Cinta Pada Istri Urakan - Bab 508 Aku Akan Menggagalkannya Jika Kamu Mencari Yang Lain

“Nana dan Bobi sudah tidur?” Gavin mengalihkan pembicaraan.

“Jangan kamu pikir mereka bisa jadi penyelamatmu.”

“Ssstt…” (suara desisan)

Laras melihat jarinya yang sudah keunguan dan bergetar hebat, jadi Laras mau tidak mau harus menghantar dia sampai ke pintu keluar, “Kamu masih bisa jalan kan? Kamu benar-benar menyebalkan, aku sudah lelah, kamu pergi saja.”

“Aku tidak tahu jika hari ini aku pergi untuk dijodohkan, mamaku hanya bilang kalo pergi untuk makan, dan dia tidak menceritakan jika ada orang lain.”

“Jangan banyak alasan, kamu sudah duduk begitu lama dan baru tahu kalo itu perjodohan?! Hanya hantu yang akan percaya!”

“Betul, tidak menjelaskan dari awal adalah kesalahanku, orang tuaku berada di Hainan 4 tahun dirawat dengan baik oleh keluarga Motar. Aku hanya tidak ingin menghancurkan hubungan baik dari 2 keluarga, kalo ada cara yang lebih sopan untuk menolak kenapa harus dengan cara yang tidak sopan?”

“Sudah jangan berbicara lagi, aku tidak mau mendengarnya.”

“Kamu sering menyuruhku untuk pergi, sering berkata tidak ingin melihatku, sering tidak mau mendengar penjelasan dariku, sebenarnya, jika aku tidak berkata apapun, tidak melakukan, bahkan tidak muncul, kamu akan semakin membenciku.”

“…” Laras tidak bisa berbicara apapun.

“Walaupun hari ini kamu tidak ada, aku tetap akan menolaknya didepan, Almora itu masih kecil, hanya seorang anak-anak, bagaimana aku bisa menyukainya?”

“Bohong, waktu itu aku juga masih kecil, bagaimana kamu bisa menyukaiku? Bukankah semua laki-laki menyukai istri yang umurnya jauh lebih muda?”

Kalimat ini membuat Gavin tidak bisa menahan ketawanya lagi, “betul skali, menurutku kamu sudah cukup jauh umurnya denganku, tidak perlu yang lebih jauh lagi.”

Laras melihat dia mulai menahan pintu dengan kedua tangannya, takut jika Laras menutup pintu, tangannya bertanda merah dan bengkak.

“Aku hanya bertemu Almora 3x, kesanku dengan tetangga sebelah rumahku lebih dalam daripada kesanku dengannya.”

“Bohong, kamu masih menemani dia berbelanja ke mall, aku melihat semuanya.”

Gavin berpikir, ternyata yang di perhitungkan adalah masalah ini, “itu adalah kali pertama aku bertemu dengannya, ketika aku pulang mamanya juga ada, kalo mau melihat seberapa akrabnya sebenarnya aku lebih akrab dengan mamanya, keluargaku dan keluarga Motar dulu tinggal dalam satu halaman rumah yang sama. 20 tahun tidak berjumpa, waktu keluarga Motar pindah Almora masih belum lahir.”

“Orang tuaku menerima rawatan yang baik dari keluarga Motar. Sekarang cucu perempuan satu-satunya keluarga Motar ada di sekolah Pelita Harapan, kita juga seharusnya menjaga dia.”

“Lalu dia bilang belum menyiapkan pakaian yang akan digunakan saat lomba, jadi aku membawanya ke mall, lalu aku menghantarkannya kembali ke sekolah, ini adalah hal yang wajar, dan untuk keamanannya juga.”

“Sekarang, mamaku sudah ada niatan untuk menjodohkanku dengan Almora, tapi inikan maksud orang tua. mamaku juga hanya sembarangan, Almora baru umur berapa, aku tidak ada perasaan dengan siapapun kecuali denganmu.”

“Aku tau orang tuaku membuatmu merasa sedikit bersalah, terlebih mamaku, ini adalah kesalahanku.”

“Aku akan menjelaskan secara jelas kepadamu, apapun yang terjadi aku tidak akan menyerah padamu dan pada anak kita, kamu juga jangan berpikir untuk mencari yang lain, aku juga akan menggagalkannya jika kamu mencari yang lain."

Gavin berbicara sebanyak ini, tidak mendengar suara gerakan dari dalam, diapun pergi ke pinggir pintu, “Laras.. Laras... apa kamu mendengarku?”

Laras tidak mempedulikannya, sengaja berjalan lebih kebelakang supaya tidak terlihat olehnya.

“Heii, bisakah kamu memberikan sebuah jawaban? ... bukankah kamu menyalahkanku karena semalam ini baru mencarimu? Aku tadi baru datang dari basecamp, siang tadi ada sedikit masalah penting untuk diselesaikan, setelah selesai aku langsung datang mencarimu bahkan aku belum makan malam.”

“Laras? Tidak bisakah bicara sepatah kata saja? Laras? ...”

Dari mata Laras menetes air mata, semakin dia berteriak mencarinya dia semakin tidak ingin berbicara, bahkan dia mematikan lampu ruang tengah.

Ruangan ini menjadi sangat hening, bahkan suara hembusan nafas dari luar saja dia bisa mendengarkannya.

Katanya: “tidak apa, tidak peduli berapa waktu yang kamu butuhkan, aku akan menunggu, hanya saja.... kamu jangan menangis terlalu lama, setiap aku mengingat bahwa aku yang membuatmu menangis, hatiku sangat sakit.”

Laras menggigit bibir diam-diam, sembarangan, aku tidak akan menangisimu lagi!

.......

Hari ke-2, langit sangat cerah, Laras sudah bangun.

Dalam ruangan kecil, Nana dan Bobi masih tidur dengan sangat nyenyak.

Dia melangkah perlahan menuju pintu, hanya melihat pintu yang sudah tertutup. Dia berpikir, mungkin Gavin sudah pergi, dan tidak tau kapan perginya.

Dia menurunkan matanya, rasa kehilangan samar muncul secara spontan.

“Ssstt...” Ada sedikit rasa sakit di bahu kirinya, dan dia tidak berani bergerak lagi.

mengingat kejadian kemarin, khususnya saat Anna mengeluarkan kata-kata yang menancapkan hati, hatinya pun sedikit demi sedikit merasakan sakitnya lagi.

Ada gerakan di ruangan kecil itu, dan dia mengambil napas dalam-dalam, menekan rasa sakitnya di bawah dadanya, dan memasuki ruangan kecil itu dengan senyum.

“Semua sudah bangun?”

Nana mengeluarkan kepala kecilnya, “belum, mama aku masih bermimpi.”

Laras tertawa, anak-anak adalah obat terbaik untuk lukanya, hanya dengan melihat mereka hatinya menjadi pulih kembali.

“Baigaimana dengan Bobi?”

Bobi mengeluarkan satu kakinya “mama, kakiku sudah bangun, tapi badanku belum.”

Laras menggeleng kepala, “baiklah, aku beri waktu kalian 10 menit untuk berganti pakaian, hari ini mama tidak memasak sarapan, kita sarapan diluar saja.”

“Baiklah.”

Tidak lama. Mereka bersiap untuk keluar rumah.

Siapa yang tahu saat pintu dibuka, terlihat punggung yang lebar, membuat Nana terkejut, diapun dengan cepat bersembunyi dibelakang kaki mama, Bobipun juga memeluk kaki mama dengan erat.

Gavin sudah hampir terjatuh dilantai, beruntung ada 2 tangan yang dengan sigap menangkapnya.

Dia memutar kepalanya, wajahnya tergantung senyuman yang luar biasa, “sudah keluar.”

Laras agak terkejut, tidak menyangka ternyata dia duduk diluar semalaman, koridor ini sangat dingin terlebih saat malam hari, ternyata dia bisa bertahan.

“Jangan takut, ini aku, Nana, Bobi, bagaimana jika paman menghantarkan kalian ke taman kanak-kanak?”

Yang dilihat adalah Gavin, mata Nana berbinar-binar, dan langsung memeluknya, “Paman Dita, urusanmu sudah beres?”

Gavin memandang Laras sebentar lalu mengangguk dan berkata: “benar skali, ketika selesai langsung datang kemari menemani kalian, apakah kalian merindukanku?”

“Tentu saja paman Dita, ayo pergi sarapan bersama kami, mama hari ini tidak membuat sarapan, Nana sudah sangat lapar.”

Tanpa basa basi lagi Gavin langsung menggendong Nana dan berkata, “ayo, jalan.”

Dia berjalan didepan, ketika berjalan dia tiba-tiba melihat kebelakang dan berbicara kepada Laras: “aku juga lapar.”

Laras tidak menunjukkan ekspresi apapun, berjalan dibelakang menggandeng Bobi.

Setelah selesai sarapan, mereka mengantarkan kedua anak kecil ke Taman Kanak-kanak, sebelum masuk Nana berkata “paman Dita, boleh tidak nanti datang menjemput kami?”

“Baiklah, pasti.”

Melihat kedua anaknya seperti sedang menarik kait dengan erat, Laras sudah tidak tahan ingin marah. Penolakkannya tidak berguna, anak-anaknya semua sudah seperti terbeli oleh dia.

“Sampai jumpa nanti, masuklah.” Gavin tersenyum sambil melambaikan tangan.

Matahari sudah bersinar dengan sangat terang, Matahari cerah bersinar hangat, seolah-olah semuanya ditutupi dengan cahaya lembut.

Laras perlahan memutar kepalanya untuk melihat dia, hanya melihat janggut di dagunya, tapi itu tidak berantakan sama sekali, tetapi menambahkan rasa kedewasaan dan ketenangan.

Dia yang dulu sangat mempesona dengan semua yang dia miliki.

Tapi sekarang dia mempesona walaupun dengan profilnya yang rendah.

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu