Cinta Pada Istri Urakan - Bab 969 Nona Lana Yang Cantik dan Elok

——“Bagiku Romo itu adalah satu orang asing, bertemu atau tidak dengan orang asing tidak apa-apa, aku hanya ingin bertemu dengan Christian saja.”

——“Aku beritahu kamu, aku ini demi bertemu dengan Christian baru setuju bertemu dengan Romo, kalau kamu hebat pergi dan bilang ke Christian jangan menemui aku, hehe, pria itu demi bibi keduanya tak segan membiarkan mantan pacarnya sendiri masuk ke perangkap, tidak tahu kalau paman keduanya tahu bisa ada respon seperti apa?”

Laras tak berhenti mengingat dan merenungkan perkataan ini, berdasarkan pemahamannya terhadap Lana, Lana juga hanya ngomong saja karena mulutnya ketagihan, tapi kalau dipikir sekarang, dia sudah meremehkan Lana.

Kelihatannya, Lana hidup sendirian dua tahun ini, sudah lebih sangat dewasa.

Laras segera menelpon Christian, tapi, membalik-balik daftar kontak, sama sekali tidak menemukan Christian, dia juga tidak ingat nomor pria itu.

“Halo, Gavin, kamu dimana?” Laras langsung saja terpikir dengan Gavin, pria itu adalah orang yang paling dipercayai olehnya.

“Sepuluh menit lagi sampai rumah.” Mulut Gavin mengandung senyum, “Kenapa begitu buru-buru seperti kebakaran saja merindukan aku? Apa tidak bisa ditahan sebentar?”

Dibatasi oleh ponsel saja, Laras masih bisa membayangkan ekspresi mulut pria itu yang puas diri, wanita itu dengan serius berkata: “Kamu jangan tanya apa-apa dulu, pergi cari Christian, tak peduli orangnya ada dimana, harus menemukan dia.”

“Apa yang terjadi?”

“Tidak bisa dijelaskan dengan beberapa patah kata, kamu pergi cari dia dulu, nanti aku jelaskan ke kamu.”

Gavin juga tidak banyak bertanya lagi, meski dalam hati masih banyak tanda tanya, dia memutar stir mobil ke jalur untuk memutar balik, dengan tenang menjawab wanita itu, “Baik.”

Tepat saat ini, Christian baru saja berjalan masuk ke dalam restoran barat yang berkelas di dalam hotel, penyambut tamu di dua sisi di pintu agak membungkukkan pinggang, dengan wajah yang mengandung senyuman menyambut pria itu, “Pak Christian silahkan.”

Christian tidak banyak berpikir, dia adalah pelanggan di restoran ini, kalau menyambut dan mendiskusikan bisnis sering memilih tempat ini, karena di sini cukup sunyi, juga sangat menghormati rahasia pribadi orang.

Siapa yang sangka, begitu masuk ke dalam, dia merasakan keanehan, sinar lampu di dalam rumah makan gelap samar-samar, hanya kedua sisi jalur keselamatan saja yang disinari dengan beberapa sinar lampu, di tengahnya adalah satu jalan yang dihiasi dengan lilin di kedua sisinya, di tengah-tengahnya juga ada banyak kelopak bunga mawar.

Dia menyadari bahwa restorannya sudah dipesan semua.

Selanjutnya suara biola yang indah dan penuh perasaan terdengar, di posisi bagian tengah restoran, sinar lampu di atas perlahan menjadi terang, menyinari tokoh wanita utama mala mini.

Kalau dibilang tidak terkejut itu bohong, Christian tertegun berdiri di tempat, matanya terus memandangi Lana yang ada di tengah.

Tapi, yang membuat pria itu kagum bukan kecantikan Lana, tapi, Lana yang dihadapannya, dibanding dengan dia dua tahun yang lalu, perbedaannya itu tidak hanya sedikit.

Tapi, Lana yang sangat percaya diri mengartikan keheranan pria itu menjadi kagum, dengan muka yang mengandung senyuman, di dalam hati diam-diam berpikir berkata: Christian, aku akhirnya membuatmu kagum juga kali ini, dulu mencampakkan aku, kamu menyesal bukan? Ayo cepat seperti anjing yang memuakkan menempel ke aku, hanya dengan seperti ini, aku baru bisa memaafkan kamu.

Pakaian Lana memang anggun, terusan yang boat neckline berwarna merah, tidak ada belahan V yang dalam, baju yang tak berlengan memamerkan lengan wanita itu yang kurus, gaunnya yang panjang tambah menutupi sampai ke bawah, hanya kelihatan ujung depan sepatu hak tinggi.

Gaun pesta yang berbahan sutera ini menempel sekali ke badan Lana, menampilkan bentuk tubuh indahnya keluar, dan, pakaian yang berbahan semacam ini paling menguji bentuk badan dan sikap orang yang mengenakannya, kalau saja ada daging lemak yang berlebih, atau sikap yang tidak bagus, bisa terbongkar tak perlu diragukan.

Lana berdiri tegap di bawah sinar lampu, kulit yang memang sudah putih itu ditambah dengan baju dan sinar lampu yang menyinari membuatnya terlihat bertambah indah lagi, kulit putih dan muda, semua ungkapan yang indah digunakan pada dirinya, juga tidak akan merasa berlebihan.

Mata Christian terus melihat ke wanita itu, meski Lana sendiri, maupun pelayan yang ada di samping, semua mengira tokoh utama pria hari ini sedang terlena dengan kecantikan tokoh utama wanita, semua orang merasa hal baik hari ini sudah mau berhasil.

Tapi mereka tidak tahu, Christian itu hanya sedang mencari bagian yang berbeda di wajah Lana.

Jalan semakin dekat, bekas operasi plastik wanita itu terlihat semakin jelas, hidung yang dipermancung, ujung hidung yang diperkecil, lipatan kelopak mata, bentuk mata, dan juga mulut yang agak tersenyum yang jelek itu, sekali tersenyum, mengeluarkan dahi yang tajam, tambah jelek lagi.

Lana yang sekarang dibanding yang dulu, bisa dibilang jeleknya bukan main.

Jangan mengira pria itu mengingat mukanya yang dulu terlalu dalam, jadi baru bisa dengan begitu mudah mencari perbedaan, sebenarnya, pria itu hanya mengukir paras wajah Laras didalam hatinya saja, dengan membandingkan seperti ini, dengan sangat mudah bisa menemukannya.

Pandangan mata Christian berpindah dari wajah wanita itu, perlahan melihat ke bawah, mengingat wajahnya itu dibuat palsu, seharusnya, bentuk badannya juga bukan asli, terlebih lagi kalau dibandingkan dengan bentuk badan Laras, bagaimanapun melihat wanita itu kellihatan janggal.

Benar, Lana yang sekarang paras wajah maupun bentuk badannya semakin bagus dari yang dulu, bisa dibilang tidak ada masalah sedikitpun, bisa disebut sempurna, tapi, satu orang yang begitu sempurna berdiri di hadapanmu, kerutan mata dan senyumannya yang begitu kaku, sebenarnya juga agak menakutkan.

Christian berjalan ke depan wanita itu, berdiri tegap, dengan mata Lana yang penuh harapan, pria itu membuka mulut bertanya: “Kenapa kamu operasi plastik sampai membuat dirimu sendiri seperti boneka tiup saja?”

“……” Senyuman Lana seketika membeku, wajah yang memang tidak begitu alami menjadi semakin kaku lagi.

Ekspresi wajah pelayan di sekeliling semuanya tertegun, terlebih lagi orang yang memainkan biola itu, suara biolanya terdegar jelas tergetar sebentar.

Christian dengan wajah yang serius, seakan berkata ke semua orang yang ada di dunia—— yang aku katakan semua itu adalah kenyataan, aku terang-terangan saja.

Lana agak menarik dan menggerakkan ujung bibirnya, diikuti dengan sebelah otot wajahnya juga tertarik sebentar, karena pernah memipis tulang pipi, membuat sebagian saraf pipinya agak rusak, jadi, dia tidak bisa merasakan gerakan kecilnya ini membuat mukanya mengeluarkan ekspresi yang begitu berlebihan.

Wanita itu pura-pura bodoh, agak mengangkat dagu, dengan angkuh bertanya: “Sebelum makan, apa tidak memintaku berdansa satu lagu?”

“Kenapa?”

“…….” Lana berbalik melototi pria itu, kelopak mata berlapis yang pernah dioperasi itu membulat aneh sekali, kalau melototi orang luar biasa ganas.

Christian mengerti situasi dan mengangguk, lalu mundur satu langkah, dengan gagah agak membengkokkan pinggang, “Nona Lana, apa aku boleh meminta untuk berdansa bersama?”

Lana berjalan maju selangkah, menyampingkan badan yang cantiknya sebentar, dengan berani memperlihatkan punggung yang indah ke pria itu.

Christian langsung menarik balik penilaian anggun terhadap wanita itu, punggungnya semua tak terbungkus, terus sampai ke lekukan, dengan kata “anggun” sama sekali tidak ada hubungannya.

“Baik, biar aku lihat teknik dansamu ada kemunduran tidak.” Setelah berkata, Lana langsung menjulurkan tangan, satu tangan menggenggam tangan pria itu, satu tangannya lagi diletakkan di atas pundak pria itu.

Keduanya berdansa mengikuti irama music, selain biola, juga ditambah piano, semua itu langsung dimainkan live.

Christian tidak berani bertatapan dengan mata wanita itu, sangat aneh sekali, pria itu hanya terus meletakkan pandangan ke samping telinga wanita itu, berkata: “Apa itu teknik dansa, di Jakarta tidak pernah ada trend seperti ini, mungkin hanya kalian orang luar baru suka berteman dengan cara berdansa. Aku juga hanya bisa berjalan beberapa langkah, tidak bisa dibilang jadi teknik berdansa.”

Wajah Lana agak malu, dia merendahkan suara memperingati berkata, “Sebenarnya ini kamu yang memohon padaku, atau aku yang memohon ke kamu?”

Christian cengengesan sebentar, “Baiklah dansa saja, nona Lana yang cantik dan elok.”

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu