Istri Direktur Kemarilah - Bab 36 Merangkak

Bab 36 Merangkak

“Tuan—” Jack bergegas kemari dengan lari: “nyonya… nyonya hilang.”

“Hilang!?”

Tidak heran lagi kenapa dia bisa dengan begitu mudah memberikan handphone!

Ternyata dia ingin mengalihkan perhatian orang-orang, biar gampang melarikan diri!

Wanita ini bahkan melarikan diri untuk menghindari check-up kesehatan untuk kehamilan!?

Alasannya hanya karena ingin melindungi Kenny Hermawan?

Dia paling benci dibohongi, tapi wanita ini malah demi melindungi Kenny, dan untuk tidak hamil, berkali-kali membohonginya…

Rahim lemah dan lain-lain, semuanya palsu! Dia berani bersekongkol dengan Kenny untuk membohonginya!

Kruankk--

Meja makan dibanting oleh Denis, gelas kaca dan piring porselen pecah menjadi puluhan bagian, semua serpihan itu ditimpa oleh meja yang terbalik, kelopak bunga bakung lembah berjatuhan di lantai, botol anggur merah terbelah menjadi dua bagian, anggur merah mengalir bersebaran di lantai, taplak meja putih dinodai menjadi warna merah.

Leni Septiani menahan kehendaknya yang ingin berteriak karena terkejut, entah karena kedinginan atau ketakutan, wajahnya pucat disertai dengan bibir yang terus bergemetar, saat ini seluruh tubuh Denis diselimuti kemarahan, emosinya sangat menyeramkan, apalagi ekspresinya yang begitu ganas tak terkalahkan, matanya yang merah bagai binatang buas yang marah.

“Temukan dia!”

Mendapatkan perintah itu, pengawal dengan cepat melakukan pencarian.

“Aku segera kirimkan satpam keamanan untuk ikut mencari juga!” Leni menampakkan bertindak luwes, melihat Denis diam saja, dia pun yakin akan idenya sendiri, balik badan dan memerintahkan beberapa kata ke pelayan.

“Keluarkan rekaman CCTV.” Jack merespon ‘iya’ kemudian segera pergi, tapi dipanggil oleh Denis lagi: “bawa aku ke ruangan CCTV!”

Sambil berkata, Denis sudah sambil melangkahkan kaki panjangnya, Leni lari mengikuti langkah Denis dan menunjukkan jalan: “tuan Salim, aku antarkan anda.”

Denis sekilas meilirik Leni dengan tajam: “Minggir!”

Jack menarik Leni, kemudian dia sendiri yang memandu jalan.

Leni tidak berdiri stabil dan terjatuh ke tepi jalan, menggertakkan gigi dengan ganas, melihat punggung Denis dengan sebal.

Sesuai dugaan, bukan Denis yang meminta Sheila untuk foto, dia hampir ditipu perempuan sialan itu…

Dan ketika Denis mengetahui dirinya dipotret diam-diam, bahkan marah hingga membanting meja, terlihat sekali betapa bencinya dia dengan masalah foto, memangnya kenapa walau dia adalah Nyonya muda Salim?

Sama saja tidak bisa lepas dari nasib buruk ini.

Otak, sudah muncul adegan-adegan Sheila Wijaya ditangkap, berlutut di lantai, serta adegan Denis memerintah orang untuk menamparnya, adegan menarik seperti ini, dia harus bisa memotretnya secara diam-diam, mengirimkannya ke grup teman-teman sekolah, cukup untuk menjadi bahan lawakan bertahun-tahun.

Dan juga, dia pasti akan mengirimkannya ke Yuna Sinai, sekalian mengambil hati ‘calon Nyonya muda Salim’…

“Manajer Leni__” beberapa pelayan berlari dengan terengan-engah: “ada orang yang melihat Nyonya Salim di taman belakang…”

“Ayo.” Leni memijak kakinya pada sepatu hak tinggi, memimpin pelayan menuju taman belakang.

......

Sekarang adalah musim semi, di taman belakang hotel GH Universal, berbagai jenis pohon bunga mahal bermekaran, menyebarkan aroma yang menyenangkan, membuat kupu-kupu berdansa.

Sheila melompat dari jendela toilet, melihat peta hotel, hanya perlu menerobos taman ini, sudah bisa keluar dari hotel melalui pintu belakang.

Sibuk berjalan mencari jalan keluar, celananya tiba-tiba terjerat sesuatu, menundukkan kepala, mawar Juliet merah darah yang berduri.

Mengernyitkan alis.

Tiba-tiba muncul suatu firasat buruk, firasat ini membuatnya tidak bisa menahan kecemasan dan panik, dia tidak tega merusak bunga itu, jadi dia pun dengan sabar menyampingkan bunga itu, tangan tiba-tiba ditarik kembali dengan kencang, refleks segera menghempaskan bunga itu.

Duri di tangkai bunga itu keras dan tajam, jari yang tertusuk kesakitan mengalir darah.

Seperti yang diketahui, mawar memang elok nan bagus, tapi berduri, tadinya Sheila masih merasa dirinya sendiri beruntung, sekarang hatinya tegang tak terkendali.

Sesuatu semakin membuktikan firasat buruk itu, cincin Kenny memang longgar di tangannya, ditambah dengan berat berlian.

Ketika tadi saat tangan mengayun kuat, cincin itu, juga terhempaskan!

Cincin yang terjatuh mengeluarkan suara kecil di saat bersentuhan dengan lantai.

Melihat ke arah datangnya suara, sebidang rumput kuda yang luas, bentuk gigi bersusun, setinggi pergelangan kaki, rumput itu harus dibuka baru bisa terlihat hingga akarnya.

Sheila hampir menggunakan kedua tangan dan kakinya, saat membuka rumput, ujung rumput yang tajam bergesekan di telapak tangannya, agak gatal, matahari di siang hari juga tidak nganggur, memanggang punggung Sheila.

Bidang rumput yang begitu luas, saat ini angin berhembus kemari, dedaunan berderit-derit, rumput juga bergerak sesuai arah angin, bayangan bergerak di bawah pancaran sinar matahari, terlihat bayangan beberapa orang.

Tidak lama kemudian, beberapa kekuatan menariknya dengan kuat dan cepat, segera menahannya.

Dilanjutkan dengan suara ketukan sepatu hak tinggi hitam yang melangkah ke arah dia.

“Kamu lagi?!” Sheila dengan tidak senang mengerutkan alis.

Angin meniup rambut Leni Septiani menjadi berantakan, bibir merah retro terpisah, bagai vampir perempuan.

Terlihat dia senyum rendah, berkata: “iya, aku lagi, bagaimana? Kaget tidak? Terkejut tidak?”

“Apa yang kamu lakukan? Aku sudah berikan handphone, apa lagi yang kamu mau?”

“Aku tidak mau apa-apa, Tuan Salim mendengar dirinya difoto kamu, sangat marah, sedang mencari kamu dimana-mana!”

“……”

“Takut?” “Awalnya aku mengira Tuan Salim akan memaafkanmu karena hubungan kalian sebagai suami istri, tidak sangka, kamu begitu tidak disayang, sudah keluargamu dikacaukan oleh orang ketiga, sekarang malah membuat suamimu marah karena diam-diam foto bukti perselingkuhan dia, Sheila oh Sheila, aku bahkan merasa malu jika jadi kamu…”

“Leni Septiani, apakah hari ini kamu lupa memakan obat? Penyakit jiwamu begitu parah, atur dirimu sendiri, aku peringatkan kamu untuk lepaskan aku!”

“Lepaskan kamu? kamulah yang sakit jiwa!” Leni melangkah perlahan-lahan mendekati Sheila: “walaupun aku baik hati melepaskanmu, Tuan Salim juga tidak akan mungkin melepaskanmu, aku saranin kamu lebih baik jangan melawan.”

“Aku sudah bilang, aku tidak curi foto, handphone ada di kamu, kalau tidak percaya, kamu boleh saja lihat sendiri.”

“Menyuruhku lihat handphonemu, kemudian menuduhku melanggar privasi? Aku tidak sebodoh itu.”

“Sepertinya, kamu tidak hanya bodoh, juga penyakitan berkhayal semua orang ingin melukaimu!”

“Kamu!!” Leni mengepal erat tangannya, berusaha menahan diri: “tunggu Tuan Salim kemari, akan ku lihat apakah kamu masih bisa sesombong ini.”

“Lepaskan aku, aku akan mencari dia sendiri.”

“Lalu, menggunakan kesempatan ini untuk melarikan diri lagi, benarkan?”

“……”

“Kamu begitu ingin pergi, begitu takut Tuan Salim, sebagai teman kelas lama, aku bukan tidak bisa bantu…”

“Apa yang kamu mau!?”

Leni tertawa seram, menarik rok sempitnya ke atas, menampakkan pahanya yang putih bagai salju, mengangkangkan kakinya: “merangkaklah lewat sini.”

Bibir merah membentuk senyuman sombong, sepertinya dia telah pasti bahwa Sheila tidak berani melakukan itu…

Tentunya, lebih bagus kalau Sheila berani, dia paling senang melihat Sheila bersikap malang dan tersiksa, namun masih berusaha kelihatan tenang…

Para pelayan di tempat kaget, meskipun Leni biasanya bersikap sombong di hotel, tapi dia termasuk orang yang menggertak lemah namun takut yang kuat, orang di hadapan ini adalah Nyonya muda Salim, dia malah berani menyuruh Nyonya muda Salim merangkak melalui selangkangannya!

Apakah dia gila?

Walaupun Nyonya Salim ini tidak disukai oleh Tuan Salim, namun mereka tetap suami istri yang sah secara hukum…

Tapi Leni selalu memamerkan di depan mereka setiap hari, beberapa hari yang lalu, koran memberitakan bahwa Yuna Sinai akan menggantikan posisi Nyonya muda Salim, Leni begitu bangga menyebutkan bahwa dirinya adalah sahabat baik Yuna.

Jangan-jangan rumor itu benaran? Ada Yuna sebagai pembela Leni, makanya dia berani bersikap begitu terhadap Nyonya muda Salim?

Sheila memelototi wajah Leni yang amat sombong, mencibir dan tersenyum dingin: “lepaskan!”

Pelayan terkejut dan takut dengan reaksinya, segera melepaskan tangan.

Sheila mengangkat sudut bibir membentuk senyuman, sambil mendekati Leni, sambil berkata: “hanya perlu melewati selangkanganmu?”

“Tentu saja, jangan banyak omong, cepat merangkak kalau mau.” Wajah Leni yang congkak-bongak mendekati Sheila: “merangkak lewat sini, mana tahu bisa mendapatkan keberuntungan.”

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu