Cintaku Pada Presdir - Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
Setiap konsep desain yang aku kirim ke Fu Songhe, semuanya tenggelam ke bawah, dan tidak ada balasan.
Teringat bahwa kemarin bertemu dia di kantor, perkataan dia yang sinis, pasti terjadi salah paham terhadapku.
Aku hanya bisa membuat diriku tenang, bekerja keras pada rancangan desain.
Tetapi, karena hamil, aku tidak berani berpikir untuk bekerja dari pagi sampai malam seperti sebelumnya, sekarang aku harus tidur lebih awal, dan bekerja dengan teratur.
Mungkin karena telah punya pengalaman kehilangan seorang anak, membuatku untuk berhati-hati.
Aku takut untuk kehilangan sekali lagi.
Jam tujuh malam, setelah melewati jam kerja, tetapi di kantor masih sangat sibuk dan ramai.
Aku mengirimkan rancangan desain yang lengkap kepada Fu Songhe, kemudian mematikan komputer dan menekan sidik jari absensi.
Aku berdiri di dalam lift, kemudian pergi makan dan pulang ke rumah, akhir-akhir ini merasa sangat lelah, setelah selesai kerja pulang ke rumah dan merasa sangat lelah.
Aku makan di dekat daerah samping apartemen, sebuah restoran mie, setelah makan puas dan aku berjalan pulang ke rumah.
Senja sudah tenggelam, di jalanan ini tidak begitu banyak orang, di bawah sinar lampu, terlihat ada bayangan seseorang yang mengikutiku.
Dengan curiga, aku merasa dia sengaja mengikutiku.
Aku tidak berhenti dan hanya berjalan lebih cepat, akhirnya, orang di belakangku berjalan lebih cepat.
“Gadis cantik, malam-malam begini, sendiri pergi kemana?”
Seorang pria mengerjar, dan menghalang di depanku, dan mulutnya penuh dengan aroma alkohol.
Pemabuk.
Tanpa sadar aku mengerutkan wajah, melewatinya, dan berjalan lurus ke depan.
“Oh, jual mahal? Membuatku ingin melihat sisi gairahmu ……”Pemabuk itu mengejarku, dengan satu tangan menarik lenganku, dengan jari-jarinya di kulitku, dan dengan tatapan bergairah melihat kedalam mataku.
Aku kedinginan, segera melepaskan tangannya, dan melarikan diri tanpa berkata apa-apa.
Tetapi, aku sedang hamil, tidak berani berlari terlalu cepat.
Melihat pemabuk itu berjalan semakin dekat, aku sangat cemas dan jantung berdetak hampir berhenti seketika, sebuah mobil putih Audi berhenti di depanku.
Seketika aku sangat terkejut dan hampir tertabrak, mobil itu adalah mobil Zhou Ziyun!
Pada saat Zhou Ziyun membuka pintu mobil pengemudi, bahuku telah di tangkap oleh pemabuk itu, membuatku terkejut, ketika aku terkejut dan berbalik, tanpa sengaja kakiku keseleo, melangkah mundur, kakiku tergores sesuatu benda tajam, dan sakit.
“Adik perempuan, kamu bilang kenapa kamu berlari begitu cepat? Aku seorang pria disini, kamu ingin lari dariku? Kekuatan fisikmu memang baik, tidak tahu bagaimana kalau berada di tempat tidur…”
“Pang!”
Setelah pemabuk itu mengatakannya, kepalan Zhou Ziyun telah jatuh langsung mendarat ke perutnya, dan suaranya teredam.
Meskipun dia telah mabuk, tetapi tidak sepenuhnya mabuk, dan dia ingin membalas pukulan itu, Zhou Ziyun menjagaku di belakangnya, dia menunjukkan untuk peringatan, “Aku telah melapor polisi, sepanjang jalan ini ada CCTV, jika kamu tidak ingin pergi ke kantor polisi, cepat pergi dari sini.”
Yang dia katakan memang benar, jalan yang aku jalani, adalah daerah sekitar apartemen, memang benar ada CCTV.
“Bangsat!” pemabuk itu mendengus dan mengejutkan Zhou Ziyun dan pergi.
Zhou Ziyun berbalik, matanya penuh khawatir, “Apakah kamu tidak apa-apa?”
“Iya, tidak apa-apa, untung ketemu kamu disini.”
Hatiku masih ketakutan.
Jika aku sendirian, aku tidak takut, bagaimanapun telah sampai di dekat apartemen, paling tidak aku hanya akan terluka.
Tetapi, anak dalam kandunganku, untuk berlari, aku juga tidak bisa berlari dengan cepat.
Jika bukan ketemu Zhou Ziyun, sekali pemabuk itu mendapatkanku, mungkin sudah tidak akan ada hal baik.
Zhou Ziyun melihat ke bawah, matanya menatap kakiku, ”Mengapa kamu selalu tidak ingin mengatakannya kepadaku.”
Apa?
Aku merasa aneh, tiba-tiba dia membungkuk, dengan sebelah tangan mengaitkan di pinggangku dan lainnya di kakiku, langsung menggendongku.
Dia berjalan ke arah mobil, membuka pintu penumpang, dan membawaku masuk ke dalam.
Setelah dia masuk ke dalam mobil, melihatku dengan ekspresi yang membingungkan, tiba-tiba tertawa,“Kakimu tidak sakit?”
Aku teringat kakiku sepertinya tergores, sekarang, itu benar-benar sakit, dan mengerti apa yang baru saja dikatakannya.
“Aku bukan sengaja untuk tidak mengatakannya kepadamu, tadi aku terlalu gugup, dan tidak merasa kesakitan.” Aku menjelaskan sambil tersenyum.
Ada sedikit ekspresi tidak berdaya di wajahnya, menyalakan mobil, dan menginjak pedal gas.
Aku mengulurkan tangan dan mencoba menyentuh betis, matanya dengan cepat menggosokan dengan salah satu tangannya, dan meraih pergelangan tanganku, “Jangan menyentuhnya, sudah berdarah.”
Lampu mobil redup, aku tidak melihat dengan jelas, menyerah saja.
Dia mengemudi mobil ke arah lain, semakin menjauh dari rumah, aku tidak bisa tidak bertanya: “Pergi kemana?”
Dia menyipitkan mata, “Rumah sakit.”
“Tidak perlu, aku punya perban di rumahku.”
Aku tidak suka ke rumah sakit.
Dia mengabaikanku, tampaknya ada sedikit marah.
Mobil itu berhenti sesampai di pintu rumah sakit, setelah aku turun dari mobil, menunduk kepala melihat, baru tahu mengapa dia marah.
Dari lutut sampai betis terlihat seperti sepuluh sentimeter panjang lukanya, sangat menakutkan, sama sekali tidak bisa di obati dengan perban.
Ketika kami mengantri di unit gawat darurat, untuk menangani luka, dia yang mencemaskanku, dan mengikutiku masuk ke dalam.
Setelah dokter mensterilkan lukaku, aku sedikit mual, dan ingin memuntahkannya beberapa kali.
Ada seorang dokter wanita berusia tiga puluhan tahun, dia tahu, dan berkata menghibur: “beberapa wanita hamil akan lebih peka terhadap bau ini, tahanlah sedikit. Desinfeksi ini sedikit menyakitkan, jika kamu takut boleh memegang tangan suamimu.”
Dia mengatakan aku hamil di hadapan Zhou Ziyun, aku tidak bisa menahan rasa malu, harus menerimanya atau menolaknya.
Selain itu, ini adalah kedua kalinya, seorang dokter salah paham dengan hubunganku dengan dia.
Saat kami bertemu, juga dia yang membantuku, mengantarkanku ke rumah sakit pada malam hari, dan kemudian disalahpahami oleh dokter.
Kali ini, Zhou Ziyun tidak berniat untuk menjelaskan, tiba-tiba mengambil tanganku dan tersenyum dengan napas lega, “Dengarkanlah kata dokter, pegang tanganku, jika sakit, aku akan menemanimu sakit bersama.”
Mungkin karena terharu, atau karena sesuatu yang lain, aku juga mengepalkan tanganku.
Kamu tidak tahu apakah ini benar atau ilusi, merasa bahwa ada pandangan dingin di belakang punggungku.
dokter itu dengan terampil membalut lukaku, aku berdiri dengan eakuatan Zhou Ziyun, dia berkata, “Ayo jalan, pulang rumah.”
“Baik.”
Begitu dia berbalik, tiba-tiba melihat Cheng Jinshi, memakai jas dan kemeja, yang berdiri di ambang pintu.
Sejak dimana hari penolakanku, aku tidak lagi bertemu dengan dia.
Ternyata, perasaan aku tadi benar.
Sejak kapan dia berada disana……apakah dia mendengar perkataan dokter tadi?
Aku bahkan tidak memberitahunya kalau aku hamil.
Cheng Jinshi menatap aku dan Zhou Ziyun seperti mata elang, dengan amarah, “XiaoXi, keluar.”
Suara itu terlalu ringan untuk terdengar emosi.
Entah kenapa aku merasa bersalah padanya, seperti berbuat hal yang salah.
Aku berjalan dengan tenang melewatinya, “Direktur Cheng, kebetulan sekali.”
Dia melirik perutku, dengan nada lembut berkata,“Kamu benar hamil?”
Dia telah mendengarnya.
Aku menghela nafas, diam-diam mengencangkan tanganku, dan ragu bagaimana harus menjawab, sesosok bayangan halus berlari kemari.
Su Shanshan memegang tanganya dan berkata: “Jinshi, bukankah kamu bilang akan menungguku di luar? Aku mencarimu kemana-mana.”
Cheng Jinshi membiarkan Su Shanshan memegang tangannya, tetapi dengan mata yang menatapku.
“Benar, tetapi tidak ada hubungannya denganmu.”
Aku menenangkan hati yang gugup, menjilat bibir, dan menjawab pertanyaannya.
Begini baru benar.
Dia ingin bersama siapa maka pergi bersama siapa, dan aku, hanya ingin anak dalam kandungan datang ke dunia ini dengan sehat.
Novel Terkait
Gaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangMy Cold Wedding
MevitaDewa Perang Greget
Budi MaHis Second Chance
Derick HoMeet By Chance
Lena TanPergilah Suamiku
DanisCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu