July hanya bernilai uang.
......
Rumah Sakit Damai Sejahtera
July tidak mempengaruhi pekerjaannya hanya karena perceraian, ia datang ke departemen kebidanan dan ginekologi terlebih dahulu dan langsung pergi ke kamar B.
Dia melakukan pemantauan ovulasi terhadap dirinya sendiri.
Melihat ovum sperma yang berdetak di layar secara aktif, sepasang tatapannya akhirnya menunjukkan sebuah senyuman.
James jika kamu berani mengusulkan perceraian, maka aku juga akan berani melahirkan anakmu dan membiarkanmu tidak bisa melihatnya selamanya!
Saat kembali ke depan pintu kantor, July melihat sosok yang akrab dan cantik .
Novel Terkait
Wanita Yang Terbaik
Tudi SaktiAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanKamu Baik Banget
Jeselin VelaniUangku Ya Milikku
Raditya DikaYou're My Savior
Shella NaviLove Is A War Zone×
- Bab 1 Perceraian
- Bab 2 Hamil
- Bab 3 Persyaratan
- Bab 4 Ancaman
- Bab 5 Cemburu
- Bab 6 Kekecewaan
- Bab 7 Sangat Kejam
- Bab 8 Keguguran
- Bab 9 Kejam
- Bab 10 Transplantasi
- Bab 11 Tertusuk
- Bab 12 Julukan
- Bab 13 Cinta Yang Salah
- Bab 14 Tidak Lagi Berhutang Padamu
- Bab 15 Membunuh Orang
- Bab16 Sudah Mati
- Bab 17 Amarah
- Bab18 Mencekik
- Bab 19 Surat Cinta
- Bab 20 Puas
- Bab 21 Menangis dan Meratap
- Bab 22 Hamil
- Bab 23 Benci Setengah Mati
- BAB 24 Interogasi
- Bab 25 Memikat
- Bab 26 Fatal
- Bab 27 Kornea Mata
- Bab 28 Membosankan
- Bab 29 James Xu
- Bab 30 Blokade
- Bab 31 Kecanduan
- Bab 32 Pelukan
- Bab 33 Anak Yatim Piatu
- Bab 34 Diluar Dugaan
- Bab 35 Tidak Cinta
- Bab 36 Kemandulan
- Bab 37 Kebutaan
- Bab 38 Sangat Berbahaya
- Bab 39 Hati Yang Koyak
- Bab 40 Penyesalan
- Bab 41 Mencintaimu
- Bab 42 Cemas
- BAB 43 Balas Dendam
- Bab 44 Penghinaan
- Bab 45 Ciuman
- Bab 46 Aku juga mencintainya
- Bab 47 Ending