Hello! My 100 Days Wife - Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
Setelah suasananya ramai, pihak perwakilan sangatlah pintar, dia tidak bertanya lagi, dia lalu mengenalkan perhiasan lain lagi kepada Darwin, disampingnya ada banyak wanita cantik kaya dan terkenal melihat sesi tanya jawab sudah selesai, mereka masih belum puas namun juga pergi menjauh.
Nikita awalnya masih ingin mengikuti Darwin, namun semua orang sudah pergi, dia terus mengikutinya jelas terasa sengaja, bagaimanapun juga tadi ketika datang dia sudah bilang tidak akan menimbulkan masalah untuk Darwin.
Dia melangkah kesamping dengan tidak fokus, ketika melewati area pameran dan tiba di depan meja yang panjang dekat area istirahat, tiba-tiba ada satu sosok hitam melaju kearahnya, dan tangannya langsung ditabrak oleh seseorang.
Nikita mengenakan sepatu hak tinggi, dia hampir terjatuh, dia menahan rasa sakit dan belum sempat berdiri lurus dan mendengar suara minta maaf, "Maaf, maaf."
Nikita mengangkat kepalanya, dia melihat ada seorang pelayan yang mengenakan pakaian seragam tengah menganggukkan kepala dan berhormat kepadanya, dia terus meminta maaf.
Dia awalnya ingin mengatakan tidak apa-apa, namun dia menyadari bahwa semua orang menatapinya dengan tatapan aneh, dia menundukkan kepalanya, namun dia menyadari bahwa di roknya ada bercak coklat hitam yang banyak.
Dia kaget, dan melihat gelas yang terjatuh dilantai, dan bau manis diudara, barulah dia menyadari bahwa ini adalah minuman coklat!
Melihat bercak yang besar dirok nya, ditambah lagi tatapan dari orang lain, wajah Nikita langsung merah.
Ini bukanlah bercak kecil yang bisa dihilangkan dengan mudah, dengan begitu tidak hanya roknya ayng kotor, bahkan dia juga menjadi memalukan.
Disaat dia tidak tahu harus bagaimana, pelayan disamping sana tiba-tiba maju dan berkata, "Maaf sekali, aku hapus untuk Anda!"
Sambil berkata, dia sambil menggunakan sebuah handuk untuk melapnya, namun coklat panas yang lengket semakin di lap semakin kelihatatan, setelah dilap, malah kotorannya semakin menyebar.
Nikita mengerutkan keningnya, dia bergegas mundur, "Tidak perlu, kamu jangan lap lagi....."
Namun siapa sangka pelayan itu menarik roknya dan tidak mau lepas, "Maaf, aku pasti akan melapnya dengan bersih untuk Anda......"
Meskipun begitu, namun tangannya malah tanpa sungkannya menarik rok Nikita.
Nikita awalnya memang sudah tidak berdiri dengan stabil, dan setelah ditarik seperti begitu, dia langsung kehilangan keseimbangan, badannya langsung kebelakang dan jatuh ke lantai.
Suara yang kencang langsung menarik perhatian lebih banyak orang.
Nikita menahan rasa sakit diseluruh badannya dan perlahan duduk, dia menyadari bawha orang disekitarnya menatapi dirinya dengan tatapan yang aneh.
Semua orang datang dengan temannya, hanya dia saja yang sendirian, disaat ini memalukan yasudahlah, tidak ada yang membantunya membuatnya semakin terlihat gawat.
"Apakah kamu tidak apa-apa? Mengapa tidak berdiri dengan baik?"
Pelayan itu berpura-pura maju dan mau menopangnya.
Orang lain mungkin tidak bisa melihatnya, namun Nikita sebagai orang yang merasakannya sangatlah tahu apa yang dilakukannya tadi, dia menahan rasa marahnya dan langsung menampar tangan orang itu, "Kamu jangan menyentuhku!"
Sekali dia berkata seperti begitu, orang disekitar langsung berbisik, namun semua orang hanya menatapinya saja, tidak ada satupun yang maju dan membantunya.
Disisi lain, Darwin tengah mengobrol bersama dengan perwakilan dari pelaksana pameran, ketika mendengar suara disini, dia melirik kesini.
Seketika dia melihat sebuah sosok berwarna emas, tatapannya langsung terhenti.
Orang yang berdiri dengan susah dari lantai itu mengapa begitu mirip dengan Nikita?
Alisnya dikerutkan, dia meletakkan gelas ditangannya dan memotong perkataan orang disampingnya, "Maaf, aku pergi sebentar."
Seusai berkata, dia melangkahkan kakinya dan berjalan cepat kearah kehebohan.
Nikita berdiri dan dia tidak mempedulikan rasa sakit ditangannya dan melihat dress dibadannya, tadi dia jatuh dan mengenai coklat dilantai lagi, sekarang seluruh roknya semakin kotor saja.
TIdak perlu dibayangkan, dia sangatlah tahu bahwa saat ini dirinya sangatlah kasihan sekali.
Untung saja Darwin tidak melihatnya.
Dia menarik nafas dalam-dalam, dia ingin bersembunyi ditoilet dulu, namun dia tidak tahu dimana arah toilet, dan tatapan para rombongan yang menatapinya semuanya penuh ketidak pedulian.
"Kenapa kamu melakukan hal begini."
Disampingnya terdengar suara yagn sangatlah tidak takut masalah dan terasa marah.
Nikita melirik kearah sana, terdengar David mendekat dan gayanya seperti ingin berkelahi.
Nikita masih belum bereaksi, dia langsung melihat David mencengkram leher pelayan itu, tampangnya sangatlah galak, dan rambutnya entah kapan sudah diubah menjadi pangkas toni, aura lembutnya hilang, malah terasa sedikit seperti anak muda yang tidak takut apapun.
"Aku........aku tidak sengaja."
Pelayan itu sangatlah ketakutan, dia menundukkan kepalanya dan suaranya terdengar takut, dia tidak berani saling bertatapan dengan lelaki lain.
David tidak tahan dan memaki, "Bukan sengaja? Aku memukulmu juga bukan sengaja!"
Melihat David yang akan memukul pelayan, Nikita bergegas berkata, "DAvid Cheng!"
Gerakan David terhenti sejenak, dia melepaskan tangannya dan mendorong pelayan itu kesamping, dia melirik Nikita dan suaranya menjadi lembut, "Ayo pergi ganti baju."
Sekali berbuat onar begini, orang yang melihat keramaian disekeliling semakin banyak, Nikita sedikit ragu-ragu, dia tidak tahu apakah harus pergi dengannya atau tidak, tiba-tiba sebuah wajah mengarah padanya.
Itu adalah Darwin!
Nikita langsung mengepalkan tangannya, wajahnya terlihat merah.
Tampangnya saat ini tetaplah kelihatan olehnya.
Darwin mendekat dan melihat Nikita yang berada diantara rombongan orang, melihat tampangnya begini, Darwin langsung terlihat marah dan bergegas mendorong rombongan orang dan berjalan kearahnya.
Melihat tatapan sang lelaki yang menuju kearahnya, Nikita mengertakkan giginya dan terpikiran adegan ketika menerima surat undangan.
Dia pernah bilang tidak akan menambah masalah Darwin, namun jika sekarang Darwin datang dan membawanya pergi, maka nanti dia akan menghadapi tebakan dan pertanyaan yang mengunung dari wartawan dan media.
Nikita mengertakkan giginya dan membalikkan badannya, dia menatapi David dan berkata, "Ayo pergi."
David melihatnya tiba-tiba berubah pikiran, dia sedikit kaget, namun hanya terhenti setengah detik saja, dia langsung tersenyum dan menarik tangan Nikita lalu membawanya keluar dari rombongan orang.
Darwin menatapi sosok Nikita yang pergi, ekspresinya marah, tatapannya berhenti pada tangan David yang memegang Nikita.
Tidak disangka, dia bersedia pergi dengan seorang lelaki yang baru bertemu sekali saja dibandingkan pergi dengannya!
David menariknya kesamping, NIkita sedih, air matanya sudah hampir berkucuran.
"Untuk apa nangis? Merasa tidak bersalah? Kamu tunggu aku akan menghajar orang itu!"
Ekspresi David langsung berubah, dia melepaskan Nikita dan menarik lengan baju dan tampangnya akan berkelahi.
"Bukan." Nikita bergegas berkata, "Kamu jangan pergi, aku tidak apa-apa."
Dia mengangkat tangan dan menghapus air matanya.
David berhenti sejenak, dia terdiam beberapa detik, setelah itu dia berjalan kedepan untuk membawa jalan dan membawa Nikita kesebuah ruang istirahat.
Nkita memang memang merasa tidak bersalah, namun yang paling sedihnya yaitu hubungannya dengan Darwin masih harus dilapisi selembar kertas dan tidak boleh dibuka.
Novel Terkait
Step by Step
LeksUangku Ya Milikku
Raditya DikaSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaMy Lifetime
DevinaCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoMi Amor
TakashiPergilah Suamiku
DanisHello! My 100 Days Wife×
- Bab 1 Kencan Buta
- Bab 2 Menikah
- Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
- Bab 4 Lega
- Bab 5 Kalian Saling Kenal?
- Bab 6 Upacara Penyerahan Anak
- Bab 7 Tenggelam Dalam Pikiran
- Bab 8 Pergilah!
- Bab 9 Apa Kamu Terluka?
- Bab 10 Terima Kasih Banyak.
- Bab 11 Ruang Kerja Darwin Yu
- Bab 12 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 13 Kamu Adalah Istriku.
- Bab 14 Naik Jabatan
- Bab 15 Selamat
- Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?
- Bab 17 Bagaimana Menjelaskannya Pada Profesor?
- Bab 18 Jangan Menyalahkanku!
- Bab 19 Memangnya Aku Tidak Bisa Memakanmu?
- Bab 20 Topik Terlarang
- Bab 21 Apakah Masih Marah?
- Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat
- Bab 23 Aku Menemanimu Pergi
- Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?
- Bab 25 Orang Yang Menggangguku
- Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
- Bab 27 Tidak Ada Yang Menemaninya Pergi
- Bab 28 Masih Ingin Menyembunyikannya Dariku?
- Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
- Bab 30 Nenek Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 31 Harus Aku Berlutut Memohon Padamu?
- Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
- Bab 33 Suami Istri Sebatas Nama
- Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan
- Bab 35 Melihat Nenek
- Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku
- Bab 37 Apakah Benar-Benar Tulus?
- Bab 38 Apakah Bisa Berhasil?
- Bab 39 Masuk Ke Ruangannya
- Bab 40 Kamu Mencari Siapa?
- Bab 41 Aku Akan Menunggumu Di Rumah
- Bab 42 Berasal Dari Menguntit
- Bab 43 Mengalihkan Perhatian
- Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
- Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
- Bab 46 Alergi Terhadap Mangga
- Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
- Bab 48 Kamu Harus Memikul Kesalahan Ini
- Bab 49 Membantu Dia Mengoleskan Obat
- Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
- Bab 51 Menyambut Direktur Cheng
- Bab 52 Harus Tanggung Jawab Sampai Akhir
- Bab 53 Kamu Adalah Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 54 Apa Kau Masih Marah Padaku?
- Bab 55 Aku Mencintaimu
- Bab 56 Tidak Bisa Memberimu Sebuah Acara Pernikahan
- Bab 57 Menemaninya Lembur
- Bab 58 Tidak Akan Membuatkan Masalah Untukmu
- Bab 59 Membuatnya Malu!
- Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
- Bab 61 Bagaimana Tega?
- Bab 62 Saudara Tiri
- Bab 63 Lain Kali Tidak Akan Meninggalkan Kamu Lagi
- Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
- Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?
- Bab 66 Tidak Seberapa Cocok
- Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
- Bab 68 Hukuman Air Es
- Bab 69 Rekan Wanita Yang Paling Beruntung
- Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
- Bab 71 Cemburu?
- Bab 72 Apakah Kamu Yang Melakukannya?
- Bab 73 Mesinnya Bermasalah
- Bab 74 Terjebak Di Atas Kapal
- Bab 75 Jujur Dan Terhormat
- Bab 76 Wangi Parfum Wanita
- Bab 77 Ada Wanita Lain?
- Bab 78 Inti Dan Prinsip
- Bab 79 Hanya Makan Saja
- Bab 80 Mungkinkah Hamil?
- Bab 81 Hamil
- Bab 82 Aku Tidak Dapat Mendonorkan Ginjal
- Bab 83 Tidak Ingin Melihat Kamu
- Bab 84 Aku Ingin Bercerai
- Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu
- Bab 86 Nenek Lari Dari Rumah
- Bab 87 Satu Tamparan
- Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
- Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
- Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
- Bab 91 Tidak Sengaja Terjatuh
- Bab 92 Musuh Bersama
- Bab 93 Masalah Yang Mana?
- Bab 94 Bukan Menjadi Adik Iparku
- Bab 95 Masalah Ini Hanya Kamu Yang Dapat Membantunya
- Bab 96 Apa Kelebihan Kamu?
- Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
- Bab 98 Ada Masalah Apa?
- Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
- Bab 100 Menyuruhnya Menenani Minum Arak
- Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
- Bab 102 Hanya Sebuah Pion
- Bab 103 Siluman Rubah
- Bab 104 Sekarang Bukan Saat Yang Tepat
- Bab 105 Tipe Idamannya
- Bab 106 Kita Sudah Bercerai!
- Bab 107 Masalahku Tidak Perlu Kamu Urus
- Bab 108 Menuntut Penjelasan
- Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
- Bab 110 Surat Pengunduran Diri Tidak Berlaku