Hello! My 100 Days Wife - Bab 15 Selamat
“Tidak apa-apa.” pikiran Nikita Ruan fokus pada cincinnya, dan tidak menyadari perubahan Lidia Wang.
“Kakak Nikita, kamu sudah menikah? Kapan itu terjadi?” Lidia Wang memiringkan kepalanya, bertanya dengan penasaran.
Selama dia magang di perusahaan, Lidia Wang cukup mengetahui setiap orang yang ada di departemen, sebelumnya Nikita Ruan selalu sendirian, bahkan tidak memiliki kekasih, namun saat ini tiba-tiba dia mengenakan cincin pernikahan, membuat orang merasa sangat aneh.
Nikita Ruan juga tahu jika masalahnya ini sedikit aneh, namun dia tetap tidak bisa mengatakan sejujurnya.
Ditambah lagi, jika dia mengatakan melakukan kencan buta dengan direktur Perusahaan Yu, bahkan berhasil.
Ucapan seperti ini, sepertinya tidak akan ada orang yang mempercayainya.
Setelah berpikir sejenak, Nikita Ruan berucap, “Kenal dari kencan buta, dan baru terjadi beberapa hari ini.”
Kemudian, Nikita Ruan menundukkan kepalanya kembali merapikan pekerjaannya.
Melihat Nikita Ruan yang tidak mengatakan apapun lagi, Lidia Wang juga tidak bertanya lagi.
Sekitar dua puluh menit kemudian, akhirnya Nikita Ruan selesai merapikan urusan penyerahan, kemudian mencetaknya, dan menyerahkannya ke tangan Lidia Wang.
“Kakak Nikita, terima kasih banyak.” Lidia Wang memeluk dokumen itu, berucap dengan manis.
Kemudian Lidai Wang melihat jam sejenak, menyadari sudah waktunya makan siang, dia berucap pada Nikita Ruan, “Kakak Nikita, ada beberapa hal yang masih belum aku mengerti, begini saja, kita makan bersama, kemudian kamu menjelaskannya sekali lagi padaku.”
Takut Nikita Ruan yang tidak setuju, dia kembali berucap, “Aku benar-benar takut melakukan kesalahan, jika begini aku tidak bisa lulus magang.”
Dia mengerutkan alisnya, menatap Nikita Ruan dengan tatapan menyedihkan.
Mengenai hal ini, Nikita Ruan tidak menolak ajakan Lidia Wang, akhirnya menyetujui permintaan Lidia Wang.
Jiangzhou International Hotel.
“Lidia, apa kita makan siang di sini?”
Jiangzhou International Hotel adalah hotel paling berkelas di seluruh Kota J, entah dari dekorasinya atau pun makanannya, ini bukanlah tempat yang bisa dimasuki oleh orang biasa.
Lidia Wang awalnya berjalan di depan Nikita Ruan, memimpin jalan.
Saat mendengar Nikita Ruan berucap seperti ini, dia langsung membalikkan tubuhnya melingkari lengan Nikita Ruan, tersenyum berucap, “Benar, tadi aku sudah memesan ruangannya.”
“Tapi, bukankah terlalu mahal.” Nikita Ruan masih merasa ada yang salah.
Hanya sebuah makan siang, apa perlu sampai semewah ini?
“Kakak Nikita, ini adalah rasa terima kasihku padamu selama ini yang selalu menjagaku, lagi pula aku juga sudah memesannya, jika tidak dimakan juga pemborosan.” ucap Lidia Wang, sambil mengeratkan tangannya pada lengan Nikita Ruan.
Seperti takut Nikita Ruan akan kabur.
Saat ini perhatian Nikita Ruan jatuh pada berapa banyak biaya yang akan dihabiskan untuk makan kali ini, dan tidak memperhatikan tindakan kecil Lidia Wang ini.
Melihat Nikita Ruan yang tidak berucap, Lidia Wang segera menarik Nikita Ruan berjalan masuk ke dalam.
Setelah masuk ke dalam ruangan, Nikita Ruan kembali terkejut dengan kemewahan Jiangzhou International Hotel.
