Hello! My 100 Days Wife - Bab 57 Menemaninya Lembur
Amel mengelengkan kepalanya, "Aku juga tidak begitu mengerti, namun tampaknya ekspresi Kakak Lan tidaklah bagus, sebaiknya kamu pergi lihat dulu."
Nikita sekali mendengarnya, ekspresinya sedikit serius, dia bergegas pergi ke kantor supervisor.
Nikita membuka pintu kantor supervisor, dia masuk, dan terlihat ada beberapa rekan kerjanya yang berdiri sederet dan mereka semua menundukkan kepalanya.
Kakak Lan duduk diatas kursi kerjanya dan menatapi Nikita sambil bertanya, "Apakah dokumen laporan kuarter ini dilakukan olehmu?"
Nikita ragu-ragu sejenak dan menganggukkan kepalanya, "Benar."
Kemarin malam Bella menghalanginya ketika pulang kerja, dan membiarkannya lembur dokumen laporan, kemarin dia langsung pulang saja, dan sampai tadi siang barulah dia mulai kerjakan.
Kakak Lan menahan rasa marahnya namun tatapannya tajamnya terus menatapi Nikita, "Aku dengar, kemarin sudah berikan kepadamu, namun sampai hari ini kamu masih belum mengumpulkannya."
Nikita kaget, dia berkata, "Iya, tapi aku......."
"Tidak ada kata tapi!" Kakak Lan menepuk meja dan mematahkan perkataannya tanpa sungkan, "Darimana datangnya begitu banyak alasan? apakah kamu tahu ada berapa banyak orang yang membutuhkan laporan itu, kamu tidak mengerjakannya dan memperlambat pengerjaan seluruh tim!"
Kakak Lan biasanya termasuk sabar terhadap semua hal, namun terhadap pekerjaan, dia sangatlah ketat.
Nikita menundukkan kepalanya, dia tidak bisa berkata apa-apa.
Misi laporannya memang diberikan kemarin, namun Bella memberitahukannya ketika jam pulang kerja, sekalipun waktu itu dia langsung mengerjakannya dan merapikan dokumennya, dan melakukan laporannya, mungkin juga sudah tidak sempat.
Suara Kakak Lan yang terdengar sedikit marah terdengar lagi, "Aku ingatkan kalian semua, kapanpun itu, jangan pernah cari alasan! Tidak mengerjakan itu adalah masalah kalian, apakah kalian mengerti!"
Beberapa karyawan disamping sana menjawabnya, barulah ekspresi Kakak Lan sedikit mendingan.
Dan dia menatapi Nikita, dia berkata, "Nikita, kamu sekarang adalah asisten administrasi baik apapun itu, kamu harus pikirkan lebih menyeluruh, jika dengan sikapmu ini, maka kita seluruh divisi administrasi tunggu dipecat saja! Jangan karena meraih sedikit prestasi dan langsung sombong, apakah kamu mengerti!"
Dihadapan begitu banyak karyawan, kakak Lan mengatakan perkataan seperti ini, ini sudah sangatlah tidak enak didengar.
Nikita mengertakkan giginya dan menganggukkan kepalanya, "Aku tahu, kakak Lan, aku akan memperhatikannya lain kali."
Dia sambil berkata, dan melihat Bella tengah berdiri disamping Kakak Lan dengan ekspresi senang, seketika dia langsung mengerti.
Pantas saja Bella kemarin harus tunggu setelah jam pulang kerja barulah berikan dokumennya, ternyata dia sengaja, dia sengaja membuatnya tidak bisa mengumpulkan dokumennya untuk memperlambat kemajuan tim.
Nikita menatapi Bella dan menahan rasa marah didalam hatinya.
Kakak Lan meliriknya dan memerintahkan, "Pulanglah, segera kerjakan laporan kuartelnya."
"Baik."
Nikita menjawabnya dan keluar dari kantor.
Tadi beberapa orang yang diomelin dikantor juga perlahan keluar dan mereka mulai mengeluh.
"Semua karena dia! jika bukan karena dia belum mengerjakan laporannya, kita juga tidak akan sampai belum selesai mengerjakannya!"
"Iya, bahkan membuat kita diomelin supervisor, sungguh sue sekali!"
"........."
Mereka terus berkata, sama sekali tidak bermaksud menghindar darinya, Nikita mendengarkannya dengan jelas, namun dia tidak bisa mengatakan apa-apa.
Memang benar kata mereka, semua karena dia barulah pekerjaannya ditunda.
Dia melangkah cepat dan kembali ke kantor, dia menatapi dokumen diatas meja dan menghempaskan nafasnya.
Tatapannya melirik kearah hpnya dan rasa senangnya menghilang, dia membalas pesan Darwin, "Malam ini harus lembur, kamu pulang dulu saja, tidak perlu tunggu aku."
Jika tidak segera menyelesaikan tugasnya dan menunda perkerjaan, membawa-bawa rekan kerjanya, maka mungkin saja nanti kedepannya di divisi administrasi, dia akan semakin sulit.
Satu jam kemudian, Nikita mengangkat lehernya dan meremas bagian belakang lehernya yang pegal, dia lalu berencana untuk lanjut bekerja lagi, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekat.
Nikita tercengang, dia merasa aneh, saat ini para rekan divisi seharusnya sudah pulang semua, bahkan lampu diluar juga sudah dimatiin, mengapa masih ada suara langkah kaki.
Langkah kakinya sangatlah stabil, dan memang mendekat kearahnya, Nikita mengepalkan mouse dengan erat dan mulai tegang.
Tentu saja dia akan takut jika sendirian berada dikantor yang besar begini.
Tiba-tiba suara langkah kakinya berhenti didepan pintu kantornya, dan setelah terdiam beberapa detik, tiba-tiba pintu dibuka oleh seseorang.
Nikita melototkan matanya, setelah dia melihat jelas lelaki yang berada didepan pintu, dia lega.
"Kamu........mengapa kamu ada disini?"
Darwin melihat ekspresi sang wanita yang kaget, dia menaikkan allisnya dan berkata, "Apakah aku tidak boleh kesini?"
"Bukan itu maksudku." Nikita merasa lega, dan rasa takut dihatinya menghilang, "Aku kira kamu sudah pulang tadi."
Darwin melangkahkan kakinya kearah Nikita dan berjalan kehadapan meja kantornya barulah dia berhenti dan melirik dokumen dimejanya, tatapannya berubah.
Satu tangannya diletakkan diatas meja, dia menatapi Nikita dari atas, dia sepertinya sedikit tidak senang, "Mengapa aku tidak tahu kamu begitu menyukai pekerjaan?"
Sekali pekerjaan dilontarkan, Nikita juga tidak mengerti ini adalah pujian atau ledekan, wajahnya merah, "Pekerjaan tidak selesai tepat waktu dan menunda pekerjaan divisi."
Darwin sekali mendengarnya, dia berhenti sejenak dan meletakkan kantong ditangannya diatas meja, "Makan dulu."
Nikita mengangkat kepalanya dan melihat bubur dan lauk yang dibungkus, tatapanya bersinar.
Dari tadi dia sudah kelaparan, namun karena lembur, dia hanya bisa menahannya terus.
Nikita merasa terharu, dia memberikan perintah, "Iya, ini dibawakan untukmu, habiskan."
Nikita langsung mulai makan tanpa banyak berkata, sedangkan Darwin malah duduk disampingnya dan mengambil dokumen dan mulai melihatnya.
Setelah selesai makan, Nikita kembali kerja, sedangkan Darwin menemaninya disamping, Nikita merasa tenang, efektivitas kerjanya juga meningkat, setelah satu jam lebih lagi, dia sudah menyelesaikan seluruh laporannya.
Diperjalanan pulang, Nikita menatapi lelaki yang sedang menyetir ini, senyumannya terlihat diwajah, sejenak kemudian akhirnya dia tidak tahan dan berakta, "Terima kasih kamu telah menemaniku lembur hari ini."
Kebetulan mobil berada diperempatan jalan dan sedang menunggu lampu hijau, Darwin memutarkan kepalanya dan menatapi Nikita, "Diantara kita tidak perlu berkata terima kasih."
Nikita terharu dan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
Tidak lama kemudian, mobil tiba di halaman rumah, Nikita masuk kerumah bersama Darwin, dan baru saja mengganti sepatu, Bibi Rong langsung datang dan berkata, "Tuan Muda, Nyonya Muda, Tadi Asisten Du datang dan memberikan dua buah surat undangan。"
Darwin mendengarkannya, dan menerima surat undangan dari tangan Bibi Rong, "Aku sudah tahu."
Itu adalah acara pameran perhiasan hari sabtu, mereka mengundang berbagai orang dari dunia bisnis dan hiburan dikota J, utamanya adalah pameran mengenai launching dan pemaparan perhiasan baru, terhadap Darwin, ini hanyalah sebuah acara untuk mencari peluang bisnis dan memperluas pergaulan saja.
Dia meletakkan surat undangan dilemari dekat pintu masuk, sekali memutarkan kepalanya dia langsung melihat Nikita tengah menatapi surat undangan dengan tatapan serius dan penasaran.
Sejenak kemudian dia bertanya, "Kamu ingin pergi?"
Nikita tidak menyangka pemikiran dalam hatinya ditebak, dia tersenyum dengan malu, "Sepertinya lumayan seru....."
Dia tidak pernah mengikuti acara seperti begini, acara paling besar yang pernah dia pergi palingan hanyalah acara makan-makan akhir tahun perusahan Yu.
Darwin mendengarnya dan mengambil sebuah surat undangan untuknya, "Jika ingin pergi maka pergi lihat saja."
Nikita ragu-ragu dan menerimanya, dia mengedipkan matanya dan bertanya, "Kamu tidak ikut pergi?"
Novel Terkait
This Isn't Love
YuyuAfter Met You
AmardaPejuang Hati
Marry SuMarriage Journey
Hyon SongCinta Yang Berpaling
NajokurataHello! My 100 Days Wife×
- Bab 1 Kencan Buta
- Bab 2 Menikah
- Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
- Bab 4 Lega
- Bab 5 Kalian Saling Kenal?
- Bab 6 Upacara Penyerahan Anak
- Bab 7 Tenggelam Dalam Pikiran
- Bab 8 Pergilah!
- Bab 9 Apa Kamu Terluka?
- Bab 10 Terima Kasih Banyak.
- Bab 11 Ruang Kerja Darwin Yu
- Bab 12 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 13 Kamu Adalah Istriku.
- Bab 14 Naik Jabatan
- Bab 15 Selamat
- Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?
- Bab 17 Bagaimana Menjelaskannya Pada Profesor?
- Bab 18 Jangan Menyalahkanku!
- Bab 19 Memangnya Aku Tidak Bisa Memakanmu?
- Bab 20 Topik Terlarang
- Bab 21 Apakah Masih Marah?
- Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat
- Bab 23 Aku Menemanimu Pergi
- Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?
- Bab 25 Orang Yang Menggangguku
- Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
- Bab 27 Tidak Ada Yang Menemaninya Pergi
- Bab 28 Masih Ingin Menyembunyikannya Dariku?
- Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
- Bab 30 Nenek Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 31 Harus Aku Berlutut Memohon Padamu?
- Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
- Bab 33 Suami Istri Sebatas Nama
- Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan
- Bab 35 Melihat Nenek
- Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku
- Bab 37 Apakah Benar-Benar Tulus?
- Bab 38 Apakah Bisa Berhasil?
- Bab 39 Masuk Ke Ruangannya
- Bab 40 Kamu Mencari Siapa?
- Bab 41 Aku Akan Menunggumu Di Rumah
- Bab 42 Berasal Dari Menguntit
- Bab 43 Mengalihkan Perhatian
- Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
- Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
- Bab 46 Alergi Terhadap Mangga
- Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
- Bab 48 Kamu Harus Memikul Kesalahan Ini
- Bab 49 Membantu Dia Mengoleskan Obat
- Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
- Bab 51 Menyambut Direktur Cheng
- Bab 52 Harus Tanggung Jawab Sampai Akhir
- Bab 53 Kamu Adalah Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 54 Apa Kau Masih Marah Padaku?
- Bab 55 Aku Mencintaimu
- Bab 56 Tidak Bisa Memberimu Sebuah Acara Pernikahan
- Bab 57 Menemaninya Lembur
- Bab 58 Tidak Akan Membuatkan Masalah Untukmu
- Bab 59 Membuatnya Malu!
- Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
- Bab 61 Bagaimana Tega?
- Bab 62 Saudara Tiri
- Bab 63 Lain Kali Tidak Akan Meninggalkan Kamu Lagi
- Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
- Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?
- Bab 66 Tidak Seberapa Cocok
- Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
- Bab 68 Hukuman Air Es
- Bab 69 Rekan Wanita Yang Paling Beruntung
- Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
- Bab 71 Cemburu?
- Bab 72 Apakah Kamu Yang Melakukannya?
- Bab 73 Mesinnya Bermasalah
- Bab 74 Terjebak Di Atas Kapal
- Bab 75 Jujur Dan Terhormat
- Bab 76 Wangi Parfum Wanita
- Bab 77 Ada Wanita Lain?
- Bab 78 Inti Dan Prinsip
- Bab 79 Hanya Makan Saja
- Bab 80 Mungkinkah Hamil?
- Bab 81 Hamil
- Bab 82 Aku Tidak Dapat Mendonorkan Ginjal
- Bab 83 Tidak Ingin Melihat Kamu
- Bab 84 Aku Ingin Bercerai
- Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu
- Bab 86 Nenek Lari Dari Rumah
- Bab 87 Satu Tamparan
- Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
- Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
- Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
- Bab 91 Tidak Sengaja Terjatuh
- Bab 92 Musuh Bersama
- Bab 93 Masalah Yang Mana?
- Bab 94 Bukan Menjadi Adik Iparku
- Bab 95 Masalah Ini Hanya Kamu Yang Dapat Membantunya
- Bab 96 Apa Kelebihan Kamu?
- Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
- Bab 98 Ada Masalah Apa?
- Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
- Bab 100 Menyuruhnya Menenani Minum Arak
- Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
- Bab 102 Hanya Sebuah Pion
- Bab 103 Siluman Rubah
- Bab 104 Sekarang Bukan Saat Yang Tepat
- Bab 105 Tipe Idamannya
- Bab 106 Kita Sudah Bercerai!
- Bab 107 Masalahku Tidak Perlu Kamu Urus
- Bab 108 Menuntut Penjelasan
- Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
- Bab 110 Surat Pengunduran Diri Tidak Berlaku