Husband Deeply Love - Bab 73 Total lima ratus juta!
Di hari kedua.
Vheren masih belum bangun dari tidurnya, ponselnya berdering, sambil mengernyitkan dahi dia meraba-raba ponsel yang berada di samping ranjang, melihat nomor yang tidak di kenal buru-buru dia menutupnya.
Namun lewat beberapa menit kemudian, ponselnya berdering lagi.
Vheren masih merasa salut pada semangat orang tersebut yang tidak henti-hentinya menelepon!
Dia tidak merespon, Gilbert yang di dekatnya terbangun oleh nada dering ponsel yang berisik.
Bagian bawah tubuhnya hanya terbalut sehelai handuk, dengan alis mengkerut dia berjalan ke sisi ranjang Vheren, dan mengambil ponsel yang ada di genggaman Vheren.
Vheren mendadak merasa sisi ranjangnya melekuk, sekali membalikkan badan dia termangu melihat lengan Gilbert, dan memeluknya.
Tadinya Gilbert mengira itu adalah suara alarm Vheren, namun sekali dilihat muncul nomor telepon di layar dan urat di dahinya berdenyut terus.
Dia membiarkan Vheren menarik dirinya ke atas ranhjang, dengan alis mengkerut dia menerima telepon tersebut.
“Vheren, ini nenek, kemarin dengar dari paman pertama katanya kamu sudah pulang? Ada waktu datanglah ke rumah, hari ini nenek akan menjamu kamu.”
“Dia lagi tidur!”
Gilbert mendengar suara di seberang ada sedikit nada yang berusaha bersikap baik, menunduk dan melihat wanita yang sedang tergulung di pelukannya, dan berkata dengan pelan.
Orang di seberang sana tampaknya terdiam sesaat, segera terdengar suara yang tidak begitu jelas karena berisik.
“Aku akan mengirimkan alamat untukmu, malam ini nenek akan menunggumu pulang!”
Gilbert masih belum sempat merespon, teleponnya sudah ditutup.
“Telepon dari siapa?”
Vheren menutup wajahnya ke dalam selimut, dengan suara rendah dan rendam bertanya.
“Katanya nenek kamu, agar kamu malam ini pulang untuk makan.”
Kata Gilbert sambil membiarkan Vheren meringkuk di tubuhnya, lalu Vheren dengan tidak bersedia menggeliatkan badannya.
“Katakan padanya, aku tidak mau pergi!”
Jawab Vheren masih dengan mata tertutup.
Kesan Vheren terhadap nenek tidak begitu baik, sewaktu kecil dia beberapa kali ikut ayahnya pulang, masih belum sampai ke pintu masuk, sebuah gelas sudah dipecahkan di samping kakinya.
Lalu dia baru tahu orang tua tersebut memiliki sifat lebih mementingkan anak laki-laki daripada anak perempuan.
Dan biarpun keluarga Xie memiliki keuntungan apapun, terakhir pasti akan jatuh ke tangan anak pertamanya, seperti sebuah ungkapan, sekalipun makan seekor kutu, maka bagian yang paling gemuk pasti akan diberikan kepada Hansen!
Hansen juga tergantung dan berteduh pada tetua keluarga baru bisa duduk di atas jabatan yang sekarang.
Dilihat dari kekuatan, tidak sekuat dengan ayahnya sendiri.
Dilihat dari koneksi, tidak lebih baik dari paman kedua.
Dilihat dari pengelolaan perusahaan, sembarang menunjuk seorang manager untuk mengelola sudah bisa menghempaskan dirinya!
Orang seperti ini, humph!
Gilbert melihat Vheren yang masih pura-pura tidur, dengan tak berdaya menggelengkan kepala, lihat di ponsel baru jam lima pagi, pelan-pelan memejamkan matanya kembali.
Akan lebih baik kalau dia adalah wanita keras kepala seperti yang dia sendiri katakan.
Sesuai dugaannya, masih belum sampai jam tujuh, Vheren sudah membuka mata dan beranjak turun dari ranjang, sambil melihat Gilbert yang lagi menatap dirinya penuh gairah, tanpa ragu sedikitpun dia menendang Gilbert hingga jatuh ke bawah ranjang.
“Tuan Gilbert! Pria dan wanita tidak boleh saling bersentuhan!”
Gilbert mengusap siku tangannya yang terbentur meja, melihat wanita yang mendadak gila ini, langsung menarik pergelangan kaki Vheren dan menyeretnya ke dalam pelukan.
“Nyonya Gilbert apa kamu merencanakan pembunuhan suami sendiri? Tadi kamu sendiri yang menjerat dan menarik aku ke atas ranjang!”
Vheren merasa sedikit bersalah dan melirik ke arahnya, lalu mendorongnya dan berjalan menuju kamar mandi.
Di malam hari, Vheren memakai gaun panjang merah muda dengan kerah lebar hingga bahunya terlihat, sambil memeluk lengan Gilbert berdiri di depan kediaman keluarga Xie.
Di sini sudah sangat berbeda sekali dengan ingatan Vheren akan rumah keluarga Xie, waktu kecil dia pulang beberapa kali, di depan pintu ada dua buah pohon poplar besar yang tidak bisa dipeluk satu orang, dan kini sudah tidak ada lagi.
Vheren sedang bersiap untuk masuk, seorang anak laki-laki datang dari dalam menyerbu keluar.
Di tangannya entah lagi sedang memegang barang apa, tanpa melihat langsung menekan kedua tangannya ke bagian paha Vheren, bekas dua tangan dengan warna hitam tercetak jelas di gaun Vheren.
Gilbert menatap anak kecil itu yang sedang tertawa riang, wajahnya mendingin dan menarik kerah baju anak tersebut dan mendudukkannya ke bagian atas tembok.
Anak tersebut melihat dirinya yang jauh dari lantai setinggi dua meter, mulai menangis keras sambil memeluk tembok.
Gilbert tidak melirik sama sekali ke anak tersebut, dengan buru-buru dia melepaskan jasnya dan mengitari nya ke bagian pinggang Vheren.
Vheren dengan wajah muram melihat anak kecil yang duduk di atas tembok, tepat ingin membuka mulut untuk bicara, dari halaman menyerbu keluar seorang wanita dengan rambut terurai kusut.
“Aiiyooo! Orang sialan ini menaruh anakku ke atas tembok!”
Wanita itu menghentakkan kaki beberapa kali di lantai namun dia tidak menggendong turun anak kecil tersebut.
Di samping itu Gilbert sudah mengancing jasnya dengan baik, dengan penanganan ringan kedua lengan jas mengikuti garis pinggang Vheren dan mengikatnya menjadi pita.
“Uaahh! Mama orang itu menggertak aku!”
Anak itu menunggang di atas tembok, menyebarkan bau yang kuat tercampur dengan cat di tembok.
Dia menunjuk ke hidung Gilbert dan mulai mengadu terlebih dulu.
“Orang dewasa seperti kamu sekarang masih ingin berkalut dengan anak kecil? Apakah kamu tidak mempunyai etika sosial! Hahh!? Jika kalian mengagetkan anakku sampai menjadi sakit, aku tidak akan bermain-main dengan kalian !”
Vheren dengan alis mengkerut melihat wanita garang yang mengentakkan kaki dari tadi. Dan dari tas tangan yang selalu dibawa olehnya, dia mengeluarkan nota pembelian gaunnya.
“Nyonya, sehelai gaunku ini, harganya seratus enam juta, mengingat aku sudah memakainya sekali, aku hapus belakangnya, seratus juta. Anda ingin bayar tunai atau transfer ke rekening?”
Wanita tersebut masih menghentakkan kakinya, mendengar nada bicara Vheren yang tenang, raut wajahnya seketika berubah.
“Kamu ingin memeras siapa?! Siapa yang tahu kalau gaun ini apakah dari pedagang kaki lima?! Bawa nota ingin menipu siapa? Kamu anggap ini tempat apa hingga bisa membiarkanmu berkelakuan kasar?”
Tepat wanita itu bersiap ingin merebut nota tersebut, melihat ekspresi wajah Gilbert yang kaku di samping membuatnya menarik kembali tangannya yang sudah diulurkan.
“Nyonya? Di atas tembok itu anakmu?”
Nada bicara Gilbert yang tidak ada perasaan membuat wanita itu lupa untuk berteriak-teriak lagi, dia menelan ludah dan segera sadar lalu mengangguk.
“Barang yang ada di tangan anakmu telah mengotori gaun istriku, seratus juta untuk ganti rugi, ditambah lagi biaya kerugian mental dan biaya waktu yang tertunda, totalnya lima ratus juta!”
Gilbert mempelajari kemampuan Vheren untuk meminta uang dengan sempurna.
Kalau bukan saja memandang anak kecil ini memiliki hubungan darah dengan Vheren, dia akan memuntir kedua tangan yang telah membuat kotor gaun Vheren!
Mana mungkin masih akan mendudukkannya di atas tembok?
Kata-kata Gilbert langsung membuat wanita itu bengong di tempat, dadanya turun naik dengan hebat, raut wajah yang penuh kemarahan sudah tidak bisa disembunyikan lagi.
Vheren menatap wajahnya yang tampak jelas pernah melakukan operasi plastik, dan ada sedikit khawatir apakah akan membuat hidungnya menjadi miring karena saking marahnya!
Novel Terkait
My Perfect Lady
AliciaUangku Ya Milikku
Raditya DikaHis Second Chance
Derick HoDoctor Stranger
Kevin WongAwesome Husband
EdisonLove In Sunset
ElinaCinta Yang Terlarang
MinnieHusband Deeply Love×
- Bab 1 Apakah Nona Xie bersedia menikah denganku?
- Bab 2 Maaf, semoga kalian bahagia.
- Bab 3 Berakting sesuai kondisi.
- Bab 4 Jauhi putriku, semakin jauh semakin bagus.
- Bab 5 Tak disangka berani-beraninya Gilbert Lang mengambil keuntungan darinya
- Bab 6 Sekamar dengan Gilbert Lang
- Bab 7 Bermain kelewat batas
- Bab 8 Membohongimu, aku tidak sudi!
- Bab 9 Pesta yang menyesakkan
- Bab 10 Apakah aku perlu mengajari kalian bagaiamana caranya berpacaran?
- Bab 11 Memamerkan istri
- Bab 12 Suntikan modal Gilbert Lang
- Bab 13 Mendatangkan pelakor
- Bab 14 Merebut pasangan orang
- Bab 15 Di atas ranjang dan di bawah ranjang
- Bab 16 Menantu bertemu dengan ayah mertua
- Bab 17 Memahami satu sama lain
- Bab 18 Merebut rumah orang lain
- Bab 19 Kamu terlalu keterlaluan
- Bab 20 Keputusan akhir Perusahaan Besar Xie berada di tanganku
- Bab 21 Perdebatan perihal saham
- Bab 22 Menghilangkan kepura-puraan
- Bab 23 Peringatan Kematian
- Bab 24 Kedatangan sahabat
- Bab 25 Masa lalu Federica Qiao
- Bab 26 Datang tanpa diundang
- Bab 27 Hubungan paman dan keponakan yang aneh
- Bab 28 Nenek Gilbert Lang
- Bab 29 Tak kenal puas
- Bab 30 Sakit
- Bab 31 Gangguan stres pasca trauma
- Bab 32 Aku mencari Hendra Gu!
- Bab 33 Kekecewaan yang mendalam
- Bab 34 Mengalami krisis sekali lagi
- Bab 35 Bawa keluar, jangan bunuh dulu.
- Bab 36 Bukankah kamu masih memiliki aku?
- Bab 37 Kembalikan putriku
- Bab 38 Dunia memang sempit
- Bab 39 Dolly Lang kembali
- Bab 40 Masa lalu Gilbert Lang
- Bab 41 Dapur Meledak
- Bab 42 Berpikiran Sempit
- Bab 43 Pelelangan
- Bab 44 Harus Mendapatkannya
- Bab 45 Bertemu di Bar
- Bab 46 Garis Awal Kerjasama
- Bab 47 Apa masalahmu?!
- Bab 48 Kesombongan Yang Tidak Terkontrol
- Bab 49 Aku adalah bosmu
- Bab 50 Wawancara Eksklusif
- Bab 51 Masuk Ke Dalam Pelukan
- Bab 52 Gilbert Lang Yang Mabuk
- Bab 53 Kamu Harus Bertanggung Jawab Padaku
- Bab 54 Gilbert Lang Menghilang
- Bab 55 Mencari Orang
- Bab 56 Penculikan dan ancaman
- Bab 57 Keselamatan Gilbert Lang
- Bab 58 Menyelamatkan diri sendiri
- Bab 59 Aku datang
- Bab 60 Bala bantuan tiba
- Bab 61 Kembali Dengan Selamat
- Bab 62 Identitas Vheren
- Bab 63 Datang Menjenguk
- Bab 64 Ini Karena Aku Mencintai Kamu
- Bab 65 Manja adalah suatu penyakit
- Bab 66 Menjenguk
- Bab 67 Masa Lalu
- Bab 68 Keluarga Xie
- Bab 69 Aku Tidaklah Tertarik dengan Monyet
- Bab 70 Tolong Datang
- Bab 71 Vheren adalah istriku
- Bab 72 Satu keluarga
- Bab 73 Total lima ratus juta!
- Bab 74 Orang yang tidak tahu malu, pasti akan melakukan hal apapun
- Bab 75 Kalau bukan mempunyai sifat yang sama, tidak akan menjadi keluarga
- Bab 76 Serakah
- Bab 77 Wanita Paling Berbahaya
- Bab 78 John Liu di Depan Pintu
- Bab 79 Tidak Tahu Malu
- Bab 80 Sebuah Hadiah yang Besar
- Bab 81 Pembatalan Pernikahan Keluarga Liu
- Bab 82 Simpan Sebentar
- Bab 83 Merekomendasikan Seseorang
- Bab 84 Gumpalan Darah di Bagian Kepala
- Bab 85 Kekhawatiran Gilbert
- Bab 86 Vheren Xie Sudah Sadar
- Bab 87 Dokter Yang Datang Dari Amerika
- Bab 88 Hendra Gu Datang
- Bab 89 Wanitaku
- Bab 90 Tolong Jangan Menunda Waktu Anakku
- Bab 91 'Anjing' tidak patuh, karena ayahnya yang tidak bertanggung jawab?"
- Bab 92 Rencana Operasi Bedah
- Bab 93 Jamuan Malam
- Bab 94 Orang Keluarga Gu
- Bab 95 Terpukul di Hadapan Publik
- Bab 96 Awal Konspirasi
- Bab 97 Keluarga Gu Bertamu
- Bab 98 Pikirkan Baik-Baik
- Bab 99 Kontrak
- Bab 100 Ayah Hendra Gu
- Bab 101 Masalah waktu itu
- Bab 102 walau awalnya tidak tetapi untungnya berhasil
- Bab 103 Federica Qiao keluar dari rumah sakit
- Bab 104 Teman ayah
- Bab 105 Velly Shen
- Bab 106 Wawancara Dimulai
- Bab 107 Cantik
- Bab 108 Permisi, Ini Suamiku
- Bab 109 Maksud Hati
- Bab 110 Penggalangan Dana
- Bab 111 Rumah kemasukan Perampok
- Bab 112 Gilbert Lang terluka
- Bab 113 aku tidak ingin kamu cemas
- Bab 114 Kemunculan Hantu Batin
- Bab 115 )rang pintar yang memilih pemimpin tepat untuk memimpin
- Bab 116 Kehidupan Kecil yang Penting
- Bab 117 Pemaksaan Mendatangkan Pengawal
- Bab 118 Mencurigai
- Bab 119 Musuh yang Datang
- Bab 120 Mission Impossible
- Bab 121 Kebetulan bertemu Alberson Lang
- Bab 122 Wanita Cantik Diatas Kasur
- Bab 123 Mencoba Mendapatkan Keuntungan Tetapi Malah Menjadi Lebih Buruk.
- Bab 124 Jatuh Cinta
- Bab 125 Apakah Kamu Yakin Menyukai Ku?
- Bab 126 Berita Keluarga Gu
- Bab 127 Membatalakan Kerjasama
- Bab 128 Pasangan yang Sudah Ditakdirkan Bersama
- Bab 129 Telepon Dari Ibu Mertua
- Bab 130 Acara Makan Malam
- Bab 131 Istirku Hanya Ada Satu
- Bab 132 Erin Fang Melompat Dari Gedung
- Bab 133 Hidup Dan Mati Adalah Takdir
- Bab 134 Membutuhkan Makanan Dan Hubungan Seks
- Bab 135 Harus Banyak Bergerak Jika Ingin Hidup Bahagia
- Bab 136 Jujur dan tulus hati
- Bab 137 Pemikiran Aurora Tang
- Bab 138 Tidak ada bedanya
- Bab 139 Diikuti
- Bab 140 Balas dendam
- Bab 141 Pemecatan
- Bab 142 Semua Untuk Kebaikanmu
- Bab 143 Di Pikiranku Penuh Dengan Kamu
- Bab 144 Pahlawan Menyelamatkan Si Cantik
- Bab 145 Serangan Mendadak
- Bab 146 Pesta ulangtahun
- Bab 147 Aku menyukaimu
- Bab 148 Radang usus buntu akut
- Bab 149 Sesuatu terjadi pada Dolly Lang
- Bab 150 Penculik ditangkap
- Bab 151 Kembali Dengan Aman
- Bab 152 Marchella Xie Datang
- Bab 153 Rusa Kecil Terbunuh
- Bab 154 Urusan 'Publik' Rutin
- Bab 155 Ancaman Keluarga Gu
- Bab 156 Kaki Tangan Untuk Melakukan Hal Jahat
- Bab 157 Restoran Vegetarian
- Bab 158 Aku Tidak Sengaja
- Bab 159 Musuh Dari Musuh
- Bab 160 Pesta Keluarga Gu
- Bab 161 Mendapatkan Apapun Yang Diinginkan
- Bab 162 Apa Aku Tidak Boleh Bahagia?
- Bab 163 Kedatangan Ibu Mertua
- Bab 164 Aku Tidak Akrab Denganmu
- Bab 165 Paman Liu Mengalami Kecelakaan
- Bab 166 Kejadian buruk terjadi lagi
- Bab 167 Merkurius yang Surut.
- Bab 168 Video dalam Memori USB
- Bab 169 Gilbert Lang Kembali
- Bab 170 Cemburu
- Bab 171 Masalah Demi Masalah
- Bab 172 Minta Maaf Secara Langsung
- Bab 173 Fotografi Bawah Air (1)
- Bab 173 Fotografi Bawah Air
- Bab 174 Tatapan yang Berbeda
- Bab 175 Federica Tidak Tenang
- Bab 176 Mobil yang Hilang
- Bab 177 Undangan Ke Pesta Minuman
- Bab 178 Alergi Terhadap Alkohol
- Bab 179 Memangnya Dia Siapa?
- Bab 180 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
- Bab 181 Kamu Tahu Apa Kesalahanmu?
- Bab 182 Di mana Gilbert Lang?
- Bab 183 Orang Jahat yang Masih Belum Lenyap
- Bab 184 Pengaturan Dari Perusahaan
- Bab 185 Demi Mengejar Uang
- Bab 186 Hubungan ibu-anak yang tidak akrab
- Bab 187 Tidak Menghormati Senior
- Bab 188 Akhir dari Alfred Zheng
- Bab 189 Telepon dari Nyonya Tua Xie
- Bab 190 Meminta Bantuan
- Bab 191 Tindakan yang mantap sekali
- Bab 192 Wartawan yang tidak berhati nurani
- Bab 193 Penyelesaian yang mencanggungkan
- Bab 194 Mengenal orang yang tidak baik
- Bab 195 Kampung halaman Federica
- Bab 196 Kenapa Yang Mati Bukan Kamu?
- Bab 197 Upacara Pemakaman
- Bab 198 Masalah Keluarga
- Bab 199 Kehidupan Sangat Berharga
- Bab 200 Perbuatan Cari Mati
- Bab 201 Paman Liu Sudah Bangun
- Bab 202 Pemberhentian Pembantu
- Bab 203 Aku Bukan Ibumu
- Bab 204 Lotus Putih Abadi
- Bab 205 Perjamuan Khusus
- Bab 206 Pembicaraan Antara Ibu dan Anak
- Bab 207 Rencana Bulan Madu
- Bab 208 Tiba-Tiba Terkenal
- Bab 209 Telepon dari Lenny
- Bab 210 Aku Sungguh Menyukaimu
- Bab 211 Benar-Benar Tidak Terpikir
- Bab 212 Pacar Lenny
- Bab 213 Pintar Berwawasan Luas
- Bab 214 Harus Berperan Sempurna
- Bab 215 Gillan Keluar Dari Rumah Sakit
- Bab 216 Yenny Pan Masuk Rumah Sakit
- Bab 217 Ini Adalah Menantu Perempuanku
- Bab 218 Gillian Ge Meminta Maaf
- Bab 219 Jangan Masuk ke Rumah Jika Bukan Bagian Dari Keluarganya
- Bab 220 Keraguan
- Bab 221 Kecelakaan Dolly Lang
- Bab 222 Vheren Xie Terluka
- Bab 223 Gilbert Lang yang Marah
- Bab 224 Hendra Gu yang Sial
- Bab 225 Minum Air Dingin Saja Gigi Bisa Bolong
- Bab 226 Kamu ini pembawa nasib buruk
- Bab 227 Halo Paman kedua, sampai jumpa Paman kedua
- Bab 228 Mengantarmu pulang
- Bab 229 Mertua dan menantu berbicara tentang isi hati
- Bab 230 Kamu tidak akan pernah mendapatkanku
- Bab 231 Rekan Tim Bodoh
- Bab 232 Tiga Wanita Dalam Satu Permainan
- Bab 233 Mengurangi Kontak Dengannya
- Bab 234 Menghadiri Resepsi
- Bab 235 Orang Sombong
- Bab 236 Sedikit Berisi
- Bab 237 Luka dan Lelah
- Bab 238 Restoran Privat
- Bab 239 Aku Akan Mempertimbangkannya
- Bab 240 Pertemuan di Bar
- Bab 241 Maaf, Tapi Ia adalah Suamiku
- Bab 242 Selamat Tahun Baru
- Bab 243 Anak ini bermarga Lang
- Bab 244 Kesepakatan
- Bab 245 Kedatangan Bibi Kedua
- Bab 246 Kamu tidak patut mengajari wanitaku
- Bab 247 Lebih baik bertemu
- Bab 248 Tes Kehamilan
- Bab 249 Ini Nenek
- Bab 250 Anak Alberson Lang
- Bab 251 Konfrontasi di Depan Umum
- Bab 252 Menurutku Lebih Baik Menikah
- Bab 253 Demi Kebaikanmu
- Bab 254 Awal Dari Kehancuran
- Bab 255 Tidak Ingin Berhubungan Denganmu
- Bab 256 Siluman, Kembalikan Kakekku
- Bab 257 Brengsek
- Bab 258 Tidak Tahu Balas Budi
- Bab 259 Membahas Pernikahan
- Bab 260 Menantu Bertemu Mertua
- Bab 261 Menyapu Pemakaman
- Bab 262 Paman Liu Siuman
- Bab 263 Epilog