Istri ke-7 - Bab 132 Rencana Tidak Bisa Mengikuti Perubahan (2)

“Baik.” Claudius mengiyakan.

Hidangan yang enak terus saja diantarkan, setiap masakannya enak dan menggoda, Shella melihat Claudius memotong sebuah steak dan memakannya, lalu dia bergegas bertanya, “Enakkah?”

“Lumayan, kamu juga makan.” Claudius menganggukkan kepalanya, dan memotong sepotong kepada Shella, Shella membuka mulut dan memakannya, seusai makan, dia tersenyum dan berkata, “Aku yang memilih bahan dasarnya lho.”

“Hmm, untuk berterimakasih terhadap persiapanmu malam ini, cheers.” Claudius mengoyangkan gelas di depan Shella.

Shella sangat berharap Claudius cepat mabuk, dia tentu saja tidak akan menolaknya, dia langsung mengangkat gelas dan minum dengannya, dan menghapus mulutnya.

Ditemani dengan musik yang merdu, makan malam mereka romantis dan harmoni, Shella bahkan mengajak Claudius untuk menari, dan Claudius ternyata tidak menolaknya.

Shella sangatlah senang, setelah lagu selesai, dia berhenti dan bersandar di pelukan Claudius, lalu mengambil segelas wine yang sudah dia persiapkan dari tadi untuk menyuap Claudius.

Claudius menatapi wine ditangannya dia meminum setengahnya dan meletakkan setengahnya dimulut Shella dan berkata dengan suara seksi, “Sayang, untuk apa aku minum sendiri, kita minum bersama saja......”

Nafasnya dihembuskan ditelinga Shella, rasa geli merambat di sekujur tubuhnya, dia seakan-akan terhipnotis, dan langsung meminum setengah gelasnya lagi.

Claudius meletakkan gelas diatas meja, lalu bertanya, “Apakah kamu mau makan sesuatu lagi?”

“Baik.” Shella bersenyum kepadanya dan kembali ketempat duduk.

Shella menatapi Claudius melewati sinar lilin, dibawah cahaya lilin, setengah muka Claudius tidak terlihat, itu lebih menggoda daripada biasanya.

Entah karena tergoda oleh gantengnya atau mungkin karena wine itu tadi, Shella punya pemikiran untuk pergi dan tidur dengannya.

Wine itu sudah dipersiapkan dari tadi, dia menambahkan banyak benda lain, karena takut ketahuan oleh Claudius, Shella menunggu hingga Claudius sedikit mabuk baru memberikannya wine itu.

Meskipun hanya setengah gelas, Shella pikir Claudius juga tidak bisa kabur darinya malam ini.

Malam ini Claudius ditakdirkan untuk menjadi milik dirinya!

Setelah berpikiran hingga sini, Shella tidak tahan dan tersenyum.

“Ada apa? Apa yang membuatmu begitu senang?” Tatapan Claudius merambat melalui cahaya lilin.

“Tidak ada apa-apa, aku sangat senang bisa makan malam bersama Tuan Muda.” Shella berdiri dari kursi, dan berjalan kehadapan Claudius, dia duduk diatas pahanya dan menciuminya, “Tuan Muda, apa yang harus kita lakukan selanjutnya?”

Dia merasakan perubahan dalam tubuhnya, sedikit demi sedikit menjadi panas, dia percaya tubuh Claudius juga sedang mengalami perubahan karena porsi yang mereka minum itu sama.

“Apa yang ingin kamu lakukan?” Claudius mengangkat tangannya dan bergeser melewati dadanya dan berhenti di pinggangnya.

Jarinya mencongkelnya, baju tidur Shella terbuka, badannya yang seksi dan menggoda muncul dihadapannya.

Yang dipakai Shella adalah pakaian dalam yang dibelinya waktu itu, dia telah sendirian begitu lama, hari ini dia akhirnya bisa menggunakannya.

Claudius menatapi badannya yang menggoda, bibirnya bergesek di pipinya, dan berbisik kepadanya, “Malam ini dengan susah payah aku mengosongkan waktu untuk menemanimu, bagaimana caranya kamu membalasku?”

“Kamu ingin balasan apa dariku?” nafas Shella terengah-engah, keinginan didalam tubuhnya semakin kuat.

“Kamu harus menemaniku semalaman!”

“Baik......” Shella menganggukkan kepalanya tanpa berpikir banyak, ini justru yang diinginkannya!

“Jadi bagaimana permainan kita nanti? Disini? Di ruang tamu? Atau di kamar mandi? Atau mungkin di......”

“Aku mau disemua tempat.” Shella menempelkan badannya dan mulai mengesekkannya di badan Claudius, senyumannya menggoda.

Claudius mencubit pahanya dengan kuat, lalu berkata, “Aku tidak sekuat itu.”

Shella malah memegang pipi Claudius lalu menciumnya, “Kamu bisa, aku yakin kamu bisa, Tuan Claudius.”

Seusai berkata, Shella menundukkan kepalanya dan mencoba mencium lebih dalam lagi, namun Claudius mengelak dan mengendongnya lalu membawanya ke kamar tidur.

Dia tidak menyalakan lampu, setelah meletakkan Shella dengan lembut diatas tempat tidur, tangannya meraba dada Shella, lalu berbisik ditelinganya, “Sayangku, tunggu aku sebentar.”

Cahaya dari ruang tamu merambat masuk kedalam, dan memancari muka mereka berdua, Shella menganggukkan kepalanya, rasa panas dalam tubuhnya sudah menelan semua inderanya, dia merasa sekujur tubuhnya enak.

Setelah Claudius keluar, dia merintih sendirian didalam kamar, badannya disusutkan dan terus berkata, “Claudius.......aku kangen denganmu, kamu cepat kembali, Claudius......”

Hingga pintu kembali dibuka dan tertutup rapat lagi, Shella sudah kehilangan akal sehat.

Dia segera bangkit dari kasur dan berlari menabrak kearah orang itu, dan tepat dalam pelukannya, tubuh penuh otot, dan telanjang merupakan godaan yang mematikan baginya.

Setelah itu, badannya didorong hingga ke pojok, mulut dan badannya kehilangan kendali.

Tenaga orang ini sangatlah besar, ketika menciuminya seakan ingin menelannya kedalam perutnya, dan tangannya merangkul pinggang Shella, tangan satunya lagi merobek sisa baju yang melekat pada Shella, lalu mereka menuju topik utama.

Tidak ada foreplay, Shella kesakitan, sambil beradaptasi dengan orang ini, dia sambil berkata, “Claudius, pelan sedikit......”

Punggung nya menekan dinding yang dingin, gesekannya membuatnya sakit, dia tidak pernah mengetahui bahwa ketika Claudius melakukan hal seperti ini akan begitu kasar, ini sungguh berbeda dengan dia pada biasanya.

Namun Shella menyukainya, dan membalasnya dengan kasar juga, rasa sakit dan senang bersamaan.

Namun orang itu seakan tidak mendengar permohonannya, dia tidak merasakan rasa tidak enaknya, dan berbalik mendorong Shella keatas kasur dan menekannya.

Tetap adalah gerakan yang kasar, bahkan sama sekali tidak mempedulikan teriakan sakitnya, didalam kegelapan, Shella terkadang teriak karena sakit, terkadang karena senang bersamaan dengan nafasnya yang sudah terengah-engah.

Claudius meninggalkan Golflake sendirian, mobilnya tidak melaju dengan cepat, karena tidak ada tujuan.

Keringat dingin mengalir dari keningnya, ac dengan suhu paling dingin saja tidak bisa menekan rasa panas dalam tubuhnya, dia menghirup nafasnya dalam-dalam lalu menurunkan kaca mobil.

Seketika didalam mobil penuh dengan udara sejuk yang terus menghempas rambut dan pakaiannya, namun ini juga sama sekali tidak bisa menurunkan suhu badannya.

Makian muncul dari mulutnya, dia berpikir seberapa banyak porsi yang ditaruh oleh wanita itu? Baru setengah gelas saja dirinya sudah tidak tahan, jika dia menghabiskan satu gelas itu, maka mungkin dirinya tidak bisa keluar dari pintu Golflake.

Dan suhu tubuhnya semakin lama semakin tinggi, sama sekali tidak terlihat akan turun.

Claudius menghentikan mobil dipinggir jalan, dan tangannya memegang stir dengan erat.

Dasar wanita jahat!

Disaat yang bersamaaan, Shella yang juga minum setengah gelas sudah mendapatkan pelampiasan.

Novel Terkait

Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu