Love And Pain, Me And Her - Bab 446 Merencanakan Masa Depan

Usai berkata, Papang menatapku sambil bertanya "Ugie, apakah tiga alasan yang kukatakan ini cukup?"

Aku tersenyum sambil mengangguk. Papang menoleh ke pengacara Pengacara Wang di sebelahnya, "Pengacara Wang, berikan aku proposal akuisisi."

Pengacara Wang segera mengeluarkan dokumen dari tas dan memberikannya kepada Papang. Setelah Papang mengambil dan melihatnya, dia menyerahkannya padaku.

"Ugie, untuk menunjukkan ketulusan kami, aku boleh memperlihatkan padamu proposal akuisisi yang seharusnya dirahasiakan ini."

Aku mengambilnya, tapi aku tidak melihatnya, melainkan menaruhnya di atas meja. Aku menatap Papang dan berkata, "Presdir Papang, aku mungkin tidak perlu melihat proposal akuisisi ini. Aku percaya padamu, aku juga percaya pada penilaian Direktur Viali terhadap perusahaanmu. Kamu saja yang menjelaskan secara langsung mengenai isi proposal akuisisi."

Alasan mengapa aku tidak membaca proposal akuisisi adalah untuk melihat ekspresi dan nada suara Papang saat menjelaskan proposalnya, sehingga aku bisa menafsrikan pemikiran aslinya. Ini lebih meyakinkan daripada proposal tertulis.

Papang mengangguk perlahan. Dia menatapku dan berkata, "Pertama, mari bicarakan valuasi studio Bar BOSS ini. Kami menilai studio Bar BOSS dengan valuasi tiga miliar rupiah. Kamu seharusnya tahu bahwa valuasi kami pastinya lebih tinggi dari valuasi studio Bar BOSS yang sebenarnya. Kamu lebih tahu daripada aku berapa valuasi studio Bar BOSS bagimu dan timmu. Hal lain sebenarnya tidak segitu bernilai. "

Aku mengangguk. Papang sangat benar. Di era internet, apa yang paling berharga adalah orang berbakat.

Ketika Papang melihat bahwa aku setuju dengannya, dia melanjutkan, "Setelah pengakuisisan, kamu akan menjabat sebagai COO perusahaan kami, yaitu wakil direktur. Kamu akan bertanggung jawab atas keseluruhan operasi perusahaan. Aku akan memberi gaji tahunanmu sebesar empat miliar setelah dipajaki. Tentu saja, gaji tahunan ini tidak termasuk tinggi di antara perusahaan internet, bahkan dapat dikatakan rendah. Tapi kita adalah perusahaan baru. Apa yang baru kami lakukan sekarang hanyalah pendanaan seri A. Setelah perusahaan berkembang ke tingkat lebih lanjur, gaji tahunanmu pasti akan meningkat. Apa yang dapat kita tulis di dalam kontrak adalah gajimu setelah pendanaan seri A pastinya tidak lebih rendah dariku."

Papang sangat tulus. Sebagai CEO, gaji yang tinggi itu hal yang wajar. Tapi dia malah berjanji bahwa gaji tahunanku tidak akan lebih rendah darinya. Itu berarti sama atau lebih tinggi darinya. Ketulusan ini amat menggerakkanku.

Melihatku tidak berkata apa-apa, Papang melanjutkan, "Di luar gaji tahunan, kamu akan mendapatkan perlakuan yang sama denganku atas semua keuntungan dan bonus perusahaan. Pada saat yang sama, untuk menunjukkan ketulusanku padamu. Aku akan memberimu 6% dari saham perusahaan. Dengan demikian, kamu tidak hanya bekerja, melainkan menjadi partner kerjaku. Aku yakin melalui kerja keras kita, perusahaan kita pasti akan menanjak ke tahap IPO hanya dalam waktu beberapa tahun. Saat itu, nilai saham yang dipegang olehmu pastinya sudah kamu ketahui tanpa perlu diberi tahu aku. "

Seperti tujuan semua perusahaan internet, tujuan akhir Papang adalah untuk menjadikan perusahaannya sebagai perusahaan terbuka.

Aku menyalakan sebatang rokok, sementara otak berputar cepat. Papang tidak lagi berbicara, dia duduk diam sambil menunggu jawabanku. Kompensasi yang diberikan Papang sangat bagus. Tapi ini berbeda dengan bisnis biasa, aku harus mempertimbangkan jangka panjang.

Setelah beberapa saat, aku menatap Papang dan bertanya langsung kepadanya, "Presdir Papang, bagaimana dengan karyawan yang ada di studio kami? Apa rencanamu terhadap mereka?"

Papang langsung jawab, "Tidak ada satu pun karyawan yang akan diberhentikan, semuanya akan langsung bergabung dengan perusahaan. Gaji dan kompensasi disesuaikan dengan tingkat supervisor. Sedangkan posisi, kamu yang akan membagi mereka sesuai dengan keahlian mereka masing-masing."

Papang amat rinci. Dia telah merencanakan masa depan setiap karyawan di studio.

Aku mengangguk, tapi tetap tidak berbicara. Suasana di kantor tiba-tiba menjadi sedikit aneh.

Setelah beberapa saat, Papang menatapku dan bertanya dengan ragu, "Ugie, menurutku kompensasi yang kuberikan sudah sangat baik. Jika kamu merasa ada yang kurang, kamu boleh langsung mengatakannya."

Apa yang dikatakan Papang benar. Baginya semua kompensasi yang diberikannya memang sangat bagus. Tapi, bagiku itu masih jauh dari cukup. Bagaimanapun, wirausaha koperasi ini berbeda dengan wirausaha pribadi. Aku yang bergabung sekarang mungkin tidak terhitung sebagai salah satu pendiri. Jika aku tidak menjamin manfaat yang memadai, cepat atau lambat aku akan keluar dari permainan. Itu adalah hal yang tidak diperbolehkanku terjadi.

Menatap Papang, aku langsung berkata, "Presdir Papang, pertama-tama terima kasih atas penghargaanmu terhadapku, terima kasih pula atas undanganmu. Aku harus mengakui bahwa kompensasi yang ditawarkanmu sangat bagus dan menarik. Tapi yang ingin kusampaikan adalah jika perusahaanmu sudah terbentuk dan menyelesaikan lebih dari dua putaran pendanaan, aku rasa aku tidak akan menolak kompensasi yang ditawarkanmu. Tetapi sekarang berbeda, perusahaanmu bahkan belum menyelesaikan putaran seri A. Dengan kata lain, bergabung dengan perusahaanmu pada saat ini sangatlah beresiko. Tentu saja ini bukan berarti bahwa aku tidak optimis terhadap masa depan perusahaanmu. Aku hanya mengkhawatirkan masa depanku sendiri. "

Papang telah mengalami pasang surut dalam dunia bisnis, dia juga orang yang telah melewati hujan badai. Dia segera mengerti apa yang aku maksud, bertanya kepadaku, "Ugie, apakah kamu tidak puas dengan rasio kepemilikan saham yang diberi padamu?"

Aku mengangguk dengan serius sambil menatap Papang.

Pengacara Wang yang berada di samping langsung menyela setelah melihatku mengangguk, "Presdir Ugie, aku tidak tahu apakah kamu tahu atau tidak. Sekarang Presdir Papang hanya memegang 55% saham perusahaan. Perusahaan masih sedang melakukan pendanaan. Jika dihitung-hitung, nantinya saham Presdir Papang juga akan dijual sebagian."

Aku menoleh untuk melihat Pengacara Wang, berkata dengan wajah memasang senyuman, "Pengacara Wang, perkataanmu ini menuju pada inti. Dari perkataanmu, aku menangkap bahwa perusahaanmu tidak mencadangkan saham untuk investor malaikat di masa depan. Dengan kata lain, setelah kita melakukan pendanaan, saham yang ada di semua pemegang saham harus disesuaikan dengan proporsi saham yang dialihkan kepada investor luar. Dari rasio saham 6% yang baru saja ditawarkan Presdir Papang kepadaku, aku rasa sahamku akan terdilusi setelah beberapa putaran pendanaan. Maka nantinya posisiku di perusahaan hanyalah sebagai pemegang saham minoritas yang tidak penting.”

Sambil berkata, aku mengalihkan pandanganku ke Papang dan melanjutkan, "Presdir Papang, kita boleh saling bernegosiasi tentang gaji tahunan. Namun, aku tidak akan bertoleransi atas dua hal. Pertama adalah rasio kepemilikan saham pribadiku. Kedua adalah tentang pengaturan karyawanku yang sekarang."

Papang agak mengernyit, dia menyesap rokok sambil memikirkan kata-kataku. Setelah beberapa saat, dia bertanya lagi kepadaku, "Ugie, kalau begitu coba kamu katakan, berapa rasio kepemilikan saham minimum yang kamu inginkan?"

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu