Lelaki Greget - Bab 86 Makan dan Minum Gratis
Semua orang melihat ke meja dan melihat bahwa benda gelap itu merupakan sebuah gelang, yang sepertinya terbuat dari kulit, tetapi teskturnya kasar dan biasa saja.
Dragon Tu tidak sempat menggerakkan matanya.
Gadis berwajah bulat itu tertawa dan berkata, "Benar-benar konyol, kamu memungutnya dari tempat sampah mana? Kak Juli, aku sudah bilang mereka hanya ingin makan dan minum gratis di sini, kamu masih tidak percaya."
Wajah Juliana Wu juga menjadi dingin, dan berkata, "Beraninya kalian makan dan minum gratis di pesta ulang tahun Tuan Qian. Kalian benar-benar tidak tahu malu, Lily, pergi panggil seseorang dan usir ketiga orang ini."
"Aku sarankan kamu tidak melakukannya." Dragon Tu menyeka mulutnya dan berkata: "Kamu tidak tahu betapa banyak orang yang ingin mengundang kami untuk makan malam, tetapi tidak dapat, hari ini kami menghadiri pesta ini sudah sangat menghargai kalian."
Gadis berwajah bulat bernama Lily berkata dengan jijik, "Menurutku kalian hanyalah orang gila, apa kalian tidak tahu identitas Tuan Qian? Dia adalah Tuan dari Urumqi Kanas Group yang kaya raya, kali ini dia baru saja mengambil kesempatan untuk kembali ke kampung halamannya untuk merayakan ulang tahunnya, dan kamu itu tidak seberapa, dia dapat menghancurkan hidupmu seperti menginjak seekor semut, dasar tidak tahu diri."
Juliana Wu berkata dengan tenang: "Kamu tidak perlu berbicara banyak dengan orang-orang seperti mereka, mereka dan Tuan Qian sama sekali bukan orang yang berada di tingkatan yang sama, buang saja mereka."
Ketika Lily baru saja hendak memanggil seseorang, tiba-tiba suara keributan berasal dari pintu masuk, seorang pemuda tampan berjas masuk, Juliana Wu langsung menyapanya, merangkuk lengannya dan tersenyum: "Tuan Qian, akhirnya kamu tiba, kami semuanya sudah siap, dan menunggu kedatanganmu."
Sandi Qian menyipitkan matanya dengan senang, dan Lily juga mencondongkan tubuh ke depan dan berkata, "Tuan Qian kamu akhirnya hadir, apakah ketiga orang ini temanmu? Mereka datang untuk makan dan minum gratis."
Sandi Qian melirik mereka bertiga secara acak dan berkata, "Kalian pasti bisa menangani hal semacam ini ..." pada saat yang sama matanya tertuju pada Vivi Su, dia terkejut, dan kemudian melanjutkan, "Tapi pengunjung itu adalah tamu, permisi, boleh aku tahu namamu?"
Vivi Su tidak menjawab dan terus minum.
“Hei, Tuan Sandi sedang menanyaimu!” Lily berkata dengan tidak senang: “Sudah makan dan minum gratis, masih begitu tidak tahu sopan santun.”
Senyum Sandi Qian juga sedikit kaku, dan dia tersenyum: "Karena kamu sudah ikut hadir di pesta ulang tahunku, bukankah setidaknya aku mengetahui namamu?"
Vivi Su mencibir dan berkata, "Dengan makananmu ini saja kamu ingin mengetahui namaku? Kami sudah membayar makananmu dengan hadiah ulang tahun, jadi jangan ganggu kami lagi, kamu rayakan ulang tahunmu dan aku makan makananku."
Juliana Wu berkata dengan dingin: "Tuan Sandi ingin mengetahui namamu merupakan sebuah berkah bagimu, kamu pikir tempat apa ini? Datang dan makan sesuka hatimu?"
“Benar!” Lily menunjuk gelang di atas meja dan berkata, “Tuan Sandi, lihat rongsokan apa yang mereka berikan sebagai hadiah untukmu, apa ini layak disebut hadiah ulang tahun? Aku dapat membeli lebih dari satu rongsokan seperti itu dengan seratus RMB (sekitar dua ratus ribu rupiah), dan kamu ingin menggunakannya untuk mengantikan makanan ini? Tahukah kamu sebotol anggur merah yang sedang kamu minum ini bernilai lebih dari dua ribu RMB (sekitar 4 juta rupiah)!"
“Bagaimana kalau berdansa denganku, dan kita berteman.” Sandi Qian dengan murah hati menjangkau Vivi Su, sehingga Juliana di sebelahnya menjadi cemas dan membujuk, “Tuan Sandi, berdansa dengan orang seperti ini tidak secocok dengan identitasmu, sebaiknya cari orang lain saja."
Pada saat ini, banyak orang berkumpul, dan melihat bahwa Sandi Qian sudah mengundang orang berdansa ketika baru tiba, tetapi setelah melihat Kecantikan Vivi Su, orang-orang berpikir itu merupakan hal yang tidak aneh lagi, tetapi mereka tidak menyangka Vivi Su bahkan tidak melihat ke arah Sandi Qian dan hanya berkata, "Pergi!"
Wajah Sandi Qian berubah tiba-tiba, Juliana Wu menyeringai dan melambai: "Lily, panggil seseorang dan usir mereka bertiga."
Orang-orang yang baru saja datang tidak tahu apa yang sedang terjadi, dan bertanya dengan suara pelan. Seseorang berkata, “Ketiga orang ini datang untuk makan dan minum gratis, dan mereka menggunakan rongsokan seperti itu sebagai hadiah untuk mempermalukan Sandi Qian, Sandi Qian yang murah hati tidak menyalahkan mereka, melainkan ingin mengundang wanita cantik itu berdansa, tapi dia menyuruh Sandi Qian pergi, bukankah wanita itu terlalu berani?"
"Huh, wanita sombong seperti ini kebanyakan bersikap pura-pura menyendiri, jangan lihat dari permukaannya yang memiliki harga diri tinggi, kalian akan terkejut ketika sudah berada seranjang dengannya!"
Segera Lily berjalan hingga di hadapan mereka dengan beberapa pria besar, dan berkata dengan sombong, "Aku sarankan kalian bertiga meminta maaf pada Tuan Qian jika kalian tidak ingin dihajar."
“Benar.” Sandi Qian melanjutkan kesannya yang dingin, “Selama kamu ingin berdansa denganku, aku akan berasumsi bahwa semua hal yang terjadi hari ini tidak pernah terjadi.”
“Karena Sandi Qian tidak menerima kita di sini, mari kita pergi.” Erik Luo sudah cukup makan dan minum, dia mengambil gelang gelap di atas meja dan pergi. Tetapi beberapa pria besar menghalang jalan mereka, dan berkata sambil menyeringai: “Tidak ada yang diperbolehkan pergi dari sini jika tidak bersujud seratus kali."
"Bagaimana jika aku tidak melakukannya?"
"Kalau begitu biar kami yang membantumu!"
Beberapa pria besar berkumpul, Erik Luo menghela napas, meraih tangan Vivi Su, meletakkan gelang di pergelangan tangannya, dan berkata, "Hajar mereka dengan tangan ini."
Salah satu orang besar tertawa dan berkata: "Orang ini benar-benar konyol, sepertinya dia berlebihan bermain permainan, apakah dia pikir jika memakai gelang itu dapat menambah bonus serangan fisik?"
"Ha ha!"
Orang-orang tertawa terbahak-bahak, seolah-olah seperti melihat anak kecil yang sedang bermain sambil berhalusinasi.
Vivi Su juga merasa malu, melihat salah satu pria besar terbahak-bahak, amarahnya datang dari dalam hatinya, dan dia memukul dagu pria tersebut dengan tinjunya.
Cahaya keemasan samar bersinar dari gelang itu, dan energi tak terlihat memenuhi lengannya. Pria besar yang menerima pukulan tersebut pingsan di tempat.
Vivi Su terkejut secara diam-diam, meskipun dia dianggap ahli kekuatan internal, dia jelas tahu berapa besar kekuatannya, dan kekuatan pukulannya tidak mungkin begitu besar. Ini adalah efek ajaib yang dibawa oleh gelang tersebut, tampaknya gelang ini benar-benar senjata ajaib.
Pria besar lainnya berteriak dengan marah dan maju pada saat yang sama. Vivi Su mengangkat tinjunya, seolah-olah memukul beberapa bocah, dalam waktu kurang dari dua detik, semua pria besar berhasil dikalahkan dan pinsan di lantai.
Penonton tercengang, dan senyum menghina Sandi Qian mulai menegang. Dia tahu dengan jelas bahwa semua pengawalnya adalah tentara negara asing yang pernah membunuh di medan perang dan disewanya dengan bayaran yang mahal, dia tidak menyangka pengawalnya akan begitu mudah dikalahkan oleh wanita ini.
Lily dan Juliana Wu juga tercengang. Mereka melihat cahaya keemasan terpancar dari Vivi Su setelah memakai gelang itu dengan mata kepala mereka sendiri, seolah-olah Vivi telah menjadi manusia super, dan bisa jadi satu melawan sepuluh.Ternyata gelang tersebut benar-benar harta karun! Lebih dari sekedar harta, itu adalah harta yang tak ternilai!
Tapi mereka telah melewatkan kesempatan untuk mendapatkan harta karun seperti itu, membuat mereka berdua benar-benar menyesal.
Erik Luo berkata dengan acuh tak acuh: "Sandi Qian, apakah menurutmu hadiahku ini sebanding dengan makananmu?"
Ekspresi Sandi Qian sangat menyedihkan, dan dia tersenyum dan berkata: “Tentu saja sepadan, ternyata tuan adalah seorang ahli, maaf karena tidak menyadarinya.” Sandi sangat rakus ingin memiliki harta ini, karena jika dia bisa mendapatkannya, dia tidak perlu membawa pengawal lagi kedepannya.
Erik Luo tersenyum dan berkata pada Vivi Su, "Karena Sandi Qian tidak menyukainya, gelang ini untukmu saja."
“Terima kasih!” Vivi Su terkejut sekaligus bahagia. Dia tidak menyangka Erik Luo akan memberinya harta karun seperti ini, tapi dia tidak tahu kalau di dalam labu tersebut penuh dengan tumpukan senjata ajaib yang lebih kuat dari gelang ini. Bahkan Dragon Tu yang berada di sampingnya iri, dikarenakan dia pernah berhubungan dengan meditator, sehingga dia mengetahui kekuatan senjata ajaib, jadi dia juga sangat menginginkan sebuah senjata ajaib.
Tiba-tiba seorang pria yang memiliki kepala menonjol seperti rusa dan bermata sipit berjalan masuk, dan berkata sambil tertawa, "Tuan Qian benar-benar dikelilingi wanita cantik, kamu tidak berbohong padaku, memang ada cukup banyak wanita cantik di sini."
Sandi Qian langsung tertawa setelah melihat orang ini. Sebuah gagasan melintas dipikirannya, dia melangkah maju dan berkata, "Kakak Zhang, kemarilah, tadi baru saja aku menemukan sebuah harta."
Novel Terkait
After Met You
AmardaKing Of Red Sea
Hideo TakashiMy Secret Love
Fang FangLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaDoctor Stranger
Kevin WongAku bukan menantu sampah
Stiw boyMy Charming Wife
Diana AndrikaMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraLelaki Greget×
- Bab 1 Pertumpahan Darah Di Acara Pernikahan
- Bab 2 Ditindas Di Depan Makam Ibu
- Bab 3 Ancaman Adik Ipar
- Bab 4 Katakan Semuanya dengan Jelas
- Bab 5 Masa Lalu
- Bab 6 Tidak Ada Cara Untuk Menuntutnya
- Bab 7 Kecelakaan
- Bab 8 Mati Mengenaskan
- Bab 9 Penculikan
- Bab 10 Dasar Sampah
- Bab 11 Mengakui Kesalahan
- Bab 12 Aku Sedang Mencari Anakku
- Bab 13 Orang Ini Sudah Gila
- Bab 14 Kekuatan
- Bab 15 Menginjak Keluarga Han
- Bab 16 Tidurlah di Kamarku
- Bab 17 Sangatlah Kuat
- Bab 18 Pengunjung Dari Luar
- Bab 19 Indra Lao
- Bab 20 Habislah kamu
- Bab 21 Master di Aliran Huajin
- Bab 22 Duduk di Penjara
- Bab 23 Pahlawan Menggunakan Kekerasan untuk Melanggar Hukum
- Bab 24 Tidak Pernah Meleset
- Bab 25 Roda Tenaga Dalam
- Bab 26 Tiga Keluarga Terdesak
- Bab 27 Kakak Sepupu dari Luar Negeri
- Bab 28 Sekolah Bela Diri Naga Terbang
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Demi Kebebasan
- Bab 31 Night Fury
- Bab 32 Tiga Ribu Prajurit Berarmor Emas
- Bab 33 Riky Hai
- Bab 34 Lolos dari Maut
- Bab 35 Mendapatkan Keberuntungan dalam Sebuah Kemalangan
- Bab 36 Hadiah Sekadarnya
- Bab 37 Guru Besar Henglian
- Bab 38 Menguasai Beberapa Jurus
- Bab 39 Memberontak
- Bab 40 Pisau yang Sampai Sebelum Orangnya
- Bab 41 Jurus Hit The Heaven
- Bab 42 Riska
- Bab 43 Menjadi Pahlawan
- Bab 44 Apakah Kamu Sudah Puas
- Bab 45 Nama dari Sebuah Sasana
- Bab 46 Kristal Api
- Bab 47 Membuka Sekolah Bela Diri
- Bab 48 Keluarga Ye di Kota Beijing
- Bab 49 Kucabut Kedua Tanganmu
- Bab 50 Perserikatan Seni Bela Diri Galaxy
- Bab 51 Yin Yang Bersaudara
- Bab 52 Perjalanan Ke Qizhou
- Bab 53 Bakat Keluarga Tang
- Bab 54 Orang Udik
- Bab 55 Hidup dan Mati
- Bab 56 Konferensi Seni Bela Diri Dimulai
- Bab 57 Tiga Belas Guru Besar
- Bab 58 Dewa Petir Terlahir Kembali
- Bab 59 Berbakat
- Bab 60 Tanah Harta Karun Pelatihan Diri
- Bab 61 Tuan Muda Ye
- Bab 62 Tampar Muka Sendiri
- Bab 63 Menghabiskan 10 Miliar RMB
- Bab 64 Pergi ke Beijing Sekali Lagi
- Bab 65 Menikah
- Bab 66 Lancang
- Bab 67 Mengalahkan Lawan dalam Dua Serangan
- Bab 68 Tuan Besar Keluarga Ye
- Bab 69 Kekalahan
- Bab 70 Menembus Tingkatan
- Bab 71 Pisau Terbang Hitam
- Bab 72 Menghancurkan Keluarga Tang
- Bab 73 50 miliar RMB
- Bab 74 Menuntut Keadilan
- Bab 75 Pemberontakan
- Bab 76 Orang-orang Keluarga Lu Datang
- Bab 77 Adik Perguruan Lu
- Bab 78 Raja Dongbei
- Bab 79 Ancaman Tuan Besar Zhang
- Bab 80 Perjalanan Mencari Harta Karun
- Bab 81 Pembunuhan Diam-Diam yang Ceroboh
- Bab 82 Profesor Yang
- Bab 83 Master yang Tidak Berhasil Menembak
- Bab 84 Perserikatan Huseng
- Bab 85 Mengganti Wajah Baru
- Bab 86 Makan dan Minum Gratis
- Bab 87 Perbaiki Dulu Bentuk Wajahmu, Baru Bicara
- Bab 88 Pisau Terbang Membelah Biji Wijen
- Bab 89 Menuju Lop Nor
- Bab 90 Terlalu Lambat
- Bab 91 Nine Stars in Line
- Bab 92 Raja Dongbei Muncul
- Bab 93 Pintu Masuk Terbuka
- Bab 94 Senjata Suci
- Bab 95 Kesulitan Keluarga Ye
- Bab 96 Pertarungan Keras Kepala
- Bab 97 Menjadi Pelayan
- Bab 98 Hukuman dari Ketua
- Bab 99 Pesta Kelas
- Bab 100 Anak di Luar Nikah
- Bab 101 Kaya
- Bab 102 Siapa yang Berani Menyentuh Orang Keluarga Ai
- Bab 103 Berlutut dan Meminta Maaf
- Bab 104 Satu Kata untuk Pemusnahan
- Bab 105 Anak Tuhan
- Bab 106 Tidak Masuk Akal
- Bab 107 Formasi Besar
- Bab 108 Ruang Senjata
- Bab 109 Ayahku Akan Segera Tiba
- Bab 110 Musuh Hebat Berkumpul
- Bab 111 Kutukan Setan
- Bab 112 Desa Heilong
- Bab 113 Racun
- Bab 114 Melepas Kutukan
- Bab 115 Bertemu Musuh Lagi
- Bab 116 Tuan Muda Yi Ketiga
- Bab 117 Perjamuan Makan Malam Memicu Pertumpahan Darah
- Bab 118 Pembalasan Patah Tangan
- Bab 119 Menghancurkan Keluarga Yi
- Bab 120 Hanya Wanita
- Bab 121 Rantai Besi
- Bab 122 Penopang Kehidupan
- Bab 123 Gerald Yi
- Bab 124 Petir Datang
- Bab 125 Aneh
- Bab 126 Kuil Qinling
- Bab 127 Diam-Diam pergi
- Bab 128 Di Luar Dugaan
- Bab 129 Tangkap Dia
- Bab 130 Tuan Husheng Asli
- Bab 131 Jurus Iron Mountain
- Bab 132 Membantai Huseng
- Bab 133 Teknologi dan Pembinaan Bersatu
- Bab 134 Sedikit Pelajaran
- Bab 135 Lucas Mo
- Bab 136 Perjamuan Harta Karun Unik
- Bab 137 Buku Kuno
- Bab 138 Tinggalkan Celah dalam Melakukan Segala Hal
- Bab 139 Harta Kekuatan Negara
- Bab 140 Rio Ma
- Bab 141 Hukuman Berat untuk Memaksa Pengakuan
- Bab 142 Melawan Paul Lagi
- Bab 143 Memenggal Leher
- Bab 144 108 Pisau Terbang
- Bab 145 Merasakan Formasi Jimat
- Bab 246 Ada yang Menyerang Masuk
- Bab 147 Metode Rahasia
- Bab 148 Tetua Han
- Bab 149 Penyergapan
- Bab 150 Memecahkan Formasi
- Bab 151 Menyerang Kuil
- Bab 152 Tingkat Kedewaan
- Bab 153 Tetua Taishang Sudah Mati
- Bab 154 Aliran Energi Suci
- Bab 155 Tamu Terhormat
- Bab 156 Kamu Saja Bisa Kupukuli
- Bab 157 Bunga Mingshi
- Bab 158 Bukan Manusia Bumi
- Bab 159 Tingkat Dewa
- Bab 160 Samudera Pasifik
- Bab 161 Pulang ke Rumah
- Bab 162 Murid Perguruan Xinghai
- Bab 163 Ruang Teleportasi
- Bab 164 Masuk ke Gujing
- Bab 165 Kampung Tianyang
- Bab 166 Babak Final
- Bab 167 Mencari Celah
- Bab 168 Kemenangan Mutlak
- Bab 169 Memainkan Permainan dengan Sempurna
- Bab 170 Pemenang
- Bab 171 Diketahui
- Bab 172 Meratakan Istana Dewa Salju
- Bab 173 Menjadi Raja Langit (Tamat)