Cintaku Pada Presdir - Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
Aku hanya merasa kemarahan sudah mencapai puncak, seluruh tubuhku bergemetaran tidak terkendali.
Ning Zhenfeng dengan santai menyandar di sofa, “Xiao Xi, sekarang kamu juga memiliki saham perusahaan Ning, kalau perusahaan berkembang baik, kamu akan untung bukan rugi, kenapa kamu harus begitu keras kepala?”
Aku menarik nafas dalam-dalam, berusaha mengontrol nada suaraku, “kamu boleh lakukan apa saja ke aku? Kakek sudah tua, tidak tahan tekanan apapun, tunggu kakek sudah pulang, barulah kita bahas masalah ini.”
Dia mengerutkan alis, tidak mengalah setengah langkah pun, “jangan mengira aku tidak tahu niatmu, tunggu kakekmu pulang, apa syarat aku untuk berunding dengan kamu? Akan kuberikan kamu waktu seminggu, kalau tidak, maka bakal ada masalah yang tidak bisa dirahasiakan.”
“kamu… …”
Aku menunjuk dia, marah hingga tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.
Dia berkata lagi: “tenanglah, seminggu ini saya pasti akan membuat kakekmu nyaman di sini, kamu hanya perlu memikirkan cara bagaimana agar Cheng Jinshi bisa menyetujui permintaanmu.”
Aku benar-benar merasa diriku sendiri buta, di saat dia mencari aku untuk pinjam uang, aku malah bisa menganggap bahwa dia benar-benar sudah menyesal dan sadar diri!
Saat tiba di rumah, Song Jiamin sudah pulang dari mall, sengaja memamerkan belanjaannya di ruang tamu, aku sudah memang tidak senang, sekarang semakin jengkel, aku sekedar beresin makan siang, lalu langsung naik ke atas.
Aku merenggangkan otot leher, kemudian ingin bertanya ke Zhou Xueke tentang masalah yang aku minta bantuan darinya tadi pagi, tapi malah tidak menemukan handphone.
Aku mengeluarkan semua isi tas, tetap tidak bisa menemukan handphone, saat lagi panik, terdengar ketukan pintu kamar.
Aku pergi membuka pintu, Xiao He berdiri di depan pintu, lengannya tergantung mantel yang aku kenakan pagi tadi, dia mengingatkan: “tadi kamu menggantungkan mantel di pintu masuk, handphone-mu juga tertinggal di dalam mantel… …”
Dia berhenti sejenak, seperti sedang mempertimbangkan sesuatu, berkata dengan ragu-ragu: “sepertinya nona Song menyentuh handphone-mu, aku juga kebetulan lewat pas itu, tidak terlalu yakin dengan apa yang dia lakukan, kamu cek sendiri saja.”
Aku mengangguk, “baiklah, terima kasih.”
Aku segera mengeluarkan handphone dari saku mantel, terlihat sebuah pesan dari Zhou Xueke, isinya singkat, “aku berhasil memotretnya, hasilnya sama dengan apa yang kamu duga.”
Pagi tadi aku meminta bantuan Xueke untuk melacak Song Jiamin, lihat apa yang dia lakukan dengan uang yang diberikan Jinshi, apakah akan diberikannya ke pria itu.
Melihat pesan itu, hatiku tegang, tidak yakin apakah Song Jiamin sudah melihatnya, tapi setelah berpikir-pikir, walaupun dia sudah melihat isi pesan, dia belum tentu bisa mengetahui maksud dari pesan itu
Kemudian membuka kontak, ingin menelpon Zhou Xueke menanyakan lebih jelas, malah terlihat sebuah panggilan terhubung di beberapa menit yang lalu, itu adalah panggilan dari Zhou Xueke, terhubung selama 12 detik.
Aku segera menelpon kembali, dia dengan cepat menghubungkan panggilan, “Xiao Xi?”
Aku memberikan respons, barulah dia melanjutkan: “apakah tadi kamu yang mengangkat telepon? Kenapa kamu tidak bicara, aku kira orang lain, jadi langsung mematikan telepon
Aku merasa lega karena reaksinya cepat, lekas bertanya: “Song Jiamin diam-diam mengangkat teleponku, apa saja yang kamu katakan tadi?”
Nada suaranya langsung melonjak tinggi, “dia masih berani mengangkat teleponmu, kelakuan orang ini benar-benar tidak ada batasnya! Aku melihat kamu tidak membalas pesanku, jadi aku meneleponmu, tapi aku hanya menyebutkan beberapa kata, tidak menyebutkan nama, dia tidak akan tahu.”
Aku merasa lega, “baiklah kalau begitu, dia benar memberikan uang ke pria itu?”
Xueke tertawa ironi, “sesuai dugaanmu, pagi tadi dia membiarkan Xiao Bao sendirian di taman bermain anak-anak, kemudian dia sendiri malah pergi bertemu pria itu, memberinya uang, aku tidak tahu jelas berapa jumlahnya, tapi mereka sepertinya berantem, sepertinya Song Jiamin ingin memutuskan hubungan mereka.”
Aku menggigit bibir, “baik, kirimkan ke aku foto yang aku dapat ya.”
Setelah mematikan telepon, Xueke pun langsung mengirimkan foto ke aku, tapi gerak-gerik mereka di dalam foto tidak terlihat intim, foto ini tidak bisa menjelaskan hubungan mereka.
Aku masih merasa ada yang tidak beres, melemparkan handphone ke atas ranjang, kemudian turun ke lantai bawah mencari Song Jiamin, ingin memastikan apakah dia mengetahui sesuatu.
