Cinta Pada Istri Urakan - Bab 338 Tinjuan Kecil Memukul Dadamu

Hari sudah malam, Rendra menyetir pergi kerumah Atmaja, pintu rumah Atmaja ditutup, lampu dihalamannya sangat gelap, hanya ada cahaya yang dipancarkan dari dalam ruang tamu.

Dia tidak yakin apakah Manda ada didalam.

Melalui sela-sela jendela yang besar, dia melihat Manda duduk di meja makan, ia tersenyum dan sedang makan.

Dia sudah sangat lama tidak melihat senyuman yang seperti ini di wajahnya.

Selama ini, dia dengan jelas merasakan keterasingan wanita itu darinya, dan dia juga merasa wanita itu menghindari dirinya sendiri.

Di musim dingin yang dingin ini, angin dingin bercampur dengan salju-salju yang kecil menikam wajahnya, dia hanya berdiri diluar pagar sebentar saja, akan tetapi seluruh badannya menjadi beku.

Dengan cepat, salju yang kecil menjadi salju yang tebal, angin sepoi-sepoi, salju tebal turun dari langit malam yang tak berujung.

Dibawa lampu jalan, kepingan salju menunjukan pesona terakhirnya, dan akhirnya jatuh ke tanah, membiarkannya menari liar di ketinggian puluhan ribu meter, akhirnya akan jatuh di sini.

Rendra berdiri disana dengan waktu yang lama, sampai lampu dirumah menjadi redup, dia baru berbalik dari kesepian.

Waktu itu, rambut dan pundaknya tertutup oleh salju yang tebal, dia mengulukan dan menepuk dua kali mengibaskan salju, dan kemudian masuk kedalam mobil

Segera Rendra mengirim pesan wechat kepada Manda, menunggu ketika dia membuka ponselnya, dia bisa melihat untuk pertama kalinya, dia berkata-- "tidak perduli apapun yang akan terjadi, aku akan selalu da di sisimu,

Kemudia dia melirik lagi kerumah itu, kamar dilantai dua juga sudah gelap, dan dia menyetir dan meninggalkan tempat tersebut.

Di kediaman Gavin, Laras selalu menunggu kabar dari Rendra, setelah Rendra mengirim pesan kepadanya, dia baru merasa lega.

Bersiap untuk tidur, Romo tiba-tiba menelepon, beberapa hari yang lalu Romo dan Reni Bakri pergi ke Amerika untuk melihat Lana Atmaja.

"Laras, apakah kamu sudah tidur?"

"Pa, belum, Grup Atmaja mengalami masalah, apakah kamu sudah tahu?"

"Tadi pagi waktu aku bangun aku melihat berita mengenai masalah Grup Atmaja. sekarang bagaimana keadaannya?"

"Pokoknya semua karyawan manajemen Grup Atmaja telah diselidiki, dan beberapa perusahaan yang telah bekerja sama dengan Grup Atmaja juga telah diselidiki, Pamannya masih ditahan dan tidak dapat dibebaskan, mengenai keadaan khusus, polisi tidak melaporkannya dan kami juga tidak tahu.

"Aiya, apa yang sudah terjadi. bagaimana suasana hati kakekmu apakah baik-baik saja?"

"Kakek sangat cemas, aku takut jika dia sendirian dirumah suasana hatinya akan memburuk, jadi aku membawany ke kediaman Gavin, kebetulan nenek Gavin juga ada disini, jadi ada seseorang yang menemaninya untuk berbicara."

"Kamu mengaturny seperti ini aku menjadi lega, Laras, aku akan segera memesan tiket sekarang dan aku akan segera pulang."

"en, baiklah."

Setelah menutup telepon, Laras tidak bisa tenang untuk waktu yang lama. Meskipun Papa dan Paman sudah putus hubungan, akan tetapi ketika sesuatu terjadi pada Paman, Papa masih tidak akan berdiri, ini mungkin ikatan darah.

Adanya ikatan darah yang sama, bahkan sampai mereka terpisah seberapa jauh tidak ada yang bisa menghalangi sebuah ikatan darah daging.

Berbaring ditempat tidur, Laras memegang cincin yang tergantung dilehernya, dia benar-benar sangat merindukan Gavin, dan berharap dia segera pulang.

Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara kunci "klik", dan pintu didorong membuka celah.

Dia terduduk ditempat tidur, dan bertanya dengan hati-hati, "siapa itu?"

Orang diluar sana tidak menjawanmya, Laras mengangkat selimut dan turun dari tempat tidur, bergegas untuk membuka pintu.

Ini adalah rumahnya sendiri, kamarnya sendiri, dibawah juga masih ada banyak orang, jika dimasuki oleh pencuri, dia juga tidak akan takut."

"Siapa?"

Suara yang khawatir dengan cepat berhenti seketika, dan mulut Laras segera muncul senyum tak terbendung, "Rupanya kamu."

Kecapekan Gavin dan kelelahan di matanya, tetapi juga merasa senang ketika kembali ke rumah.

Laras melihat dengan tatapan yang bodoh, betapa tampanya Gavin ketika memakai seragam tentara, dia berdiri disana dengan senyuman diwajahnya, ketampanannya, beemtuk tubuhnya.

Cahaya dari koridor datang dari belakangnya, dan dia berdiri di bayangannya, mengangkat kepalanya, dan menatapnya dengan tatapan kosong.

Gavin mengulurkan tanganya dan mengelus kepala Laras,“Hei, bangun bangun."

Laras tersenyum sedikit dan melangkah mundur untuk menyambutnya ke dalam ruangan.

Gavin memiliki keinginan di matanya, tiba-tiba memeluknya, dan membawanya kedalam.

"Klik" terdengar bunyi, dia menekannya di belakang pintu, dan pintunya terkunci.

Ciuman lembut yang dilakukan,dari lidah sampai keseluruh tubuh sangat sulit untuk di pisahkan.

Setelah melakukan hal permulaan, keduanya puas di tempat tidur dan saling berpelukan.

"Aku ingin mandi, apakah kamu ingin bersama?"

"Aku sudah lelah, aku tidak akan mandi, kamu saja yang pergi mandi."

"Aku akan membantumu mandi." Gavin menarik dan memeluk Laras pergi mandi.

Di kamar mandi juga melakukan hal itu, Laras yang lelah memohon belas kasihan, "kak, paman, kakek, apakah sudah hampir tidak bisa? Beri aku waktu untuk menyesuaikan diri?"

Gavin tertawa dan meciuminya, "Baiklah, baiklah, kamu tidak perlu bergerak."

"Kamu hanya berbaring saja, biar aku yang melakukannya padamu selama dua jam, apakah kamu bersedia?"

"......"

Hari sudah larut malam, dan salju di luar semakin membesar, dan seluruh halaman kediaman Gavin tertutup salju.

Setelah melakukan hal tersebut mereka berdua merasa ngantuk, Laras seperti tidak memiliki kaki dia selalu bergantung dipinggang Gavin, Gavin juga bersedia untuk memeluknya.

"Akhirnya kamu pulang juga, aku sangat merindukanmu."

Mata Gavin penuh dengan kelembutan, dan mengelus rambutnya, "Aku juga merindukanmu, jadi setelah aku menyelesaikan pekerjaanku aku bergegas untuk pulang, dan diluar sana juga sudah turun salju."

"Benarkah?"

Gavin memeluknya dan berjalan ke jendela, membuka tirai kecil untuk menunjukkan padanya, "Lihat, sudah tebal, ini lebih besar daripada ketika aku baru saja kembali."

"Ya, sungguh."

Laras terkejut akan salju di tempat ini, tetapi pada saat ini, dia tidak berminat untuk menikmati pemandangan salju. Dia menatapnya dan bertanya, "Apakah kamu tahu sesuatu tentang keluarga paman?"

Gavin tidak berniat untuk membohonginya, "en, dan kami lah yang menangkap Fadli Man."

"ha?"

"Paman akan diperiksa karena Tere Liye."

"Tere Liye?"

"Ya, Tere Liye adalah tempat dari kelompok penyelundup narkotika yang telah kita lacak. Itu juga raja obat bius besar di balik kelompok penyelundup narkoba. Dia telah menggunakan Grup Atmaja untuk melakukan penggelapan uang."

Laras terkejut,"jadi, apa yang dibicarakan di internet itu semuanya benar?"

"Di internet banyak orang cuma menebak, ada juga yang cuma asal-asal berbicara, belum lagi, ada yang beberapa versi yang mendekati dengan kebenaranya."

"Bisakah kamu memberitahuku sekarang?"

Gavin mengerutkan bibirnya dan menatapnya dengan senyum di wajahnya, dan ekspresi itu jelas — menurutmu?

Laras memutarkan matanya, "ehmm, yasudahlah jika kamu tidak ingin mengatakannya."

Tiba-tiba, Gavin dengan tidak sabar untuk mencium bibirnya yang merah, dan mengetuk ringan, "Jangan khawatir, besok akan diumumkan secara resmi. setelah mengumumkannya aku akan memberitahumu sesuatu yang boleh kukatakan saja."

"Mengatakan sesuatu yang bisa dikatakan, berarti ada juga yang tidak bisa kamu katakan."

"En, pintar."

Laras meratakan mulutnya, pura-pura meremehkan, "Baiklah, kalau begitu aku akan membaca beberapa komentar dari netizen, meskipun banyak kekacauan pasti akan ada kebenarannya."

"Ha, kalau begitu kamu saring kekacauan perlahan-lahan."

Laras menjepit pinggangnya dengan kakinya dan mengangkat kepalan tangannya dan mengancam, "Hum, tinjuan kecil ini kupukul ke dadamu."

"......" Setelah hening sejenak, Gavin tertawa keras.

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu