Cinta Pada Istri Urakan - Bab 93 Setelah Ini Kita Akan Menjadi Keluarga (1)

"tidak, seandainya dia masih di Jakarta, tempat paling bahaya itu sebenarnya adalah tempat yang paling aman, tapi kenapa sih harus setelah 15 ?"

kemanapun Gavin ingin pergi semuanya terasa sangat berbahaya, kelompok berbahaya itu, tidak usah menunggu sampai setengah bulan, takutnya tiga hari lagi mereka akan menerkam Jenny, "apakah kamu tidak ingin memikirkan keselamatanmu sendiri?"

Jenny tertawa, berkata sepantasnya: "Pimpinan, ini memang sudah semestinya dilakukan, apa lagi yang harus dipertimbangkan?"

Jenny mengenakan topeng, sudah bersiap memainkan peran yang semestinya dia lakukan, menunjukan sisi kehidupan lain.

"kalo pimpinan suka, bagaimana kalau sama pimpinan saja, aku tidak meminta ketenaran, hanya makanan dan pakaian saja sudah cukup, kenapa tidak?"

dengan nada sedikit marah gavin berkata, "cukup, tutup mulutmu. tolonglah dirimu sendiri, lagipula aku tidak bisa setiap saat menolongmu."

Hati Jenny terhanyut, dengan gayanya yang cool dan sedikit sombong dia berbicara : "aku punya caraku sendiri."

Gavin berdiri dari kasurnya, berdiri disamping pintu, membuka celah untuk melihat keadaan diluar.

Djarot juga tidak tahu bagaimana mengatasi ini, tidak lama diapun melipatnya kembali, membersihkan darah yang berjatuhan di lantai dan kembali mengikuti pertempuran saudara-saudara.

Gadis-gadis yang dibawa ke dalam ruangan sangat beruntung, gadis-gadis yang tinggal di aula mereka tidak bisa tidur semalaman karena harus melakukan hubungan badan secara beramai-ramai.

---

Matahari bersinar terang, danhari pertama tahun baru sudah dimulai.

Laras tidak banyak tidur, bukan karna tidak bisa tidur, tapi tidak berani tidur, khawatir tidak bisa terbangun lagi dari tidurnya.

Dia dari yang awalnya tidak disukai sampai akhirnya bisa diterima keluarga, Gavin pasti sangat giat memperjuangkannya, anggap saja karena Gavin, dia juga harus membuat penampilan yang baik di acara malam tahun baru yang sangat penting.

Mulai dari pagi, orang-orang tidak berhenti mendatangi rumah keluarga Pradipta.

Selain dari keluarga yang melakukan reuni, lainnya Laras tidak mengenalnya.

mereka tidak mengenal Laras dan Laraspun juga tidak mengenal mereka, duduk bersama membuat suasana sedikit canggung.

satu keluarga diantar pulang datang lagi keluarga yang lain, terus menerus tidak berhenti seperti ini. Laraspun sampai capek duduk, dia ingin meregangkan ototnya sebentar jadi dia mengangkat tangannya, hal itupun tertangkap oleh Anna, dan dia harus menurunkannya kembali.

Tiba-tiba, satpam rumah berlari menuju ke arah mereka dan berbisik kepada mereka, Laras memperhatikannya, berkata : "Keluarga nyonya muda sudah datang."

Laras meluruskan badannya kembali dari berkata, "siapa? siapa yang kamu bicarakan?"

Anna batuk kecil, "em em, ngapain kamu kaget seperti itu?"

Allan berkata : "yang datangkan tamu, cepat biarkan dia masuk."

tidak lama, Rama masuk, berjalan memasuki ruang tamu, memberi Allan gerakan hormat, dan berteriak dengan kencang : "Halo Ketua!"

Anna sedang meminum teh, mendengar penghormatan itu diapun terkejut, Batuk, kaget, cemberut dan marah.

raut wajah Nagita juga berubah menjadi sedikit canggung, Nagita langsung menurunkan tangan suaminya, dan menunduk hormat, "Ketua, ini tidak seperti yang anda lihat. Pak Rama, berpikir bahwa aku akan datang untuk melihat kamu, dan dia sangat gembira sampai-sampai tidak bisa tidur dengan nyenyak selama beberapa hari.

Kamu ini, suara keras sekali, mengagetkan Ketua.”

Laras sangat terkejut, tidak disangka bahwa paman dan bibi akan datang, Manda juga tidak memberitahunya terlebih dahulu.

Dia perlahan bangkit dari tempat duduknya dan bertanya, “bagaimana kalian bisa datang?”

Nagita mengenakan perhiasan, dia mengenakan mantel bulu ungu mewah dengan bros Zamrud hijau di dada.

Dia memegang tangannya, wajahnya penuh dengan senyuman sambil berjalan kedepan dia berkata : “Laras, kamu tadi itu menanyakan hal apa sih, kita datang untuk berkunjung, setelah ini kita akan menjadi keluarga, jangankan waktu hari raya, hari biasa saja kita juga harus sering berkunjung.”

“…” Laras melihat mertuanya dengan sedikit panik, ayah mertua selalu dengan ekspresi datar yang tidak bisa ditafsirkan, tapi ekspresi ibu mertua, dia tau betul bahwa dia tidak menyambut kedatangan mereka.

Laras juga tidak menyambut mereka, tahun baru yang besar ini, apa yang sebenarnya mereka lakukan.

Tapi, dia sebagai orang yang masih muda sangat sungkan untuk berkata.

Allan melambaikan tangan dan berkata :”duduk….Bibi Darmi ambilkan teh untuk tamu.”

Rama dan Nagita duduk perlahan di sofa depan Allan, terlihat jelas Rama sangat grogi, dia dengan gembira berkata :”Ketua, kita sudah 20 tahun tidak bertemu, kamu sehat kan?”

Novel Terkait

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu