Lelaki Greget - Bab 80 Perjalanan Mencari Harta Karun
Wahyu Ye mengerutkan kening dan berkata: “Raja Dongbei Eddy Zhang ini sangat berambisi, tidak bisa dianggap enteng.”
“Para seniman bela diri seperti ini tidak berpikir cara yang benar, sepanjang hari hanya berpikir untuk berperang dengan negara lain, cepat atau lambat mereka hanya mencari kematian mereka sendiri, perkataan dia barusan, telah menyebabkan masalah besar bagi mereka Keluarga Zhang.”
Selama dia melaporkan apa yang barusan dikatakan oleh Rey Zhang kepada Michael Tan, dia pasti akan menyetujui untuk menghapus semua kekuasaan Keluarga Zhang, meskipun mereka tidak datang ke sini, Erik Luo pasti juga akan pergi mencari Raja Dongbei.
“Aku khawatir tidak mudah untuk diatasi.” kata Wahyu Ye sambil menepuk pundak Erik Luo dan berkata: “Keluarga Zhang mengumpulkan para seniman bela diri di seluruh Dongbei, semut bisa membunuh gajah, kamu seorang diri tidak akan bisa, Seni bela diri Galaxy juga baru saja mulai, bisa melawan musuh hanya beberapa orang saja, aku pikir jika tidak bisa akan memohon bantuan kepada bos lama kamu.”
“Ayah, kamu tenang saja, ketika aku kembali nanti, semua akan berbeda.”
Erik Luo tersenyum, dirinya telah memikirkan untuk terbang menuju Lop Nor dari tadi.
Dua hari kemudian, Erik Luo mengatur keberangkatan, dia menyuruh semua orang untuk tinggal membantu Keluarga Ye, dan dia berangkat sendiri menuju Kota Urumqi dengan pesawat terbang.
Untuk pergi ke Lop Nor, harus ke kota Urumqi, kemudian naik kereta api sampai di Kota Korla, lalu naik mobil sampai di Daerah Ruoqiang, termasuk sudah lebih dekat ke Lop Nur, perjalannya sangat rumit.
Erik Luo menyentuh labu yang ada di pinggangnya, jika dirinya bisa mencapai Tingkatan Pemusatan, dia akan bisa mengendalikan labu kuningnya untuk terbang bebas, tidak masalah untuk perjalanan ribuan mil, berharap kali ini dia dapat menemukan beberapa pertualangan dan harta karun bawah tanah.
“Permisi, bisakah kamu mengizinkan aku masuk sebentar?”
Saat menutup matanya untuk beristirahat tiba-tiba terdengar suara nyaring di telinganya, membuka matanya, melihat di sampingnya sudah berdiri seorang wanita cantik dengan pakaian keren, hidungnya lumayan tinggi, bibirnya tipis, kulitnya putih, dengan alisnya yang ramping, adalah wanita cantik dengan ciri khas barat.
Erik Luo berdiri mempersilakannya, menunggu dia masuk baru dia duduk kembali, dan bertanya dengan santai: “Penampilanmu sangat kebarat-baratan, sangat cantik, kamu orang mana?”
“Keluarga berada di Daerah Ruoqiang, namaku Vivi Su.” wanita cantik ini tersenyum, dengan ramah mengulurkan tangannya.
“Erik Luo.”
Keduanya berjabat tangan, tangan Vivi Su sangat putih, ramping dan kuat, tapi ada kapalan di telapak tangannya, ini ciri-ciri sering berlatih senjata baru ada seperti ini.
Erik Luo tersenyum, menggunakan mata tembus pandang untuk melihat ke dalam isi tasnya, di dalamnya ada telepon genggam, alat make up dan beberapa barang lainnya, tidak ada barang istimewa, dan dia tidak peduli, melanjutkan menutup mata dan beristirahat.
Vivi Su sepertinya sedikit tertarik padanya, dan bertanya: “Kamu datang ke Kota Urumqi untuk berlibur kah? Aku tahu daerah sekitar sini, aku rekomendasikan kamu untuk pergi ke Tianshan Tianchi Mountains, di sana lumayan.”
“Aku pergi ke Daerah Ruoqiang, untuk pergi mencari teman lama.”
“Benarkah? Kebetulan sekali? Kalau begitu kita bisa pergi bersama, aku sudah familiar dengan rute ini, setelah kita turun dari pesawat, kita harus naik kereta api, hari ini tidak akan sampai, harus tinggal semalam...”
Vivi Su menghitung rutenya dengan jarinya, Erik Luo mendengarkan apa yang dia katakan, berpikir bahwa dia benar-benar membutuhkan pemandu, berkata sambil tersenyum: “Karena kamu begitu familiar dengan rute ini, maka kamu yang memimpin jalan, sebagai hadiah, aku yang akan membiayai semua perjalan ini.”
“Benarkah? Kalau begitu terima kasih banyak, aku hanya seorang mahasiswa, benar-benar tidak mempunyai banyak uang.”
Gadis ini cukup terus terang, tapi Erik Luo meluhat kalung berlian biru di dalam tasnya, pasti harganya mahal, tidak tahu kenapa dia berpura-pura miskin.
Keduanya mengobrol dari waktu ke waktu, dan tak lama sampai di Kota Urumqi, keduanya keluar dari bandara, Erik Luo langsung membawa Vivi Su dengan taksi menuju Hotel Universal, memesan dua kamar, bersiap bermalam sehari, besok pergi naik kereta.
Tidak berapa lama ada yang mengetuk pintu kamarnya, Vivi Su dengan sebuah tas di tangannya menghampirinya, dengan malu berkata: “Begini, kamar mandi di kamarku tidak keluar air panasnya, orang hotel sedang memperbaikinya, bolehkah aku memakai kamar mandimu untuk mandi?”
“Tentu saja.”
Erik Luo membuka pintu mempersilakan dia masuk.
Sekarang adalah pertengahan musim panas, sangat mudah berkeringat, Vivi Su berterima kasih padanya, kemudian masuk ke kamar mandi dengan tasnya.
Erik Luo baru menyadari bahwa kaca kamar mandinya transparan, meskipun sedikit buram, tapi lekuk tubuhnya tetap dapat terlihat dengan jelas.
Wanita zaman sekarang sangat berani, Erik Luo menggelengkan kepala, menunggu di luar pintu.
Jika dia ingin lihat, sudah dari tadi dia melihat dengan mata tembus pandangnya, hanya saja dia tidak suka melakukan hal-hal buruk yang seperti itu,
Tidak butuh waktu lama, dia mendengar suara langkah kaki, Erik Luo membuka pintu, melihat Vivi Su telah mengganti pakaiannya, mengusulkan untuk pergi makan di luar, berdua bersama-sama turun pergi ke restoran hotel, restoran mewah, beberapa pria yang sedang makan melihat ke arah mereka, dan mata mereka tertuju kepada Vivi Su.
Beberapa pria ini bertubuh kekar, dengan tato di tubuhnya, kelihatannya seperti bukan orang baik.
Setelah selesai makan, Erik Luo dan Vivi Su kembali ke kamar masing-masing, dengan cepat terdengar ketukan pintu di kamar sebelahnya, Erik Luo menggunakan mata tembus pandangnya, melihat beberapa pria kekar itu sedang membuka pintu kamar Vivi Su, bergegas masuk, menutup mulut Vivi Su dan mendorongnya ke atas tempat tidur, beberapa orang tertawa: “Hari ini akan sangat puas.”
Vivi Su berjuang memberontak, menendang dua orang, dan berlari keluar pintu, tidak terduga yang lainnya juga tidak lemah, memegang tangan Vivi Su, langsung mengikatnya dengan ikat pinggang, dan merobek pakaiannya.
Vivi Su dengan marah berkata: “Kalian melakukan ini telah melanggar hukum, aku akan menuntut kalian!”
“Lihatlah ini apa?” orang di sampingnya mengeluarkan kamera dan mulai merekamnya, salah satu pria kekar sekali lagi merobek pakaian Vivi Su dan berkata: “Kamu berani lapor polisi, kami akan mengirimkan video ini kepada kerabat dan teman-temanmu, yang lain juga tidak akan hidup tenang, beri dia sedikit obat.”
Orang sebelahnya langsung melangkah maju, membuka mulut Vivi Su, memasukkan beberapa tetes obat cair ke dalam mulut Vivi Su, tidak menunggu berapa lama wajah Vivi Su memerah, dan tubuhnya mulai bergerak.
Beberapa pria kekar itu tertawa senang dan berkata: “Sekarang kamu bekerja sama dengan kami.” memegang tangan dan kaki Vivi Su secara terpisah, salah satu di antara mereka merobek roknya, kemudian langsung melompat ke atas tubuhnya.
Erik Luo melihat semua ini, memukul meja dengan pelan, melihat beberapa pria kekar itu sudah melepaskan pakaiannya, lalu dia berdiri dan berjalan keluar.
Pintu terbuka tanpa suara, beberapa pria kekar yang sedang sibuk, tiba-tiba merasa bahwa ada angin dingin dari arah belakang tubuhnya, menoleh, melihat seorang pria muda kekar bersandari di dinding, memandangi mereka seperti sedang menonton teater.
“Kamu siapa? Pergi sana!”
Salah satu dari mereka mengepalkan tangan dan memukul kepala Erik Luo, tapi Erik Luo mengulurkan tangannya meraih pergelangan tangannya dan meremas dengan keras, tulang orang itu langsung patah, merintih kesakitan di lantai.
“Siapa yang menyuruhmu datang?” kata Erik Luo terus mengerahkan kekuatan, pria kekar itu berkeringat karena merasa sakit, berteriak: “Ampun, kami mengaku salah.”
Yang lainnya berteriak dan bergeges ke arahnya, Erik Luo dengan beberapa tendangan, membuat orang-orang besar ini terjatuh ke lantai, dengan memar di dahi mereka, bahkan mereka tidak dapat berbicara sepatah kata pun.
“Aku bertanya sekali lagi, siapa yang menyuruh kalian? Banyak wanita cantik di restoran, kenapa kalian hanya mencari dia?" Tanya Erik Luo sambil menundukkan kepala orang itu, dengan energi Qi murni, mengamuk di sekujur tubuhnya.
“Ah!” orang itu menjerit kesakitan antara hidup dan mati, dengan sakit berkata: “Aku katakan, aku akan mengatakan semuanya.”
Novel Terkait
Cinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoDiamond Lover
LenaCintaku Pada Presdir
NingsiEternal Love
Regina WangMy Cold Wedding
MevitaAku bukan menantu sampah
Stiw boyLelaki Greget×
- Bab 1 Pertumpahan Darah Di Acara Pernikahan
- Bab 2 Ditindas Di Depan Makam Ibu
- Bab 3 Ancaman Adik Ipar
- Bab 4 Katakan Semuanya dengan Jelas
- Bab 5 Masa Lalu
- Bab 6 Tidak Ada Cara Untuk Menuntutnya
- Bab 7 Kecelakaan
- Bab 8 Mati Mengenaskan
- Bab 9 Penculikan
- Bab 10 Dasar Sampah
- Bab 11 Mengakui Kesalahan
- Bab 12 Aku Sedang Mencari Anakku
- Bab 13 Orang Ini Sudah Gila
- Bab 14 Kekuatan
- Bab 15 Menginjak Keluarga Han
- Bab 16 Tidurlah di Kamarku
- Bab 17 Sangatlah Kuat
- Bab 18 Pengunjung Dari Luar
- Bab 19 Indra Lao
- Bab 20 Habislah kamu
- Bab 21 Master di Aliran Huajin
- Bab 22 Duduk di Penjara
- Bab 23 Pahlawan Menggunakan Kekerasan untuk Melanggar Hukum
- Bab 24 Tidak Pernah Meleset
- Bab 25 Roda Tenaga Dalam
- Bab 26 Tiga Keluarga Terdesak
- Bab 27 Kakak Sepupu dari Luar Negeri
- Bab 28 Sekolah Bela Diri Naga Terbang
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Demi Kebebasan
- Bab 31 Night Fury
- Bab 32 Tiga Ribu Prajurit Berarmor Emas
- Bab 33 Riky Hai
- Bab 34 Lolos dari Maut
- Bab 35 Mendapatkan Keberuntungan dalam Sebuah Kemalangan
- Bab 36 Hadiah Sekadarnya
- Bab 37 Guru Besar Henglian
- Bab 38 Menguasai Beberapa Jurus
- Bab 39 Memberontak
- Bab 40 Pisau yang Sampai Sebelum Orangnya
- Bab 41 Jurus Hit The Heaven
- Bab 42 Riska
- Bab 43 Menjadi Pahlawan
- Bab 44 Apakah Kamu Sudah Puas
- Bab 45 Nama dari Sebuah Sasana
- Bab 46 Kristal Api
- Bab 47 Membuka Sekolah Bela Diri
- Bab 48 Keluarga Ye di Kota Beijing
- Bab 49 Kucabut Kedua Tanganmu
- Bab 50 Perserikatan Seni Bela Diri Galaxy
- Bab 51 Yin Yang Bersaudara
- Bab 52 Perjalanan Ke Qizhou
- Bab 53 Bakat Keluarga Tang
- Bab 54 Orang Udik
- Bab 55 Hidup dan Mati
- Bab 56 Konferensi Seni Bela Diri Dimulai
- Bab 57 Tiga Belas Guru Besar
- Bab 58 Dewa Petir Terlahir Kembali
- Bab 59 Berbakat
- Bab 60 Tanah Harta Karun Pelatihan Diri
- Bab 61 Tuan Muda Ye
- Bab 62 Tampar Muka Sendiri
- Bab 63 Menghabiskan 10 Miliar RMB
- Bab 64 Pergi ke Beijing Sekali Lagi
- Bab 65 Menikah
- Bab 66 Lancang
- Bab 67 Mengalahkan Lawan dalam Dua Serangan
- Bab 68 Tuan Besar Keluarga Ye
- Bab 69 Kekalahan
- Bab 70 Menembus Tingkatan
- Bab 71 Pisau Terbang Hitam
- Bab 72 Menghancurkan Keluarga Tang
- Bab 73 50 miliar RMB
- Bab 74 Menuntut Keadilan
- Bab 75 Pemberontakan
- Bab 76 Orang-orang Keluarga Lu Datang
- Bab 77 Adik Perguruan Lu
- Bab 78 Raja Dongbei
- Bab 79 Ancaman Tuan Besar Zhang
- Bab 80 Perjalanan Mencari Harta Karun
- Bab 81 Pembunuhan Diam-Diam yang Ceroboh
- Bab 82 Profesor Yang
- Bab 83 Master yang Tidak Berhasil Menembak
- Bab 84 Perserikatan Huseng
- Bab 85 Mengganti Wajah Baru
- Bab 86 Makan dan Minum Gratis
- Bab 87 Perbaiki Dulu Bentuk Wajahmu, Baru Bicara
- Bab 88 Pisau Terbang Membelah Biji Wijen
- Bab 89 Menuju Lop Nor
- Bab 90 Terlalu Lambat
- Bab 91 Nine Stars in Line
- Bab 92 Raja Dongbei Muncul
- Bab 93 Pintu Masuk Terbuka
- Bab 94 Senjata Suci
- Bab 95 Kesulitan Keluarga Ye
- Bab 96 Pertarungan Keras Kepala
- Bab 97 Menjadi Pelayan
- Bab 98 Hukuman dari Ketua
- Bab 99 Pesta Kelas
- Bab 100 Anak di Luar Nikah
- Bab 101 Kaya
- Bab 102 Siapa yang Berani Menyentuh Orang Keluarga Ai
- Bab 103 Berlutut dan Meminta Maaf
- Bab 104 Satu Kata untuk Pemusnahan
- Bab 105 Anak Tuhan
- Bab 106 Tidak Masuk Akal
- Bab 107 Formasi Besar
- Bab 108 Ruang Senjata
- Bab 109 Ayahku Akan Segera Tiba
- Bab 110 Musuh Hebat Berkumpul
- Bab 111 Kutukan Setan
- Bab 112 Desa Heilong
- Bab 113 Racun
- Bab 114 Melepas Kutukan
- Bab 115 Bertemu Musuh Lagi
- Bab 116 Tuan Muda Yi Ketiga
- Bab 117 Perjamuan Makan Malam Memicu Pertumpahan Darah
- Bab 118 Pembalasan Patah Tangan
- Bab 119 Menghancurkan Keluarga Yi
- Bab 120 Hanya Wanita
- Bab 121 Rantai Besi
- Bab 122 Penopang Kehidupan
- Bab 123 Gerald Yi
- Bab 124 Petir Datang
- Bab 125 Aneh
- Bab 126 Kuil Qinling
- Bab 127 Diam-Diam pergi
- Bab 128 Di Luar Dugaan
- Bab 129 Tangkap Dia
- Bab 130 Tuan Husheng Asli
- Bab 131 Jurus Iron Mountain
- Bab 132 Membantai Huseng
- Bab 133 Teknologi dan Pembinaan Bersatu
- Bab 134 Sedikit Pelajaran
- Bab 135 Lucas Mo
- Bab 136 Perjamuan Harta Karun Unik
- Bab 137 Buku Kuno
- Bab 138 Tinggalkan Celah dalam Melakukan Segala Hal
- Bab 139 Harta Kekuatan Negara
- Bab 140 Rio Ma
- Bab 141 Hukuman Berat untuk Memaksa Pengakuan
- Bab 142 Melawan Paul Lagi
- Bab 143 Memenggal Leher
- Bab 144 108 Pisau Terbang
- Bab 145 Merasakan Formasi Jimat
- Bab 246 Ada yang Menyerang Masuk
- Bab 147 Metode Rahasia
- Bab 148 Tetua Han
- Bab 149 Penyergapan
- Bab 150 Memecahkan Formasi
- Bab 151 Menyerang Kuil
- Bab 152 Tingkat Kedewaan
- Bab 153 Tetua Taishang Sudah Mati
- Bab 154 Aliran Energi Suci
- Bab 155 Tamu Terhormat
- Bab 156 Kamu Saja Bisa Kupukuli
- Bab 157 Bunga Mingshi
- Bab 158 Bukan Manusia Bumi
- Bab 159 Tingkat Dewa
- Bab 160 Samudera Pasifik
- Bab 161 Pulang ke Rumah
- Bab 162 Murid Perguruan Xinghai
- Bab 163 Ruang Teleportasi
- Bab 164 Masuk ke Gujing
- Bab 165 Kampung Tianyang
- Bab 166 Babak Final
- Bab 167 Mencari Celah
- Bab 168 Kemenangan Mutlak
- Bab 169 Memainkan Permainan dengan Sempurna
- Bab 170 Pemenang
- Bab 171 Diketahui
- Bab 172 Meratakan Istana Dewa Salju
- Bab 173 Menjadi Raja Langit (Tamat)