Dia membuka pintu dengan mukanya yang sedang mengenakan masker perawat muka, aku segera bertanya dengan langsung, “kenapa kamu mengangkat teleponku?”
Dia berkata dengan merasa tidak bersalah: “kamu lihat dengan mata bagian mana kalau aku mengangkat teleponmu? Jangan cari gara-gara.”
Aku benar-benar tidak bisa tahan dengan tampangnya yang begitu tidak tahu malu, “Heh, kalau begitu aku akan pergi lihat rekaman CCTV, bagaimana kalau ada?”
Dia langsung melepaskan masker, lekas marah, “apakah perlu sampai melakukan itu, aku hanya khawatir mana tahu temanmu itu punya masalah mendesak, makanya aku membantumu mengangkat telepon.”
Aku memelototi dia, tersenyum dingin, “jadi aku harus berterima kasih padamu? Lain kali kamu jangan berbuat baik lagi, aku tidak mampu menanggung.”
Selesai bicara, aku langsung naik ke lantai atas, kalau dia mengetahui bahwa aku sedang memeriksa dia, tampangnya pasti akan tampak berdosa, tapi sekarang dia bersikap begitu lugas, tampang yang kelihatan tidak mengetahui apa-apa.
Pikiranku sedikit kacau, aku memutuskan untuk menyampingkan masalah dia dan pria itu dulu, sekarang masalah Ning Zhenfeng lebih mendesak.
Membuat Cheng Jinshi menuruti permintaan Ning Zhenfeng, jelas tidak mungkin, aku juga tidak bisa mengajukan permintaan ini.
Ning Zhenfeng memberiku waktu seminggu… …mungkin, aku bisa mencari kesempatan di saat dia tidak ada di rumah, diam-diam membawa kakek pergi.
Keesokan harinya, adalah hari janjian check-up, karena semalam aku insomnia, jadi pagi ini aku bangun telat.
Setelah mandi aku turun ke lantai dasar, hari ini adalah sabtu, tapi malah hanya ada Xiao He di rumah.
Aku memakan sarapan, kemudian bertanya ke dia, barulah dia memberi tahu aku bahwa hari ini keluarga Cheng mengadakan makan bersama, mereka semua sudah pulang ke rumah tua.
Aku terbengong, makanan di mulut menjadi susah di telan, tenggorokanku juga bagai tersedak gumpalan kapas, tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.
Hanya merasa emosiku tidak jelas, aku sudah bukan merupakan bagian keluarga Cheng, makan bersama memang sudah tidak berhubungan dengan aku.
“tuan bilang hari ini kamu akan pergi check-up, dia menyuruhku mengantar kamu pergi.” Xiao He yang sedang membereskan piring, tiba-tiba bicara.
Aku tiba-tiba terpaku, tidak sangka… … dia bahkan memerhatikan tanggal check-up aku.
Aku masih mengira bahwa dia tidak peduli sama sekali.
Rumah selalu ada mobil lebih, tapi aku tidak berhak mengemudi mobilnya, jadi aku selalu menggunakan taksi, tetapi karena dia telah memerintah Xiao He, maka aku juga tidak perlu menggunakan taksi lagi.
Xiao He mengantarku ke rumah sakit dan tidak langsung pergi, justru menemaniku melakukan check-up, katanya itu adalah perintah Cheng Jinshi.
Namun, setengah melakukan check-up, dia ada masalah mendesak, jadi aku membiarkannya pergi.
Lagipula, aku berada di rumah sakit, tidak akan terjadi apa-apa.
Selesai check-up, keluar dari kantor dokter, aku pun dipanggil oleh suara yang tidak asing.
“Ning Xi?”
Aku membalikkan kepala, agak kaget, “dokter Chen, kebetulan sekali.”
Dokter Chen adalah dokter ibuku, ibuku tinggal di rumah sakit selama empat tahun, dia yang mengurusnya, jadi kami sudah saling mengenal.
Mukanya berseri: “iya kebetulan sekali, sekarang aku tidak sibuk, jadi menemani istriku ke sini, kebetulan ketemu kamu.”
Aku pun baru mengerti kenapa dia bisa muncul di departemen kebidanan, lekas tersenyum, “aku harus benar-benar mengucapkan selamat untukmu, tiga tahun dapat dua anak.”
“terima kasih.” Tawanya terlihat luar biasa senang, dia memandang sekilas perutku, “kamu juga datang check-up? Mana suamimu?”
Aku tersenyum tawar, “kami sudah cerai.”
Aneh sekali, kenapa setiap kali membahas masalah ini, hatiku selalu terasa masam.
Dokter Chen menyimpan senyumannya, “maaf sekali, aku seharusnya tidak membahas ini. pastinya sangatlah tidak mudah bagimu, kalau ada yang bisa aku bantu, sudilah katakan.
‘iya, terima kasih.” Aku merapatkan bibir, “kalau begitu aku pulang duluan ya.”
Beru saja ingin pergi, dia seperti teringat sesuatu, menepuk jidatnya, segera berkata: “oh ya, di saat perawat membereskan kamar inap ibumu, dia menemukan barang yang tidak sengaja kamu tinggalkan, sepertinya mahal, kebetulan aku sibuk di beberapa hari itu, jadi aku menyimpannya, rencana ingin menelponmu agar datang untuk ambil, tapi nomormu tidak aktif. Barangnya masih di kantorku.”
Langkahku terhenti, “barang apa?”
Novel Terkait
Si Menantu Dokter
Hendy ZhangLoving The Pain
AmardaKembali Dari Kematian
Yeon KyeongThe Richest man
AfradenLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieHusband Deeply Love
NaomiCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu