Cinta Pada Istri Urakan - Bab 226 Apa Hak Kamu?

Yunar yang bersembunyi dibelakang Tanu tidak begitu bodoh benar-benar berdiri keluar.

Daripada menambah masalah, lebih baik mengurangi masalah, dia dengan suara kecil berkata kepada Tanu: "Aku pergi dulu."

"Kenapa pergi? Memangnya aku takut padanya?" Tanu langsung memeluk Yunar ke dekapannya, "Diam disini, laki-laki dan perempuan belum menikah seperti kita kalau berkencan memangnya kenapa? Ada aku, kamu tidak perlu takut!"

Adanya Tanu yang melindungi dan menjadi andalannya, sudut mulut Yunar menunjukkan kesenangan.

Walaupun ini adalah hubungan yang tanpa perasaan, tapi wanita semuanya berperasaan, tindakan Tanu seperti ini, membuat Yunar sangat tersentuh.

"Cuih, pasangan tidak tau malu." Manda langsung memarahi mereka, kedua tangannya mengepal tinju, sudah bersiap untuk menyerang.

Tanu berbicara dengan suara besar: "Kamu pikir kamu siapa, kakakmu saja tidak mempedulikanku, apa hak kamu?"

"Apa kamu pantas berperilaku seperti ini terhadap kakakku?" Manda bertanya.

"Pantas atau tidak, juga tidak perlu kamu urus, lagipula," Tanu menaikkan satu sudut bibirnya, menggunakan nada bicara yang sangat menghina, "Kamu pikir keluarga Atmaja masih bisa berbesanan dengan keluarga kami? Heh, kondisi sekarang ini, keluarga kami tidak membatalkan pernikahan, keluarga kalian sudah harus bersyukur."

"Kamu....." Manda merasakan penghinaan yang sungguh dalam.

Tanu adalah orang yang tidak takut menyebabkan masalah, dia melihat Manda, lalu melihat Rendra, dia bercanda dengan maksud jahat: "Bapak mantan walikota, kamu sekarang sangat santai dirumah, sampai ada waktu mengajak perempuan keluar ngobrol bersama, atau aku aturkan pekerjaan untuk kamu? Garasi dirumahku kebetulan membutuhkan seorang pengurus, aku lihat kamu sangat cocok, yang penting duduk disana lihat-lihat saja sudah bisa."

Pada saat berbicara, sikap Tanu sangat sombong, kalau terhadap Manda dibilang candaan jahat, maka terhadap Rendra, itu adalah penghinaan.

Emosi Manda sudah ditahan, tetapi tidak tertahan.

Yang Laras katakan juga benar, menghadapi pengganggu, tinju selalu lebih berguna dibandingkan dengan prinsip, ada beberapa orang memang kurang ajar.

Sambil berpikir, Manda tidak berkata apa-apa lagi, langsung menampar wajah Tanu,

"Sigh......" Dia menggertakkan giginya menahan sakit, selama 30 tahun ini, belum pernah ada orang yang memukulnya.

Tamparan ini, membuatnya sedikit sedikit linglung.

Yunar bergegas melihat, wajahnya tersirat sangat sakit hati, "Tanu, kamu kenapa?" Dia membalikkan kepalanya melotot Manda, memarahinya, "Manda, kenapa kamu memukul orang? Apa orang di keluarga Atmaja kejam semua?!"

Sudut bibir Tanu mencium bau amis darah, menjilat dengan lidahnya, lalu meludah darahnya ke tanah.

"Ah, darah!" Yunar dengan terkejut berteriak, "Manda, kamu memukul orang berarti kamu salah, kamu......"

Terdengar suara tamparan lagi, Yunar yang buru-buru maju juga ditampar oleh Manda.

Sakit kemerahan diwajah Yunar, hatinya juga merasa sangat tidak adil.

Dia pernah ditampar oleh Laras, pernah ditampar oleh Maira, bahkan sekarang Manda pun menamparnya, kenapa?!

Perperangan antar wanita, tidak setenang perperangan antar pria.

Yunar membalikkan kepalanya, dengan ganas menyerang Manda.

Dia langsung menarik rambut Manda, menjambaknya.

Manda juga tidak ingin menampakkan kelemahannya, dari awal sudah ingin meledakkannya, dia menekukkan lututnya, dan menyundul dada Yunar.

"Ergh......" Yunar merasa dadanya akan hancur, dia memeluk dadanya langsung terjatuh ke lantai.

Kali ini, Manda benar-benar meledak, dia meninju dan menendang Yunar yang diatas tanah dan Tanu yang disebelahnya.

"Manda, berhenti, berhenti!" Rendra terus mencegahnya, tapi teguran yang berupa omongan saja sama sekali tidak guna, dia marah karena tidak bisa berjalan kesana dan memberhentikannya.

Pelanggan di restoran tidak banyak, semuanya mengelilingi melihat, ada juga yang ingin melerai, tapi melihat 3 orang berkumpul bertengkar, tenaga wanita itu juga sangat ganas, jadi tidak berani maju.

Pelayan di restoran juga sangat panik, bagaimana boleh bertengkar hebat di restoran?!

Walaupun Yunar dipukul diatas tanah, tapi dia juga bisa melawan, dia menendang kaki Manda beberapa kali.

"Pasangan hina yang tidak tau malu, pasangan hina yang tidak bermoral, apa kalian tidak merasa malu terhadap kakakku?"

Emosi Manda meledak, semakin pukul dia semakin marah, semakin pukul dia semakin puas.

"Yunar, kakakku begitu baik kepadamu, bagaimana kamu sanggup mengambil calon suaminya? Apa kamu tidak tau mereka sudah mau menikah?"

"Dan juga kamu, sebulan lebih lagi kamu akan menikah dengan kakakku, masih saja berhubungan dengan wanita lain, kemana hati nuranimu?"

Yunar juga bukan orang bodoh, begitu berdiri, dia langsung mengambil alat makan di meja sebelahnya dan memukul kepala Manda.

Manda yang keningnya dipukul, kepalanya sangat pusing.

"Manda......" Rendra yang panik, juga tidak rela, "Jangan pukul lagi, Tanu, jangan biarkan mereka bertengkar lagi.“

Tanu yang sekarang ini sudah menjadi salah satu penonton, wanita yang bertengkar, benar-benar sangat menakjubkan, dia melihat sampai tidak berkedip.

Dia bahkan tidak mencegah, malah mengompori dari sebelah, "Ayo pukul, semangat, maju maju maju, pukul!"

"Bang! Bang! Bang!"

"Bing! Bing! Bing! Bing!"

"Wow!"

Peralatan makanan yang sangat banyak jatuh kebawah tanah, hancur berkeping-keping.

Manda tidak mampu mendekati Yunar, langsung mengambil serpihan kaca di lantai, dengan kuat melempar kearah Yunar.

"Ah~~~~~” Di hadapan semua mata, Yunar berteriak dan menutupi wajah kirinya dan matanya.

Dalam sekejap, cairan merah segar mengalir dari jarinya, lalu mengalir ke punggung tangannya, itu adalah darah.

Yunar dengan terkejut menangis dan berteriak, "Mataku, mataku...... Manda, aku akan membunuhmu!!!"

Yunar yang wajah dan tangannya dipenuhi darah, menabrak ke arah Manda seperti orang gila.

Badan Manda menghindar, membuat Yunar menyambar ruang kosong, dan juga langsng terjatuh ke tumpukan pecahan keramik dilantai.

"Ah!"

Betisnya, lututnya, lengannya, juga telapak tangannya, semuanya tergores pecahan keramik yang tajam.

Adegan menjadi berdarah dan tak terkendali.

Beberapa pelayan pria langsung memisahkan kedua orang ini.

"Jangan pukul lagi, jangan pukul lagi!" Semua orang merelai.

Beberapa pelanggan yang membawa anak, langsung menutupi mata anaknya, meletakkan uangnya diatas meja, bergegas keluar.

Yunar dipapah duduk disamping, lukanya dimana-mana, kaki dan tangannya terluka, beberapa luka dalam juga masih berdarah.

Yang paling parah adalah bagian wajah kirinya.

Tidak tau yang terluka matanya atau wajahnya, dari sudut matanya masih mengeluarkan darah, seperti hantu wanita di film horor.

Tanu yang melihat ini, bersandar santai di meja makan, dia duduk diatas meja makan, menyilangkan kakinya, mengatakan kata-kata yang tidak bertanggung jawab, "Akan ada pertunjukan yang lebih menarik."

Manda melihatnya dengan tatapan tidak suka, emosinya juga sudah terlampiaskan, puas sekali, tapi dia juga akan membayar atas perbuatannya.

Tapi masih belum tau apa yang akan dibayarnya.

restoran terpaksa ditutup, beberapa pria menutupi pintu, takut Manda dan yang lainnya kabur.

Tidak lama, mobil polisi datang, ambulans juga datang.

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu