Lelaki Greget - Bab 169 Memainkan Permainan dengan Sempurna
Selanjutnya, Erik Luo berkompetisi di dua pertandingan lagi, dan lawan-lawannya tidak terlalu kuat, dan dia dapat mengalahkannya dengan mudah. Pertandingan pagi ini berakhir seperti ini, dia langsung membawa David Li dan yang lainnya kembali ke kediaman untuk beristirahat, setelah beberapa waktu, dia menyadari bahwa Dragon Tu, Saudara Yin dan Yang dan juga Tiga Saudara Keluarga Lei telah masuk 100 besar tanpa ketegangan apapun, pada saat itu, semua orang bisa mengatakan bahwa mereka berada di kedudukan yang sama, dan meminta permohonan agar bisa bergabung di Istana Dewa Salju.
Sore hari, 100 besar sudah ditentukan, Erik Luo telah memperlihatkan kekuatannya di babak pertama, jadi dia tidak perlu menutupinya lagi, sepanjang pertandingan, dan dia berduel dengan Yura Hua.
Hanya ada satu tempat terakhir di pertandingan ini, dan semua pilar sangkar logam disusun kembali menjadi arena yang lebih besar, agar bisa menampung jutaan orang di sekitarnya.
Arena pertandingan menjadi lebih besar dari sebelumnya, lebih besar dua kali lipat dari lapangan sepak bola, dan di kelilingi oleh tembok ditiangi besi untuk melindungi penonton, keduanya bisa bertanding tanpa henti.
Sebagian besar penonton di lapangan adalah gadis-gadis yang berteriak nama Yura Hua, sebaliknya yang mendukung Erik Luo sangat sedikit, hanya David Li dan yang lainnya mendukungnya.
Erik Luo tidak memiliki tekanan dalam pertandingan ini, meskipun lawannya adalah seorang pria muda, tapi dia merasa berada di tingkat yang sama, dirinya bisa mengalahkan lawannya.
“Dewi Beti datang!”
Tiba-tiba seseorang berteriak, dan semua penonton menoleh, melihat sosok putih dingin muncul di atas, pada saat bersamaan dengan beberapa pemuda Lima Sekte Besar, semuanya mengikuti Beti Ye.
Di samping Beti Ye ada seseorang gadis berumur sekitar tujuh belasan tahun, tatapannya penuh penasaran dan bertanya: “Kakak Beti, kamu datang untuk melihat Yura Hua kah? Hati-hati kakakku akan cemburu, dia akan segera kembali.”
Beti Ye tersenyum acuh, tidak berbicara apapun, dalam hatinya hanya ada Erik Luo, dan dia hanya ingin cepat kembali ke bumi, masalah di sini dia tidak ingin memikirkannya lagi.
Gadis cantik kecil ini tidak tenang, bertanya: “Kakak Beti, apakah kakakku tidak berarti apa-apa untukmu, dia adalah ketua di Kampung Tianyang kami, ketika waktunya tiba, kedua keluarga kami akan bergabung, tidak ada yang bisa menandingi, kamu adalah istri terhormat di Kampung Tianyang.”
Sebenarnya Beti Ye tidak suka dengan gadis cantik kecil ini, dan mengabaikannya, tatapannya terus memperhatikan Erik Luo.
Bel berbunyi, pertandingan di mulai.
Gadis cantik kecil ini kembali bertanya: “Kakak Beti, menurutmu di antara mereka siapa yang menang, aku taruhan Yura Hua, saat dia berusia 16 tahun sudah terkenal, dan selalu menjadi nomor satu di Beijing Academy, pria tua berjenggot ini bukan tandingannya, penampilannya sudah bisa menunjukkan kekuatannya.”
Akhirnya wajah Beti Ye menampilkan senyuman, dan berkata: “Keikei, kamu salah, Yura Hua pasti akan kalah.”
“Kenapa!” gadis cantik kecil itu tidak terima dengan kesal berkata: “Aku tidak percaya, aku bertaruh satu 1 juta RMB (sekitar 2 miliar rupiah), Yura Hua pasti menang, siapa yang berani bertaruh denganku!”
Yang lainnya semua tahu dia adalah putri satu-satunya pemilik Kampung Tianyang, untuk menyenangkannya, semua berkata: “Aku juga taruhan 1 juta RMB.”
“Aku juga bertaruh 1 juta RMB! Yura Hua harus menang!”
Sekejap mata, semua orang memasang taruhan, dan Keikei dengan berani berkata: “Kakak Beti, kamu juga taruhan, aku sudah mengeluarkan uang sakuku yang sudah aku tabung bertahun-tahun untuk taruhan, semuanya menunggumu untuk ikut taruhan juga.”
Beti Ye tersenyum dan berkata: “Aku taruhan Erik Luo menang.”
Keikei menghitung para penonton di tempat kejadian dan berkata: “Wah, Kakak Beti, hanya ada tiga orang yang bertaruh Yura Hua akan kalah, kalau dia benar kalah, kalian bertiga akan menang banyak.”
Beti Ye tidak peduli akan kalah atau menang berapa banyak, bagaimanapun Erik Luo harus menang.
Bel berbunyi, pertandingan dimulai, Yura Hua menunjukkan senyuman, dan penonton sekeliling berteriak, baru kemudian dia perlahan-lahan mengeluarkan pisau panjang berbentuk aneh dari cincin di tangannya.
Pisau ini berbentuk bulat, dengan mata pisau menghadap keluar, terlihat seperti pecahan piring.
“Ini adalah Pisau Reinkarnasi Yura Hua!”
Para penonton sekeliling penuh suara, banyak gadis mengekspresikan kegembiraan di wajah mereka, mereka telah menonton video pertarungan Yura Hua, saat dia menunjukkan Pisau Reinkarnasi sangat berwibawa, kekuatannya sangat kuat, dan banyak anak muda menirunya.
“Pisau Reinkarnasi!”
Yura Hua memutar pisau di tangannya dua kali, tiba-tiba meledakkan aura yang mengejutkan, membuat para penonton terdekatnya menjadi ketakutan.
Erik Luo mengeluarkan Pedang Thundernya, ujung pedangnya mengarah ke tanah dengan miring, kelihatannya tidak terlalu hebat. Untuk menghindari menyakiti penonton, dia tidak menggunakan pisau terbangnya, berencana menggunakan Pedang Thundernya untuk melawan Yura Hua.
Para penonton di sekitar melihat bahwa Erik Luo kurang bersemangat, dan mulai memakinya.
Yura Hua tertawa dan berkata: “Sepertinya semua orang tidak terlalu berharap kepadamu, lihatlah!”
Roda di tangannya tiba-tiba terbang ke arahnya, berubah dari satu menjadi dua, dua menjadi empat, dan telah menjadi tidak terhitung saat terbang di depannya.
Erik Luo dapat melihat bahwa kebanyakan dari mereka adalah hantu, diantaranya hanya ada satu yang merupakan Pisau Reinkarnasi asli, mengayunkan pedangnya, terdengar suara benturan pisau, Pisau Reinkarnasi ditebasnya, dan terbang kembali ke tangan Yura Hua.
Yura Hua menyembunyikan senyumannya, mengangguk dan berkata: “Aku akan mengeluarkan kehebatanku.”
“Terserah kamu!”
Erik Luo mengayunkan Pedang Thundernya, tiba-tiba langit muncul suara petir, semua penonton menolehnya, melihat ke langit di selimuti oleh awan gelap terbang dari cakrawala seperti air pasang, dan mereka terkejut: “Jurus petir? Begitu kuatkah jurus petir ini?”
Kemudian mereka menyadari bahwa awan gelap itu telah menyelimuti seluruh langit, tanpa batas, dalam sekejap mata langit berubah menjadi warna kuning gelap.
Diiringi suara guntur di langit, beberapa orang penakut diam-diam pergi, takut petir itu akan menyakiti mereka sendiri.
Ekspresi wajah Yura Hua sedikit berubah, dan Pisau Reinkarnasi di tangannya, sekujur tubuhnya diselimuti cahaya seputih salju dari pisau itu, angin kencang menyapu langit dan bumi, semua pertapaan terendah berlari ke belakang untuk bersembunyi.
Banyak orang terkejut dan berkata: “Ini bukankah Scorching Sun Eliminate Snow? Ternyata di babak pertama Yura Hua langsung mengeluarkan jurus ini?”
Keikei yang berada di atas, wajahnya langsung berubah dan berkata: “Gawat, Yura Hua langsung menggunakan jurus sehebat ini, kalau kalah, maka itu sama sekali bukan lawan pecundang ini.”
“Kemarilah!”
Sekujur tubuh Yura Hua tampaknya berubah menjadi matahari yang menyilaukan, dan tiba-tiba menyerang Erik Luo.
Pisau Reinkarnasi tidak berhenti bergerak di hadapannya, kelihatannya menawan, sebenarnya itu adalah penggiling daging, jika semua orang bersentuhan dengan sinar matahari kecil itu akan berubah menjadi daging cincang, hingga diberi gelar Scorching Sun Eliminate Snow.
Erik Luo berdiri di tempatnya tidak bergerak sama sekali, dengan pelan-pelan mengayunkan Pedang Thundernya, dan ujung pedangnya menatap langit.
Duarr!
Setelah terdengar suara keras, guntur dan kilat yang tidak terhitung jumlahnya jatuh dari langit, berkumpul di ujung Pedang Thundernya, bajunya terhembus angin, sekujur tubuhnya dipenuhi dengan cahaya listrik, seolah-olah dewa petir datang ke dunia.
Banyak orang yang merasa ketakutan, berpikir kekuatannya sangat luar biasa.
Yura Hua merasa tidak berdaya, sekarang dia baru tahu bahwa ada celah di antara mereka, tapi sudah terlambat.
Pedang Thunder yang ada di tangan Erik Luo, pada saat kritis seperti ini dia mengumpulkan seluruh energi petir, dan menyisakan sepersepuluh saja.
Novel Terkait
You're My Savior
Shella NaviCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinIstri kontrakku
RasudinIstri Pengkhianat
SubardiAdieu
Shi QiLelaki Greget×
- Bab 1 Pertumpahan Darah Di Acara Pernikahan
- Bab 2 Ditindas Di Depan Makam Ibu
- Bab 3 Ancaman Adik Ipar
- Bab 4 Katakan Semuanya dengan Jelas
- Bab 5 Masa Lalu
- Bab 6 Tidak Ada Cara Untuk Menuntutnya
- Bab 7 Kecelakaan
- Bab 8 Mati Mengenaskan
- Bab 9 Penculikan
- Bab 10 Dasar Sampah
- Bab 11 Mengakui Kesalahan
- Bab 12 Aku Sedang Mencari Anakku
- Bab 13 Orang Ini Sudah Gila
- Bab 14 Kekuatan
- Bab 15 Menginjak Keluarga Han
- Bab 16 Tidurlah di Kamarku
- Bab 17 Sangatlah Kuat
- Bab 18 Pengunjung Dari Luar
- Bab 19 Indra Lao
- Bab 20 Habislah kamu
- Bab 21 Master di Aliran Huajin
- Bab 22 Duduk di Penjara
- Bab 23 Pahlawan Menggunakan Kekerasan untuk Melanggar Hukum
- Bab 24 Tidak Pernah Meleset
- Bab 25 Roda Tenaga Dalam
- Bab 26 Tiga Keluarga Terdesak
- Bab 27 Kakak Sepupu dari Luar Negeri
- Bab 28 Sekolah Bela Diri Naga Terbang
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Demi Kebebasan
- Bab 31 Night Fury
- Bab 32 Tiga Ribu Prajurit Berarmor Emas
- Bab 33 Riky Hai
- Bab 34 Lolos dari Maut
- Bab 35 Mendapatkan Keberuntungan dalam Sebuah Kemalangan
- Bab 36 Hadiah Sekadarnya
- Bab 37 Guru Besar Henglian
- Bab 38 Menguasai Beberapa Jurus
- Bab 39 Memberontak
- Bab 40 Pisau yang Sampai Sebelum Orangnya
- Bab 41 Jurus Hit The Heaven
- Bab 42 Riska
- Bab 43 Menjadi Pahlawan
- Bab 44 Apakah Kamu Sudah Puas
- Bab 45 Nama dari Sebuah Sasana
- Bab 46 Kristal Api
- Bab 47 Membuka Sekolah Bela Diri
- Bab 48 Keluarga Ye di Kota Beijing
- Bab 49 Kucabut Kedua Tanganmu
- Bab 50 Perserikatan Seni Bela Diri Galaxy
- Bab 51 Yin Yang Bersaudara
- Bab 52 Perjalanan Ke Qizhou
- Bab 53 Bakat Keluarga Tang
- Bab 54 Orang Udik
- Bab 55 Hidup dan Mati
- Bab 56 Konferensi Seni Bela Diri Dimulai
- Bab 57 Tiga Belas Guru Besar
- Bab 58 Dewa Petir Terlahir Kembali
- Bab 59 Berbakat
- Bab 60 Tanah Harta Karun Pelatihan Diri
- Bab 61 Tuan Muda Ye
- Bab 62 Tampar Muka Sendiri
- Bab 63 Menghabiskan 10 Miliar RMB
- Bab 64 Pergi ke Beijing Sekali Lagi
- Bab 65 Menikah
- Bab 66 Lancang
- Bab 67 Mengalahkan Lawan dalam Dua Serangan
- Bab 68 Tuan Besar Keluarga Ye
- Bab 69 Kekalahan
- Bab 70 Menembus Tingkatan
- Bab 71 Pisau Terbang Hitam
- Bab 72 Menghancurkan Keluarga Tang
- Bab 73 50 miliar RMB
- Bab 74 Menuntut Keadilan
- Bab 75 Pemberontakan
- Bab 76 Orang-orang Keluarga Lu Datang
- Bab 77 Adik Perguruan Lu
- Bab 78 Raja Dongbei
- Bab 79 Ancaman Tuan Besar Zhang
- Bab 80 Perjalanan Mencari Harta Karun
- Bab 81 Pembunuhan Diam-Diam yang Ceroboh
- Bab 82 Profesor Yang
- Bab 83 Master yang Tidak Berhasil Menembak
- Bab 84 Perserikatan Huseng
- Bab 85 Mengganti Wajah Baru
- Bab 86 Makan dan Minum Gratis
- Bab 87 Perbaiki Dulu Bentuk Wajahmu, Baru Bicara
- Bab 88 Pisau Terbang Membelah Biji Wijen
- Bab 89 Menuju Lop Nor
- Bab 90 Terlalu Lambat
- Bab 91 Nine Stars in Line
- Bab 92 Raja Dongbei Muncul
- Bab 93 Pintu Masuk Terbuka
- Bab 94 Senjata Suci
- Bab 95 Kesulitan Keluarga Ye
- Bab 96 Pertarungan Keras Kepala
- Bab 97 Menjadi Pelayan
- Bab 98 Hukuman dari Ketua
- Bab 99 Pesta Kelas
- Bab 100 Anak di Luar Nikah
- Bab 101 Kaya
- Bab 102 Siapa yang Berani Menyentuh Orang Keluarga Ai
- Bab 103 Berlutut dan Meminta Maaf
- Bab 104 Satu Kata untuk Pemusnahan
- Bab 105 Anak Tuhan
- Bab 106 Tidak Masuk Akal
- Bab 107 Formasi Besar
- Bab 108 Ruang Senjata
- Bab 109 Ayahku Akan Segera Tiba
- Bab 110 Musuh Hebat Berkumpul
- Bab 111 Kutukan Setan
- Bab 112 Desa Heilong
- Bab 113 Racun
- Bab 114 Melepas Kutukan
- Bab 115 Bertemu Musuh Lagi
- Bab 116 Tuan Muda Yi Ketiga
- Bab 117 Perjamuan Makan Malam Memicu Pertumpahan Darah
- Bab 118 Pembalasan Patah Tangan
- Bab 119 Menghancurkan Keluarga Yi
- Bab 120 Hanya Wanita
- Bab 121 Rantai Besi
- Bab 122 Penopang Kehidupan
- Bab 123 Gerald Yi
- Bab 124 Petir Datang
- Bab 125 Aneh
- Bab 126 Kuil Qinling
- Bab 127 Diam-Diam pergi
- Bab 128 Di Luar Dugaan
- Bab 129 Tangkap Dia
- Bab 130 Tuan Husheng Asli
- Bab 131 Jurus Iron Mountain
- Bab 132 Membantai Huseng
- Bab 133 Teknologi dan Pembinaan Bersatu
- Bab 134 Sedikit Pelajaran
- Bab 135 Lucas Mo
- Bab 136 Perjamuan Harta Karun Unik
- Bab 137 Buku Kuno
- Bab 138 Tinggalkan Celah dalam Melakukan Segala Hal
- Bab 139 Harta Kekuatan Negara
- Bab 140 Rio Ma
- Bab 141 Hukuman Berat untuk Memaksa Pengakuan
- Bab 142 Melawan Paul Lagi
- Bab 143 Memenggal Leher
- Bab 144 108 Pisau Terbang
- Bab 145 Merasakan Formasi Jimat
- Bab 246 Ada yang Menyerang Masuk
- Bab 147 Metode Rahasia
- Bab 148 Tetua Han
- Bab 149 Penyergapan
- Bab 150 Memecahkan Formasi
- Bab 151 Menyerang Kuil
- Bab 152 Tingkat Kedewaan
- Bab 153 Tetua Taishang Sudah Mati
- Bab 154 Aliran Energi Suci
- Bab 155 Tamu Terhormat
- Bab 156 Kamu Saja Bisa Kupukuli
- Bab 157 Bunga Mingshi
- Bab 158 Bukan Manusia Bumi
- Bab 159 Tingkat Dewa
- Bab 160 Samudera Pasifik
- Bab 161 Pulang ke Rumah
- Bab 162 Murid Perguruan Xinghai
- Bab 163 Ruang Teleportasi
- Bab 164 Masuk ke Gujing
- Bab 165 Kampung Tianyang
- Bab 166 Babak Final
- Bab 167 Mencari Celah
- Bab 168 Kemenangan Mutlak
- Bab 169 Memainkan Permainan dengan Sempurna
- Bab 170 Pemenang
- Bab 171 Diketahui
- Bab 172 Meratakan Istana Dewa Salju
- Bab 173 Menjadi Raja Langit (Tamat)