Sebuah ruangan, dihias hingga semewah ini, bahkan kata megah juga tidak bisa mendeskripsikan ini.
Nikita Ruan menatap ke arah Lidia Wang dengan pandangan menebak, berpikir sejenak lalu berucap, “Lidia, kamu bukan anak konglomerat kan?”
Lidia Wang menghadapi pertanyaan Nikita Ruan, hanya tersenyum sejenak, dan tidak menjawabnya, seperti mengakuinya.
Melihat hal ini, hati Nikita Ruan yang terus khawatir sedikit mereda.
Jika Lidia Wang adalah orang biasa, dia tidak akan mungkin memakan ini, bagaimanapun menggunakan gaji dua bulan untuk satu kali makan, sangat tidak layak.
“Kakak Nikita, duduklah, lihatlah apa yang ingin kamu pesan?” setelah Lidia Wang menarik Nikita Ruan untuk duduk, dia menyerahkan buku menu pada Nikita Ruan.
Nikita Ruan mengambilnya, melihat sejenak, hal pertama yang dilihat olehnya adalah harga makanan, seketika dirinya menarik napas dalam.
Jika dilihat, makanan yang termurah seharga empat digit.
Ini bukan memakan emas kan!
“Lidia, sebaiknya kita ganti tempat saja.” harga yang tertulis ini membuat Nikita Ruan merasa sakit hati.
Namun Lidia Wang tersenyum mengambil buku menu dari tangan Nikita Ruan, “Kakak Nikita, sudah kukatakan makan siang ini aku yang traktir, kamu tenang saja.”
Lidia Wang membalikkan buku menu, sambil mengucapkan nama makanan pada pelayan yang ada di samping.
Saat ini, Nikita Ruan merasa ingin buang air kecil.
Di dalam ruangan terdapat sebuah toilet, Nikita Ruan bangkit berdiri dan pergi ke sana, saat dia kembali.
Di atas meja sudah terdapat beberapa makanan pembuka, dan minuman.
Dia baru saja duduk, Lidia Wang mengangkat jusnya, lalu berucap padanya, “Kakak Nikita, selamat, atas kenaikan jabatanmu!”
Mendengar hal ini, hati Nikita Ruan menghangat, lalu mengangkat jusnya dan bersulang dengan Lidia Wang, “Lidia, terima kasih banyak.”
Kemudian, dia menyesapnya sedikit, lalu meletakkan gelasnya kembali.
Tatapan Lidia Wang terus memperhatikan Nikita Ruan, melihatnya yang hanya menyesap sedikit, hatinya merasa sedikit gelisah.
Akhirnya dia mengangkat gelas jusnya dan meminumnya hingga habis, kemudian mengangkat gelas kosongnya menunjukkannya pada Nikita Ruan, dan berucap.
“Kakak Nikita, habiskan, bagaimanapun ini adalah perayaan kenaikan jabatanmu!”
Nikita Ruan merasa ucapan Lidia Wang ada benarnya, lagi pula ini juga jus bukan alkohol, jika meminumnya paling perutnya hanya akan membesar, akhirnya tanpa banyak berpikir, dia kembali mengangkat jusnya dan meminumnya hingga habis.
Melihat Nikita Ruan yang menghabiskannya, sudut bibir Lidia Wang sedikit tersungging, kemudian menatap jam dengan datar.
Novel Terkait
Mata Superman
BrickPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Wanita Yang Terbaik
Tudi SaktiPejuang Hati
Marry SuMy Charming Lady Boss
AndikaThat Night
Star AngelDemanding Husband
MarshallHello! My 100 Days Wife×
- Bab 1 Kencan Buta
- Bab 2 Menikah
- Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
- Bab 4 Lega
- Bab 5 Kalian Saling Kenal?
- Bab 6 Upacara Penyerahan Anak
- Bab 7 Tenggelam Dalam Pikiran
- Bab 8 Pergilah!
- Bab 9 Apa Kamu Terluka?
- Bab 10 Terima Kasih Banyak.
- Bab 11 Ruang Kerja Darwin Yu
- Bab 12 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 13 Kamu Adalah Istriku.
- Bab 14 Naik Jabatan
- Bab 15 Selamat
- Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?
- Bab 17 Bagaimana Menjelaskannya Pada Profesor?
- Bab 18 Jangan Menyalahkanku!
- Bab 19 Memangnya Aku Tidak Bisa Memakanmu?
- Bab 20 Topik Terlarang
- Bab 21 Apakah Masih Marah?
- Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat
- Bab 23 Aku Menemanimu Pergi
- Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?
- Bab 25 Orang Yang Menggangguku
- Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
- Bab 27 Tidak Ada Yang Menemaninya Pergi
- Bab 28 Masih Ingin Menyembunyikannya Dariku?
- Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
- Bab 30 Nenek Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 31 Harus Aku Berlutut Memohon Padamu?
- Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
- Bab 33 Suami Istri Sebatas Nama
- Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan
- Bab 35 Melihat Nenek
- Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku
- Bab 37 Apakah Benar-Benar Tulus?
- Bab 38 Apakah Bisa Berhasil?
- Bab 39 Masuk Ke Ruangannya
- Bab 40 Kamu Mencari Siapa?
- Bab 41 Aku Akan Menunggumu Di Rumah
- Bab 42 Berasal Dari Menguntit
- Bab 43 Mengalihkan Perhatian
- Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
- Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
- Bab 46 Alergi Terhadap Mangga
- Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
- Bab 48 Kamu Harus Memikul Kesalahan Ini
- Bab 49 Membantu Dia Mengoleskan Obat
- Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
- Bab 51 Menyambut Direktur Cheng
- Bab 52 Harus Tanggung Jawab Sampai Akhir
- Bab 53 Kamu Adalah Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 54 Apa Kau Masih Marah Padaku?
- Bab 55 Aku Mencintaimu
- Bab 56 Tidak Bisa Memberimu Sebuah Acara Pernikahan
- Bab 57 Menemaninya Lembur
- Bab 58 Tidak Akan Membuatkan Masalah Untukmu
- Bab 59 Membuatnya Malu!
- Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
- Bab 61 Bagaimana Tega?
- Bab 62 Saudara Tiri
- Bab 63 Lain Kali Tidak Akan Meninggalkan Kamu Lagi
- Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
- Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?
- Bab 66 Tidak Seberapa Cocok
- Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
- Bab 68 Hukuman Air Es
- Bab 69 Rekan Wanita Yang Paling Beruntung
- Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
- Bab 71 Cemburu?
- Bab 72 Apakah Kamu Yang Melakukannya?
- Bab 73 Mesinnya Bermasalah
- Bab 74 Terjebak Di Atas Kapal
- Bab 75 Jujur Dan Terhormat
- Bab 76 Wangi Parfum Wanita
- Bab 77 Ada Wanita Lain?
- Bab 78 Inti Dan Prinsip
- Bab 79 Hanya Makan Saja
- Bab 80 Mungkinkah Hamil?
- Bab 81 Hamil
- Bab 82 Aku Tidak Dapat Mendonorkan Ginjal
- Bab 83 Tidak Ingin Melihat Kamu
- Bab 84 Aku Ingin Bercerai
- Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu
- Bab 86 Nenek Lari Dari Rumah
- Bab 87 Satu Tamparan
- Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
- Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
- Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
- Bab 91 Tidak Sengaja Terjatuh
- Bab 92 Musuh Bersama
- Bab 93 Masalah Yang Mana?
- Bab 94 Bukan Menjadi Adik Iparku
- Bab 95 Masalah Ini Hanya Kamu Yang Dapat Membantunya
- Bab 96 Apa Kelebihan Kamu?
- Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
- Bab 98 Ada Masalah Apa?
- Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
- Bab 100 Menyuruhnya Menenani Minum Arak
- Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
- Bab 102 Hanya Sebuah Pion
- Bab 103 Siluman Rubah
- Bab 104 Sekarang Bukan Saat Yang Tepat
- Bab 105 Tipe Idamannya
- Bab 106 Kita Sudah Bercerai!
- Bab 107 Masalahku Tidak Perlu Kamu Urus
- Bab 108 Menuntut Penjelasan
- Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
- Bab 110 Surat Pengunduran Diri Tidak Berlaku